Вы находитесь на странице: 1из 23

PRESEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENAMBANGAN GALENA

PADA PT MAKALE TORAJA MINING


TERHADAP LINGKUNGAN DAN PEMUKIMAN SEKITAR
DI KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

RISALDI
2007 31 018
SARI
PT Makale Toraja Minig adalah salah satu perusahaan swasta yang
bergerak dibidang Pertambangan bahan galian galena Kecamatan Sa’dan
Lembangsangkaropi Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan
keberadaan perusahaan ini akan pasti minimbulkan presepsi masyarakat terhadap
lingkungan dan pemukiman sekitarnya.
secara garis besar permasalahan dalam kegiatan ini adalah dampak negatif
yang timbul terhadap lingkungn dan pemukiman sekitar dari aktifitas
penambangan serta presepsi masyarakat terhadap penambangan galena terhadap
lingkungan dan pemukiman sekitarnya.
Untuk mengetahui presepsi masyarakat terhadap kegiatan penambangan
gelena yang dimana jalanan umum di jadikan jalan tambang untuk pengangkutan
bijih galena(ore) ke stockfile pelabuhan palopo dengan kapasitas 9 ton yang
melebihi kapasitas dapat mempengaruhi lingkungan dan pemukiman sekitarnya
seperti kualitas udara, kebisingan dan getaran dengan cara wawancara/kuesioner
langsung dengan masyarakat sekitar.
Berdasarkan hasil kuesioner dilapangan di tiga desa yaitu desa
Sangkaropi,desa Batumarupa dan desa Palatok yang dilalui kendaraan
pengangkutan ore dari kegiatan penambangan gelena oleh PT Makale Toraja
Mining dapat disimpulkan bahwa dampak yang timbul dari kegiatan
penambangan galena di lingkungan dan pemukiman sekitar masyarakat yaitu
Menurunnya Kualitas Udara, Kebisingan, dan Getaran akibat dari pengangkutan
bijih galena (Ore) yang berkapasitas 9 ton dan kegiatan tersebut mempengaruhi
kesehatan masyarakat sekitar.

2-1
BAB I wilayah, baik dari segi biologi,
geologi maupun tatanan sosial-
PENDAHULUAN ekonomi dan budaya masyarakat
setempat.
1.1 Latar Belakang
Perubahan bentang alam
PT Makale Toraja Mining
sebagai akibat dari kegiatan
adalah Salah satu perusahaan swasta
pertambangan tersebut menimbulkan
yang melakukan penambangan
citra, persepsi dan pengertian
galena yang terletak di Lembang
masyarakat bahwa kegiatan
Sangkaropi Kecamatan Sa’dan
pertambangan lebih banyak
Kabupaten Toraja Utara Provinsi
menimbulkan kerusakan dan
Sulawesi Selatan, sistem
kerugian masyarakat dibandingkan
penambangannya dilakukan secara
dengan manfaatnya, khususnya bagi
tambang terbuka (open pit) dengan
masyarakat yang berada di sekitar
urutan kegiatan meliputi : kegiatan
tambang.
pembongkaran, pemuatan dan
pengangkutan. Setelah kegiatan
1.2. Rumusan Masalah
penambangan berakhir, lokasi bekas
1.2.1. Identifikasi Masalah
tambang selanjutnya ditutup kembali
Masalah yang diidentifikasi dalam
dengan meggunakan metoda back
penelitian ini :
filling.
1. Terjadinya kerusakan lingkungan
Usaha atau kegiatan geofisik mencakup pada
pertambangan merupakan suatu komponen lingkungan, komponen
eksploitasi sumber daya alam yang biologi, serta komponen sosial
tak terbarukan. Kegiatan ini ekonomi dan budaya.
berpotensi mengakibatkan perubahan 2. Persepsi masyarakat yang
bentuk lahan dan bentang alam, beragam terhadap kegiatan
terjadinya pencemaran dan penambangan galena pada PT
kerusakan lingkungan hidup Makale Toraja Mining terhadap
sehingga akan terjadi kemerosotan lingkungan dan pemukiman
sumber daya alam dalam sekitar.
pemanfaatannya. Selain itu dengan 1.2.1 Masalah Penelitian
adanya lapangan kerja baru dan Masalah yang diangkat dalam
datangnya pekerja-pekerja dari luar penelitian ini adalah :
daerah tersebut akan mempengaruhi 1. Sejauh mana dampak atau
lingkungan sosial dan budaya lokal pengaruh yang ditimbulkan oleh
sekitar kegiatan (Peraturan aktifitas penambangan terhadap
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 lingkungan di sekitarnya.
Keberadaan industri pertambangan 2. Bagaimana persepsi masyarakat
sangat ditentukan oleh karakteristik terhadap kegiatan penambangan
cadangan dan tergantung pada lokasi galena pada PT Makale Toraja
cadangan tersebut. Sifat hakiki dari Mining terhadap lingkungan dan
kegiatan pertambangan adalah pemukiman sekitar.
membuka lahan, mengubah bentang
alam sehingga mempunyai potensi
merubah tatanan ekosistem suatu

2-2
berupa kuesioner yang disebarkan
pada daerah sekitar aktivitas
1.3 Batasan Masalah penambangan.
Untuk mencapai tujuan
penelitian maka masalah penelitian
dibatasi pada:
2. Data sekunder
Persepsi masyarakat terhadap
kegiatan penambangan galena Data sekunder adalah data
pada PT Makale Toraja Mining yang sudah ada baik yang bersumber
terhadap lingkungan dan dari hasil penelitian sebelumnya
pemukiman sekitar. ataupun instansi yang memberikan
penjelasan atau gambaran umum
mengenai lokasi penelitian dan
informasi-infomasi yang terkait
1.4 Tujuan Penelitian dengan permasalahan dalam
penelitian ini,
Tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini untuk mengetahui :
BAB II
1. Dampak apa saja yang
TINJAUAN UMUM
ditimbulkan oleh kegiatan
2.1 Lokasi dan Kesampaian
penambangan terhadap
Daerah
lingkungan dan pemukiman
Lokasi penambangan endapan
sekitarnya.
bahan galian galena dan mineral
ikutannya oleh PT. Makale Toraja
2. Persepsi masyarakat terhadap
Mining terletak di Desa
kegiatan penambangan galena
lembangsankaropi, Kecamatan
pada PT Makale Toraja Mining
Sa’dan, Kabupaten Toraja Utara,
terhadap lingkungan dan
Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah
pemukiman sekitar.
penyelidikan berjarak ± 333 km
sebelah Utara dari Kota Makassar
1.5 Metode Penelitian (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan).
Untuk mencapai daerah penyelidikan
1.5.1 Studi pustaka dapat ditempuh dengan
menggunakan jalur transportasi darat
Studi pustaka dilakukan roda dua maupun roda empat/mobil
untuk memperoleh dukungan teori, bus atau pesawat terbang.
dalil konsep terhadap variabel Dapat dijelaskan rute yang
penelitian. dilewati jika ditempuh melalui
1.5.2 Teknik pengambilan data : Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan :
Makassar – Bandara Toraja :
1. Data primer Dengan pesawat terbang ditempuh
selama 2 jam, ke Bandara Rantetayo
Data primer adalah data yang (Toraja)
diambil langsung dari lapangan Bandara Toraja – Rantepao :
dengan teknik penjaringan data Dapat ditempuh selama + 1 jam

2-3
perjalanan dengan menggunakan Makasssar – Rantepao:
kendaraan roda empat Berjarak ± 311 km yang
Rantepao – Sangkaropi : dapat ditempuh selama + 8 jam
Berjarak + 15 km sebagian dengan menggunakan kendaraan
merupakan aspal dan sebagian lagi roda empat (bus), Kabupaten yang
merupakan jalanan pengerasan yang dilewati yaitu Maros, Pangkep,
ditempuh dengan kendaraan Barru, Pare-pare, Sidrap, Enrekang.
bermotor selama + 45 menit Selanjutnya rute yang dilalui sama
Sedangkan apabila ditempuh dengan rute (Rantepao –
dari Ibukota Provinsi dengan Sangkaropi)
menggunakan angkutan darat, maka Gambar 2.1 yang
rute yang dilewati adalah : menunjukkan desa Sangkaropi
dimana lokasi da
erah penambangan dilakukan.

