Вы находитесь на странице: 1из 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam tulisannya Notes On Nursing: What It Is And What It Is Not, Florence
Nightingale mendirikan filosofi keperawatan pertama berdasarkan perawatan
dan perbaikan kesehatan (Nightingale, 1860). Pandangan beliau mengenai
keperawatan timbul dari filosofi spiritual yang tumbuh pada masa remaja dan
dewasanya (Macrae, 1995) dan menggambarkan perubahan dalam kebutuhan
masyarakat. Beliau memandang peran keperawatan sebagai “tugas menjaga
kesehatan seseorang” berdasarkan pengetahuan “bagaimana membuat tubuh
berada dalam keadaan yang bebas penyakit atau untuk sembuh dari
penyakit”. Pada tahun yang sama, beliau mendirikan program pertama yang
terorganisasi untuk melatih perawat yaitu Nightingale Ttraining School for
Nurses di rumah sakit ST. Thomas di kota London.
Nightingale merupakan perawat ahli epidemologi pertama yang melakukan
praktik. Analisis statistiknya menunjukan hubungan antara sanitasi yang buruk
dengan kolera dan disentri. Beliau memandang keperawatan sebagai pencarian
kebenaran dalam menemukan jawaban dari persoalan pertanyaan kesehatan
dengan menggunakan hokum kesehatan milik tuhan dalam praktik
keperawatan.
Pada tahun 1853, Nightingale menuju paris untuk belajar bersama dengan
sister of charity dan selanjutnya ditunjuk sebagai pengawas rumah sakit umum
Inggris di Turki. Pada periode ini, Nightingale membuat perubahan dalam
praktik hygiene, sanitasi dan praktik keperawatan. Beliau menjadi relawan saat
perang Crimean tahun 1853 dan mengunjungi rumah sakit dimedan perang pada
malam hari dengan membawa lampu ia kemudian dikenal sebagai “Lady With
The Lamp”. Fasilitas dasar, sanitasi dan nutrisi pada rumah sakit dimedan
perang sangat buruk. Akhirnya beliau ditugaskan untuk mengatur dan
memperbaiki kualitas dari fasilitas sanitasi. Sebagai hasilnya, angka kematian

1
pada rumah sakit barracks di scutari turki menurun dari 42,7% menjadi 2,2%
dalam 6 bulan.
Usaha Florance Nightingale merupakan model awal keperawatan. Meleis
(2006) menyebutkan bahwa konsep Florance Nightingale tentang lingkungan
berfokus pada pelayanan keperawatan dan sarannya bahwa perawat tidak perlu
mengetahui semua tentang proses penyakit yang merupakan awal usaha untuk
membedakan antara keperawatan dan kedokteran.
Florance Nightingale tidak melihat keperawatan sebagai batasan
administrasi medikasi dan pengobatan, tetapi lebih sebagai penyedia udara
segar, pencahayaan, kehangatan, sanitasi, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat.
Melalui observasi dan kumpulan data, Nightingale menghubungkan status
kesehatan klien dengan factor lingkungan, diawali dengan perbaikan hygiene
dan sanitasi selama perang Crimean.
Teori deskriptif Nightingale memberikan perawat cara berpikir tentang
klien dan lingkungannya. Catatan dan tulisan Nightingale membantu perawat
melayani klien. Prinsipnya termasuk area praktik, penelitian dan edukasi. Yang
terpenting, konsep dan prinsipnya membentuk dan menjelaskan praktik
keperawatan. Nightingale mengajarkan dan menggunakan proses keperawatan,
menyatakan bahwa “observasi penting bukan untuk membantu mengumpulkan
berbagai informasi atau fakta, tetapi untuk membantu keamanan hidup dan
meningkatkan kesehatan dan kenyamanan”.
Ilmu keperawatan adalah rangkaian teori dan praktek yang bertujuan dalam
peningkatan kualitas pelayanan pada klien. Mendalami ilmu dan
mempelajarinya berarti membekali diri dalam rangka memperkaya khasanah
keilmuan tenang Keperawatan, sehingga bisa dianalisis, dibuktikan dan
dikembangkan dengan parameter dalam ilmu kesehatan secara umum maupun
secara khusus (ilmu keperawatan). Integritas seorang perawat memerlukan
effort dan pengorbanan yaitu dengan cara mempelajari ilmu keperawatan dan
mempraktekannya.
Keperawatan dikatakan sebuah profesi karena semua karakteristik profesi
semuanya ada dalam diri perawat, yaitu: (1) body of knowledge (tubuh

