Вы находитесь на странице: 1из 22

2.

MUATAN LOKAL
Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi di
daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan
keterampilan kepada peserta didik agar :
1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya;
2. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya
yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan
3. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di
daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat
dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Muatan lokal yang dimaksud harus terintegrasi didalam mata pelajaran kelompok B
(Wajib) yaitu Seni Budaya, Prakarya dan Kewirausahaan dan Pendidikan Jasmani, Olah
Raga & Kesehatan.
1). Seni Budaya
Muatan lokal yang terintergrasi didalam mata pelajaran seni dan budaya adalah
pemanfaatan limbah/sampah domistik (Rumah Tangga) dan industri sebagai bahan
pengembangan seni kerajinan tangan.
2). Prakarya dan Kewirausahaan
Selain pengelolaan nilai muatan lokal dalam seni budaya, intergrasi muatan local
diintegrasikan didalam prakarya hasil pengolahan limbah industry atau domistik menjadi
bahan atau hasil karya yang dapat berguna untuk masyarakat.
3). Pendidikan Jasmani, olah raga dan kesehatan
Muatan lokal untuk dintegrasikan dalam Pendidikan Jasmani, olah raga dan kesehatan
adalah Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dan Pendidikan Pencegahan
Pergaulan Sex Bebas.
3. BEBAN BELAJAR
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur,
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta
kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
a). rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengikuti
program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan
serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta
didik.
b). waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan sistem :

147
1). Tatap Muka (TM)
2). Penugasan Terstruktur (PT)
3). Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
Pembelajaran Tatap Muka (TM) :
Kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi langsung antara pendidik dengan
peserta didik.
Penugasan Terstruktur (PT) :
Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru
untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Dalam
kegiatan ini tidak terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :
Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru
untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh peserta didik
dan tidak terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik.
Pendekatan Pembelajaran
Penyelenggaraan pembelajaran di SMK Negeri 35 Jakarta agar berjalan efektif maka
diterapkan pola pendekatan pembelajaran sbb.:
1). Pembelajaran Tuntas ( mastery learning);
Pembelajaran tuntas merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
penguasaan materi (topik/kompetensi) yang dipersyaratkan untuk tingkat kemampuan
tertentu. Peserta didik boleh pindah pada materi lain bila materi yang dipelajari sudah
dikuasai secara tuntas, jika peserta didik belum mencapai kriteria minimal kompeten, harus
mengulangi sampai berhasil.
Agar ketuntasan belajar mencapai 100 %, maka dilakukan pro gram remedial dan
perbaikan secara terjadual dengan menyedia kan jam ke ; 9-10 sebagai jam perbaikan dan
pengayaan atau diwaktu/bulan yang lain atas dasar kesepakatan bersama antara guru dan
peserta didik.
2). Pembelajaran berbasis Produksi;
Pembelajaran berbasis produksi merupakan interaksi antara guru dan peserta
didik dari KBM yang mengacu pada proses produksi untuk mencapai kompe tensi/sub
kompetensi tertentu. Pendekatan pembelajaran ini akan memiliki muatan ganda, yaitu
ketrampilan dan menghasilkan komoditi/jasa maupun produk. Ini yang diarahkan untuk
mengisi kebutuhan pasar dan penjual. Pendekatan ini menggabungkan tiga aspek secara
sistimatik dan sistimatis yaitu; Aspek pembelajaran dalam proses pemelajaran di sekolah,
Aspek ekonomi yang menca kup pengenalan dunia bisnis berupa harga “delivery time”,
efisiensi bahan, kepuasan pelanggan, dsb. Aspek industri dalam bentuk penguasaan
ketrampilan, sikap dan sikap kerja industri yang terstandar.