Toraja Utara. Untuk itu pembahasan


keadaan lingkungan daerah studi
diproyeksikan ke daerah tersebut.
Penduduk Kecamatan Sa’dan
berjumlah 13.733 jiwa (Laki-laki
7.310 jiwa dan perempuan 6.423
jiwa) dengan jumlah rumah tangga
3.041 KK. Luas wilayah secara
keseluruhan 80,49 km2 dengan
kepadatan 170,62 jiwa/km2 dan
pemukiman penduduk menyebar
sepanjang poros jalan dan sebagian
membentuk pemukiman disekitar
daerah pertanian. Penduduk asli
daerah tersebut adalah suku Toraja,
menggunakan bahasa daerah Toraja,
Sumber : PT Makale Toraja dan umumnya dapat mengerti
Mining Bahasa Indonesia.
Tata guna lahan daerah Desa
Gambar 2.1 Sangkaropi terdiri dari sawah = 90
Peta Lokasi Kesampaian Daerah Ha, pekarangan dan kolam = 145,80
ha, tegalan dan kebun campuran =
2.2 Keadaan Regional Daerah 359 ha, rawa dan padang rumput =
Penelitian 102 ha, hutan = 155 ha, dan lain-lain
2.2.1 Keadaan Lingkungan = 240,2 ha. Desa Sangkaropi
Daerah studi secara berdasarkan garis lintang merupakan
administrative termasuk dalam daerah yang beriklim topis, termasuk
wilayah Desa lembangsangkaropi, dalam pola iklim pegunungan bagian
Kecamatan Sa’dan, Kabupaten Utara Sulawesi. Rata-rata curah

2-4
hujan bulanan sebesar 215,97 vegetasi pada areal ini merupakan
mm/bulan dengan rata-rata curah vegetasi sekunder. Vegetasi
hujan bulanan tertinggi sebesar 443 sekunder ini terbentuk akibat dari
mm/bulan. Jenis tanah yang tingginya akses ke dalam hutan di
berkembang di lokasi kegiatan sekitar perkampungan dan aktivitas
penambangan adalah ultisol. konversi lahan yang dilakukan
masyarakat yang tinggal di sekitar
areal penelitian. Sementara pada
areal yang relative landai umumnya
dijadikan persawahan atau kebun.
2.2.2. Flora (Vegetasi)
Jenis-jenis yang tercatat pada
Umumnya vegetasi yang komunitas sekunder di areal yang
ditemukan pada lokasi kegiatan berbukit-bukit, termasuk pada areal
penambangan relative beragam, dan ceruk-ceruk sungai, selain pinus,
hampir semuanya merupakan buangin (Casuarina junghuhniana)
vegetasi sekunder. Baik kelompok dan uru (Ermerillia sp.), juga
tumbuhan yang ada pada daerah ditemukan jenis palem banga’
yang berbukit-bukit, maupun yang (Pigafetta filaris), aju solo’
berada pada cerukan sungai. pada (Paraserianthes falcataria),
areal bekas konsesi tambang Macaranga sp., Mallotus sp.,
sebelumnya, vegetasi yang cempedak (Arocarpus elastica) dan
ditemukan tampak jelas merupakan pangi (Pangium edule). Di areal
kelompok-kelompok vegetasi sekitar pemukiman jenis-jenis
sekunder yang umumnya didominasi tumbuhan yang tercatat umumnya
oleh herba atau paku-pakuan yang merupakan tanaman budidaya,
menutup tanah. Pada areal ini seperti kopi (Coffea sp.), jeruk nipis
meskipun didominasi oleh beragam (Citrus aurantifolia), Alpukat
herba pionir seperti Lantana camara, (Persea americana), nangka
Euphatorium odoratum dan (Artocarpus heterophyllum) Durian
Melastoma polyanthum, serta paku- (Durio zibethinus) dan kakao
pakuan Gleichenia sp., akan tetapi (Theobroma cacao). Masyarakat
masih ditemukan beragam jenis sekitar juga menanam berbagai
tumbuhan berkayu lainnya, seperti sayuran seperti cabe (Capsicum
Trema sp., satu jenis famili annum) dan terung (Solanum sp.).
Rhamnaceae dan Araliaceae, serta Selain itu juga menanam pisang
pinus (Pinus merkusii) yang tampak (Musa sp.) dan ketela pohon
mulai menginvasi. (Manihot utilissima). Selain
masyarakat juga menanam gamal
Berbatasan dengan areal ini (Gliricidium sepium) dan jarak
umumnya ditemukan kelompok (Jathropa sp.) sebagai pagar
komunitas Pinus-Casuarina- pembatas kebun yang kemudian
Ermerillia pada areal yang berbukit- tampaknya tumbuh meliar. Jenis uru
bukit di luar areal konsesi. (Ermerillia tjampaka) yang
Meskipun jenis-jenis tumbuhan yang merupakan jenis asli dan menyebar
ditemukan pada komunitas ini alami sebagai jenis sekunder, pada
relative beragam, akan tetapi

2-5
beberapa tempat sengaja aurigaster, yang merupakan jenis
dibudidayakan dan ditanam di bawah yang umum pada lahan budidaya
sisa-sisa tumbuhan asli yang berupa yang pohonnya sedikit, semak dan
pohon lainnya. kawasan sekunder, sekitar rawa-rawa
dan pedesaan. Selain burung atau
2.2.3. Fauna (Hewan) Aves juga terdapat jenis fauna yang
lain tergolong dalam kelompok reptil
Fauna yang berada di lokasi
misalnya kadal, ular dan biawak.
kegiatan Penambangan Galena DMP
Kelompok mamalia misalnya tikus,
menunjukkan bahwa kelompok aves
anjing, dan beberapa invertebrata
(burung) merupakan fauna yang
seperti capung dan kupu-kupu.
paling dominan dan umum dijumpai.
2.2.4 Iklim dan Curah Hujan
Kelompok fauna lain yang
Seperti layaknya daerah-
merupakan fauna peliharaan dan
daerah lain di Indonesia, daerah
banyak dimanfaatkan dalam
penelitian adalah daerah yang
pengolahan sawah dan mempunyai
beriklim tropis, dimana musim hujan
nilai budaya bagi masyarakat Toraja
dan musim kemarau berganti
adalah kerbau Bubalus bubalus, dan
sepanjang bulannya dengan
beberapa jenis fauna lain yang cukup
temperatur rata-rata berkisar 25-
banyak dipelihara yaitu, anjing,babi
30oC.
dan ayam. Jenis burung yang cukup
Bedasarkan data curah hujan
umum menghuni hutan sekunder
tahunan Dinas Pertanian Kabupaten
yang tinggi dan lahan budidaya
Toraja Utara Tahun 2007 – 2011
seperti pergam Ducula concinna,
(tabel 2.2) dimana diperoleh curah
sedangkan pengunjung yang umum
hujan rata-rata untuk tahun 2007
pada daerah rawa dan sawah seperti
berkisar 20,293 mm, tahun 2008
blekok sawah Ardeola speciosa,
berkisar 18,974 mm, tahun 2009
burung kuntul dan burung
berkisar 61,438 mm, tahun 2010
pipit/bondol.
berkisar 109,353 mm dan tahun 2012
Beberapa jenis burung yang
berkisar 14,473 mm. Curah hujan
merupakan pengunjung pepohonan
tertinggi terjadi pada tahun 2010
dan semak-semak, yaitu kacamata
dengan jumlah curah hujan 20.777
gunung Zosterops montanus, yang
mm dan tetinggi terjadi pada bulan
umumnya merupakan burung
April dengan jumlah curah hujan
pemakan serangga, dan juga
6256 mm, sedangkan curah hujan
ditemukan burung madu Nectarinia
terendah pada tahun 2011 dengan
jugularis, yang merupakan pemakan
jumlah curah hujan 2171 mm dan
nektar.
curah hujan terandah terjadi pada
Selain itu juga terdapat bubut
bulan September dengan jumlah
alang-alang yang merupakan
curah hujan 31 mm (tabel 2.1).
penghuni umum hutan sekunder dan
Adapun data curah hujan tahunan
semak yang tumbuh bersama
kabupaten Toraja Utara dapat dilihat
rumput-rumput yang tinggi, atau
pada tabel 2.1
padang rumput yang bercampur
dengan semak belukar. Jenis burung
yang paling dominan teramati adalah
jenis Kutilang Picnonotus