2
pengetahuan), 2) penggunaan riset sebagai dasar pengembangan keperawatan,
(3) adanya pendidikan tinggi. Untuk memantapkan diri menjadi sebuah profesi
yang kuat maka perlu mengkokohkan dasar keilmuan/sains, didukung oleh
bangunan etika dan moral yang tersandar, dan dilingkupi oleh jaminan hukum
yang pasti. Oleh karena itu, bangunan keilmuan sains keperawatan harus selalu
dikembangkan.
Menurut Florence, keperawatan adalah profesi untuk wanita dengan tujuan
menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan
dan pelayanan kesehatan. Ninghtingale menegaskan bahwa keperawatan adalah
ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang yang
sakit. Tujuan tindakan keperawatan adalah memelihara, mencegah infeksi dan
cedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta
mengendalikan lingkungan. Alasan tindakan keperawatan yakni menempatkan
manusia pada kondisi yang terbaik secara alami untuk menyembuhkan atau
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan luka. Konsep individu
merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang
lengkap dan berpotensi. Konsep sehat adalah keadaan bebas dari penyakit dan
dapat menggunakan kekuatannya secara penuh. Konsep lingkungan adalah
bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana
perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi
pada suatu saat denganapa yang terjadi pada suatu saat jugadan tahu apa yang
harus perawat kerjakan. Konsep keperawatan terus dikembangkan dan
diterapkan serta diuji melalui pendidikan dan praktik keperawatan.
Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam kegiatan praktik, penelitian
dan pengajaran, oleh karena itu, model harus diperkenalkan kepada perawat
atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam
mengoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti: perawat
sebagai pembantu dokter. Oleh karena itu,model harus diperkenalkan kepeda

3
perawat atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya
dalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti:
perawat sebagai pembantu dokter.

B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan di atas kita dapat merumuskan beberapa masalah,
diantaranya:
1. Bagaimana Biografi Florence Nightingale?
2. Bagaimana Teori dan Model Konsep Florence Nightingale?
3. Bagaimana Asumsi Teori Florence Nightingale?
4. Bagaimana Paradigma Florence Nightingale?
5. Bagaimana Tinjauan Kritik Analisis Teori Florence Nightingle?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini ialah :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui aplikasi teori dalam Philosophical Theories Florence
Nightingale
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui Biolografi Florence Nightingale
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis teori keperawatan
c. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dalam Philosophical Theories
Florence Nightingale
d. Mahasiswa dapat menganalisa jural yang berkaitan dengan
Philosophical Theories Florence Nightingale

BAB II

4
TINJAUAN TEORI

A. Biografi Florence Nightingale


Florence Nightingale lahir di Firenze (Florence), Italia tanggal 12 Mei
1820. Ayah Florence bernama Wiliam Nightingale seorang tuan tanah kaya di
Derbyshire, London. Ibunya Frances (“Fanny”) Nightingale née Smith
keturunan ningrat, keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence
memiliki seorang kakak bernama Parthenope. Semasa kecil Florence
Nightingale tinggal di Lea Hurst yaitu sebuah rumah besar dan mewah milik
ayahnya. Saat usia remaja, Florence tidak seperti anak ningrat kebanyakan
yang suka bermalas-malasan dan berfoya-foya, Florence lebih banyak
beraktivitas diluar rumah membantu warga sekitar yang membutuhkan.
Tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman. Ia mengenal lebih jauh
tentang Rumah Sakit Modern Pioner yang dipelopori oleh Pendeta Theodor
Fliedner bersama istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran dari kalangan
katolik. Disana Florence terpesona akan pekerjaan sosial keperawatan yang
dipraktekan oleh para biarawati, Florence pulang ke Inggris dengan membawa
angan-angannya tentang keperawatan.
Tahun 1851 saat Florence menginjak usia 31 tahun ia dilamar oleh Richard
Monckton Milnes (seorang penyair dan seorang nigrat) namun lamaran
tersebut ditolaknya karena pada tahun tersebut Florence sudah membulatkan
tekadnya untuk mengabdikan dirinya didunia keperawatan. Keinginan
Florence menjadi perawat ditentang keras oleh ibu dan kakaknya karena pada
saat itu di tempatnya perawat dianggap sebagai pekerjaan hina. Ayahnya setuju
jika Florence mengabdikan diri untuk kemanusiaan, namun ayahnya tidak
setuju jika ia menjadi perawat di rumah sakit, karena saat itu rumah sakit adalah
tempat yang kotor dan menjijikkan.Namun, Florence tetap pergi ke
Kaiserswerth untuk mendapatkan pelatihan bersama biarawati disana, ia
belajar disana selama empat bulan, walaupun ditekan oleh keluarganya yang
khawatir terjadi implikasi sosial yang timbul karena seorang gadis yang
menjadi perawat serta latar belakang RS yang Katolik sementara Florence dari

5
Kristen Protestan. Selain itu, Florence pernah bekerja di rumah sakit untuk
orang miskin di Perancis.
Tanggal 12 Agustus 1853, Florence kembali ke London dan bekerja
sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick
Gentlewomen,sebuah rumah sakit kecil di Upper Harley Street, London. Posisi
ini ia tekuni hingga Oktober 1854, karena tahun ini terjadi Perang Krimea
sehingga ia menjadi sukarelawan untuk merawat korban perang. Ayah
Florence memberinya €500 pertahun (Setara Rp.425 juta pada saat sekarang)
sehingga ia dapat hidup nyaman dan meniti karirnya.
Di rumah sakit ini ia berargumentasi keras dengan komite rumah sakit
karena menolak pasien yang beragama katolik, Florence mengancam akan
mengundurkan diri kecuali pihak rumah sakit merubah peraturan memberinya
izin tertulis bahwa; “ Rumah Sakit akan menerima tidak saja pasien yang
beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta
memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka
termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam”. Dan akhirnya komite rumah sakit
pun menyetujuinya.
Meletusnya perang di Semenanjung Krimea tahun 1854 yang memakan
banyak korban membuat Florence mengajukan surat kepada Menteri
Penerangan Inggris saat itu (Sydney Hubert) untuk menjadi sukarelawan, ia
merupakan sukarelawan wanita satu-satunya yang mendaftarkan diri. Tanggal
21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang telah ia latih termasuk
bibinya Mai Smith, mereka berangkat ke Turki menumpang sebuah kapal,
bulan November 1854 mereka mendarat di di rumah sakit pinggir pantai di
Scutari.
Pada bulan Maret 1855 setelah hampir enam bulan Florence disana, komisi
kebersihan inggris datang memperbaiki sistem pembuangan limbah dan
sirkulasi udara sehingga jumlah kematian menurun drastis. Sebelumnya
Florence yakin bahwa tingkat kematian prajurit yang tinggi dikarenakan nutrisi
yang kurang dari makanan dan juga beban bekerja yang berat bagi prajurit,
namun setelah kembali ke inggris dan mengumpulkan bukti-bukti dihadapan

