Вы находитесь на странице: 1из 26

LANDASAN TEORI

Alga atau ganggang merupakan tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang, dan daun yang
sebenarnya, tetapi sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. Alga hidup ditempat-
tempat yang berair, baik air tawar maupun air laut dan tempat-tempat yang lembab. Alga atau
ganggang merupakan sumber daya nabati sebagai bahan kebutuhan hidup
manusia. [http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/alga/]
Alga dibagi menjadi tujuh divisio, yaitu:
A. Chlorophyta
B. Euglenophyta
C. Pyrophyta
D. Chrysophyta
E. Phaeophyta
F. Cyanophyta
G. Rhodophyta
Alga yang banyak ditemukan di habitat air laut ada 3 divisio, yaitu Chlorophyta, Rhodophyta dan
Paeophyta.
A. Chlorophyta
Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau termasuk dalam
divisi chlorophyta. Divisi ini berbeda dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang
jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b
lebih dominan dibandingkan karotin dan xantofil. Hasil asimilisasi beberapa amilum,
penyusunnya sama pula seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose dan amilopektin.
Alga ini merupakan kelompok alga yang paling beragam, karena ada yang bersel tunggal,
berkoloni, dan bersel banyak. Banyak terdapat didanau, kolam, tetapi banyak juga yang hidup di
laut. Gangang hijau meliputi sebanyak sebanyak 7.000 spesies, baik yang hidup di air maupun di
darat. Sejumlah gangang hijau tumbuh dalam laut, namun golongan ini secara keseluruhan lebih
khas bagi gangang air tawar. Gangang hijau tidak menunjukkan derajat diferensiasi yang tinggi,
sebatang tumbuhan biasanya merupakan bentuk bersel tunggal atau juga koloni-koloni yang
berfilamen atau tanpa filamen. Pada beberapa genus misalnya selada laut (Ulva) dan semak batu
(Nitelia chara), tubuhnya lebih kompleks tetapi berukuran lebih kecil jika dibnadingkan gangang
merah dan gangang coklat yang berukuran besar sekalipun. Gangang hijau sepanjang hidupnya
dapat terapung bebas atau melekat.
Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air
terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun phitoplankton.
Sebagian besar fitoplankton adalah anggota alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif
melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem
perairan.
Gangang hijau dapat dijadikan tumpuan utama dalam mempelajari evolusi, khususnya sebagai
titik tolak garis evolusi, karena tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di darat dan umumnya
sedemikian terspesialisasinya, mungkin berasal dari gangang hijau purba.

Ciri Umum Chlorophyta

a) HABITAT

Chlorophyta atau alga hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya hidup di air
laut dan air payau. Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air
menjadi surut. Sebagian yang hidup di air laut merupakan makroalga
sepertiUlvales dan Siphonales. Chlorophyta terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni
berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada juga yang berbentuk koloni
menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Sejumlah gangang hijau tumbuh dalam laut,
namun golongan ini secara keseluruhan lebih khas sebagai gangang air tawar. Bahkan ada jenis-
jenis Chlorophyta yang hidup pada tanah-tanah yang basah, bahkan ada diantaranya tahan akan
kekeringan, sebagian juga lainnya hidup bersimbiosis dalam Lichenes, ada lagi yang interseluler
pada binatang rendah.

Jenis yang hidup di air tawar bersifat kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya
cukup seperti: kolam, danau, genangan air hujan, pada air mengalir (sungai atau selokan). Alga
hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab dan
kulit batang pohon yang lembab (Protococcus dan Trentepolia). Beberapa anggotanya hidup di
air mengapung atau melayang, sebagian hidup sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup
melekat pada tumbuhan ataupun hewan.

b. SUSUNAN TUBUH

Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun dalam bentuk
dan susunanya. Ada Chlorophytayang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk
benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai
kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokan
sebagai berikut:

1. Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas

2. Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella

3. Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai bentuk
yang relatif tetap, contoh:Volvox, Pandorina.

4. Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora

5. Berbentuk - filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix, Oedogonium

 Filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora

1. Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian yang rebah
(prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium

2. Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya terjadi lebih dari
satu bidang, contoh: Ulva

3. Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang, contoh: Caulerpa
c. SUSUNAN SEL
Dinding Sel
Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulosa dan lapisan
luar adalah pektin. Tetapi beberapa alga bangsa Volvocales dindingnya tidak mengandung
selulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel Caulerpales mengandung xylhan atau
mannan. Di dalam sitoplasma terdapat butir kloroplas atau lebih. Kloroplas ini pun kerap berisi
massa protein cadangan, yang disebut pirenoid, yang juga merupakan pusat pembentukan pati.
Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati.
Kloroplas
Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas
yaitu klorofil a dan klorofil b, beta-karoten serta berbagai macam xantofil, luten, violaxanthin,
zeaxanthin. Kloroplas di dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel (parietal), contoh
: Ulothrix atau di tengah lumen sel (axial) contoh : Muogothia. Pada umumnya satu kloroplas
setiap sel tetapi pada Siphonales, Zignematales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel.
Kloroplas ini pun kerap berisi massa protein cadangan, yang disebut pirenoid, yang juga
meupakan pusat pembentukan pati. Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati, pirenoid
ini berasal dari hasil asimilasi berupa tepung dan lemak.
Bentuk kloroplas sangat bervariasi, oleh karena itu penting untuk klasifikasi dalam tingkatan
marga. Variasi bentuk kloroplas sebagai berikut :
1. Bentuk mangkuk, contoh : Chlamydomonas
2. Bentuk sabuk (girdle), contoh : Ulothrix
3. Bentuk cakram, contoh : Chara
4. Bentuk anyaman, contoh: Oedogonium
5. Bentuk spiral, contoh : Spirogyra
6. Bentuk bintang, contoh : Zygnema
Inti Sel
Inti dari Chlorophyceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi diselubungi membran inti dan
terdapat nukleus dan kromatin. Inti umumnya tunggal, tetapi beberapa anggota misalnya jenis
yang tergolong dalam bangsa Siphonales memiliki inti lebih dari satu.
Cadangan Makanan
Cadangan makanan merupakan amilum seperti pada tumbuhan tinggi tersusun sebagai rantai
glukosa tidak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang amilopektin. Seringkali
amilum tersebut terbentuk dalam granula bersama dengan badan protein dalam plastida disebut
piretinoid, Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati, pirenoid ini berasal dari hasil
asimilasi berupa tepung dan lemak. Tetapi beberapa jenis tidak mempunyai pirenoid dan jenis
yang demikian ini merupakan golongan Chlorophyceae yang telah tinggi tingkatannya. Jumlah
pirenoid umumnya dalam tiapel tertentu dan alat digunakan sebagai taksonomi.
Perkembangbiakan
Reproduksi seksual merupakan salah satu ciri yang paling terkemuka pada tumbuhan darat.
Sudah barang tentu aspek tunbuhan ini merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena
buah dan biji sebagai bahan makananya hanya dihasilkan sebagai akibat proses seksual. Karena
itulah sangat menarik untuk mencoba mengenali tingkatan-tingkatan yang menuju ke arah
metode pembiakan secara sexual yang telah sedemikian terspesialisasinya dan sekarang hal ini
merupakan ciri khas bagi tumbuhan tingkat tinggi.
Kita dapat mencari diantara ganggang ini bentuk – bentuk yang mewakili tingkatan evolusi yang
dijalani tumbuhan dalam hal metode reproduksi sexual yang lebih maju. Dalam hubungan ini,
baik Ulothrix maupun Oedogonium, kedua-duanya mempunyai arti yang
memadai. Ulothrix mewakili metode reproduksi sexual yang primitif, yaitu gamet – gamet motil
yang bentuk luarnya serupa keluar dari sel-sel induknya yang tidak bersifat khusus dan akhirnya
saling melebur diri dalam air. Oedogonium sebaliknya, memperlihatkan adanya evolusi dalam
hal dierensiasi seksual (oogami), yaitu terbentuknya gamet-gamet yang tidak serupa, telur besar
nonmotil dan sperma motil yang lebih kecil. Tambahan lagi tumbuhan ini mempunyai alat
kelamin oogonium dan anteridium yang terbentuk secara khusus dan dapat dibedakan dari sel-sel
vegetatif tubuh gangang tersebut. Proses peleburan gamet tidak lagi berlangsung dalam air
setelah gamet itu dilepaskan dari sel-sel induknya. Telur yang nonmotil tetap dipertahankan pada
sel tetuanya, dan sperma harus berenang menuju telur agar pembuahan dapat berlangsung.
Janganlah diduga bahwa Ulothrix danOedogonium itu sendiri merupakan nenek moyang
tumbuhan tingkat tinggi, namun memang terdapat ciri – ciri dalam siklus hidupnya yang
menunjukan tingkatan evolusi tumbuhan biji yang hidup dewasa ini.