2-6
2.2.5 Letak Geografis dan Luas Neosing (2.160 m dpl). Pola aliran
Daerah Penelitian sungai di dominasi oleh pola aliran
Secara geografis, lokasi denriti. Sungai pada wilayah ini
penambangan PT. Makale Toraja mempunyai bentuk lembah yang
Mining terletak sesuai dengan relatif sempit, erosi vertical lebih
koordinat-koordinat dan dapat dilihat tinggi daripada erosi lateral, sehingga
pada tabel 2.2. stadia sungai yang berkembang
menunjukkan stadia muda.
Morfologi daerah perbukitan
mempunyai sifat-sifat relief topografi
sedang sampai agak tinggi dan
Tabel 2.2 tekstur topografi sedang sampai agak
Koordinat Geografis Lokasi kasar, lereng agak landai sampai
Penambangan PT. Makale Toraja agak terjal. Batuan penyusunnya
Mining adalah batuan gunungapi dan batuan
No.
Bujur Timur ( BT ) Lintang Selatan ( LS ) sedimen, sebarannya mendominasi
Titik
1 119º56’00” 2º50’45” daerah bagian tengah dengan
2 119º57’15” 2º50’45” penyebaran berarah Timur – Barat.
3 119º57’15” 2º51’00” Puncak-puncak bukitnya adalah Bulu
4 119º57’30” 2º51’00” Buttu (1.327 m dpl). Pola aliran
5 119º57’30” 2º51’15” sungai didominasi oleh pola aliran
6 119º57’45” 2º51’15” denritik dan beberapa tempat berpola
7 119º57’45” 2º52’15”
trellis. Sungai pada wilayah ini
8 119º56’00” 2º52’15”
mempunyai bentuk lembah yang
Sumber : PT Makale Toraja
relatif lebar, namun erosi vertikal
Mining
yang masih tinggi daripada erosi
2.2.6 Keadaan Morfologi dan
lateral dengan stadia sungai yang
Geologi Daerah Penelitian
berkembang menunjukkan stadia
a. Morfologi
muda menjelang dewasa.
Daerah penelitian berada
Morfologi daerah
pada ketinggian 1.000 – 2.253 m dari
bergelombang mempunyai sifat-sifat
permukaan laut, berdasarkan bentang
relief topografi rendah sampai
alamnya dapat di bagi atas 3 satuan
sedang dengan tekstur topografi
morfologi, yaitu : daerah
halus sampai sedang, lereng agak
pegunungan, daerah perbukitan, dan
landai sampai agak terjal. Batuan
daerah bergelombang.
penyusunnya adalah batuan
Morfologi daerah
gunungapi dan sedimen, penyebaran
pegunungan mempunyai sifat-sifat
ke tempat-tempat di bagian tengah
relief topografi tinggi dan tekstur
dan selatan. Pola aliran sungai
topografi kasar dan lereng terjal.
dinominasi oleh pola aliran dendritik
Batuan penyusunnya adalah batuan
dan dibeberapa tempat berpola aliran
gunung api dan batuan beku intrusi,
trellis. Sungai pada wilayah ini
sebarannya mendominasi daerah
mempunyai bentuk lembah yang
bagian Utara dengan penyebaran
relative lebar dengan bentuk bukit
berarah Timur – Barat. Puncak-
yang renggang, erosi lateral yang
puncak bukitnya adalah pegunungan
lebih besar daripada erosi vertikal,
Sesean (2.523 m dpl) dan Buntu

2-7
sehingga stadia sungai yang terkersikan, bersusunan andesit,
berkembang adalah stadia dewasa. dasit, dan trakit. Satuan batuan ini
Sungai utama yang mengalir diterobos oleh retas diorite, andesit,
di daerah penelitian adalah Sungai dasit, dan granit yang mengakibatkan
Kiki dan sungai Koyan yang terjadinya pemineralan dan
bermuara ke sungai Sa’dan. pengubahan terutama pada bidang
Beberapa mata air permanen kontaknya. Pemineralan yang terjadi
dijumpai pada batuan gunungapi dan berupa bijih massive, fragmental,
sedimen, yang digunakan oleh stockwork dan network dalam sistem
penduduk setempat untuk kebutuhan urat. Bijih sulfida adalah spalerit,
air bersih dan untuk pertanian. pyrite, galena, dan kalkopirit
ditemukan di daerah Sangkaropi,
umurnya diperkirakan Oligosen –
Miosen. Batuan Intrusi (Tmpi) terdiri
dari granit, granodiorit, dan riolit.
b. Geologi Batuannya berwarna abu-abu sampai
Daerah KP eksplorasi bahan kehitaman, berbutir sedang sampai
galian galena dan mineral ikutannya kasar. Mineral penyusunnya terdiri
secara stratigrafi menurut N. Ratman dari feldspar, kuarsa, hornblende,
dan S. Atmawinata (1993) terdiri biotit, klorit, apatit dan bijih.
dari 3 satuan batuan, yaitu : Umurnya diperkirakan Miosen Akhir
Batugamping Anggota Rantepao sampai Pliosen Awal. Penerobosan
Formasi Toraja (Terst), Batuan terhadap batuan gunungapi Lamasi
Gunung api Lamasi (Tovl), dan menunjukkan adanya pemineralan
batuan Intrusi (Tmpi). bijih sulfida dan membentuk cebakan
Batugamping anggota tembaga seperti daerah Sangkaropi
Rantepao Formasi Toraja (Terst) dan Bilolo.
terdiri dari batugamping numulit dan Struktur geologi yang dapat
batugamping ulang, sebagian diamati di daerah penelitian adalah
tergerus. Batuannya berwarna putih sesar dan kekar. Sesar berarah Barat
sampai coklat, sebagian berlapis. Laut – Tenggara sampai Timur Laut
Berdasarkan kandungan fosil – Barat Daya berupa sesar geser.
Foraminifera menunjukkan umur Batuan yang tersesarkan adalah
Eosen dengan lingkungan batuan anggota Batugamping
pengendapan dangkal. Batugamping Rantepao dan Batuan Gunungapi
numulit sebagian berupa lensa dalam Lamasi. Pembentukan struktur
Formasi toraja. Batuan ini tertindih geologi diperkirakan terjadi pada
secara tidak selaras oleh batuan kala Miosen Tengah sampai Miosen
gunung api. Akhir. peta geologi daerah
Batugamping Gunungapi sangkaropi dan sekitarnya dapat
Lamasi (Tovl) terdiri dari tufa, lava dilihat pada gambar 2.2.
dan breksi gunungapi, bersusun
andesit dan dasit. Batuan ini
umumnya mengandung urat kuarsa,
bermineral sulfida, terutama pirit
setempat tembaga, berubah dan Sumber: PT MTM Sulawesi Selatan

2-8
kuarsa di dalam batuan granotir. Di
daerah Bilolo, cebakan tembaga
diikuti oleh barit.
2.3.1 Sifat dan Kualitas Batuan
Mineralisasi
a. Sifat Batuan Mineralisasi
Batuan mineralisasi di daerah
studi mempunyai sifat berwarna
kuning sampai hitam (yellow ore dan
black ore), penggalian sukar perlu
peralatan mekanis. Hasil pendugaan
geolistrik menunjukan bahwa batuan
Gambar 2.2 mineralisasi dan alterasi di daerah
pengukuran menunjukan tahanan
Peta Geologi Sangkaropi jenis 500 – 3.000 Ohm-m.
2.3 Mineralisasi b. Kualitas Batuan Mineralisasi
Intrusi batuan beku yang Galena
bersifat dasitik pada batuan Kualitas bahan galian galena
Gunungapi Lamasi mengakibatkan dan mineral ikutannya ditentukan
terjadinya mineralisasi dan ubahan berdasarkan oleh sifat kimia
serta pembentukan urat-urat kuarsa (komposisi kimia). Hasil analisa
pada batuan Gunungapi Lamasi di kimia dari batuan mineralisasi
sekitar kontaknya. Pemineralan dan berdasarkan hasil eksplorasi, sebagai
alterasi ini terletak di daerah berikut. Daerah Batumarupa Pb =
Sangkaropi dan Bilolo. Polanya (14,5 – 42,30) %, Pongpangarru Pb =
merupakan pelurusan dome yang (11,8 – 16,7) %, Todama Pb = (19,7
menerobos jalur-jalur yang lemah – 21,4) %, dan Pondungin Pb = (10,6
yang dikontrol oleh struktur geologi. – 13,3) %.
Pemineralan yang terjadi berupa
bijih massive, fragmental, stockwork Berdasarkan hasil analisa
dan network dalam sistem urat. contoh batuan mineralisasi tersebut
Di daerah Sangkaropi, diatas (Pb lebih kecil dari 40 %),
mineral yang ditemukan adalah sehingga batuan galena di daerah
pyrite (FeS2), galena (PbS), sfalerit penelitian dapat digunakan sebagai
(ZnS), kalkopirit (CuFeS2), bornite bahan baku industri, dengan terlebih
(Cu5FeS4), Chlorite, Malachite dahulu melakukan pengolahan untuk
(Cu2CO3(OH)2), Azurite peningkatan kadar.
(Cu3(CO3)2(OH)2), Barite(BaSO4), 2.4. Hidrologi
Oksida Besi dan Kovelit (CuS).
Endapan berupa kantong-kantong Di wilayah studi mengalir
yang berada di dalam breksi Sungai Kanan dan Sungai Koyan
vulkanik. Di daerah ini pula yang secara hidrologis tercakup
ditemukan urat-urat yang dalam wilayah DAS Sa’dan Hulu.
mengandung gabungan galena, pirit, Kedua sungai ini merupakan sungai