6
komisi kesehatan tentara inggris, akhirnya Florence menyadari bahwa tingkat
kematian yang tinggi diakibatkan karena kondisi rumah sakit yang kotor dan
memprihatinkan, sehingga ia gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan
sebagai hal utama. Kampanye tersebut berhasil menurunkan angka kematian
prajurit pada saat tidak terjadi peperangan dan Florence menunjukan betapa
pentingnya desain pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7
Agustus 1857. Nightingale pindah dari rumah keluarganya di Middle Claydon,
Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di Piccadilly. Nightingale memainkan
peran utama dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara
Inggris, dengan Sidney Herbert menjadi ketua. Nightingale menulis laporan
1.000 halaman lebih yang termasuk laporan statistik mendetail. Laporan
Komisi Kerajaan membuat adanya pemeriksaan tentara militer, dan
didirikannya Sekolah Medis Angkatan Bersenjata dan sistem rekam medik
angkatan bersenjata.
Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1855, publik
memberikan pengakuan pada Florence Nightingale untuk hasil kerjanya pada
saat perang.Sekembalinya Florence ke London, ia diundang oleh tokoh-tokoh
masyarakat. Mereka mendirikan sebuah badan bernama “Dana Nightingale”,
dimana Sidney Herbert menjadi Sekretaris Kehormatan dan Adipati
Cambridge menjadi Ketuanya. Badan tersebut berhasil mengumpulkan dana
yang besar sekali sejumlah ₤45.000 sebagai rasa terima kasih orang-orang
Inggris karena Florence Nightingale berhasil menyelamatkan banyak jiwa dari
kematian.
Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari kalangan
baik-baik mendaftarkan diri, perjuangan Florence di Semenanjung Krimea
telah menghilangkan gambaran lama tentang perempuan perawat. Dengan
didirikannya sekolah perawat tersebut telah diletakkan dasar baru tentang
perawat terdidik dan dimulailah masa baru dalam dunia perawatan orang sakit.
Kini sekolah tersebut dinamakan Sekolah Perawat dan Kebidanan Florence

7
Nightingale (Florence Nightingale School of Nursing and Midwifery) dan
merupakan bagian dari Akademi King College London.
Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan
(Notes on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada
kurikulum di sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Pada tahun
1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian tentang
perawatan bayi. Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell
mendirikan Universitas Medis Wanita. Pada tahun 1870-an, Linda Richards,
“Perawat Terlatih Pertama Amerika“, berkonsultasi dengan Florence
Nightingale di Inggris, Linda Richards menjadi pelopor perawat di Amerika
Serikat dan Jepang.
Pada tahun 1883 Florence dianugerahkan medali Palang Merah Kerajaan
(The Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 Florence
Nightingale dianugerahi dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence
Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini.
Pada tahun 1908 ia dianugerahkan Honorary Freedom of the City dari kota
London.
Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13
Agustus 1910 adalah pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik. Ia
dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (The Lady With The Lamp) atas
jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang
kimea, di Semenanjung Krimea, Rusia.. Ia dimakamkan di Gereja St. Margaret
yang terletak di East Wellow, Hampshire, Inggris. Untuk mengenang jasa
Florence Naightingale, maka Internasional Cauncil of Nurses (ICN)
menetapkan tanggal lahir Florence Nightingale menjadi hari Keperawatan
Sedunia, (12 mei) yang di peringati oleh perawat sedunia setiap tahunnya.

B. Teori Keperawatan Dan Model Konsep Menurut Florence Nightingale


1. Teori Umum Florence Nightingale
Teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu
dari keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang

8
sakral untuk dipenuhi oleh seorang wanita. Konsep utama bagi kesehatan
adalah ventilasi kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan ketenangan.
Kesehatan adalah usaha untuk menjaga agar tetap sehat sebagai upaya
menghindari penyakit yang berasal dari faktor kesehatan lingkungan. Wabah
penyakit adalah proses penyebaran alami karena adanya sesuatu yang kurang
diperhatikan. Keperawatan merupakan gambaran jelas dari kondisi yang
optimal, guna membantu proses penyembuhan pasien dan proses pencegah dari
proses penyebaran melalui suatu indakan. Hal ini berisikan empat gaya adaptif,
yaitu:
 Gaya Psikologik
Mengembangkan kebutuhan psikologi dasar tubuh dan bagaimana cara
tubuh memperoleh cairan dan elektrolit, aktifitas dan istirahat, sirkulasi
dan oksigen, nutrisi dan penyerapan makanan, perlindungan, perasaan dan
neurologi dan fungsi endoktrin.
 Gaya Konsep Diri
Termasuk didalamnya dua komponen yaitu: fisik diri, yang
mengembangkan indera peraba dan gambaran tubuh serta personal diri
yang melibatkan ideal diri, kosistensi diri dan etika moral diri.
 Gaya Aturan Fungsi
Yang ditentukan oleh kebutuhan akan interaksi sosial dan mengacu pada
performa dalam melakukan aktifitas berdasarkan posisinya dalam
kehidupan sosial.

