Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
5. Inhibitor enzim pengkonversi angiotensin (Inhibitor ACE) Diberi Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai
jika tidak ada kontraindikasi dan dilanjutkan hingga dosis optimal. dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma.
Kontraindikasi pemberian beta bloker adalah bila terdapat tanda- Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol
tanda gagal jantung, hipotensi.contoh obat inhibitor ACE : total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar
kaptopril, enalapril, lisinopril, dan quinapril. kolesterol HDL (Sunita, 2004)
6. Anti platelet : Pada penyakit jantung koroner pemakaian Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL
antikoagulan sangat dianjurkan. Penggunaan aspirin harus dihindari kolesterol dalam darah atau trigliserida dalam darah yang dapat
pada perawatan rumah sakit berulang dengan gagal jantung yang disertai penurunan kadar HDL kolesterol (Andry Hartono, 2000).
memburuk. Antipratelet yang digunakan adalah Aspilet
7. Etiologi dan Faktor Resiko dislipidemia?
Sel endotel = sel yg melapisi bagian dalam lumen dari seluruh
pembuluh darah dan berperan sebagai penghubung antara sirkulasi Kadar lipoprotein, terutama LDL meningkat sejalan dengan
darah dan sel-sel otot polos pembuluh darah. Disamping berperan bertambahnya usia. Pada keadaan normal pria memiliki kadar LDL
sebagai sawar fisik antara darah dan jaringan, sel endotel yang lebih tinggi, tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita
memfasilitasi berbagai fungsi yang kompleks dari sel otot polos lebih banyak. Faktor lain yang menyebabkan tingginya kadar lemak
pembuluh darah dan sel-sel didalam kompartemen darah. Berbagai tertentu (VLDL dan LDL) adalah (Davey,2002): 1. Riwayat keluarga
penelitian menunjukkan bahwa sel endotel memegang peran dengan hiperlipidemia 2. Obesitas 3. Diet kaya lemak 4. Kurang
penting dalam proses homeostasis yang terjadi melalui integrasi melakukan olah raga 5. Penyalahgunaan alkohol 6. Merokok sigaret
berbagai mediator kimiawi. Sistem ini mempunyai efek baik 7. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik 8. Hipotiroidisme 9.
terhadap sel-sel otot polos pembuluh darah maupun sel-sel darah Sirosis
sehingga dapat menimbulkan berbagai perubahan antara lain :
1. Vasodilatasi atau vasokonstriksi untuk mengatur kebutuhan 8. bagaimana Penatalaksanaan pada pasien dislipidemia?
suplai darah bagi seluruh organ tubuh manusia.
Penatalaksanaan dalam dislipidemia dimulai dengan melakukan
2. Pertumbuhan dan atau perubahan-perubahan karakteristik penilaian jumlah faktor resiko koroner pada pasien untuk
penotif dari sel-sel otot polos pembuluh darah. menentukan kolesterol-LDL yang harus dicapai.
3. Perubahan-perubahan proinflamasi atau antiinflamasi. 1. Penatalaksanaan Umum
Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah upaya Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat
nonfarmakologist yang meliputi modiflkasi diet, latihan jasmani meningkatkan kadar HDL ,menurunkan resistensi insulin,
serta pengelolaan berat badan. terapi diet dengan mengurangi meningkatkan sensitivitas, menurunkan trigliserida dan LDL, dan
asupan lemak jenuh dan kolesterol serta mengembalikan menurunkan berat badan (Azwar, 2004). Setiap melakukan
kesimbangan kalori, sekaligus memperbaiki nutrisi. Perbaikan latihan jasmani perlu diikuti 3 tahap : 1. Pemanasan dengan
keseimbangan kalori biasanya memerlukan peningkatan peregangan selama 5-10 menit 2. Aerobik sampai denyut
penggunaan energi melalui kegiatan jasmani serta pembatasan jantung sasaran yaitu 70-85 % dari denyut jantung maximal (
asupan kalori (Anwar, 2004) 220 - umur ) selama 20-30 menit . 3. Pendinginan dengan
menurunkan intensitas secara perlahan - lahan, selama 5-10
2. Penatalaksanaan Non- Farmakologi menit. Frekwensi latihan sebaiknya 4-5 x/minggu dengan lama
a. Terapi Nutrisi Medis latihan seperti diutarakan diatas. Dapat juga dilakukan 2-3x/
minggu dengan lama latihan 45-60 menit dalam tahap aerobik.
Terapi diet dimulai dengan menilai pola makan pasien,
mengidentifikasi makanan yang mengandung banyak lemak 3. Penatalaksanaan Farmakologi Pengobatan farmakologi
jenuh dan kolesterol serta berapa sering keduanya dimakan. dilakukan bila terjadi kegagalan dengan pengobatan non-
Jika diperlukan ketepatan yang lebih tinggi untuk menilai farmakologis. Saat ini didapat beberapa golongan obat yaitu
asupan gizi, perlu dilakukan penilaian yang lebih rinci, yang golongan resin, asam nikotinat, golongan statin, derivat
biasanya membutuhkan bantuan ahli gizi.Penilaian pola makan asam fibrat, probutol dan lain-lain namun obat lini pertama
penting untuk menentukan apakah harus dimulai dengan diet yang danjurkan oleh NCEP-ATP III adalah HMG-CoA
tahap I atau langsung ke diet tahap ke II. Hasil diet ini terhadap reductase inhibitor (Azwar, 2004).
kolesterol serum dinilai setelah 4-6 minggu dan kemudian
Apabila ditemukan kadar trigliserid >400mg/dl maka
setelah 3 bulan (Anwar, 2004). Pada pasien dengan kadar pengobatan dimulai dengan golongan asam fibrat untuk
kolesterol LDL atau kolesterol total yang tinggi sebaiknya menurunkan trigliserid. Menurut kesepakatan kadar kolesterol
mengurangi asupan lemak jenuh. Namun pada pasien ini LDL merupakan sasaran utama pencegahan penyakit arteri
sebaiknya banyak mengkonsumsi lemak tak jenuh rantai tunggal koroner sehingga ketika telah didapatkan kadar trigliserid yang
dan ganda. Asupan karbohidrat, alkohol dan lemaak perlu menurun namun kadar kolesterol LDL belum mencapai sasaran
dikurangi pada pasien dengan trigliserid yang tinggi (Sudoyo, maka HMG-CoA reductase inhibitor akan dikombinasikan
2006). dengan asam fibrat. Selain itu, terdapat obat kombinasi dalam
b. Aktivitas Fisik satu tablet (Niaspan yang merupakan kombinasi lovastatin dan
asam nikotinik) yang jauh lebih efektif dibandingkan dengan
lovastatin atau asam nikotinik sendiri dalam dosis tinggi 3. Perokok 4. Diabetes (kencing manis) 5. Kegemukan (obesitas)
(Sudoyo, 2006) 6. Malas berolah raga 7. Usia lanjut
9. bgaimana Etiologi aterosklerosis? Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol,
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin). Aspirin,
monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan
diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah (Sudoyo,
lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan 2006) . Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan
terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
arteri (Cotran & Robbin, 2002). Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan
kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang
akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan
kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah. Darah bisa guna menghindari arteri yang tersumbat (Sudoyo, 2006).
masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma
menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri. Ateroma
yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan
memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya
bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau
bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan
menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli). (Price &
Wilson, 2002).