Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DEFINISI
Water Birth merupakan salah satu metode alternatif persalinan pervaginam,9 dimana ibu hamil aterm
tanpa komplikasi bersalin dengan jalan berendam dalam air hangat (yang dilakukan pada bathtub atau
kolam) dengan tujuan mengurangi rasa nyeri kontraksi dan memberi sensasi rasa nyaman.4,7
2. Risiko Neonatal
Terdapat risiko penting secara klinik pada bayi, termasuk masalah pernapasan, ruptur tali pusat disertai
perdarahan, dan penularan infeksi melalui air.32,40,41 Laporan dari sejumlah kasus menghubungkan
water birth dengan respiratory distress, hyponatremia, infeksi, hypoxic ischemic encephalopathy, ruptur
tali pusat, kejang, takikardia, demam (dihubungkan dengan temperatur air), serta near drowning pada
bayi atau fetus.42,43,44,45
a. Terputusnya Tali Pusat.
Mekanisme terputusnya tali pusat ini terjadi ketika bayi lahir sesegera mungkin dibawa ke permukaan
air tidak secara “gentle”, jika tali pusat pendek akan dapat mengakibatkan tegangan yang berlebihan
pada tali pusat.46
Suatu review yang mengidentifikasi 16 artikel, melaporkan adanya 63 komplikasi neonatal diakibatkan
oleh water birth, salah satu diantaranya adalah masalah putusnya tali pusat.40 Suatu penelitian yang
tidak terduga menunjukkan hasil bahwa 5 dari 37 bayi (14%) yang lahir di air dan memerlukan
perawatan khusus karena terputusnya tali pusat, 1 bayi memerlukan tranfusi. Kasus terputusnya tali
pusat kemungkinan disebabkan oleh terlalu cepat mengangkat bayi kepermukaan sehingga
menyebabkan tarikan cepat dari tali pusat yang melampaui panjang tali dibandingkan biasanya.32,42
Tidak ada data risiko terputusnya tali pusat pada persalinan normal di luar air.11
b.Takikardi.
c. Infeksi.
Risiko infeksi jarang terjadi pada water birth.29 Infeksi saluran pernapasan pada bayi yang dilahirkan
secara water birth jarang terjadi, namun risiko ini tetap harus diperhitungkan.39 Sejumlah kasus yang
mungkin membahayakan bayi antara lain infeksi herpes, perdarahan luas, dan berbagai infeksi lainnya.
Metode water birth tidak direkomendasikan pada bayi preterm. Berdasarkan laporan kasus yang
dipublikasikan, infeksi P. aeruginosa didapatkan pada swab telinga dan umbilicus bayi yang lahir dengan
water birth.7,47,48,49
Pada suatu Randomized Controlled Trial dari akibat water birth di Canada, tidak menemukan perbedaan
pada ibu risiko rendah dan adanya tanda infeksi pada ibu dengan ruptur membran ketuban. Penelitian
tahun 1999 tentang kultur bakteri di Oregon Health Sciences University Hospital, tidak menemukan
secara langsung bakteri pada kultur kolam persalinan, sementara bakteri pseudomonas yang umumnya
ada pada kran air ditemukan, namun janin yang terinfeksi bakteri tersebut tidak memerlukan terapi
antiinfeksi. Ini mengkonfirmasi terhadap apa yang ditemukan pada penelitian di Inggris lebih dari 3
tahun.7
Sebaiknya ada protokol ketat untuk menjaga kebersihan kolam antara persalinan satu dengan yang lain
(terutama di rumah sakit), karena ada sedikit risiko perpindahan bakteri dari bayi ke bayi atau ibu ke ibu.
Selain itu biasanya pada keran air terdapat bakteri Pseudomonas. Pediatri menganjurkan untuk
mempertimbangkan adanya gejala infeksi pseudomonas pada bayi dengan persalinan water
birth.7,40,45,47,49
d. Hipoksia.
Tali pusat secara terus menerus akan menyediakan darah beroksigen, sambil bayi merespon stimulasi
baru yaitu pertama kali mengisi paru-parunya dengan udara. Penundaan pengkleman dan pemotongan
tali pusat sangat bermanfaat dalam proses transisi bayi untuk hidup di luar uterus. Ini akan
memaksimalkan fungsi perfusi jaringan paru.27 Garland (2000) tidak merekomendasikan pemotongan
dan pengkleman tali pusat sampai bayi mencapai permukaan air disebabkan oleh meningkatnya risiko
hipoksia. Hipoksia bayi akan mengganggu baby’s dive reflex, yang mengakibatkan penekanan respon
menelan sehingga akan menimbulkan bayi menghirup air selama proses water birth. Odent (1998)
merekomendasikan pengkleman tali pusat 4-5 menit setelah persalinan. Namun menurut Austin,
Bridges, Markiewicz and Abrahamson (1997) penundaan pengkleman tali pusat dapat mengakibatkan
polisitemia, berdasarkan hipotesa bahwa air hangat mencegah vasokonstriksi tali pusat sehingga banyak
darah ibu tertransfer ke bayi (vasokontriksi terjadi ketika kontak dengan udara).41
e. Aspirasi Air dan Tenggelam.