 Gaya Interpenden
Mencakup suatu hubungaan dengan orang lain yang bertentang pada
performa dalam melakukan sistem yang membutuhkan pertolongan, kasih
sayang dan perhatian.
2. Konsep Model Florence Nightingale

9
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek
lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap
lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien
dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih,
tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian
rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun
dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus
memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas.
Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur
sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang
negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap
emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk
membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara
terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang
dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan
pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau
jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang

10
terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia
berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung
yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik,
kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan
penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian
setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-
data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial
dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu
lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan
rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas
yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
Hubungan Teori Florence Nightingale dengan Beberapa Konsep
3. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :
a. Individu / manusia
Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam
menghadapi penyakit
b. Keperawatan
Berrtujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk
dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi
lingkungan.
c. Sehat / sakit
Fokus pada perbaikan untuk sehat.
d. Masyarakaat / lingkungan

11
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhuu, bau, suara dan
cahaya.
4. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan
a. Pengkajian / pengumpulan data
Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada kondisi
lingkungan (lingkungan fisik, psikhis dan sosial).
b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental
yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan
lingkungan keseluruhan.
c. Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya :
 Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan
 Ventilasi
 Pembuangan sampah
 Pencemaran lingkungan
 Komunikasi sosial, dll
d. Diagnosa keperawatan
Berbagai maslah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara
lain :
 Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
 Penyesuaian terhadap lingkungan.
 Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
e. Implementasi
Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang
memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang
mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.
f. Evaluasi
g. Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan
individu.

12
5. Hubungan teori Florence Nightingale dengan teori-teori lain :
a. Teori adaptasi
Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang
melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan
menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri. Berrhasil tidaknya respon
adapatsi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang
dijelaskan Florence Nightingale.
Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai
pengaruh dari lingkungannya berperanpenting pada setiap individu
dalam berespon adaptif atau mal adaptif.
b. Teori kebutuhan
Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori
Florence Nightingale, sebagai conoth kebuuthan oksigen dapat
dipandang sebagai udara segar, ventilasi dan kebutuhanlingkungan
yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih.
Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang
berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan
hidupnya.
c. Teori stress
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam
lingkungan, yang harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip
tergantung pada hasil akhir. Stress dapat mendorong individu untuk
mengambil tindakan positip dalam mencapai keinginan atau kebutuhan.
Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat
sehingga individu tidak dapat mengatasi. Florence Nightingale,
menekankan penempatan pasien dalamlingkungan yang optimum
sehingga akan menimumkan efek stressor, misalnya tempat yang
gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, ,semuanya itu
dipandang sebagai suatu stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya
stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping
individu.

13
C. Asumsi Teori Florence Nightingale
Penulis kontemporer mulai menggali hasil pekerjaan Florence Nightingale
sebagai sesuatu yang mempunyai potensi menjadi teori dan model konseptual
dari keperawatan (Meleis 1985, Torres 1986, Marriner-Toorey 1994, Chin and
Jacobs 1995). Meleis (1985) mencatat bahwa konsep Nightingale
menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan perhatian
dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit dan itu
merupakan proses awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya
sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih
berorientrasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat (Nightingale 1860, Torres
1986).
Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan
antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang
menimbulkan perbaikan kondisi hygiene dan sanitasi selama perang Crimean.
Torres (1986) mencatat bahwa Nightingale memberikan konsep dan
penawaran yang dapat divalidasi memberikan dan digunakan untuk
menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya
memberikan cara berfikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang
berfokus pada klien dan lingkungan (Torres, 1986). Surat Nightingale dan
tulisan tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas nama klien. Marriner-
Tomey, (1994), prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian dan
pendidikan . hal paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk
dan melingkupi praktik keperawatan . Nightingale berfikir dan menggunakan
proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan demi
berbagai informasi/fakta yang mencurigakan, tetapi demi mnyelematkan hidup
dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.
Nightingale meyakini bahwa setiap wanita, pada suatu saat atau waktu
lain, akan menjadi seorang perawat dalam pengertian bila perawatan diartikan