Berdasarkan berbagai pengertian dan pembahasan diatas maka secara umum perkembangbiakan
ganggang hijau dapat dibagi kedalam tiga cara, yaitu :
1. Secara aseksual
Perkembangbiakan vegetative dilakukan dengan fragmentasi tubuhnya dan juga melakukan
pembelahan sel. Perkembangbiakan dengan cara membentuk sel khusus yang mampu
berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya
terjadi dengan perantara spora, oleh karena itu sering disebut perkembangbiakan secara sporik.
Zoospora dibentuk oleh sel vegetative, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khusus
disebut sporangin. Zoospora setelah periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat
yang sesuai. Umumnya dengan ujung anterior. Flagella dilepaskan dan terbentuk dinding, selama
poses ini alga mensekresikan lendir yang berperan untuk mempertahankan diri.
Menurut litelatur yang lain perkembangbiakan secara asexual terjadi dengan pembentukan
zoospore, yang berbentuk buah per dengan 2 – 4 bulu cambuk tanpa rambut- rambut mengkilap
pada ujungnya, mempunyai 2 vakuola kontraktil, kebanyakan juga suatu bintik mata merah,
dengan kloroplas di bagian bawah yang berbentuk piala atau pot.
Selain dengan zoospora, perkembangbiakan secara asexual dilakukan dengan pembentukan :
1. Aplanospora
2. Hipnospora
3. Autospora
2. Secara seksual
Perkembangbiakan secara seksual banyak dijumpai yaitu : isogami, anisogami, dan oogami.
Meiosis dapat terjadi pada zigot yang berkecambah atau pada waktu pembentukan spora atau
gamet. Daur hidup yang umum dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis
termasuk tipe diolohaplonthik.
Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menunjukan
kea rah anisogami. Pada tipe anisogami masing – masing jenis merupakan sel bebas dengan
ukuran tidak sama, sedangkan yang lebih maju yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami masing –
masing jenis telah menunjukan perbedaan baik ukuran maupun bentuknya.
Pergiliran Generasi
Tidak hanya asal usul reproduksi sesual tetapi juga tentang asal – usul pergiliran generasi yang
erat hubunganya dengan proses seksual, pada ganging pun dapat diikuti jejaknya. Pada siklus
hidup tumbuhan biji tertutup, fase yang paling terkemuka dan dominan yaitu tumbuhan itu
sendiri termasuk generasi sporofit atau generasi diploid. Hal ini juga berlaku bagi semua
tumbuhan berpembuluh lainnya. Generasi gametofit yang berikutnya merupakan fase dalam
siklus hidupnya yang tidak menonjol dan fase tereduksi (berumur singkat).
Meskipun demikian, tubuh tumbuhan tidak selalu merupakan gase diploid. Pada gangang
terdapat hal yang sangat beragam pada sifat ke dua generasinya. Tubuh tumbuhan kebanyakan
koloni gangang hijau yang berfilamen dan yang tidak termasuk generasi haploid atau gametofit.
Tumbuhan tersebut menghasilkan gamet – gamet haploid, atau gametofit. Tumbuhan tersebut
menghasilkan gamet – gamet haploid yang dapat saling melebur diri membentuk zigot. Zigot ini
merupakan sporofit, karena meiosis terjadi pada zigot berkecambah.
Pada Oedogonium misalnya, telur yang telah dibuahi merupakan satu – satunya sel diploid,
sedangkan kesemua struktur lain pada tumbuhan tersebut meliputi filament, zoospore asexual,
gamet, dan spora – spora yang terbentuk sesudah meiosis, termasuk generasi gametofit.
Pada Spirogyra pada saat terjadinya perkecambahan, nucleus zigospora berkembang menjadi
empat nucleus, masing – masing dengan jumlah kromosom n (haploid). Tiga dari keempat
nucleus itu gugur, namun nucleus yang keempat menjadi nucleus sel pertama filament yang baru.
Asal – usul tubuh tumbuhan tinggi yang bersifat diploid tidak dapat di cari diantara spesies
semacam itu, karena semua struktur vegetatifnya termasuk generasi gametofit.
Di antara tipe – tipe siklus hidup yang dijumpai pada gangang ialah yang generasi diploidnya
merupakan fase menyolok dalam siklus hidupnya, sedang generasi haploid menjadi terdesak dan
ada kemungkinan sangat tereduksi. Siklus hidup semacam itu, yang mendekati daur hidup
tumbuhan biji, terutama ditemukan di antara gangang coklat. Pada tipe ketiga kedua generasi
tidak tergantung sesamanya, dan banyak persamaanya sampai kepada ukurannya. Siklus hidup
semacam itu dijumpai pada gangang hijau tertentu, beberapa jenisgangang coklat, dan
kebanyakan gangang merah. Bagaimanapu, gangang mrah dan coklat tidak dapat diterima
sebagai nenek moyang suatu bentuk kehidupantumbuhan tingkat tinggi. Perlengkapan untuk
fotosintesis golongan gangang tersebut tidak serupa dengan yang dimiliki tumbuhan tingkat
tinggi, dan kedua macam algae tersebut telah menjadi sedemikian terspesialisasinya sesuai
dengan kehidupan di laut.
Secara umum dari bahasan diatas pergiliran generasi atau keturunan dari gangang hijau dapat
dibedakan menjadi :
1. Isomorf (tumbuhan sporofit sama dengan tumbuhan gametofit)
2. Heteromorf (tumbuhan sporofit tidak sama dengan tumbuhan gametofit)
Pola Daur Hidup
Ada 2 macam pola daur hidup, yaitu :
a. Haplobiontik yaitu selama pergiliran keturunannya golongan tumbuhan ini hanya mempunyai
satu macam tumbuhan yaitu tumbuhan yang bersifat haploid.
b. Diplobiontik yaitu tumbuhan yang di dalam pergiliran keturunannya mempunyai 2 macam
tumbuhan yaitu tumbuhan yang bersifat haploid dan tumbuhan yang bersifat diploid.
Pembagian kelas pada Chlorophyta, yaitu :
1. Classis Chlorophyceae
a. Ordo : Volvocales
Famili : Chalamydomonadaceae
Genus : Chalamydomonas
Famili : Volvox
b. Ordo : Ulotrichales
Subordo : Ultrichaceae
Famili : Ultrichacea
Famili : Mikrosporaceae
Famili : Cylindrocapsaceaceae
Famili: Protococcaceae
Subordo : Sphaeropleineae
c. Ordo : Ulvales
Famili : Ulvaceae
Genus : Ulva
d. Ordo : Cladopharales
Famili : Cladophoraceae
Genus : Cladophora
e. Ordo : Oedogoniales
Famili : Oediogoniceae
Genus : Oedigonium
f. Ordo : Zygnemates
Famili : Zygnematceae
Genus : Spirogyra
Genus : Zygnema
g. Ordo : Chlorococcales
Famili : Chlorococcacceae
Genus : Cholococcum
Famili : Endosphaeraceae
Famili : Hydrodictyaceae
h. Ordo : Siphonales
Famili : Caulerpaceae
i. Ordo : Siphonoclandiales
Famili : Valoniaceae