2-9
periodik yang mengalir dari arah langkah kegiatan penambangan
timur ke barat dan bermuara di antara lain:
Sungai Sa’dan Hulu yang seterusnya A. Persiapan Penambangan
mengalir ke Selat Makassar di Tujuan dari kegiatan persiapan
Kabupaten Pinrang. penambangan yaitu agar kegiatan
Kedua sungai di atas penambangan tidak terhambat oleh
mempunyai pola pengaliran sejajar kegiatan Non Produksi. Persiapan
yang mencerminkan intensifnya penambangan ini meliputi :
struktur geologi (seperti patahan) 1. Pembersihan Lahan Tambang
yang mengontrol daerah tersebut. (land clearing)
Daerah tangkapan kedua sungai ini Clearing adalah kegiatan
merupakan sumber air bagi pembersihan pohon-pohon yang ada
masyarakat dan pertanian sawah di atas bijih yang akan ditambang
yang berada di bagian hilirnya. yang pelaksanaannya tergantung
pada kondisi topografi lahan yang
akan dibersihkan serta kondisi pohon
yang akan di bersihkan. Alat yang
digunakan yaitu bulldozer, agar kerja
2.5. Erosi
bulldozer lebih efektif maka
Erosi adalah peristiwa
diusahakan memperpendek jarak
berpindahnya atau terangkatnya
dorong. Untuk daerah datar dan
tanah serta bagian-bagian tanah dari
cukup luas pembersihan dimulai dari
suatu tempat ketempat lain oleh
tengah-tengah.
media alami. erosi merupakan hasil
interksi beberapa faktor antara lain, 2. Pengupasan Lapisan Tanah
curah hujan(faktor Penutup (Striping)
Tanah penutup (overburden)
dominan),kemiringan dan panjang
adalah material bagian atas yang
lereng, vegetasi penutup tanah dan
menutupi kadar bijih yang tinggi
kepekaan erosi dari tanah tertentu.
(kadar bijih yang memenuhi
kebutuhan pabrik atau ekspor), yaitu
2.6. Kegiatan Penambangan pada
diatas 2 %, tanah penutup dapat
PT Makale Toraja Mining
berupa, tanah Top Soil dengan bijih
Kegiatan kerja harus
kadar rendah dengan tebal
didasarkan menurut urutan, strategi,
overburden 0 – 5 meter.
tata laksana, kebijakan, waktu
Pengupasan yang dilakukan
pelaksanaan dan sasaran yang
pada tanah penutup, biasanya
ditetapkan dalam perencanaan.
dilakukan bersama-sama dengan
Kegiatan penambangan
clearing dengan menggunakan
bahan galian galena dilakukan
bulldozer dan excavator PC 400.
dengan sistem Tambang Terbuka
Pekerjaan ini dimulai dari tempat
(surface mining) dan metode Open
yang tinggi dan tanah penutup di
Cut Mining menggunakan alat
dorong kebawah ketempat yang lebih
dorong, gali/muat dan alat angkut.
rendah sehingga alat dapat bekerja
Metode penjenjangan yang
dengan bantuan gaya gravitasi.
diterapkan adalah dengan sistem
Mutiple Bench dengan langkah- a. Pembuatan jalan

2-10
Jalan yang dimaksud adalah Penggalian galena dengan
jalan yang menghubungkan jalan menggunakan alat gali muat
raya dengan lokasi penambangan dan Backhoe.
jalan-jalan di lokasi penambangan.
Ada dua jenis jalan yang ada dilokasi 2. Pemuatan
penambangan yaitu : Pemuatan (Loading) bijih
1. Jalan Utama hasil penggalian dapat dilakukan
Jalan yang menghubungkan dengan alat gali yaitu Backhoe. Bijih
jalan raya ke lokasi penambangan. yang dimuat adalah bijih yang telah
Badan jalan cukup keras yaitu hasil ditumpuk oleh alat gali dekat front
kupasan materil oleh bulldozer dan penambangan. Tetapi kadang
diratakan dengan bantuan grader. Backhoe menggali bijih dan
Lebar jalan utama 16 m – 18 m langsung dimuat ke alat angkut.
dengan kemiringan 0–14 %. Sistem pemuatan yang digunakan
2. Jalan Tambang adalah Single Side Loading yaitu
Jalan-jalan yang dibuat sistem pemuatan dimana alat muat
menuju front penambangan yang Excavator melakukan pemuatan
biasa disebut dengan jalan tambang. material bijih ke satu alat angkut
Jalan tersebut sewaktu-waktu bisa Dump Truck, sedangkan pola
hilang karena habis ditambang. Dumping yang digunakan adalah
Pembuatannya dilakukan pada saat Rear Dump yaitu mengosongkan
kegiatan penambangan akan dimulai. muatan ke belakang.
Lebar jalan 6 – 8 m dengan
kemiringan jalan 0 -14 %. Jalan ini 3. Pengangkutan Galena
relatif pendek dibanding dengan Pengangkutan bijih dari front
jalan produksi. sampai ke Penumpukan (stock yard)
melalui beberapa tahap yaitu:
B. Kegiatan Penambangan  Wilayah Tambang Timur
Rangkaian penambangan Semua bijih hasil
meliputi : penambangan dari tiap-tiap bukit
1. Penggalian Pembongkaran yang di angkut sampai ke
Penggalian adalah kegiatan penumpukan menggunakan Rear
yang dilakukan untuk memisahkan Dump Truck yang berkapasitas 9
bahan galian dari induknya. Galena ton.
yang akan ditambang ditetapkan  Wilayah Tambang Barat
berdasarkan Cut off Grade (COG) Pengangkuatan bijih di
dengan sasaran produksi sebagai wilayah Tambang Timur juga
berikut : menggunakan Rear Dump Truck
dengan kapasitas rata-rata 9 ton.
 Galena kadar rendah (low grade) galena yang akan diekspor, diangkut
dengan kandungan PbS sekitar ke pelabuhan Palopo. ]
1.0%-2,0%
 Galena berkadar tinggi (high
grade) dengan kandungan PbS
2,5 %