14
rasa tanggung jawab terhadap kesehatan seseorang. Maka, ia memberikan
garis-garis pedoman untuk wanita dalam penanganan perawatan dan saran
bagaimana “berpikir bagaimana cara merawat”.
Nightingale menunjuk pada seseorang sebagai pasien dalam sebagian
besar tulisannya. Akan tetapi, pasien tersebut dianggap sebagai yang dikenai
tindakan oleh perawat atau dipengaruhi oleh lingkungan. Pasien dalam kondisi
pasif dan Nampak tidak mempengaruhi perawat atau lingkungan.
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai berada dalam kondisi baik
dan secara luas sepenuhnya mampu memanfaatkan setiap daya yang kita
miliki. Tambahan, ia melihat penyakit sebagai proses perbaikan yang secara
alami terlembagakan karena seseorang minta diperhatikan. Nightingale
mendambakan kesehatan selalu terpelihara dengan cara pencegahan terhadap
penyakit melalui factor-faktor kesehatan lingkungan. Dia menyebut hal ini
helth nursing dan membedakannya dari proper nursing, yang berarti merawat
pasien yang sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik
hingga saat kematiannya.
Lingkungan, seperti ditegaskan Nightingale menjadi salah satu sumber
utama infeksi. Fitzpatrick dan Whall menyatakan bahwa konsep Nightingale
tentang lingkungan sebagai “those elements external to and which affect the
health of the sick and healthy person” (lingkungan eksternal dan yang
mempengaruhi sakit dan sehatnya seseorang) dan termasuk “everything from
the patient’s food and flowers to the nurse’s verbal and nonverbal interactions
with the patient” (semua yang berasal dari makanan pasien dan bunga-bunga
dalam interksi verbal maupun nonverbal antara perawat dengan pasien)

D. Paradigma Keperawatan Menurut Florence Nightingale


Paradigma adalah pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu
cabang ilmu pengetahuan (Kiesterman, 197). Paradigma dalam disiplin
intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang
akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan
bertingkah laku ( konatif), Vardiansyah (2010) dalam kamus filsafat

15
memaparkan beberapa pengertian tentang paradigm secara lebih sistematis.
Lorens Bagus (2005: 779) paradigma keperawatan Florence Nightingale
berorientasi pada lingkungan. Dia percaya bahwa lingkungan pasien harus
diubah untuk memungkinkan alam untuk bertindak atas pasien (McKenna,
1997: Nightingale, 1969). Paradigma memiliki pola dan cara pandang dasar,
khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih
tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. Dalam
Alligood, (2006) Menurut Nightingale ada 4 komponen paradigma
keperawatan antara lain: manusia, keperawatan, sehat-sakit (kesehatan) dan
lingkungan.
1. Manusia
Manusia sebagai klien, yakni makhluk bio, psiko, sos, spiritual dan
tersusun dari jasad (fisik) dan jiwa (roh). Komponen fisik adalah komponen
yang mempunyai wujud (dapat dilihat dan disentuh) dan membutuhkan
sesuatu untuk kelangsungan hidup seperti bernafas, makan,
minum, eliminasi, berjalan, melihat, mendengar, dan lain
sebagainya.Komponen roh merupakan komponen yang tak terwujud
(tersirat, tesembunyi tapi ada) dan kita wajib meyakini keberadaannya.
Manusia mempunyai sifat yang unik dan berbeda - beda satu dengan yang
lainnya, mempunyai kebutuhan yang berbeda pula serta mengalami tingkat
perkembangan dan pertumbuhan.
Manusia sebagai klien yang bersifat keluarga (sekelompok individu)
dan saling berhubungan atau berinteraksi satu dengan yang lain dalam
lingkungan atau masyarakat. Manusia sebagai klien yang bersifat
masyarakat akan memiliki kemampuan individu yang dipengaruhi oleh
fasilitas keseahatan (rumah sakit, puskesmas, posyandu), pendidikan
(sekolah, institusi, universitas), komunikasi (langsung, tidak langsung,
media), dan sosial (keyakinan, pandangan, proses berubah).
2. Keperawatan
Keperawatan memberikan pelayanan kesehatan yang profesional yang
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko,

16
sosial, spiritual yan komprehensif yang ditunjukan kepada individu,
kelompok, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Perawat bertanggung jawab sepanjang
kehidupan seseorang. Perawat harus berpegang pada nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat. Bentuk pelayanan yang diberikan bersifat
promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitatif. Keperawatan bertujuan
membawa atau mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat
melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
3. Sehat-sakit (Kesehatan)
Kesehatan adalah karunia tuhan yang harus disyukuri, dipelajari,
dilindungi, dan ditingkatkan. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus
inverstasi serta modal utama untuk berkarya dan beraktifitas serta produktif
merupakan tujuan hidup manusia. Sehat adalah keadaan seseorang yang
dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sebagai umat manusia sesuai dengan
tingkat dan derajat masing-masing. Sehat yaitu individu yang mampu
memanipulasi pengaruh lingkungan tanpa menimbulkan ketegangan serta
tidak menimbulkan ketidak seimbangan pada dirinya. Sehat adalah adanya
keseimbangan komponen-komponen biologis, psikologis, sosial budaya dan
spritual individu. Sedangkan sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh
berbagai macam dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan
tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi tubuh.
4. Lingkungan
Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek
lingkungan secara keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap
lingkungan fisik yang bersihyang selalu akan mempengaruhi pasien
dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-
bauan. Lingkungan dibuatsedemikian rupa sehingga memudahkan

17
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Tempat tidur
harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan srtres fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi
pasien.Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati
yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
c. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkunngan sosial terutama hubungan yang spesifik
dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Lingkungan sosial selalu dibicarakan dalam
hubungannya dengan pasien yaitu lingkungan pasien yang secara
menyeluruh.