2. Classis Charophyceae
a. Nitella
b. Chara
c. Tilypella
d. Lychnothamnus
Peranan Chlorophyta
Chlorophyta mempunyai peranan di dalam kehidupan sebagai :
1. Produsen dari ekosistem air
2. Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorela (karena kandungan
chlorelinnya banyak mengandung vitamin E) [http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/alga/]

B. Rhodophyta

Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu filum dari alga berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Warna merah pada alga ini disebabkan olehpigmen fikoeritrin dalam jumlah
banyak dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil. Alga ini pada umumnya bersel
banyak (multiseluler) dan makroskopis. Panjangnya antara 10 cm sampai 1 meter. Ganggang ini
hidup di laut dan kira-kira 50 jenis di air tawar bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut
dengan rumput laut. Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran, talusnya
mikroskopik.[http://idonkelor.blogspot.com/2009/03/rhodophyta-alga-merah.html]
Beberapa alga merah memiliki nilai ekonomi sebagai bahan makanan (sebagai pelengkap
minuman penyegar ataupun sebagai bahan baku agar-agar). Alga merah sebagai bahan makanan
memiliki kandungan serat lunak yang baik bagi kesehatan usus. [

http://pohonevolusi.wikidot.com/rhodophyta]
Habitat
Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil hidup
di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup
di air payau. Alga. [http://id.wikipedia.org/wiki/Alga_merah]

Perkembangbiakan
Alga merah berkembangbiak secara vegetatif dan generatif.
 Perkembangbiakan vegetatif ganggang merah berlangsung dengan pembentukan spora haploid
yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh
menjadi ganggang jantan atau betina yang sel-selnya haploid.
 Perkembangbiakan generatif ganggang merah dengan oogami, pembuahan sel kelamin betina
(ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat perkembangbiakan jantan
disebut spermatogonium yang menghasilkan spermatium yang tak berflagel. Sedangkan alat
kelamin betina disebutkarpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh
spermatium adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang
baru yang menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh
menjadi ganggang penghasil gamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran keturunan
antara sporofit dan gametofit.

Manfaat
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang
hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus
crispus (lumutIrlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina
mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat
krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema
spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan
serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai
medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam
banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan
penutup.

C. Phaeophyta
Phaeophyta adalah ganggang yang berwarna pirang. Dalam kromatoforanya terkandung klorofil
a, karoten, dan santofil, tetapi terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan yang
menyebabkan ganggang ini berwarna pirang. Kebanyakan Phaeophyta hidup dalam air
laut,hanya beberapa jenis saja yang hidup di air tawar. Di laut dan samudera di daerah iklim
sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran yang amat besar dan sangat berbeda-beda
bentuknya. Ganggang ini termasuk bentos, melekat pada batu-batu, kayu, sering juga sebagai
epifit pada talus lain ganggang, bahkan ada yang hidup sebagai endofit.
[http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/alga/]

Ciri-ciri Umum
 Perkembangbiakan

Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan vegetatif


dilakukan dengan perantara cabang-cabang kecil yang dibentuk di bagian basal dari thallusnya
atau dapat pula dilakukan secara fragmentasi thallusnya. Perkembangan baikan seksual
dilakukan secara oogamis. Ganggang ini bersifat monoesis atau diesis.
 Pembuahan

Sebelum terjadi pembuahan, layak anthernazoid mengelilingi sel telur pada ganggang ini
terbentuk 8 sel telur. Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk ke sel telur. Dalam waktu
satu jam kedua intinya melebur dan terjadinya inti diploid. Zigot segera membentuk dinding
yang berlendir dan dapat melekat pada substrat. Zigt membentuk tonjolan yang akan seperti
cahaya. Suhu pH dan adanya zat pengatur di dalam sel telur merupaan faktor perangsang bagi
terjadinya polaritas. Karena adanya cadangan makanan yang cukup di dalam sel telur. Maka
mula-mula pertumbuhan embrionya cepat, tetapi kemudian pertumbuhan menjadi lambat karena
tergantung dari fotosintesis. Tubuh yang terbentuk bersifat diploid dan pembelahan reduksi
terjadi pada waktu gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat diplontik.
 Tubuh selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai
semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di
lautan daerah beriklim dingin.
 Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung
khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan
berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat.
[wordpress.com/2009/01/30/divisi-phaeophyta/]
Pembagian Kelas pada Phaeophyta
Isogeneratae :
Pergiliran heteromorf, saprofit besar dengan bentuk tertentu dan gametofit kecil dengan bentuk
filamen. Gametofit dapat dibedakan bila betina oogonium dan menghasilkan sel telur dan jantan
membentuk anteredium dan menghasilkan anterezoid.
Cyclospsorae
Membentuk alat kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina. Di dalam
konseptakel jantan terdapat Anteridium dan di dalam konseptakel betina terdapat oogonium yang
menghasilkan ovum. Spermatozoid membuahi ovum yang menghasilkan zigot. Kelas
Cyclosporeae hanya memiliki satu bangsa yaitu Fucales, contoh marga lain misalnya sargassum
yang terapung atau melekat pada bebatuan, memiliki gelembung, perkembangbiakan dengan
fragmentasi dan hidup di lautan tropika.
Fucus melekat pada bebatuan, memiliki gelembung, berkembangbiak dengan fragmentasi.
[http://idonkelor.blogspot.com/2009/03/phaeophyta-alga-coklat.html]