2-11
terhadap stimulus. Harihanto (2001)
sebagaimana dikutip oleh
Pandeangan (2005) menyatakan
bahwa persepsi pada hakikatnya
adalah pandangan, interpretasi,
penilaian, harapan atau aspirasi
seseorang terhadap obyek.
Berdasarkan pengertian
persepsi di atas, maka dapat
diketahui bahwa proses
pembentukkan persepsi merupakan
proses yang terjadi pada diri
individu. Oleh karena itu, dapat
Sumber : PT Makale Toraja Mining dikatakan bahwa persepsi
masyarakat merupakan suatu hal
Gambar 2.3 yang tidak ada. Menurut Mayo
Bagan Alir Penambangan PT (1998:162) sebagaimana dikutip oleh
Makale Toraja Mining Suharto (2005), masyarakat dapat
diartikan dua konsep, yaitu: (1)
BAB III masyarakat sebagai sebuah “tempat
bersama”, yakni sebuah wilayah
LANDASAN TEORI geografi yang sama dan (2)
masyarakat sebagai “kepentingan
3.1 Persepsi Masyarakat bersama”, yakni kesamaan
Persepsi adalah pengalaman kepentingan berdasarkan kebudayaan
tentang obyek, peristiwa, atau dan identitas. Persepsi masyarakat
hubungan-hubungan yang diperoleh yang dimaksudkan dalam penelitian
dengan menyimpulkan informasi dan ini adalah persepsi beberapa individu
menafsirkan pesan (Rakhmat, 2005). yang dianggap dapat mewakili
Leavitt (1978) menyatakan masyarakat lainnya dalam wilayah
pengertian persepsi (perception) yang sama.
dalam arti sempit ialah penglihatan, 3.1.1. Faktor-faktor yang
bagaimana cara seseorang melihat Mempengaruhi Persepsi
sesuatu, sedangkan dalam arti luas Persepsi ditentukan oleh faktor
ialah pandangan atau pengertian, personal dan faktor situasional
yaitu bagaimana seseoran (Rakhmat, 2005). David Krech dan
memandang atau mengartikan Richard S. Cruthfield (1997:235)
sesuatu. Hal tersebut juga berarti dalam Rakhmat (2005) menyebutnya
bahwa setiap orang menggunakan faktor fungsional dan faktor
kacamata sendiri-sendiri dalam struktural. Adapun penjelasannya
memandang dunianya. adalah sebagai berikut:
Atkinson dan Hilgard (1991)  Faktor Fungsional: Faktor
sebagaimana dikutip oleh Hadi fungsional berasal dari kebutuhan,
(2001) menyatakan bahwa sebagai pengalaman masa lalu dan hal-hal
suatu cara pandang atau penilaian, lain yang termasuk dalam faktor-
persepsi termasuk proses komunikasi faktor personal. Persepsi tidak
yang timbul karena adanya respon

2-12
ditentukan oleh jenis atau bentuk c. Kebutuhan sosial, mencakup
stimuli, tetapi karakteristik orang kebutuhan akan hubungan sosial
yang memberikan respon pada (kasih sayang, persahabatan,
stimuli tersebut. penerimaan, dan perhatian)
 Faktor Struktural: Faktor termasuk memberi dan menerima
struktural berasal dari sifat stimuli rasa cinta, rasa memiliki, rasa
fisik dan efek-efek saraf yang dibutuhkan.
ditimbulkannya pada sistem saraf d. Kebutuhan harga diri, kebutuhan
individu. yang berfokus pada ego, status,
Selain faktor kebutuhan di atas, harga diri, dikenal, percaya diri,
Leavitt (1978) juga menyatakan dan prestise (gengsi). Selain itu
bahwa cara individu melihat dunia juga mencakup perasaan dapat
adalah berasal dari kelompoknya menyelesaikan sesuatu (feeling of
serta keanggotaannya dalam echievement).
masyarakat. Artinya, terdapat e. Kebutuhan aktualisasi diri,
pengaruh lingkungan terhadap cara kebutuhan untuk tumbuh dan
individu melihat dunia yang dapat berkembang dengan potensi diri
dikatakan sebagai tekanan-tekanan sepenuhnya dengan
sosial. mengembangkan diri dan
Berdasarkan beberapa teori di berpretasi sebaik mungkin
atas, dapat diketahui bahwa dengan potensi diri sepenuhnya.
kebutuhan individu merupakan salah
satu faktor penting yang dapat 3.1.2. Karakteristik Komunikasi
mempengaruhi persepi individu Masyarakat Sekitar
tersebut terhadap suatu obyek. Teori Karakteristik komunikasi
kebutuhan Maslow menyebutkan masyarakat sekitar berhubungan
bahwa seseorang tidak akan dengan keterdedahan publik sasaran
termotivasi untuk memenuhi komunikasi dan ekspektasi
kebutuhan di atasnya apabila komunitas terhadap perusahaan
kebutuhan pada jenjang di bawahnya (Hadi, 2001 dan Erwiantono, 2004).
telah terpenuhi/terpuaskan 1. Keterdedahan publik sasaran
(Mugniesyah, 2006). Adapun komunikasi
penjelasan hierarki tersebut Hadi (2001) menyatakan
sebagaimana yang diungkapkan oleh bahwa suatu komunikasi publik akan
Mugnisyah (2006), antara lain: berhasil apabila publik sasaran
a. Kebutuhan Fisiologis, mencakup terdedah oleh aktivitas komunikasi
kebutuhan dasar atau primer yang dilakukan oleh perusahaan.
manusia, seperti udara, sandang, Keterdedahan komunikasi
pangan, papan, dan seks. perusahaan menurut Hadi (2001)
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu adalah kegiatan pencarian informasi,
apabila semua kebutuhan dasar penerimaan pesan, yang dialami
telah terpenuhi, maka individu anggota komunitas terhadap kegiatan
memiliki keinginan untuk komunikasi perusahaan.
memenuhi semua kebutuhannya 2. Ekspektasi komunitas terhadap
yang berkaitan dengan keamanan perusahaan
dan keselamatan.

2-13
Hadi (2001) merangkum pemakai jasa organisasi, pemakai
sebelas unsur kepentingan komunitas hasil produksi organisasi dan
Cutlip dan Center menjadi lima masyarakat umumnya. Selain kedua
unsur yaitu (1) peningkatan tujuan tersebut, komunikasi publik
kesejahteraan sosial (peningkatan juga dapat digunakan untuk
taraf hidup, kesehatan dan KB, memberikan hiburan kepada
dukungan agama, kebebasan sejumlah orang.
berekspresi dan berkebudayaan); (2) Menurut Wilson et al
penyediaan lapangan kerja dan sebagaimana dikutip oleh Hadi
peluang berusaha; (c) penyediaan (2001) terdapat empat model
fasilitas pendidikan, perumahan, dan komunikasi yang digunakan dalam
fasilitas umum; (d) jaminan hukum, komunikasi publik, yaitu:
ketertiban, dan keamanan; dan (e) 1. Model publisitas: menekankan
penanganan lingkungan hidup yang pola pesan satu arah dari sumber
bijaksana. Kepentingan komunitas kepada publik, tanpa terlalu
tersebut dapat dipenuhi oleh memperhatikan kebenaran
perusahaan melalui kegiatan informasi yang disampaikan.
tanggung jawab sosial perusahaan di 2. Model informasi publik: bersifat
mana menurut Ambadar (2008) pada satu arah, namun telah
awal proses pelaksanaannya mementingkan kebenaran
dilakukan upaya untuk melihat informasi. Model ini memandang
kebutuhan masyarakat (needs publik sebagai sasaran yang
assessment). rasional dan apabila diberi cukup
informasi yang benar dan
3.1.3. Upaya Perusahaan Membina lengkap, akan mendatangkan
Hubungan Baik dengan keputusan yang benar pada suatu
Masyarakat Sekitar isu.
Karakteristik Komunikasi Publik 3. Model asimetris dua arah: bersifat
Perusahaan dua arah dengan mencoba
Komunikasi publik adalah menangkap umpan balik dari
pertukaran pesan dengan sejumlah publik. Model ini memandang
orang yang berada dalam organisasi penting untuk mengetahui posisi
atau yang di luar organisasi publik pada isu. Penyampaian
(Muhammad, 2004). Muhammad pesan menggunakan prinsip
(2004) mengatakan bahwa tujuan persuasi dalam upaya
umum dari komunikasi publik yang memperoleh dukungan publik.
utama adalah untuk memberikan 4. Model ko-orientasi: mengubah
informasi kepada sejumlah besar orientasi dari publiknya terhadap
orang mengenai organisasi, misalnya perusahaan dan menggambarkan
mengenai aktivitas-aktivitas bahwa perusahaan dan publiknya
organisasi dan hasil produksi bersama-sama menyesuaikan
organisasi. Tujuan komunikasi persepsi tentang suatu ide atau
publik lainnya menurut Muhammad sikap.
(2004) adalah untuk menjalin
hubungan antara organisasi dengan 3.2 Kualitas Udara
masyarakat di luar organisasi seperti