Tabel 1. Konsep Teori Keperawatan Menurut Florence Nightingale


(Nigtingale1969; Selanders,1998) Proses Keperawatan
Ventilasi dan kehangatan Pasien yang dirawat membutuhkan
ventilasi yang cukup, serta menjaga
pertukaran udara yang dihirup pasien
sehingga pasien akan mendapatkan
udara yang bersih. Nightingale
menyatakan “the first canon of
nursing, the first and the and the last
must be fixed, the first essential to a
patient, without which all the rest you
can do for him is nothing”
Cahaya Manfaat dari sinar matahari langsung
secara riil dan nyata terhadap tubuh
manusia. Oleh karena itu sebaiknya
kamar pasien mendapatkan sinar
matahari yang cukup dalam proses

18
keperawatannya, kecuali pada
kondisi yang dapat mengakibatkan
trauma pada tubuh pasien.
Kebersihan ruangan Nightingale berpendapat pentingnya
kebersihan pada pasien, perawat dan
lingkungan. Lingkungan yang kotor
akan mengakibatkan infeksi dan
mengganggu proses penyembuhan.
Oleh karena itu tangan perawat juga
harus diperhatikan kebersihannya
karena apabila tidak bersih maka
terjadilah infeksi nosocomial yang
dibawa dari pasien kepada perawat
Rumah sehat Nightingale menyatakan bahwa
rumah sehat adalah suatu kondisi
bangunan mendapatkan pencahayaan
yang cukup, udara bersih, sanitasi
yang baik, air bersih. Ruangan
dimana terdapat pasien harus juga
memenuhi aspek rumah sehat agar
penyembuhan lebih cepat.
Kebisingan Elemen ini harus ditangani oleh
perawat. Adanya suara-suara yang
tidak perlu atau suara yang membuat
tanda tanya dalam pikiran akan
menyakiti pasien. Dengan menjaga
suara yang bising, maka proses
penyembuhan pasien akan tercapai
dengan baik.

19
Tempat tidur Tempat dimana pasien akan
beristirahat selama dirawat harus
kering, terjaga kelembabannya dan
harus disesuaikan dengan berat badan
pasien. Perawat harus mengganti alas
/ sprei setiap hari agar tidak
mengakibatkan penyebaran kuman.
Kebersihan perorangan Nightingale menyatakan bahwa kulit
manusia adalah tempat berkembang
biaknya kuman / bakteri dan dapat
mengakibatkan infeksi baik dari
ataupun kepada pasien. Kelembaban
kulit pasien harus diperhatikan.
Perawat juga harus memperhatikan
hal ini agar pasien tidak mengalami
luka selama masa perawatannya.
Keanekaragaman / variasi Sebaiknya ruangan perawatan harus
lingkungan dibuat senyaman mungkin bagi
pasien, agar pasien selama dalam
masa perawatan tidak mengalami
stress. Perawat dapat menyediakan
berbagai macam hal-hal yang
disukai oleh pasien, seperti
penyediaan vas bunga, gambar,
buku, televisi agar pasien merasa
nyaman.
Pendidikan / penyuluhan kesehatan Nightingale menyatakan bahwa
terhadap pasien sebagai perawat harus memberikan
saran / pengetahuan yang baik dan
berhubungan dengan penyakitnya

20
agar pasien menjadi tenang dengan
kondisinya saat ini. Selain itu juga hal
yang harus dikomunikasikan kepada
pasien ketika akan mulai untuk
melakukan tindakan baik tindakan
medis ataupun tindakan keperawatan
sehingga pasien akan merasa nyaman
dalam perawatannya.
Pemberian makanan Makanan yang akan diberikan
kepada pasien harus benar-benar
dalam keadaan yang tertutup serta
bersih. Tanyakan kepada pasien
apakah ada pantangan atau
ketidaksukaan terhadap makanan
tertentu.
Makanan Perawat bukan hanya untuk mencatat
atau memperhatikan berapa makanan
yang masuk tapi juga bisa
memperkirakan waktu yang tepat
antara makanan dan pengaruhnya
kepada pasien
Manajemen dokumentasi Apa yang akan, sedang atau sudah
dilakukan kepada pasien hendaknya
didokumentasikan sebagai bukti
tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat. Dokumentasi ini juga
bermakna apa saja keberhasilan
keperawatan dan apa saja
ketidakberhasilan keperawatan
sehingga dijadikan suatu evaluasi

21
untuk tindakan selanjutnya yang
sesuai dengan pasien.
Observasi Pasien akan diobservasi dan
didokumentasikan agar mengetahui
apakah berhasil tindakan
keperawatannya ataukah
memerlukan tindakan lanjutan. Hal
ini akan menjadi data selanjutnya
apabila pasien dirawat kembali.