148
3). Pembelajaran Mandiri;
KBM yang memposisikan peserta didik sebagai subyek yang mampu mengelola
proses pembelajaran secara swakelola (mandiri). Dalam pembelajaran mandiri, peserta
didik harus mampu menyiapkan, mengorganisasikan, melaksana kan, mengendalikan dan
menilai proses dan hasil pemelajaran, dengan ciri sebagai berikut:
a. Guru memberikan asistensi jika diperlukan
b. Peserta didik lebih aktif dan dinamis
c. Kegiatan pemelajaran bersifat swakelola.
4). Pembelajaran berbasis Kompetensi;
Interaksi antara guru dan peserta didik dalam KBM yang mengacu pada
penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara utuh dan menyuluruh. Untuk itu
ditempuh program pemelajaran sebagai berikut :
No. Tahun Ke Program Waktu Belajar Tempat Belajar
5 hari disekolah dan 1 hari
1. I Semua program 6 hari
di masyarakat

5 hari disekolah dan 1 hari


2. II Semua program 6 hari
di masyarakat

5 hari disekolah dan 1 hari


3. III Semua program 6 hari
di masyarakat

5). Pembelajaran berwawasan lingkungan;


Proses KBM yang memasukkan dasar-dasar pendidikan lingkungan hidup secara
terintegrasi dalam setiap materi pembelajaran.
6). Pembelajaran berbasis normative dan adaptif;
Pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan watak,
sikap, kepribadian, ekonomi. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan
tamatan yang memiliki norma-norma sebagai makhluk sosial dan kematangan, serta
memiliki potensi dalam mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan perkembangan
IPTEK/Global.Untuk itu dikembangkan Pendidikan Dakwah Sistem Langsung.
7). Pembelajaran sepanjang hari;
Merupakan pendekatan KBM yang mengacu pada proses dan karakter obyek
yang dipelajari secara alamiah, cirinya antara lain ; Waktu pembelajaran boleh jadi
terjadwal dan tidak terjadwal, KBM di laksanakan secara bersela sesuai dengan kebutuhan
baik pada waktu pagi atau siang, waktu pembelajaran khususnya praktik sangat ditentukan
oleh kebutuhan obyek yang dipelajari, dan waktu belajar peserta didik tidak harus belajar
selama 24 jam terus menerus.

149
a. Tempat Pembelajaran
Susunan Kurikulum SMK Negeri 35 terdiri dari program normatif, adaptif, produktif ,
program pengembangan diri dan muatan lokal dengan pengembangan. Kompetensi
lulusannya sesuai dengan standar kompetensi lulusan masing-masing program keahlian
yang mengacu pada standar kompetensi nasional (SKN) dan level-level kopetensi yang
telah ditetapkan dalam kurikulum SMK Negeri 35 Jakarta.
Alokasi waktu belajar berkisar antara 1044 jam pelajaran untuk selama waktu pendidikan.
Durasi pembelajaran 45 menit per jam pelajaran dan praktik kerja industri dilaksanakan
selama 3 bulan dengan menggunakan alokasi waktu pembelajaran program produktif.
Pola penyelenggaraan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu melalui pola pendidikan
sistem ganda dengan pengaturan sebagai berikut ;
1. Pembelajaran di sekolah
Melakukan pembelajaran prograan normatif, adaptif dan produktif, untuk pembelajaran
produktif ditekankan pada penguasaan dasar-dasar keahlian serta penguasaan alat dan
teknik bekerja yang tepat, bila memungkinkan dapat melibatkan unsur industri dalam
proses pembelajarannya. Disamping itu dikembangkan kelas wirausaha dan pengelolaan
Unit Produksi.
2. Pembelajaran di Industri / dunia kerja
Kegiatan pelatihan di industri / dunia usaha dilaksanakan sesuai program bersama yang
telah disepakati oleh sekolah dengan DU/DI berbentuk Praktik Kerja Indudtri (Prakerin)
dan dilengkapi dengan jurnal kegiatan, daftar kemajuan pelatihan, perangkat monitoring
dan asuransi kecelakaan kerja. Untuk pelaksanaannya dilakukan langkah-langkah berikut ;
a. Pengkondisian Prakerin;
Sebelum peserta didik melaksanakan praktik industri, peserta didik melaksanakan
praktik disekolah dan atau sekolah mendatangkan guru tamu dari industri atau dunia
usaha.
b. Pemprograman Bersama;
Program Prakerin dibuat bersama antara sekolah (PKS Bidang Prakerin/Humas)
dengan DU/DI agar apa yang akan dikerjakan peserta didik selama Praktik industri
bisa diketahui bersama.
c. Guru Tamu;
Sekolah secara periodik mendatangkan guru tamu yang akan memberi informasi
tentang dunia industri untuk menambah wawasan peserta didik.
d. Orientasi Kerja;
Sekolah memberi tugas kepada peserta didik tingkat X pada setiap liburan untuk
mengikuti kegiatan kerja yang dilakukan oleh ORTU/lingkungan yang ada