Cadangan makanan
Sebagai hasil asimilasi dan zat makanan cadangan tidak pernah ditemukan zat tepung, tetapi
sampai 50% dari berat keringnya terdiri dari laminarin, sejenis karbohidrat yang menyerupai
dekstrin dan lebih dekat dengan selulosa dari pada dengan tepung. Selain laminarin juga
ditemukan manit, minyak dan zat-zat lain.
Dinding sel
Dinding selnya yang sebelah dalam terdiri atas selulosa, sebelah luar terdiri dari pektin dan
dibawah pektin terdapat algin, suatu zat yang menyerupai gelatin, yaitu garam Ca dari asam
alginat yang pada laminaria merupakan sampai 20-60% dari berat keringnya.
[http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/alga/]

LAPORAN PRAKTIKUM
TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
KKL (Kuliah Kerja Lapangan) Makroalga
Di Pantai Kondang Merak

Dosen Pengampu
1. Drs. Sulisetjono, M.Si
2. Ainun Ni’mati Laily

Oleh :
Nama: Afif Chonita Purwanti
NIM : 11620005

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut antara pulau yang satu
dengan pulau yang lainnya. Laut Indonesia terkenal akan keindahan dan kekayaan isinya. Laut
Indonesia terlihat indah dengan biotanya yang beraneka ragam, keanekaragaman itu dapat
diamati baik berupa flora maupun fauna. Bila di batasi pada tumbuhan saja, keanekaragaman
dapat dilihat pada setiap sifat, bentuk, struktur dan fungsinya. Salah satu keanekaragam flora
yang terdapat di Indonesia yaitu alga.
Dalam mengetahui klasifikasi, taksonomi, kekerabatan dan asal-usul tumbuhan
diperlukan sistematika tumbuhan Cryptogamae. Tumbuhan Cryptogamae adalah tumbuhan
tingkat rendah yang alat perkembangbiakannya tersembunyi dan reproduksinya dengan spora,
contohnya pada divisi algae.
Tumbuhan alga merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar maupun air
laut. Tumbuhan talus ialah tumbuh-tumbuhan yang belum dapat dibedakan dalam tiga bagian
utamanya yaitu akar, batang dan daun. Tubuh yang berupa talus ini mempunyai struktur dan
bentuk dengan variasi yang berbeda-beda. Tumbuhan yang memiliki ciri utama berbentuk talus
ini di masukkan ke dalam Divisi Thallophyta.
Oleh karena itu, untuk mengetahui keanekaragaman dan sistematika tumbuhan
Cryptogamae dalam divisi algae di lakukannya kegiatan kuliah kerja lapangan (KKL). Kegiatan
KKL ini di laksanakan di Pantai Kondang Merak, Malang.

1.2 Tujuan
Tujuan dari di lakukannya Kegiatan KKL ini adalah sebagai berikut:
1.Mengetahui jenis-jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak.
2.Mengetahui klasifikasi dari jenis-jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak.
3.Mengetahui ciri-ciri dari jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak

1.3 Manfaat
Hasil dari Kegiatan KKL ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan mempelajari jenis-jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak
2. Untuk mengetahui dan mempelajari klasifikasi dari jenis-jenis alga yang terdapat di Pantai
Kondang Merak
3. Untuk mengetahui dan mempelajari ciri-ciri dari jenis alga yang terdapat di pantai Kondang
Merak
BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
a. Kegiatan Kuliah kerja lapangan (KKL) mengenai Divisi Alga dilaksanakan pada hari kamis-
jumat tanggal 15-16 November 2012, yang bertempat di Pantai Kondang Merak
b. Pengawetan dan pengidentifikasian jenis alga yang telah temukan di Pantai Kondang Merak di
laksanakan pada hari sabtu-senin tanggal 17-19 November 2012, yang bertempat di Laboratorim
Ekologi, Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maliki
Malang
2.2 Alat dan Bahan
a. Alat-alat yang di gunakan pada Kegiatan ini adalah :
1. Buku literature 3 buah
2. Penggaris 1 buah
3. Bolpoint 1 buah
4. Note book (buku catatan) 1 buah
5. Ice box 6 buah
6. Toples kaca 30 buah
7. Pinset 2 buah
8. Plastic perekat 1 buah
9. Kertas label 1 buah
10. Bunsen dan spirtus 1 buah
11. Nampan plastic 30 buah
12. Aquarium gelas 2 buah
b. Bahan-bahan yang di gunakan dalam Kegiatan ini adalah:
1. Tembaga Sulfat 0,2 gram
2. Asam asetat glasial 5ml
3. Formalin 10ml
4. Etil alcohol 80% dan 70%
5. Aquades 135ml

2.3 Cara Kerja


a. Langkah-langkah kerja pada saat Kegiatan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) sebagai berikut:
1. Di cari Species dari divisi Algae dengan terjun langsung ke pantai ketika keadaan surut pada
masing-masing kelompok
2. Di ambil spesies yang telah di temukan
3. Di masukkan alga yang di peroleh ke dalam wadah plastic
4. Di kumpulkan semua alga yang diperoleh pada setiap kelompok
5. Di masukkan semua alga yang di peroleh ke dalam ice box supaya alga tetap terjaga
kesegarannya
b. Langkah- langkah Pengawetan dan Pengidentifikasian alga sebagai berikut:
1. Direndam alga di dalam larutan fiksatif yang telah di tambahkan larutan tembaga sulfat.
Perendaman di lakukan selama 48 jam di dalam aquarium berkaca..
Larutan fiksasi untuk memfiksasi berupa:
 Asam asetat glasia l5 ml
 Formalin 10 ml
 Etil alcohol/alcohol 80% 50 ml
Larutan tembaga sulfat untuk mempertahankan warna berupa:
 Tembaga sulfat 0,2 gram
 Aquades 35%
2. Di keluarkan semua alga yang telah di rendam ke dalam nampang plastic
3. Di amati ciri-ciri morfologi dari masing-masing species alga tersebut
4. Di identifikasi nama dari setiap species tersebut
5. Di siapkan beberapa toples untuk proses herbarium alga
6. Di isi toples dengan alcohol 70% sebagai pengawet
7. Di masukkan alga ke dalam toples tersebut
8. Di tutup toples tersebut kemudian di bungkus dengan plastic perekat
9. Di beri label pada setiap toples yang sudah teridentifikasi nama speciesnya
10. Di letakkan toples pada tempat yang aman