Tabel 2. Konsep Teori Lingkungan Nightingale


Konsep Penjelasan
Environment Terdiri dari lingkungan fisik yang terdapat komponen
dari lingkungan meliputi ventilasi, suhu, kesehatan
rumah, cahaya, suara, tempat tidur, kebersihan
ruangan dan jendela, kebersihan perseorangan,
makanan dan apa yang dimakan.
Lingkungan social dan psikologi dapat
mempengaruhi tingkat kesembuhan pasien
Manusia / Orang Manusia adalah seseorang yang mendapatkan
pelayanan keperawatan dan sebagai makhluk yang
holistic
Kesehatan Kesehatan tidak hanya dari lingkungan sekitar tapi
juga dari dalam diri sendiri. Nightingale percaya
setiap individu punya kesehatan dan bisa merawat
dirinya secara alamiah.
Keperawatan Keperawatan dilihat dari 2 sudut pandang. Pertama
sebagai seorang perawat dia harus memperhatikan apa
yang dibutuhkan oleh pasien. Kedua, setiap perawat
mempunyai ilmu dan karakteristik dalam

22
penerapannya yang disesuaikan dengan keadaan
pasien dan lingkungan sekitar

BAB III

23
APLIKASI TEORI

A. Tinjauan Kritik
1. Kesederhanaan (Simplicity)
Teori Nightingale memuat tiga hubungan utama : environment terhadap
pasien, perawat terhadap environment, dan perawat terhadap pasien. Dia
memandang environment sebagai factor utama yang berperan kepada pasien
yang menghasilkan kondisi sakit, dan menganggap penyakit (desease)
sebagai “The reactions of kindly nature against the condition in which we
have placed ourselves” (reaksi atas alam yang menguntungkan terhadap
kondisi dimana kita menempatkan diri kita). Perawat sebagai pengatur
environment dan sebagai actor pada pasien dijelaskan, ketika Nightingale
mengatakan perawatan “ought to signfy the proper selection and
administration of diet-all at the least expence of vital power to the patient”.
Hubungan-hubungan ini diperluas dalam tulisan Notes of Nursing. Buku
tersebut disusun ke dalam bab-bab menyangkut komponen environment,
seperti ventilasi, kehangatan suhu (warmth), cahaya, noise, dan kebersihan.
Hubungan antara environment ini juga dijelaskan, ketiak Nightingale
menulis. “without cleanliness, within and without your house, ventilation is
comparatively useless” (tanpa kebersihan, di dalam maupun di luar rumah,
ventilasi menjadi tidak bermanfaat).
Konsep-konsep dan hubungannya tersebut tidak bisa dikombinasikan
untuk memperbaiki simplicity; semuanya dalam bentuk hemat (econimical
form) seperti dikemukakan Nightingale. Berbagai diagram untuk teori
tersebut telah diajukan, berpendapat bahwa hal tersebut cukup sederhana
dan logis untuk dibuatkan representasi visualnya. Teori ini cenderung
menuju deskripsi dan penjelasan (explanation) disbanding berupa prediksi.
Nightingale tidak bermaksud membangun teori; tetapi untuk
mendefinisikan ilmu perawatan dan seterusnya menetapkan aturan umum
untuk praktik dan pengembangan. Simplicity teori tersebut perlu dan
memang ada. (Arifuddin, dkk: 61)

24
2. Keumuman (Generality)
Teori Nightingale mencoba memberikan pedoman umum untuk semua
perawat di sepanjang waktu. Meskipun banyak dari petunjuk-petunjuk
tertentunya tidak lagi aplikabel, konsep-konsep umum, seperti hubungan
antara perawat, pasien dan environment, tetap masih berhubungan. Teori
tersebut secara spesifik ditujukan untuk perawat, yang didefinisikan sebagai
wanita yang suatu saat berurusan dengan kesehatan seseorang, dan tidak
hanya terbatas pada perawat professional. Untuk menunjukan kepada para
pembacanya, teori yang diusulkan sangat luas dari yang dibutuhkan.
Keumuman (Generality) merupakan kriteria yang kita jumpai pada tori
Nightingale. (Arifuddin, dkk: 61-62)
3. Kesesuaian Empiris (Empirical Precision)
Konsep-konsep dan hubungan-hubungan dalam teori Nightingale sering
dinyatakan secara eksplisit dan dihadirkan untuk membangun kebenaran
dibanding bersifat sementara (tentative), merupakan pernyatan-pernyatan
yang masih bisa diuji. Dengan persyaratan sedikit atau bahkan tidak sama
sekali dilakukan pengujian empiris. Nightingale menyarankan praktik
perawatan seharusnya dibangun berdasarkan pengamatan individual
bukannya riset sistematis ketika ia mengatakan, “Biarkan pengalaman
bukan teori, memutuskan hal ini, seperti halnya atas perkara lainnya”.
Keumuman secara implisit ada dalam teori nightingale, karena itu
kurangnya spesifikasi menyebabkan generalisasi empiris atas tersebut sulit
dilakukan. (Arifuddin, dkk: 62)
4. Hasil-hasil yang Diraih (Derivable Consequences)
Tulisan-tulisan Nightingale, dengan kadar luar biasa, memberi arahan
bagi perawat untuk bekerja setengan bagian terhadap dirinya sendiri dan
setengah bagian terhadap pasiennya. Petunjuk ini mencakup pada area
ruang praktik, riset, dan pendidikan. Prinsip-prinsipnya lebih spesifik
mencoba menentukan praktik perawatan. Dia mendorong para perawat
untuk memberikan kepada dokter “fakta-fakta yang dijumpai, bukan
pendapat mereka sendiri, seramah apapun cara memberikannya. Bila anda