Terdapat berbagai kritikan tentang water birth, dimana adanya risiko tenggelam jika bayi menghirup air
atau bernapas dalam air. Secara teoritis risiko terjadinya aspirasi air pada water birth sekitar 95%. Risiko
masuknya air ke dalam paru-paru bayi dapat dihindari dengan mengangkat bayi yang lahir sesegera
mungkin ke permukaan air. Pemanjangan fase berendam mengakibatkan kekurangan oksigen, emboli
air, dan perdarahan. Air hangat mencegah pembekuan darah setelah persalinan, dan juga risiko infeksi.
Menurut British Medical Journal (BMJ) bulan juni 2005, bayi-bayi dengan sendirinya tidak akan bernapas
sampai terpapar udara, kecuali mengalami asfiksia yang diakibatkan penekanan tali pusat.3,34,44
Berdasarkan penelitian diperkirakan sekitar 38% bayi yang lahir dengan water birth berisiko tenggelam.
Pada bulan Nopember 2005, dokter-dokter di New Zealand menemukan 4 kejadian bayi baru lahir nyaris
tenggelam. Hal ini menandakan mengapa mereka percaya bahwa fakta-fakta lebih baik dan lebih dapat
membuktikan pentingya keamanan pada persalinan ini, serta adanya risiko-risiko lain seperti severe
respiratory distress dan masalah pernapasan lainnya.35
Gambar 2. Proses persalinan dengan metode water birth: berlangsung dari kiri atas ke kanan
3,64,65,66,67,68,69
Keamanan dan keefektifan persalinan ini bagi bayi belum dapat dipastikan, oleh karena itu hendaknya
persalinan ini tetap harus mempertimbangkan prosedur eksperimental dan design Randomized
Controller Trials (RCT) yang tepat.71 RCOG statement no. 1, January 2001 menyatakan bahwa the
cochrane library dan the Cochrane Register of Controlled Trials merupakan systemic reviews dan RCT
yang relevan, demikian juga paper Medline, Embase, dan Cinhal.12
Kolam bersalin yang digunakan haruslah didesain khusus dan tidak boleh digunakan oleh sembarang
orang. Temperatur airnya pun sebaiknya diatur selalu sama dengan suhu tubuh si ibu saat melahirkan.
Akurasi ini penting untuk mencegah temperature shock saat bayi meluncur ke dalam kolam. Sterilitas air
pun perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan infeksi pada ibu maupun bayinya.72 Dalam
pelaksanaanya, proses persalinan ini tidak hanya membutuhkan bantuan dokter kebidanan dan
kandungan saja, melainkan di bantu oleh tim medis antara lain: bidan, perawat kamar bayi, perawat
yang bertugas untuk menyetel alat-alat, serta dokter spesialis anak yang akan melakukan pengecekan
langsung saat bayi lahir. Ada tidaknya air yang masuk maupun gangguan lainnya bisa langsung terdeteksi
dan dapat segera diatasi dengan baik. Lama proses persalinan tergantung pada masing-masing ibu, bisa
dua sampai empat jam, bahkan bila cepat ada yang satu jam, namun jika prosesnya berjalan lama, ibu
bisa mengalami hipotermia.72
Studi lebih lanjut dan mendalam sedang gencar dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan
kenyamanan penggunaan metode water birth. Jika ibu hamil memenuhi kriteria memperhatikan
kebersihan, metode water birth aman bagi ibu dan bayi.19,30,31 Umumnya ibu low risk dan bayinya
yang melakukan water birth prognosisnya sangat baik, karena secara teori berendam dalam air selama
persalinan memberi manfaat secara psikologi dan fisiologi yang akan membantu ibu dalam menghadapi
kelahiran normal, termasuk pengurangan nyeri, peningkatan kontrol diri, penurunan tekanan darah, dan
peningkatan diuresis.41,43
The Royal College of Obstetricians and Gynecologists dan The Royal College of Midwife percaya bahwa
untuk mencapai pelayanan terbaik water birth diperlukan pengorganisasian sistem penyediaan sarana
dan struktur pendukung serta tenaga berkompeten pada pelayanan, pengembangan pelayanan yang
bertanggungjawab dan menjamin bahwa ibu dapat memperoleh informasi, advis, dan bantuan dari yang
professional.40 Adanya peningkatan jumlah rumah sakit yang secara rutin telah menyediakan fasilitas ini
di Amerika Serikat dan Eropa, ditambah berbagai data tentang keamanannya, serta penyedia layanan
yang lebih berpengalaman terhadap risiko dan keuntungan dengan penanganan dan prosedur
monitoring yang lebih ketat, maka hal tersebut diharapkan mampu berkontribusi dalam meningkatkan
keamanan metode ini.7