BAB III
Hasil dan Pembahasan
3.1 Codium edule
3.1.1 Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan Gambar Literatur

(Meli’s, 2009)

Keterangan:
1. Holdfast
2. Blade
3. Panjang 23 cm
4. Lebar 1 cm
5. Blade dan stipe belum bisa di bedakan
6. Tekstur talus lunak
7. Warna hijau

3.1.2 Klasifikasi Codium edule menurut Smith (1995) adalah:


Kingdom Plantae
Divisio Chlorophyta
Classis Chlorophyceae
Ordo Bryosidales
Familia Cediaceae
Genus Codium
Species Codium edule

3.1.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, di ketahui bahwa spesies ini
bernama Codium edule. Setelah di identifikasi, Codium edule termasuk dalam divisi chlorophyta
di karenakan mempunyai pigmen berwarna hijau. Codium edule mempunyai bagian-bagian di
antaranya yaitu holdfast dan blade saja, sedangkan stipe pada Codium edule ini belum bisa di
bedakan karena antara stipe dengan bladenya hampir sama.
Pada saat pengamatan di pantai warna dari Codium edule berwarna hijau tua namun
setelah di awetkan dengan menggunakan beberapa larutan seperti formalin, tembaga sulfat dan
lainnya menyebabkan Codium edule berubah warna menjadi hijau muda. Setelah di amati secara
seksama bentuk codium eduli menyerupai jari tangan manusia bercabang apabila seluruh
talusnya di panjang lebarkan. Codium edule ini setelah di ukur mempunyai panjang 23 cm dan
lebar 1 cm. Codium edule pada saat proses pencarian, banyak di temukan di air laut bagian
dangkal.
Bentuk Codium edule adalah bercabang, licin, lunak, dan menjari seperti tangan manusia.
Panjangnya kira-kira 20cm dan lebarnya 1,5 cm. Memiliki holdfast, blade dan stipe yang belum
dapat di bedakan , Codium edule termasuk dalam anggota dari chlorophyta (Hidayat, 1995:35).
Codium edule memiliki bentuk talli silindris, halus, licin dan lunak seperti spons, warna
hijau abu-abu atau kebiru-biruan Percabangan dikotom dengan percabangan utama memusat ke
bagian pangkal talus, membentuk rumpun radial yang rumpun radialnya rimbun sehingga
berkesan menumpuk . Talus terjalin hijau coklat kehijauan, membentuk suatu massa spons.
Cabang silindris 3 sampai 7 mm dengan diameter melekat satu sama lain pada titik saja dengan
bantal keol seperti struktur rhizoidal (Latifah, 2004: 30).
Codium edule kebanyakan berhabitat di air laut, spesies ini bermanfaat untuk bahan
makanan, obat tradisional, di jadikan alternative pengganti anti biotik dan anti bakteri dan dapat
bertahan 10 hari dalam lemari pendingin (Scrosati,2001:171-172).
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Codium edule, apabila di bandingkan
kan dengan beberapa literature yang sudah di kemukakan di atas terdapat kesesuaian atau
persamaan mengenai bentuk Codium edule bercabang menyerupai tangan manusia, talus
berwarna hijau,bermanfaat sebagai bahan makanan, dan berhabitat di air laut dangkal yang
sedang surut.

3.2 Caulerpa sertularioides


3.2.1 Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan Gambar Literatur
(Mely’s,
2009)

Keterangan:
1. Blade
2. Holdfast
3. Stipe
8. Panjang 8,5 cm
9. Lebar 2 cm
10. Blade dan stipe sudah dapat di bedakan
11. Testur talus lunak
12. Warna hijau

3.2.2 Klasifikasi Caulerpa sertularioides menurut Smith (1995) adalah:


Kingdom Plantae
Divisio Chlorophyta
Classis Chlorophyceae
Ordo Caulerpales
Familia Caulerpaceae
Genus Caulerpa
Species Caulerpa sertularioides
3.2.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, di ketahui bahwa spesies ini
bernama Caulerpa sertularioides. Setelah di identifikasi, Caulerpa sertularioides termasuk
dalam divisi chlorophyta di karenakan mempunyai pigmen berwarna hijau. Caulerpa
sertularioides mempunyai bagian-bagian di antaranya yaitu holdfast, blade, dan pada stipenya
sudah dapat dibedakan dengan bladenya.
Pada saat pengamatan di pantai warna dari Caulerpa sertularioides berwarna hijau tua
namun setelah di awetkan dengan menggunakan beberapa larutan seperti formalin, tembaga
sulfat dan lainnya menyebabkan Caulerpa sertularioides berubah warna menjadi hijau muda.
Setelah di amati secara seksama Caulerpa sertularioides memiliki talus yang membentuk stolon
merambat dengan mempunyai akar yang dapat menempel pada substrat, tekstur pada talusnya
lunak, susunan pada blade (daun) menyirip rapat dan teratur. Caulerpa sertulariodes ini setelah
di ukur mempunyai panjang 8,5 cm dan lebar 2 cm. Caulerpa sertulariodes pada saat proses
pencariannya, banyak di temukan di air laut bagian dangkal ketika air sedang surut.
Caulerpa sertulariodes merupakan alga dalam devisi Chlorophyta yang mempunyai
morfologi bercabang, terdapat sejenis bulu yang menutupi tubuhnya, dan tegak, tingginya 3-5
cm, terdapat stolon yang digunakan untuk menjulur atau merambat diamernya 1-2 mm, terdapat
rhizoids yang digunakan untuk menempel pada substrat dan digunakan menyerap nustrisi pada
substrat yang di tempeli. Caulerpa sertularioides memiliki talus yang membentuk stolon
merambat dengan akar penancap ke substrat dan ramuli timbul pada stolon antara ramuli pada
stolon antara perakaran, berbentuk menyirip teratur rapat dan tipis dengan ujung ramuli pada
stolon antara perakaran, berbentuk menyirip teratur rapat dan tipis dengan ujung ramuli mendua
arah. Warna hijau muda-hijau tua. Tingginya mencapai 15-20 cm (Tjitrosoepomo,1989:43).
Rhizoids diproduksi di ujung batang, kadang-kadang bercabang cabang dari stolons, yang
menembus pasir. Tanaman yang koenositik, yaitu, tanaman ini multinukleat. Talus koenositik
dilapisi oleh trabekula merupakan perluasan dari dinding sel; reproduksi vegetatif dan seksual,
anisogami. Gamet dibebaskan melalui papila yang berkembang pada daun (Kimball, 1999:96).
Caulerpa sertularioides termasuk jenis rumput laut dari filum Chlorophyta dan kelas
Chlorophyceae yang merupakan suatu contoh spesies dari rumput laut yang dapat dijumpai
dalam perairan hangat, perairan yang tenang di daerah pasang surut atau berpasir, terumbu
karang. Tumbuh merambat pada substrat batu atau pasir di berbagai mulai dari pinggir pantai,
rataan terumbu, sampai ke sisi luar terumbu. Caulerpa sertularioides dapat ditemukan di seluruh
dunia termasuk Indonesia (Birsyam, 1992: 55).
Manfaat dari Caulerpa sertularioides banyak sekali. Manfaat untuk manusia adalah bisa
sebagai bahan pangan, dan obat-obatan karena mengandung zat antibakteri, antijamur, antitumor
dan bisa digunakan untuk terapi tekanan darah tinggi dan gondok. Sedangkan manfaat untuk
ekosistem sekitarnya adalah sebagai tempat berlindung bagi beberapa organisme dari
predatornya (Campbell,1999:56).
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Caulerpa sertularioides, apabila di
bandingkan dengan beberapa literature yang sudah di kemukakan di atas terdapat kesesuaian atau
persamaan mengenai talus yang membentuk stolon dan akarnya dapat melekat pada
substrat,tekstur pada talusnya lunak dan berwarna hijau, pada blade (daun) tersusun menyirip
rapat dan sangat rapi. Caulerpa sertularioides bermanfaat sebagai bahan makanan dan biasanya
berhabitat di perairan laut yang dangkal pada saar air laut surut.