150
dimasyarakat dan penulisan Laporan Hasil Praktik Orientasi Kerja yang dilakukan
selama liburan akhir semester gasal/genap.
4. Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dijadikan dasar patokan nilai terendah dalam
penilaian peserta didik. Jika peserta didik mampu mendapatkan nilai di atas KKM maka
dianggap peserta didik tersebut telah tuntas atau menguasai kompetensi yang dipelajari.
Sebaliknya jika ditemukan peserta didik mendapat nilai di bawah KKM berarti perlu adanya
perbaikan. Dalam menentukan KKM mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya:
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi dasar, serta
kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana yang
mendukung proses pembelajaran.
Sekolah diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal. Yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM
adalah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas. Selain itu,
tentukan kemampuan atau nilai untuk setiap aspek (komponen) KKM, sesuaikan dengan
kemampuan sebenarnya.
a. Aspek Kompleksitas
Semakin komplek (sulit) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD
maka nilainya semakin tinggi. Ini bisa dilihat dari indikator atau tujuan pembelajaran dari
kompetensi tersebut.
b. Aspek Sumber Daya Pendukung
Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi, sebaliknya jika
sumber daya pendukung seperti sarana dan prasarana tidak mendukung nilainya semakin
rendah
c. Aspek intake
Intake adalah kemampuan awal peserta didik, bisa dilihat dari hasil sebelumnya
atau pre test. Semakin tinggi rata-rata kemampuan awal peserta didik maka nilainya
semakin tinggi. Nilai KKM setiap KD diperoleh dari rata-rata nilai ketiga aspek di atas.
Misalnya sebuah KD ditentukan nila kompleksitasnya 70, sumber daya pendukung 60, dan
intakenya 80 maka nilai KKM dari KD tersebut adalah 70 [(70+60+80)/3=70]. Sedangkan
untuk menentukan KKM mata pelajaran yaitu dengan menjumlahkan seluruh KKM KD, lalu
dibagi dengan jumlah KD (rata-ratanya).
KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi peserta didik. Begitu pun juga dengan setiap
kelas, tidak sama dan ditentukan oleh masing-masing guru mata pelajaran.
KKM pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan Kriteria ideal ketuntasan
untuk masing-masing indikator program normatif dan adaptif adalah 75.00 atau jika di
konversi menjadi nilai 2,66. KKM ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat

151
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, dan kemampuan sumber
daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut:
a. Tingkat kemampuan rata-rata peserta didik ”A” ·
b. Rata-rata nilai = 80 - 100, A diberi skor 3 ·
Rata-rata nilai = 60 - 79, A diberi skor 2 ·
Rata-rata nilai = < 60, A diberi skor 1 b.
Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi ”B” ·
Kompleksitas/kesulitan rendah, B diberi skor 3 ·
Kompleksitas/kesulitan sedang, B diberi skor 2 ·
Kompleksitas/kesulitan tinggi, B diberi skor 1 c.
Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan) ”C” ·
Dukungan tinggi, C diberi skor 3 ·
Dukungan sedang, C diberi skor 2 ·
Dukungan rendah, C diberi skor 1
Kompetensi sikap spiritual dan sosial dinyatakan tuntas apabila mencapai nilai Baik.
Format Perhitungan KKM
Skor Nilai KKM
KKM
Kompete Intake Kom
Standar Mata
nsi Indikator Daya dkng Indi
Kompetensi Siswa pleks KD SK Pelajar
Dasar (C) kator an
(A) (B)

Nilai KKM indikator = (A+B+C)/9 X 100


Dengan menghitung seluruh nilai KKM Indikator, KKM KD diperoleh dari rerata KKM indikator, dan
KKM SK diperoleh dari rerata KKM KD, pada akhirnya KKM Mata Pelajaran adalah rerarta dari KKM
SK pada semester berjalan.