2-14
Pencemaran udara adalah tangga dan pembakaran
masuknya atau dimasukkannya zat terbuka.
energi atau komponen lain ke dalam 2. Keadaan meteorologi seperti
udara oleh kegiatan manusia kemantapan udara, arah dan
sehingga mutu udara turun sampai kecepatan angin.
ketingkat tertentu menyebabkan 3. Bentuk susunan sumber seperti
udara tidak dapat memenuhi cerobong asap pabrik , asap
fungsinya. kendaraan bermotor, asap
Sumber pencemaran adalah setiap pembakaran hutan dan lain-lain.
usaha atau kegiatan yang .3.2.2 Pengendalian Pencemaran
mengeluarkan bahan pencemar ke Udara
udara yang menyebabkan udara tidak Pengendalian pencemaran
berfungsi sebagaimana mestinya. udara meliputi pengendalian dari
Udara ambien adalah udara bebas usaha dan kegiatan sumber tidak
dipermukaan bumi lapisan troposfer bergerak, sumber bergerak spesifik
yang dibutuhkan dan mempengaruhi yang dilakukan dengan upaya
kesehatan manusia, makhluk hidup pengendalian sumber emisi dan
dan unsur lingkungan hidup lainnya. sumber gangguan yang bertujuan
3.21. Faktor yang mempengaruhi untuk mencegah turunnya mutu
pencemaran udara udara ambien. Cara yang nyata untuk
Penentu utama kadar cemaran mengendalikan pencemaran udara
udara tentu saja adalah jumlah adalah dengan mencegah pencemar
pencemar yang diemisikan ke dalam memasuki atmosfer, tidak ada cara
udara. Tetapi pengalaman untuk melakukan hal ini dengan
menunjukkan bahwa walaupun sempurna. Semua kegiatan manusia
sumber yang sama mengeluarkan menghasilkan limbah, sebagian dari
pencemar dari hari ke hari, kadang limbah ini dengan sendirinya akan
kala udara bersih dan kadang kala memasuki udara. Pengadaan dan
tercemar. Kadar cemaran juga penggunaan energi, berbagai cara
tergantung pada keadaan cuaca. pengangkutan, dan kegiatan yang
Disamping itu, untuk jumlah emisi umum dilakukan seperti pengecatan
yang sama dan keadaan meteorologi rumah dan cuci-kimia semuanya
yang sama, kadar cemaran udara menggunakan udara sebagai sarana
dipengaruhi oleh bentuk dan susunan untuk menyingkirkan bahan kotoran.
geometri sumbernya, termasuk Karena meniadakan sama sekali
ketinggian emisi di atas tanah dan semua kegiatan ini tidak masuk akal,
luas daerah tersebarnya sumber itu. maka harus dicari cara
Dengan demikian, faktor yang penyingkirannya, yang menghasilkan
mempengaruhi pencemaran udara pencemar berkadar rendah dan dapat
adalah : diterima.
1. Jumlah total cemaran yang Pengendalian pencemaran tidak
dikeluarkan atau diemisikan dapat diharapkan terjadi atas dasar
seperti jumlah cemaran yang sukarela. Hal ini harus ditetapkan
dihasilkan kegiatan industri, berdasarkan undang-undang serta
kendaraan bermotor, rumah kesadaran setiap komponen
masyarakat sehingga semua usaha

2-15
diharuskan memenuhi bakuan yang selain yang dianggap sebagai unsur
sama. Upaya pengendalian penyusun udara bersih. Disamping
pencemaran udara sesuai dengan nitrogen, oksigen, argon,
Peraturan Pemerintah Nomor 41 karbondioksida, air dalam berbagai
Tahun 1999 tentang pengendalian fasenya, dan gas sesepora yang
pencemaran udara mencakup membentuk bagian tetap yang ada
kegiatan-kegiatan : dalam atmosfer selalu mengandung
a. Inventarisasi kualitas udara daerah keluaran nabatah yang sedang
dengan mempertimbangkan berbagai tumbuh atau membusuk, garam dari
kriteria percikan air laut, debu dari tanah
yang ada dalam pengendalian yang terbawa angin dan badai pasir,
pencemaran udara. asap dari kebakaran yang disebabkan
b. Penetapan baku mutu udara oleh petir dan gas serta uap.
ambien dan baku mutu emisi yang Semua bahan alami tersebut terdapat
digunakan sebagai tolak ukur dalam kadar yang rendah, dan tidak
pengendalian pencemaran udara. membawa akibat yang
c. Penetapan mutu kualitas udara membahayakan. Namun masuknya
suatu daerah termasuk pencemar yang bukan alami akibat
perencanaan pengalokasian kegiatan manusia telah menyebabkan
kegiatan yang berdampak berbagai penyakit dan kematian pada
mencemari udara. manusia, penurunan produktifitas
d. Pemantauan kualitas udara baik pertanian dan kerusakan tanah,dapat
ambien dan emisi yang diikuti pula mengganggu pandangan mata,
dengan evaluasi dan analisis. kenyamanan hidup dari manuia dan
e. Pengawasan terhadap penataan penggunaan benda-benda.
peraturan pengendalian Diantara pengaruh di atas, yang
pencemaran udara. paling mengkhawatirkan adalah yang
f. Peran masyarakat dalam berkenaan dengan kesehatan
kepedulian terhadap pengendalian manusia.
pencemaran udara. pencemaran udara dapat
g. Kebijakan bahan bakar yang dibagi lagi berdasarkan bermacam-
diikuti dengan serangkaian kegiatan macam tipe ada yang didasarkan
terpadu dengan sumber pencemar alam dan aktifitas
mengacu kepada bahan bakar manusia, jumlah dan
bersih dan ramah lingkungan. penyebarannya,bentuk pencemar
h. Penetapan kebijakan dasar baik seperti gas atau benda padat, bentuk
teknis maupun non teknis dalam sumber titik atau suatu garis .
pengendalian Miller(1979) membagi bahan
pencemaran udara secara pencemar udara menjadi :
nasional.
a. Karbon Oksida (CO,CO2)
3.2.3 Dampak Pencemaran Udara b. Sulfur Oksida(SO2,SO3)
Hampir semua kegiatan c. Nitrogen Oksida(N2O,NO, NO2)
manusia memasukkan pencemar d. Hidrokarbon(CH4C4H10,C6H6)
kedalam atmosfer. Proses alami juga e. Fotokemis oksidan (O3,PAN dan
memasukkan bahan-bahan lain, aldehida)

2-16
f. Partikel ukuran kebisingan dinyatakan
(asap,debu,jelaga,asbestos,logam, dengan istilah Sound Pressure
minnyak dan garam Level (SPL) Ratio (perbandingan)
g. Senyawa inorganik Logaritmik antara takanan suara
h. Zat Radioaktif dengan standar tingkat tekanan
i. Panas manusia dinyatakan dalam decibel
j. Kebisingan (dB). Tingkat tekanan tersebut
(reference Pressure Level) untuk
3.3 Kebisingan manusia adalah 0,0002 u bars
Dasar teori Kebisingan yang merupakan ambang
adalah bunyi atau suara yang tidak pendengaran manusia.
dikehendaki dan dapat mengganggu Persamaan dari tingkat tekanan
kesehatan, kenyamanan serta dapat suara adalah:
menimbulkan ketulian. SPL = 20 log (P/Po)
Kebisingan terjadi disebabkan karena SPL = tingkat tekanan
adanya bunyi, terjadi karena adanya kebisingan; dB
benda yang bergetar dan P = Tekanan suara,u bar
menimbulkan gesekan dengan benda PO = Tingkat tekanan
(zat) yang ada di sekitarnya, dan untuk manusia 0,0002 u bars
benda yang bergetar tersebut dapat 3.3.1 Sumber kebisingan
berupa zat padat cair dan gas. dampak kebisingan dari
Sehingga dapat disimpulkan pembangunan proyek dapat
penghantar bunyi dapat pula berupa dibagi 4 yaitu7 :
zat cair padat dan gas. jumlah dari 1. Tipe pembangunan pemukiman
pemampatan dan penjarangan dari 2. Tipe pembangunan gedung
molekul dalam waktu tertentu 3. Tipe pembangunan industri
disebut pula sebagai frekuensi suara. 4. Tipe pekerjaan umum ,
frekuensi ini, diukur dengan satuan misalnya jalan
Hertz(Hz), dapat pula disebut siklus kebisingan pada fase operasi
suara per detik. Manusia hanya dapat juga sangat berpariasi tergantung
mendengar suara yang frekuensinya proyek apa yang di bangun. misalnya
berada antara 16 sampai 20.000 Hz. untuk pemukiman baru dapat sangat
Satuan suara atau tekanan dari suara rendah 30-40 dBA untuk lapangan
tidak dapat praktis untuk digunakan terbang kebisingan dapat mencapai
sebagai satuan dari gangguan 150dBA dan untuk industri sangat
kebisingan karena: bervariasi antara 70-110 dBA.
a. Kekuatan suara mempunyai Kebisingan yaitu bunyi yang
kisaran yang sangat besar, sampai tidak diinginkan dari usaha atau
dapat dinyatakan dalam microbos kegiatan dalam tingkat dan waktu
( seperjuta dari tekanan 1 Atm); tertentu yang dapat menimbulkan
kisaran itu dapat mencapai dari gangguan kesehatan manusia dan
0,0002 sampai 10.000 u bars kenyamanan lingkungan
b. Telinga manusia tidak dapat (KepMenLH No.48 Tahun 1996)
memberi respon yang linier atau semua suara yang tidak
terhadap tekanan suara. respon dikehendaki yang bersumber dari
tersebut berbentuk logaritma. alat-alat proses produksi dan atau