3.3 Euchemma cottoni


3.3.1 Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan Gambar Literatur
(Meli’s, 2009)

Keterangan:
1. Holdfast
2. Talus
3. Panjang 6,5 cm
4. Lebar 4,5 cm
5. Stipe dan blade belum dapat di bedakan
6. Tekstur talus agak lunak bentuk silindris
7. Warna merah

3.3.2 Klasifikasi Euchemma cottoni menurut Smith (1995) adalah:


Kingdom Plantae
Divisio Rhodophyta
Classis Rhodophyceae
Ordo Gigartinales
Familia Solieriaceae
Genus Euchemma
Species Euchemma cottoni
3.3.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, di ketahui bahwa spesies ini
bernama Euchemma cottoni. Setelah di identifikasi, Euchemma cottoni termasuk dalam divisi
rhodophyta di karenakan mempunyai pigmen berwarna merah. Euchemma cottoni mempunyai
bagian-bagian di antaranya yaitu holdfast, dan talus yang mana antara stipe dengan blade belum
dapat dibedakan.
Pada saat pengamatan di pantai warna dari Euchemma cottoni berwarna merah namun
setelah di awetkan dengan menggunakan beberapa larutan seperti formalin dan tembaga sulfat
dan lainnya menyebabkan Euchemma cottoni berubah warna menjadi hijau muda. Setelah di
amati secara seksama Euchemma cottoni memiliki talus yang teksturnya agak lunak benbentuk
silindris dan bercabang, Hal ini lah yang menyebabkan sulit dibedakannya antara stipe dengan
blade. Euchemma cottoni ini setelah di ukur mempunyai panjang 6,5 cm dan lebar 4,5 cm.
Euchemma cottoni pada saat proses pencariannya, banyak di temukan di air laut bagian dangkal
ketika air sedang surut.
Ciri fisik Euchemma cottoni adalah mempunyai talus berbentuk silindris, permukaan
licin, dan cartilogeneus. Keadaan warna tidak selalu tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau
kuning, dan abu-abu merah. Perubahan warna sering terjadi karena hanya factor lingkungan.
Kejadian ini termasuk proses adaptasi kromatik, yaitu penyesuaian antara proporsi pigmen
dengan berbagai kualitas pencahayaan. Penampakan talli bervariasi mulai dari bentuk sederhana
sampai kompleks. Duri-duri pada talus runcing memanjang agak jarang-jarang dan tidak
bersusun melingkasi talus. Percabangan ke berbagai arah dengan batang utama keluar saling
berdekatan ke arah pangkal. Tumbuh melekat ke substratdengan alat perekat berupa cakram.
Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh dengan membentuk rumpun yang rimbun dengan ciri
khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari (Iqbal,2008:67).
Umumnya Euchemma cottoni tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu. Habitat
khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap, variasi suhu harian yang kecil
dan substrat batu karang mati (Aslan,1998:71).
Rumput laut sudah banyak di budidayakan dengan tujuan untuk memenuhi permintaan
pasar yang terus meningkat. Euchemma cottoni merupakan salah satu jenis alga merah
menghasilkan keraginan yang banyak dimanfaatkan dalam bidang industry kimia. Keraginan
merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri atas ester kalium, natrium, magnesium, dan kalium
sulfat. Di Indonesia budidaya rumput laut umumnya menggunakan genus Euchemma dan biasa
metode yang digunakan adalah metode dasar atau metode terapung (Soenardjo. 2011:37).
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Euchemma cottoni apabila di
bandingkan dengan beberapa literature yang sudah di kemukakan di atas terdapat kesesuaian atau
persamaan mengenai bentuk talus seperti silindris, talusnya agak lunak kadang berwarna hijau
atau merah tergantung pada factor lingkungan habitatnya. Euchemma cottoni bermanfaat sebagai
bahan pangan, obat-obatan, dan keraginan. Biasanya Euchemma cottoni berhabitat di perairan
laut yang dangkal pada saat air laut surut yaitu daerah pantai.

BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Kegiatan KKL (Kuiah Kerja Praktikum) yang telah dilakukan maka dapat di
ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Codium edule termasuk dalam divisi chlorophyta, karena mempunyai pigmen berwarna hijau,
bentuk talusnya bercabang menyerupai tangan manusia, bagian talusnya terdapat holdfast, blade
dan stipe yang belum dapat dibedakan dengan blade. Habitat dari spesies Codium edule ini
banyak ditemukan di air laut yang permukaannya dangkal serta bermanfaat sebagai bahan
makanan
2. Caulerpa sertularioides termasuk dalam divisi chlorophyta, karena mempunyai pigmen
berwarna hijau,terdapat holdfast,talus , dan stipe sehingga antara stipe dengan bladenya dapat di
bedakan, talusnya membentuk stolon merambat yang akarnya dapat menempel pada substrat,
susunan pada blade (tulang) menyirip rapat terlihat rapi. Habitat dari species Caulerpa
sertularioides ini banyak ditemukan di air laut yang permukaannya dangkal, serta bermanfaat
dalam bahan pangan dan obat-obatan.
3. Euchemma cottoni termasuk dalam divisi rhodophyta, karena mempunyai pigmen berwarna
merah, terdapat holdfast,talus, dan antara stipe dengan bladenya sulit untuk di bedakan, bentuk
talusnya silindris, mempunyai warna yang kadang tidak tetap diantaranya hijau dan merah.
Habitat dari spesies Euchemma cottoni ini banyak di temukan di daerah pantai pada permukaan
air laut yang dangkal, serta bermanfaat untuk proses keraginan dalam bidang kimia.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan, semoga Kegiatan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ke depannya
lebih baik lagi dan perlu di perhatikan lagi dalam proses pengawetan herbarium pada species
alga.