152
KKM SMKN 35 Jakarta
KKM
No Mata Pelajaran
X XI XII
A. Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 76,00 76,00 76,00
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 76,00 76,00 76,00
3 Bahasa Indonesia 76,00 76,00 76,00
4 Matematika 76,00 76,00 76,00
5 Sejarah Indonesia 76,00 76,00 -
6 Bahasa Inggris 76,00 76,00 76,00
B. Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 76,00 76,00 76,00
8 Prakarya dan Kewirausahaan 76,00 76,00 76,00
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 76,00 76,00 76,00
Kelompok C (Kejuruan)
10 Fisika 76,00 76,00 76,00
11 Kimia 76,00 76,00 76,00
12 Gambar Teknik 76,00 76,00 -
C2. Dasar Program Keahlian 76,00 76,00 76,00
C3. Paket Keahlian 76,00 76,00 76,00

153
5. Penilaian, Kriteria Kenaikan Kelas, kelulusan dan mutasi siswa
a). Penilaian
Penilaian yang dilakukan untuk mengisi laporan hasil belajar ada 3 (tiga) macam, yaitu:
1). Penilaian Pengetahuan
a. Penilaian Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
b. Penilaian Pengetahuan terdiri atas:
1) Nilai Harian (NH)
2) Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
3) Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS)
c. Nilai Harian (NH) diperoleh dan hasil ulangan harian yang terdiri dan: tes tulis, tes lisan,
dan penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi
Dasar (KD).
d. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) diperoleh dan hasil tes tulis yang dilaksanakan
pada tengah semester. Materi Ulangan Tengah Semester mencakup seluruh kompetensi
yang telah dibelajarkan sampai dengan saat pelaksanaan UTS.
e. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dan hasil tes tulis yang dilaksanakan di
akhir semester. Materi UAS mencakup seluruh kompetensi pada semester tersebut.
f. Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dan rata-rata Nilai Proses (NP), Ulangan
Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS)/Ulangan Kenaikan Kelas (UKK)
yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan.
g. Penilaian rapor untuk pengetahuan menggunakan penilaian kuantitatif 1- 4:
Sangat Baik =4
Baik =3
Cukup =2
Kurang =1
dengan kelipatan 0,33, dengan 2 (dua) desimal di belakang koma seperti berikut:

154
Tabel I : Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap
Nilai
Interval Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
96 -100 A 4,00 4,00
SB
91 - 95 A- 3.66 3.66
86 - 90 B+ 3,33 3,33
81 - 85 B 3,00 3,00 B
75 - 80 B- 2.66 2.66
70 - 74 C+ 2.33 2.33
65 - 69 C 2,00 2,00 C
60 - 64 C- 1.66 1.66
55 - 59 D+ 1.33 1.33
K
< 54 D 1,00 1,00
Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara:
1). Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
2). Menetapkan pembobotan.
3).Penetapan bobot nilai ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik sekolah dan peserta didik.
4). Nilai harian/nilai proses disarankan untuk diberi bobot Iebih besar dan pada UTS dan
UAS karena Iebih mencerminkan perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik.
5). Contoh : Pembobotan 2 : 1: 1 untuk NH : NUTS : NUAS (jumlah perbandingan
pembobotan = 4) Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi Pekerti
sebagai berikut:
NH =70,
NUTS =60,
NUAS =80
Nilai Rapor = {(2x70)+(1x60)+(1x80)} : 4
= (140+60+80) : 4
= 280: 4 = 70
Nilai Rapor = 2.33 = C+ (Interval nilai 70-74)