2-17
alat-alat kerja pada tingkat tertentu suatu waktu tertentu
dapat menimbulkan gangguan
pendengaran (KepMenNaker No.51
Tahun 1999).
3.3.2 Baku Tingkat Kebisingan
Baku tingkat kebisingan
adalah batas maksimal tingkat
kebisingan yang diperbolehkan
dibuang ke lingkungan dari usaha Kebisingan Semua kebisingan
atau kegiatan sehingga tidak latar lainnya ketika
menimbulkan gangguan kesehatan belakang memusatkan
manusia dan kenyamanan perhatian pada suatu
lingkungan (KepMenLH No.48 kebisingan tertentu.
Tahun 1996).Baku tingkat Penting untuk
kebisingan (Nilai Ambang membedakan antara
Batas,NAB) peruntukan kebisingan residual
kawasan/lingkungan (KepMenLH dengan kebisingan
No.48 Tahun 1996). latar belakang

Tabel 3.1

Kategori kebisingan 3.4 Getaran


3.4.1 Pengertian Getaran
Yang dimaksud dengan
getaran adalah gerakan yang teratur
Jumlah Semua kebisingan di dari benda atau media dengan arah
kebisingan suatu tempat tertentu bolak±balik dari kedudukan
dan suatu waktu keseimbangan. Getaran terjadi saat
tertentu mesin atau alat dijalankan dengan
kendaraan roda empat, sehingga
Kebisingan Kebisingan di antara pengaruhnya bersifat mekanis
spesifik jumlah kebisingan (Sugeng Budiono,2003:35). Getaran
yang dapat dengan ialah gerakan ossilasi disekitar
jelas dibedakan untuk sebuah titik
alasan-alasan akustik. (J.M.Harrington,1996:187). Vibrasi
Seringkali sumber adalah getaran, dapat disebabkan
kebisingan dapat oleh getaran udara atau getaran
diidentifikasikan mekanis, misalnya mesin atau alat-
alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel,
Kebisingan Kebisingan yang 1996:96). Getaran merupakan efek
residual tertinggal sesudah suatu sumber yang memakai satuan
penghapusan seluruh ukuran hertz (Depkes, 2003:21).
kebisingan spesifik Getaran(vibrasi) adalah suatu faktor
dari jumlah fisik yang menjalar ke tubuh
kebisingan di suatu manusia,mulai dari tangan sampai
tempat tertentu dan keseluruh tubuh turut bergetar

2-18
(oscilation) akibat getaran peralatan pekerjaan yang dilakukan oleh 3
mekanis yang dipergunakan dalam orang, maka dengan mengacu pada
tempat kerja(Emil Salim, 2002:253 NAB yangada, paparan getaran tidak
(getaran) tanpa memberikan sepenuhnya mengenai salah
informasi mengenai frekuensi dari seseorang, akan tetapi bergantian,
getaran tersebut. Pemakaian alat ini dari A, B dan kemudian C.A B C A B
cukup mudah sehingga tidak C A B C2) Mengurangi jam kerja,
diperlukan seorang operator yang sehingga sesuai dengan NAB
harus ahli dalam bidang getaran. yang berlaku.c. Pengendalian Secara
Pada umumnya alat ini digunakan Medis Pada saat awal, dan kemudian
untuk memonitor ³trend getaran´ dari pemeriksaan berkala setiap 5 tahun
suatu mesin.Jika trend getaran suatu sekali. Sedangkan untuk kasus yang
mesin menunjukkan kenaikan berlanjut, maka interval yang diambil
melebihi levelgetaran yang adalah 2-3 tahun sekali.d. Pemakaian
diperbolehkan, maka akan dilakukan Alat Pelindung Diri Pengurangan
analisa lebih lanjut dengan paparan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat yang lebih menggunakan sarung tangan yang
lengkap (Anonim, 2009). telah dilengkapi peredam getar
3.42 Pengendalian Getaran (busa).Efek-efek berbahaya dari
Menurut Sugeng Budiono paparan kerja terhadap getaran
(2003:39), pengendalian getaran paling baik dicegah dengan
adalah sebagai berikut :a. memperbaiki desain alat-alat yang
Pengendalian Secara Teknis1) bergetar tersebut,dan pemakaian
Mengunakan peralatan kerja yang sarung tangan pelindung, Resiko
rendah intensitas dapat juga dikurangi dengan
getarannya(dilengkapi dengan memperpendek waktu paparan.
damping/peredam).2) Menambah Pemeriksaan sebelum
atau menyisipkan damping diantara
tangan dan alat,misalnya membalut
pegangan alat dengan karet.3)
Memelihara/merawat peralatan penempatan dan pemeriksaan
dengan baik.Dengan mengganti berkala mempermudah pengenalan
bagian-bagian yang aus atau diniindividu-individu yang terutama
memberikan pelumasan.4) rentan dan membantu mengurangi
Meletakan peralatan dengan meluasnya masalah (Wijaya C,
teratur.Alat yang diletakan diatas 1995:175).
meja yang tisdak stabil dan kuat BAB IV
dapat menimbulkan getaran di PROSEDUR DAN HASIL
sekelilingnya.5) Menggunakan PENELITIAN
remote kontrol.Tenaga kerja tidak
terkena paparan getaran, karena
dikendalikan dari jauh. b.
Pengendalian Secara Administratif 4.1 Prosedur Penelitian
Yaitu dengan cara mengatur waktu 1. Pengumpulan data primer
kerja, misalkan:1) Merotasi Data primer yang dikumpulkan
pekerjaan. Apabila terdapat suatu meliputi:

2-19
No. pernyataan alternatif jawaban
sb b s kb ta
1 Kualitas Udara 9 20 12 10
2 Kebisingan 19 17 11 21
3 Getaran 15 3 21 12
Jumlah 43 40 34 43
Persepsi masyarakat terhadap Tabel 4-1
kegiatan penambangan galena Persepsi Masyarakat di Desa
pada PT Makale Toraja Mining Sangkaropi
terhadap lingkungan dan
pemukiman sekitar;
 Kualitas Udara Sumber : Hasil Kuesioner 2012
 Kebisingan
 Getaran
2. Pengumpulan Data Sekunder
 Geologi daerah penelitian
Tabel 4-2
 Peta topografi daerah penelitian
Persepsi Masyarakat di
 Data curah hujan
Desa Batumarupa
 Data penyakit terbanyak dari
No. pernyataan alternatif jawaban
sb b s kb ta
1 Kualitas Udara 8 31 19 6
2 Kebisingan 14 41 9 7
3 Getaran 5 11 14 27
Jumlah 27 83 42 40
puskesmas Sumber : Hasil Kuesioner 2012
 Data standar baku mutu
No. pernyataan alternatif jawaban
sb b s kb ta
1 Kualitas Udara 11 16 7 9
2 Kebisingan 18 11 8 13
3 Getaran 11 12 9 9
Jumlah 40 39 24 31

4.2 Hasil Penelitian Tabel 4-3


Persepsi Masyarakat di
Persepsi masyarakat terhadap Desa Palatok
kegitan penambangan galena
pada PT Makale Toraja Sumber : Hasil Kuesioner 2012
Mining terhadap lingkungan
dan pemukiman sekitar
BAB V
PEMBAHASAN