DAFTAR PUSTAKA
Aslan, Ahmad.1998. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Bogor:Citra Karya
Birsyam, Inge .1992. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: Biologi FMIPA ITB
Iqbal, Ali.2008. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Jakarta: Erlangga
Handayani, Tri.2006.Protein Pada Rumput Laut. Oseana.Vol.XXXI.No.4.Hal:23-24
Hidayat, Estiti.B.1995. Taksonomi Tumbuhan (Crytogamae). Bandung:ITB Bandung
Kimball, J.W.1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta:Erlangga
Latifah, Eva.2004.Biologi 2. Bandung: Remaja Rodaskarya
Meli’s blogspot.2012 diakses pada hari kamis tanggal 22 November 2012 pukul 19.15 WIB
Soenardjo, Suwarni. Aplikasi Budidaya Rumput Laut Euchemma cottoni (Weber van Bosse) Dengan
Metode Jaring Lepas Dasar (Net Bag) Model Cidaun. Buletin Oseanografi
Marina.Vol.1.No.1.Hal:36-37
Tjitrosoepomo, Gembong.1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta:UGM Press
Populations dynamics of Caulerpa sertularioides (Chlorophyta: Bryopsidales) From baja California,
Mexico during El Nino and La Nina years. J.Mar.Biol.Ass.U.K. Vol.1.No.81.Hal:171-172