25
tidak terbiasa dengan pengamatan dengan satu cara atau cara lain, lebih baik
tidak menjadi perawat, karena panggilan hati anda, bagaimanapun baik dan
sangat inginnya anda”. Semangatnya atas ukuuran independent
(kemandirian) dan ketelitiannya sebelumnya telah dikenal dalam ilmu
perawatan, bisa menjadi petunjuk dan memotivasi saat ini karena ilmu
perawatan terus berkembang.
Pandangannya atas kemanusiaan (humanity) sesuai dengan teori-
teorinya dalam ilmu perawatan. Dia yakin manusia secara umum dan kreatif
dengan potensi dan kemampuan untuk tumbuh dan berubah. Dalam
keyakinan agamanya, ia melihat perawatan sebagai sarana menjalankan
kehendak Tuhannya.
Barangkali hal ini karena konsep perawatan ini dianggap panggilan
Tuhan, dimana ia menempatkan pasien pada posisi pasif, secara esensi
seperti anak-anak, dimana setiap keingina dan kebutuhannya disediakan
oleh perawat. Semangat yang menggebu dan benar sendiri dar para
pembaharu keagamaan mungkin melihat secara parsial dari aktivitas ini.
Sekalipun kecilnya keterlibatan pasien dalam kesehatan seperti menjadi gap
dalam pandangan Nightingale, mungkin ini bisa dicatat sebagai periodik
sejarah, dimana ia hidup dan menulis.
Prinsip-prinsip dasar perbaikan environment (lingkungan) dan
penanganan psikologis terhadap pasien dapat diterapkan dengan modifikasi
dalam banyak setting perawatan konteporer. Tentu saja, telah banyak terjadi
perubahan teknologi dan social semenjak masa Nightingale, yang dapat
mereduksi beberapa pernyataannya yang terkesan menggelikan.
Pengabaiannya yang serius atas teori kuman penyakit dan keyakinannya
bahwa kekotoran dan kelembaban adalah bersifat pathogenesis, sekarang
nampaknya mundur bukannya berkembang. Demikian pula, perhatiannya
pada pengamatan individu buaknnya atas keseluruhan tubuh dan ilmu
keperawatan sudah tidak dipakai lagi.
Kekuraangganya spesifikannya menghalangi ide-ide Nightingale untuk
dihasilkan riset-riset pada ilmu keperawatan. Akan tetapi tulisan-tulisannya

26
terus mendorong pemikiran produktif bagi perawat dan profesi
keperawatan. Nightingale sangat cerdas dan kreatif. Ia memberikan ilmu
perawatan banyak bahan untuk dipikirkan, yang terus menginspirasi kita
hingga 120 tahun kemudian. (Arifuddin, dkk: 62-63)

BAB IV
PENUTUP

27
A. Kesimpulan
Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – meninggal di
London, Inggris, 13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun) adalah pelopor
perawat modern, penulis dan ahli statistic. Ia dikenal dengan nama Bidadari
Berlampu (bahasa InggrisThe Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa
kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang Krimea,
di semenanjung Krimea, Rusia.
Teori model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan
sebagai fokus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu lagi memahami
seluruh proses penyakit, dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan
dengan kedokteran. Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam
perkembangan praktek keperawatan, sehingga dikembangkan secara luas
dengan tindakan yang hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang benar,
akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien
sehingga perlu diperhatikan. Nightingale tidak memandang perawat secara
sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan,
tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan,kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat (Nightingale,
1860; Torres 1986).
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi
tidak untuk menyembuhkan penyakit. Perawat juga bukan hanya memberikan
obat untuk menyembuhkan penyakit tetapi mereka juga harus bisa membuat
lingkungan fisik, psikologis, social pasien sembuh.
Falsafah Keperawatan menurut Florence Nightingale (Modern nursing) yaitu
melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses
dan 4 komponen paradigma keperawatan antara lain: manusia, keperawatan,
sehat-sakit (kesehatan) dan lingkungan.

B. Saran

28
Florence Nightingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam
proses keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Marilah kita sebagai
perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat.
Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayangi. Menjadi
perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak mencoba kita
tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita
mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan penuh kasih sayang.

DAFTAR PUSTAKA

29
Ana Beatriz de Almeida Medeiros, Bertha Cruz Enders, Ana Luisa Brandão De
Carvalho Lira. 2015. The Florence Nightingale’s Environmental Theory:
A Critical Analysis.
Arifuddin, dkk. 2016. Teori Keperawatan Para Ahli “Teori dan Aplikasi”.
Pustaka Muda: Jakarta
Hidayat, Aziz Alimul. 2014. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba
Medika: Jakarta.
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/01/makalah-model-konsep-florence.html
(diakses tanggal : 18 September 2018)
http://sailormanyahya.wordpress.com/2010/09/05/model-konseptual-florence-
nightingale/html (diakses tanggal : 18 September 2018)
http://offcialfathuroziq.blogspot.co.id/2016/06/makalah-tentang-teori-
florence.html (diakses tanggal : 18 September 2018)
Shahina Sabza Ali Pirani. 2016. Application of Nightingale’s Theory in Nursing
Practice. Clinical Study.

30

Вам также может понравиться