2-20
Persepsi Masyarakat terhadap
Sejalan dengan terjadinya kegiatan penambangan galena.
kerusakan lingkungan dan berbagai Dengan digunakannya
prasarana lainnya, maka menejemen jalanan umum menjadi jalan
perusahaan berpikir dan berusaha tambang pengangkutan ore yang
bagaimana cara untuk mengatasinya. berada dekat pemukiman ,tentunya
Bahkan menejemen perusahaan ada beberapa pengaruh yang
berupaya untuk tetap ditimbulkan, diantaranya adalah
mempertahankan kualitas lingkungan kualitas udara(debu),kebisingan dan
dan memperbaiki prasarana yang getaran. Ini semua disebabkan
rusak demi kesejahteraan pengangkutan ore ke stockfile
masyarakat. palopo, karena kapasitas jalan yang
Lingkungan sebagai suatu sudah melebihi kapasitas yang hanya
biosphere, sangat menentukan mampu menahan beban ± 6 ton
eksistensi makhluk hidup yang ada di sedangkan beban yang diangkut truk
dalamnya. Makhluk hidup yang perusahaan rata-tara ± 9 ton. Kondisi
beranekaragam, termasuk manusia, jalan dapat dilihat pada lampiran 9
mempunyai tingkat adaptasi terhadap  Kualitas udara
perubahan lingkungan yang berbeda- perubahan kualitas udara
beda, sebab setiap makhluk hidup disebabkan oleh adanya kegiatan-
mempunyai tingkat kerentanan dan kegiatan pengangkutan bijih galena.
kemampuan yang tidak sama dalam kegitan ini umumnya menghasilkan
merespon perubahan lingkungan. partikel debu,uap,gas,kabut,bau,asap
Diantara makhluk hidup yang atau embun.
lain, manusia yang paling cepat komponen lingkungan yang
merespon dan menyikapi akan setiap akan terkena dampak adalah udara
perubahan yang terjadi pada ambien khususnya debu akan
lingkungan, namun ternyata manusia mempengaruhi karyawan (khususnya
juga memiliki keterbatasan– orang yang bekeja dekat dengan
keterbatasan. Menurut Jacob 1999, sumber dampak seperti operator
sudah saatnya manusia tahu lebih tambang serta supir truck)dan
banyak tentang sesuatu yang lebih penduduk sepanjang jalan yang
dekat dengannya dalam waktu dan dilalui kendaraan pengangkut oer
ruang daripada yang jauh, hal ini yaitu sangkaropi,batumarupa dan
termasuk pengetahuan tentang palatok. dan adapun presepsi
lingkungan. Oleh karena itu dalam masyarakat terhadap kualitas udara
bab ini akan dibahas mengenai akibat dari aktifitas penambagan.
presepsi masyarakat terhadap Presepsi masyarakat terhadap
kegiatan penambangan galena kualitas udara dapat dilihat pada
terhadap lingkungan sekitar, lampiran 6
khususnya lingkungan Abiotik,
Biotik dan dan lingkungan
masyarakat yang ada di sekitar
perusahaan PT Makale Toraja  Kebisingan
Mining Kab. Toraja Utara Prov.
Sulawesi Selatan.

2-21
Dengan adanya kegiatan atau  Getaran
aktifitas penambangan galena dengan adanya ektifitas
dimana melakukan kegiatan penambangan gelena yang dimana
pengangkutan bijih galena(Ore) yang pengangkutan ore yang
melalui jalanan umum menjadi jalan menggunakan jalanan umum menjadi
tambang sangat mempengaruhi jalan tambang dapat menyebabkan
aktifitas masyarakat sekitar bahkan dampak terhadap lingkungan dan
terhadap kesehatan pemukiman sekitar.
masyarakat,kenyamanan hidup Getaran yang terjadi di
masyarakat, pada binatang ternak, lingkungan dapat berdampak pada
satwa liar ataupun gangguan pada kehidupan manusia. Dalam SK
ekosistem alam. akibat dari adanya Menteri Lingkungan Hidup no 49
kebisingan pada manusia dapat di tahun 1996 ditetapkan tingkat baku
bagi kedalam: getaran berdasar tingkat kenyamanan
a. Perubahan ketajaman dan kesehatan dalam kategori
pendengaran menganggu, tidak nyaman dan
b. Mengganggu pembicaraan menyakitkan. Baku tingkat getaran
c. Mengganggu kenyamanan mekanik dan getaran kejut adalah
d. Pengaruh lain batas maksimal tingkat getaran
Tingkat kebisingan di mekanik yang diperbolehkan dari
suatu tempat yang ditimbulkan oleh usaha atau kegiatan pada media
suatu sumber kebisingan dari tempat padat sehingga tidak menimbulkan
dapat diduga berdasarkan bentuk dari gangguan terhadap kenyamanan dan
sumber, besarnya kebisingan dari kesehatan serta keutuhan bangunan.
sumber dan jarak dari sumber. Peraturan tentang baku mutu
bentuk sumber kebisingan dapat getaran pada tingkat internasional
dibedakan menjadi dua, yaitu sumber tertuang dalam ISO 2631 yang
kebisingan yang berbentuk sebagai ditetapkan pertama kali pada tahun
suatu titik dan sumber kebisingan 1974. Seri ISO 2631 ada 3 yaitu:
yang berbentuk sebagai suatu garis. ISO 2631-1:1985 Evaluation of
Kebisingan yang keluar human exposure to whole-body
dari sumber berbentuk titik akan vibration – Part 1: General
menyebar melalui udara degan requirements. Direvisi dengan
kecepatan 330m/detik dengan ISO 2631 -1-1997
penyebaran yang berbentuk bola atu ISO 2631-2:1989 Evaluation of
lingkaran.intesitas kebisingan yang human exposure to whole-body
diterima dari tempat-tempat tertentu vibration – Part 2: Continuous
akan berbeda berdasarkan jarak dari and shock-induced vibrations in
sumber, kerena penyebaran buildings (1 to 80 Hz)
kebisingan akan berkurang apabila Selain kebisingan di
tersebar kedaerah yang makin luas. tempat kerja, getaran juga menjadi
Gejalah itu disebut pula sebagai sumber masalah yang dapat
geometric attenuation of sound. berpengaruh pada aspek kesehatan.
Presepsi masyarakat terhadap Getaran adalah gerakan bolak-balik
kebisingan dapat dilihat pada suatu massa melalui keadaan
lampiran 7 setimbang terhadap suatu titik acuan,

2-22
sedangkan yang dimaksud dengan Kebisingan, dan Getaran akibat
getaran mekanik adalah getaran yang dari pengangkutan bijih galena
ditimbulkan oleh sarana dan (Ore) yang berkapasitas 9 ton.
peralatan kegiatan manusia 2. Dari hasil kuesioner atau presepsi
(Keputusan Menteri negara masyarakat terhadap kegiatan
Lingkungan Hidup Nomor KEP- penambangan menerangkan
49/MENLH/1 1/1996). Presepsi bahwah kegiatan tersebut
masyarakat terhadap getaran dapat mempengaruhi kesehatan
dilihat pada lampiran 8 masyarakat sekitar.
6.2 Saran
BAB VI 1. melakukan pemantauan
pemeliharaan jalan dan
PENUTUP
melakukan penyiraman jalan
untuk kendaraan pengangkut ore
(galena) yang berada dekat
6.1 Kesimpulan
pemukiman.
1. Dampak yang timbul dari
2. mengusahakan peningkatan
kegiatan penambangan galena di
prasarana dan peningkatan
lingkungan dan pemukiman
kualitas lingkungan pada
sekitar masyarakat yaitu
masyarakat, serta pelayanan
Menurunnya Kualitas Udara,
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Moleong, L.J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:


PT. Remaja Roskadarya.

2. Suratmo Gunarwan. 1990. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gajah


Mada University Press, Yogyakarta.

3. Slamet Riyadi, Al. 1992. Pencemaran Udara. Penerbit Usaha Nasional.

4. Soemarwoto, O. 1996. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gajah Mada


University Press, Yogyakarta.

5. Wisnu Arya Wardana., 2007. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit


Andi. Yokyakarta.

5. ..................www.Google.co.id

2-23

Вам также может понравиться