Вам также может понравиться

  • ALGA
    ALGA
    Документ12 страниц
    ALGA
    Fitri Rozha Wiranata
    Оценок пока нет
  • Alga
    Alga
    Документ13 страниц
    Alga
    Lka Novi
    Оценок пока нет
  • Biologi
    Biologi
    Документ44 страницы
    Biologi
    putusuardika
    Оценок пока нет
  • Isolasi Dan Identifikasi Algae Dan Protozoa Dari Alam
    Isolasi Dan Identifikasi Algae Dan Protozoa Dari Alam
    Документ4 страницы
    Isolasi Dan Identifikasi Algae Dan Protozoa Dari Alam
    Emma Femi P.
    Оценок пока нет
  • Makalah Alga
    Makalah Alga
    Документ16 страниц
    Makalah Alga
    Faisal Mochtar
    100% (2)
  • Makalah Alga
    Makalah Alga
    Документ16 страниц
    Makalah Alga
    Nur Afni M.
    Оценок пока нет
  • Alga Hijau
    Alga Hijau
    Документ22 страницы
    Alga Hijau
    Maulina Hidayah
    Оценок пока нет
  • Artikel Kel 4
    Artikel Kel 4
    Документ14 страниц
    Artikel Kel 4
    Lala Lovita
    Оценок пока нет
  • Chlo Rophy Ta
    Chlo Rophy Ta
    Документ30 страниц
    Chlo Rophy Ta
    Kaweke Afrill
    Оценок пока нет
  • Alga Kristal Jepang
    Alga Kristal Jepang
    Документ16 страниц
    Alga Kristal Jepang
    Agung Budi Santoso
    Оценок пока нет
  • Makalah Alga Eukariotik
    Makalah Alga Eukariotik
    Документ54 страницы
    Makalah Alga Eukariotik
    Dhea Rizkytiana Oktaviani II
    Оценок пока нет
  • Chlorophyta PDF
    Chlorophyta PDF
    Документ13 страниц
    Chlorophyta PDF
    Yudha Okprianda
    Оценок пока нет
  • Alga 2
    Alga 2
    Документ7 страниц
    Alga 2
    SaNdi Ras
    Оценок пока нет
  • Alga Hijau
    Alga Hijau
    Документ12 страниц
    Alga Hijau
    Nida
    Оценок пока нет
  • Acara III Morfologi Mikroalga
    Acara III Morfologi Mikroalga
    Документ12 страниц
    Acara III Morfologi Mikroalga
    Novia Hertiyani
    Оценок пока нет
  • Algae Dan Protozoa
    Algae Dan Protozoa
    Документ28 страниц
    Algae Dan Protozoa
    Lilis Nurawaliah
    Оценок пока нет
  • CHLOROPHYTA
    CHLOROPHYTA
    Документ19 страниц
    CHLOROPHYTA
    Intan Oktavia Nsb
    Оценок пока нет
  • FIKP
    FIKP
    Документ28 страниц
    FIKP
    Tuti Puji Lestari
    Оценок пока нет
  • Algae
    Algae
    Документ4 страницы
    Algae
    Talita
    Оценок пока нет
  • Alga Hijau
    Alga Hijau
    Документ24 страницы
    Alga Hijau
    Fara
    Оценок пока нет
  • Alga Hijau
    Alga Hijau
    Документ13 страниц
    Alga Hijau
    Nur Krismaw
    Оценок пока нет
  • Tugas Biologi Tentang Alga
    Tugas Biologi Tentang Alga
    Документ47 страниц
    Tugas Biologi Tentang Alga
    Dimas Rifky Nursyamsu
    Оценок пока нет
  • Alga Hijau
    Alga Hijau
    Документ9 страниц
    Alga Hijau
    Adriani Ria
    Оценок пока нет
  • Thallo Phy Ta
    Thallo Phy Ta
    Документ15 страниц
    Thallo Phy Ta
    gusti zigma84
    Оценок пока нет
  • Chlorophyta Kel 4
    Chlorophyta Kel 4
    Документ54 страницы
    Chlorophyta Kel 4
    Eji
    Оценок пока нет
  • ALGAE1
    ALGAE1
    Документ27 страниц
    ALGAE1
    Rahmah Puspita Sari
    Оценок пока нет
  • Alga Hijau
    Alga Hijau
    Документ12 страниц
    Alga Hijau
    Guruh Galih Bhuwana
    Оценок пока нет
  • CHLOROPHYTA
    CHLOROPHYTA
    Документ6 страниц
    CHLOROPHYTA
    Meyza Nata
    Оценок пока нет
  • Kelompok 7 - Planktonologi - Chlorophyta
    Kelompok 7 - Planktonologi - Chlorophyta
    Документ18 страниц
    Kelompok 7 - Planktonologi - Chlorophyta
    sandra
    Оценок пока нет
  • Makalah Alga Hijau
    Makalah Alga Hijau
    Документ11 страниц
    Makalah Alga Hijau
    Aidy Immer Treu Prinz
    0% (2)
  • Alga Hijau
    Alga Hijau
    Документ10 страниц
    Alga Hijau
    nurul annisa lubis
    100% (1)
  • Makalah Talus Dan Kormus
    Makalah Talus Dan Kormus
    Документ23 страницы
    Makalah Talus Dan Kormus
    borneo
    Оценок пока нет
  • Algae
    Algae
    Документ9 страниц
    Algae
    Semy Simbala
    Оценок пока нет
  • Tugas Fikologi
    Tugas Fikologi
    Документ21 страница
    Tugas Fikologi
    razor0ut
    Оценок пока нет
  • Anak Divisi Algae
    Anak Divisi Algae
    Документ4 страницы
    Anak Divisi Algae
    Vierman Balweel
    Оценок пока нет
  • Makalah Chlorophyta
    Makalah Chlorophyta
    Документ14 страниц
    Makalah Chlorophyta
    Fresha Aflahul Ula
    100% (1)
  • Jurnal Chlorophyta
    Jurnal Chlorophyta
    Документ11 страниц
    Jurnal Chlorophyta
    gufron
    Оценок пока нет
  • Fi To Plankton
    Fi To Plankton
    Документ15 страниц
    Fi To Plankton
    Haripo'o Suyatmo
    Оценок пока нет
  • Alga 2
    Alga 2
    Документ12 страниц
    Alga 2
    Yudi Taufiq
    Оценок пока нет
  • 2470283
    2470283
    Документ15 страниц
    2470283
    Dita Nuriyah
    Оценок пока нет
  • Alga Emas
    Alga Emas
    Документ15 страниц
    Alga Emas
    vina retno
    Оценок пока нет
  • Tugas Makalah Ganggang Hijau
    Tugas Makalah Ganggang Hijau
    Документ6 страниц
    Tugas Makalah Ganggang Hijau
    Nida
    Оценок пока нет
  • Alga Hijau Complete
    Alga Hijau Complete
    Документ7 страниц
    Alga Hijau Complete
    liea poetri
    Оценок пока нет
  • Divisi Thallophyta
    Divisi Thallophyta
    Документ44 страницы
    Divisi Thallophyta
    Erlin Via Vertiana
    Оценок пока нет
  • Makalah Chlorophyta
    Makalah Chlorophyta
    Документ12 страниц
    Makalah Chlorophyta
    Arkan Hafish
    Оценок пока нет
  • Chlorophyta 1
    Chlorophyta 1
    Документ31 страница
    Chlorophyta 1
    Florentina Pasaribu
    Оценок пока нет
  • BTR
    BTR
    Документ17 страниц
    BTR
    Meilisa Usman
    Оценок пока нет
  • Ciri Chlorophyta
    Ciri Chlorophyta
    Документ11 страниц
    Ciri Chlorophyta
    Prilly Helena
    Оценок пока нет
  • Tujuan, Dasar Teori, Dapus 1
    Tujuan, Dasar Teori, Dapus 1
    Документ4 страницы
    Tujuan, Dasar Teori, Dapus 1
    Efin Yohana Anggraini Anggraini
    Оценок пока нет
  • Alga
    Alga
    Документ12 страниц
    Alga
    Halimatus Sa'diyah
    Оценок пока нет
  • Makalah Alga Dan Protozoa
    Makalah Alga Dan Protozoa
    Документ32 страницы
    Makalah Alga Dan Protozoa
    Bella Nasar EL Amri
    Оценок пока нет
  • Makalah Tentang Alga Hijau: 1. A.Resa Ardela 2. Andi Renaldy 3. Khairil Mawaddah 4. Sri Martina
    Makalah Tentang Alga Hijau: 1. A.Resa Ardela 2. Andi Renaldy 3. Khairil Mawaddah 4. Sri Martina
    Документ12 страниц
    Makalah Tentang Alga Hijau: 1. A.Resa Ardela 2. Andi Renaldy 3. Khairil Mawaddah 4. Sri Martina
    kekew coc
    Оценок пока нет
  • Alga Ariska
    Alga Ariska
    Документ18 страниц
    Alga Ariska
    Arieskha Mochin
    Оценок пока нет
  • 3D Kelompok 1
    3D Kelompok 1
    Документ11 страниц
    3D Kelompok 1
    Silvina Ainul Mardhiah
    Оценок пока нет
  • Makalah Phaeophyta Alga Cokelat
    Makalah Phaeophyta Alga Cokelat
    Документ16 страниц
    Makalah Phaeophyta Alga Cokelat
    BanyuGroup Cybernet
    Оценок пока нет
  • Pengertian Ganggang
    Pengertian Ganggang
    Документ8 страниц
    Pengertian Ganggang
    Nurul Maulidha
    Оценок пока нет
  • Makalah Topik 4 - G30120003 - Sirah Diniati Nea
    Makalah Topik 4 - G30120003 - Sirah Diniati Nea
    Документ10 страниц
    Makalah Topik 4 - G30120003 - Sirah Diniati Nea
    Sirah Nea
    Оценок пока нет
  • Tanaman Pepohonan Untuk Menjernihkan & Menetralisir Air Limbah Beracun Berbahaya Dari Kawasan Perairan Laut Sungai Danau
    Tanaman Pepohonan Untuk Menjernihkan & Menetralisir Air Limbah Beracun Berbahaya Dari Kawasan Perairan Laut Sungai Danau
    От Everand
    Tanaman Pepohonan Untuk Menjernihkan & Menetralisir Air Limbah Beracun Berbahaya Dari Kawasan Perairan Laut Sungai Danau
    Оценок пока нет
  • Teknik Asas Pembiakan Hibrid Ikan Keli Thailand (Clarias sp.)
    Teknik Asas Pembiakan Hibrid Ikan Keli Thailand (Clarias sp.)
    От Everand
    Teknik Asas Pembiakan Hibrid Ikan Keli Thailand (Clarias sp.)
    Рейтинг: 5 из 5 звезд
    5/5 (2)
  • Tanaman Pepohonan Anti Hama Untuk Melindungi Padi (Oryza Sativa) Dari Berbagai Jenis Serangan Hama Penyakit Versi Bahasa Indonesia
    Tanaman Pepohonan Anti Hama Untuk Melindungi Padi (Oryza Sativa) Dari Berbagai Jenis Serangan Hama Penyakit Versi Bahasa Indonesia
    От Everand
    Tanaman Pepohonan Anti Hama Untuk Melindungi Padi (Oryza Sativa) Dari Berbagai Jenis Serangan Hama Penyakit Versi Bahasa Indonesia
    Оценок пока нет
  • RPP TEKS PIDATO 3.1 Dan 4.1
    RPP TEKS PIDATO 3.1 Dan 4.1
    Документ8 страниц
    RPP TEKS PIDATO 3.1 Dan 4.1
    Ayi Wahyuni
    Оценок пока нет
  • Analisis Vegetasi
    Analisis Vegetasi
    Документ16 страниц
    Analisis Vegetasi
    Ayi Wahyuni
    Оценок пока нет
  • Bab IV Pengamatan Organogenesis
    Bab IV Pengamatan Organogenesis
    Документ7 страниц
    Bab IV Pengamatan Organogenesis
    Ayi Wahyuni
    Оценок пока нет
  • Makalah Alga
    Makalah Alga
    Документ14 страниц
    Makalah Alga
    Ayi Wahyuni
    Оценок пока нет