155
Deskripsi = Cukup menguasai seluruh kompetensi dengan baik terutama dalam
memahami makna khulafaurrasyidin.
2). Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik).
b. Penilaian Keterampilan diperoleh melalui penilaian kinerja yang terdiri atas:
1) Nilai Praktik
2) Nilai Portofolio
3) Nilai Proyek
c. Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD.
d. Pengolahan Nilai untuk Keterampilan menggunakan penilaian kuantitatif 1- 4:
Sangat Baik = 4, Baik =3, Cukup =2 dan Kurang = 1
dengan kelipatan 0,33 , dengan 2 (dua) desimal di belakang koma seperti yang
tertuang pada tabel 1:
e. Penghitungan Nilai Keterampilan adalah dengan cara:
1) Menetapkan pembobotan.
2) Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
3) Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik sekolah dan peserta didik.
4) Nilai Praktik disarankan diberi bobot Iebih besar dan pada Nilai Portofolio dan Proyek
karena Iebih mencerminkan proses perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik.
5) Contoh : Pembobotan 2 : 1: 1 untuk Nilai Praktik : Nilai Portofolio : Nilai Proyek (jumlah
perbandingan pembobotan = 4)
Contoh:
Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi Pekerti sebagai
berikut: Nilai Praktik = 80, Nilai Portofolio = 75, Nilai Proyek = 80
Nilai Rapor = {(2x80+(1x75)+(1x80)} : 4
= (160+75+80) : 4
= 315 : 4 = 78.75
Nilai Rapor = 2,66 = B- (interval nilai 75-80)
Deskripsi = sudah baik dalam mengerjakan praktik dan proyek, namun masih perlu
ditingkatkan kedisiplinan merapikan tugas-tugas dalam satu portofolio

156
3). Penilaian Sikap
a. Penilaian Sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
b. Penilaian Sikap diperoleh menggunakan instrumen:
1) Penilaian observasi (Penilaian Proses)
2) Penilaian din sendiri
3) Penilaian antarteman
4) Jurnal catatan guru
c. Nilai Observasi diperoleh dan hasil Pengamatan terhadap Proses sikap tertentu pada
sepanjang proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD)
d. Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (Kl-ldanKl-2) menggunakan nilai Kualitatif
sebagai berikut:
1) SB = Sangat Baik = 3.66 sd 4
2) B = Baik = 2.66 sd 3.65
3) C = Cukup = 1.66 sd 2.65
4) K = Kurang = < 1.65
e. Penghitungan Nilai Sikap adalah dengan cara:
1) Menetapkan pembobotan
2) Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik sekolah dan peserta didik
3) Nilai Proses atau Nilai Observasi disarankan diberi bobot lebih besar dan pada
Penilaian Din Sendiri, Nilai Antarteman, dan Nilai Jurnal Guru karena lebih mencerminkan
proses perkembangan perilaku peserta didik yang otentik.
4) Contoh : Pembobotan 2 : I : I : I untuk Nilai Observasi : Nilai Penilaian Din Sendiri : Nilai
Antarteman: Nilai Jurnal Guru (jumlah perbandingan pembobotan.
Contoh
Siswa A dalam mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti memperoleh:
Nilai Observasi = 85, Nilai din sendiri = 75, Nilai antar teman = 80, Nilai Jurnal = 75
Nilai Rapor = {(2x85)+(1x75)+(1x80)+(1x75)} : 5
= (170+75+80+75): 5
= 400 : 5 = 80
Nilai Rapor = 2.66 = B- (interval nilai 75-80)

157
Deskripsi = Memiliki sikap Baik selama dalam proses pembelajaran,.
b). Kriteria kenaikan kelas
Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh satuan pendidikan, dengan ketentuan minimal :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2. Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama dengan KKM.
3. Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaran minimal baik.
4. Tidak naik kelas apabila minimal salah satu kompetensi dari tiga mata pelajaran tidak
tuntas
5. Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 15 % dari jumlah hari efektif
c). Kelulusan
Kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan tidak berbeda dari tahun ke tahun,
yaitu: Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran yang
terdiri atas:
1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3) kelompok mata pelajaran estetika; dan
4) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;
c. lulus Ujian S/M/PK untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
d. lulus UN.
d). Mutasi siswa
Mutasi siswa berdasar kepada Peraturan Gubernur Pemerintah Provinsi Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta No. 9 tahun 2012 tentang TATA CARA PERPINDAHAN
PESERTA DIDIK yaitu sebagai berikut :
1). Syarat Perpindahan Keluar :
a. surat keterangan perpindahan keluar:
b. rapor asli Iengkap dan fotokopi rapor yang dilegalisir oleh Kepala sekolah
c. fotokopi daftar siswa (dokumen 8355) yang dilegalisir oleh Kepala Sekolah
d. fotokopi sertifikat akreditasi sekolah
e. fotokopi surat Izin penyelenggaraan sekolah bagi peserta didik yang berasal darti
sekolah/madrasah swasta

158
f. surat keterangan bahwa peserta didik tidak sedang menjalani sanksi karena
melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah/ madrasah.
2). Syarat Perpindahan Kedalam :
a. surat keterangan pindah dart sekolah asal
b. rapor asli dan fotokopi rapor yang telah dilegalisir Iengkap dan sekolahi madrasah
asal
c. Ijazah, SKHUN/SKYBS dart jenjang pendidikan sebelumnya;
d. surat keterangan dari sekolah asal yang menerangkan peserta didik yang
bersangkutan tidak sedang menjalani sanksi karena melakukan p€Ianggaran terhadap
tata tertib sekolah
e. fotokopi sertifkat akreditasi dari sekolah
f. fotokopi surat izin penyelenggaraan sekolah bagi peserta didik yang berasal dari
sekolah swasta.
g. Untuk pesorta didik yang berasal dart luar Provirisi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
surat keterangan pindah dan sekolah asal diketahui oleh Dinas Pendidikan setempat
sesuai poraturan yang berlaku.
h. Khusus peserta didik untuk jenjang satuan pendidikan SMK tidak bisa melakukan
perpindahan pada kompetensi keahilan yang berbeda.
i. Peserta Peserta Didik SMA, SMK dan/ atau MA dilarang perpindahan pada semester
II.
6. Pendidikan Kecakapan Hidup
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan pendidikan
kecakapan hidup yaitu pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan
sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri
(penjelasan Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).
Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua
mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan melalui kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan organisasi
siswa dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal, seperti kegiatan
kepemudaan, pemberdayaan perempuan, kursus, dan lain-lain.
Pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya,
yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya
dimasa datang.
Secara khusus Pendidikan kecakapan hidup bertujuan untuk ;

159
1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan problema yang dihadapi
2. Merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam
menghadapi kehidupannya dimasa yang akan datang
3. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang
lebih fleksibel sesuai prinsip pendidikan berbasais luas.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada dimasyarakat, sesuai dengan
prinsip manajemen berbasis sekolah
Pendidikan kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik dan/atau kecakapan vokasional.
Pendidikan kecakapan hidup diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran dan/atau
berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
7. Pendidikan Budi Pekerti, Budaya dan karakter bangsa, ekonomi kreatif dan
entrepreneurship
Pendidikan :
Pendidikan adalah suatu usaha sadar secara terus-menerus dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik.
Budaya:
Keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief ) manusia yang
dihasilkan dalam masyarakat.
Karakter:
Watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan
untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik agar
mampu melakukan proses internalisasi, menghayati nilai-nilai menjadi kepribadian
mereka dalam bergaul di masyarakat, dan mengembangkan kehidupan masyarakat
yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Pendidikan Ekonomi Kreatif
Pendidikan Ekonomi Kreatif adalah kegiatan pendidikan ekonomi berdasarkan pada
kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya
cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat
Indonesia, dengan sasaran, arah, dan strategi
Pendidikan Kewirausahaan
1. Pengembangan nilai-nilai kewirausahaan merupakan sebuah proses panjang
dan berkelanjutan dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari
suatu satuan pendidikan.

160
2. Materi nilai-nilai kewirausahaan bukanlah bahan ajar biasa. Artinya, nilai-nilai
tersebut tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya
ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, atau pun fakta seperti
dalam mapel Agama, Bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, dan sebagainya. Nilai
kewirausahaan diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran, bisa melalui
materi, metode, maupun penilaian.
3. Pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru tidak perlu mengubah materi pokok
yang sudah ada tetapi menggunakan materi pokok itu untuk mengembangkan
nilai-nilai kewirausahaan. Demikian juga, guru tidak harus mengembangkan
proses belajar khusus untuk mengembangkan nilai kewirausahan tersebut.
4. Digunakan metodologi pembelajaran aktif
8. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi,
budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang
semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua
mata pelajaran dan atau dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau non
formal.

161
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.Permulaan tahun pelajaran
adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap
satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan
untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan sekolah melaporkan
kepada dinas pendidikan
A. Hari Belajar Efektif.

1. Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap Program
Keahlian. Program Keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang
dicantumkan.
2. Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan program keahlian.
3. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi
kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1000 jam.
4. Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per minggu.
5. Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran
tatap muka. Dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau empat jam pembelajaran
praktik di DU/DI setara dengan satu jam tatap muka.
6. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu mata
pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).

162
Alokasi Waktu.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya diuraikan sebagai
berikut ;
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif belajar Minimum 34 minggu Digunakan untuk kegiatan
dan maksimum 38 pembelajaran efektif pada setiap
minggu satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester
3. Jeda antar semester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
4. Libur akhir tahun Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan
pelajaran dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan
libur keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif
6. Hari libur Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan
umum/nasional Pemerintah
7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai
dengan ciri kekhususan masing-
masing
8. Kegiatan khusus Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang
sekolah/madrasah dikelompokkan secara khususoleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
Rincian Alokasi waktu tersebut diuraikan kedalam masing-masing semester sebagai
berikut ;
Alokasi Waktu Program Semester 01
I. Jumlah (∑) Minggu/Semester ;
No. Nama Bulan Jumlah Minggu
1 Juli 4 Minggu
2 Agustus 4 Minggu

163
No. Nama Bulan Jumlah Minggu
3 September 4 Minggu
4 Oktober 4 Minggu
5 November 4 Minggu
6 Desember 4 Minggu
Jumlah 24 Minggu

II. Jumlah (∑) Minggu tidak Efektif ;


No. Nama Bulan Jumlah Minggu
1 Juli 2 Minggu
2 Agustus 0 Minggu
3 September 0 Minggu
4 Oktober 0 Minggu
5 November 0 Minggu
6 Desember 2 Minggu
Jumlah 4 Minggu
III. Jumlah (∑) minggu efektif riil = ∑ minggu/semester 24 – ∑ minggu tidak efektif 4 = 20
minggu/jam tatap muka
IV. Jumlah (∑) jam efektif/semester 1 = 20 x 4 jam tatap muka = 80 jam tatap muka.
Alokasi Waktu Program Semester 02
I. Jumlah (∑) Minggu/Semester ;
No. Nama Bulan Jumlah Minggu
1 Januari 4 Minggu
2 Februari 4 Minggu
3 Maret 4 Minggu
4 April 4 Minggu
5 Mei 4 Minggu
6 Juni 4 Minggu
Jumlah 24 Minggu

164
II. Jumlah (∑) Minggu tidak Efektif ;
No. Nama Bulan Jumlah Minggu
1 Januari 1 Minggu
2 Februari 0 Minggu
3 Maret 0 Minggu
4 April 1 Minggu
5 Mei 0 Minggu
6 Juni 2 Minggu
Jumlah 4 Minggu
III. Jumlah (∑) minggu efektif riil = ∑ minggu/semester 25 – ∑ minggu tidak efektif 4 = 21
minggu/jam tatap muka
IV. Jumlah (∑) jam efektif/semester 1 = 21 x 4 jam tatap muka = 84 jam tatap muka.
Catatan:
1. Jumlah jam tatap muka disesuaikan masing-masing Mata Pelajaran/kompetensi
yang tertera pada Jadual tatap muka, tiap semester satu Mata
Pelajaran/kompetensi kemungkinan berbeda.
2. Untuk menentukan jumlah dari masing-masing Mata Pelajaran/kompetensi
bedasarkan analisis/pemetaan kurikulum implementatif yang telah divalidasi.

165
B. Kalender Akademik Sekolah

Kalender akademik SMK Negeri 35 Jakarta terbagi kedalam dua (2) semester
yaitu semester gasal dan semester genap.
- Kalender akademik semester ganjil diatur sebagai berikut ;
No Tanggal Kegiatan Semester 1
1 18 - 22 Juli 2016 Pelaksanaan MOS tahun pelajaran 2016/2017 &
Pesantren Ramadhan
2 18 Juli 2016 Permulaan Tahun Ajaran Baru
3 18 Juli – 24 Desember 2016 Prakerin kelas XI TGB1, XI TAV1, XI TPM1, XI
TKR1 dan XI TOI1
4 18 – 22 Juli 2016 Pesantren Kilat Ramadhan kelas XI dan XII
5 3 - 7 Oktober 2016 Kegiatan Ulangan Tengah Semester
6 14 Oktober 2016 Pembagian Hasil Ulangan Tengah Semester
7 7 November – 10 Desember 2016 Pendalaman Materi Kelas XII
8 5-9 Desember 2016 Ulangan Akhir Semester I
9 13-16 Desember 2016 Remedial
10 24 Desember 2016 Pembagian Buku Rapor
11 26 Desember 2016 s/d 7 Januari 2017 Libur Semester I

12 9 Januari 2017 Awal KBM Semester II

166
No Tanggal Kegiatan Semester genap
1 23-27 Januari 2017 Pembuatan soal UAS utama dan susulan
( tertulis dan praktik )
2 6-10 Februari 2017 Try out UKK TGB, TPM, TKR, TAV & TOI
3 1,2,3 Februari 2017 Try out UN
4 20-24 Februari 2017 UKK TGB, TPM, TKR, TAV & TOI
5 2 – 5 Maret 2017 Try out UN
6 9 - 10 Maret 2017 Ujian Sekolah Praktik Utama dan susulan /Agama
7 13 – 22 Maret 2017 Ujian Sekolah Praktik Utama dan susulan
penjasor, bahasa Indonesia,Seni Budaya, KKPI dan
Kewirausahaan )
8 27 – 31 Maret 2017 Ujian Sekolah Teori ( Agama,PKn
Sejarah,Penjasor,KKPI,IPS,IPA,Kewirausahaan dan Seni
Budaya )
9 4 Januari s/d 29 Mei Prakerin kelas XI TGB.2, XI TAV2, XI TKR2, XI TPM2 dan
2017 XI TOI2
10 17 April 2017 Motivasi kelas XII
11 10 – 13 April 2017 Ujian Nasional Utama ( Bhs.Indonesia,
Bhs.Inggris,Matematika, Teori Kejuruan )
12 19 April 2017 Pelepasan kelas XII
13 19 April 2017 Pengumuman UN
14 17-21 April 2017 Ulangan Tengah Semester kelas X dan XI
15 5-9 Juni 2017 UAS Genap Kelas X dan XI
16 14 – 15 Juni 2017 Raker Sekolah
17 15 Juni 2017 Pembagian Raport
18 18-23 Juni 2017 Libur Awal Ramadhan

167
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya sehingga kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 35 Jakarta
menjadi lebih menyenangkan, menantang, mencerdaskan, dan sesuai dengan
keadaan daerah dan kebutuhan peserta didik setempat yang dibuat berdasarkan
pada peraturan yang mengacu pada KTSP yang berlaku sesuai dengan landasan
operasional pada peraturan berikut : Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang
system Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No.19 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Peraturan Menteri No.19 tahun 2006 tentang Standar Pengelolaan,
Peraturan Menteri No.20 tahun 2006 tentang Standar Penilaian, Peraturan Menteri
No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Peraturan Menteri No.23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan, Peraturan Menteri No.24 tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Standar Isi dan Proses, Peraturan Menteri No.41 tahun 2007 tentang
Standar Proses.
Akhirnya, kesungguhan, komitmen, kerja keras, dan kerjasama dari para guru, kepala
sekolah, dan warga sekolah secara keseluruhan merupakan kunci utama bagi
perwujudan dari apa yang telah direncanakan dalam Kurikulum SMK Negeri 35
Jakarta.
B. Saran
1. Dalam pengembagnan kurikulum SMK Negeri 35 Jakarta kedepan untuk lebih
Validitas yang tinggi untuk kompetensi dasar kejuruan dan kompetensi kejuruan
diharafkan adanya peran Dunia Industri untuk memvaliditas kebutuhan
kompetensi yang dibutuhkan oleh duni Industri sehingga kedepan terjadinya Link
and Match antara dunia industri dengan Spektrum
2. Perlu adanya analisis content untuk penyususnan silabus dengan Rencana
Program Pengajaran agar dapat diperoleh hasil yang maksimal.
3. Harus adanya Pelaksanaan Pendidikan Karakter dan Nilai-nilai Budaya Bangsa.

168

Вам также может понравиться