Вы находитесь на странице: 1из 16

MAKALAH

CRUSTACEA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Taksonomi Hewan

Oleh :

NANI ROSNIAR
17117001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada nabi besar Muhammad ‫ ﷺ‬besarta keluarga-Nya, para sahabat-Nya dan kita
selaku umat-Nya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Taksonomi
Hewan. Dan dengan kerendahan hati penulis menyadari akan keterbatasan dan
kekurangan yang ada dalam makalah ini, baik dari segi bahasa maupun
tulisannya, karena wawasan pengetahuan dan pengalaman penyusun masih sangat jauh
dari kesempurnaan.
Oleh karenanya kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan untuk kesempurnan makalah selanjutnya, selain itu penulis mengharapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca.

Aceh Besar, Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................ 2
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3


A. Definisi Crutacea ........................................................................... 3
B. Klasifikasi crustacean .................................................................... 3
C. Struktur tubuh crustacea ............................................................... 6
D. Sistem organ .................................................................................. 7
E. Peran crustacea untuk manusia ...................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12


A. Kesimpulan .................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Crustacea (baca: krustasea) adalah suatu kelompok besar dari arthropoda,
terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya
dianggap sebagai suatu subfilum Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang
cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip.
Mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa
kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting
darat Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun
beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.
Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu
(sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen).
Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5
pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan.
Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang
bawah. Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di
bagian ujungnya terdapat ekor. Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga
berfungsi untuk menyimpan telurnya. Sistem pencernaan Crustacea dimulai dari
mulut, kerongkong, lambung, usus, dan anus. Sisa metabolisme akan diekskresikan
melalui sel api. Sistem saraf Crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga tali,
dimana ganglion kepala (otak) terhubung dengan antena (indra peraba), mata (indra
penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan).
Hewan-hewan Crustacea bernapas dengan insang yang melekat pada anggota
tubuhnya dan sistem peredaran darah yang dimilikinya adalah sistem peredaran
darah terbuka. O2 masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2 berdifusi
dengan arah berlawanan. O2 ini akan diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa
melalui pembuluh darah. Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan dan betina)
dan pembuahan berlangsung di dalam tubuh betina (fertilisasi internal). Untuk dapat
menjadi dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian kulit (ekdisis) berkali-
kali.

1
B. Tujuan
Untuk mengetahui klasifikasi crustacea, struktur dan organ tubuh, dan
perannya untuk manusia.

C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari crustacea
2. Sebutkan klasifikasi dari crustacea
3. Bagaimana struktur tubuh crustacea
4. Bagaimana system organ tubuh crustacean
5. Peran dan fungsi crustacea bagi manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Crutacea
Crutacea merupakan hewan akuatik (air) yang dapat hidup dilaut maupun air
tawar. Filum crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari
kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai
suatu subfilum.
Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster,
kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik,
hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan
kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas crustacean dapat bebas bergerak,
walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada
inangnya. Crustacean yang hidup dilaut sebagian besar merupakan zooplankton
ukuran tubuh bervariasi, ada yang kecil (plankton sampai ukuran besar kepiting dan
udang.

B. Klasifikasi crustacean
Berdasarkan ukuran tubuh nya crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
1. Entomostraca (udang tingkat rendah)
Hewan ini dikelompok menjadi empat ordo, yaitu:
a. Branchiopoda
b. Ostracoda
c. Copepod
d. Cirripedia
2. Malacostraca
Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:
a. Isopoda
b. Stomatopoda
c. Decopoda

3
1. Entomostraca ( udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton.
Mereka juga dapat digunakan sebagai pakan ikan, seperti : Daphnia sp. sebagai
pakan ikan hias ; Copepoda sebagai pakan ikan laut. Entomostraca dapat dibagi
menjadi 4 ordo yaitu Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, dan Cirripedia.
a. Branchiopoda
Branchiopoda (kutu air) merupakan kelompok Crustacea kecil yang menjadi
salah satu penyusun zooplankton, contohnya seperti Daphnia pulexdan Asellus
aquaticus. Mereka memiliki tubuh pucat dan transparan, tetapi tidak mempunyai
cephalotorax. Dan hampir semua Branchiopoda hidup di perairan tawar.
Keunikan dari ordo ini adalah mereka berkembang biak secara partenogenesis.
b. Ostracoda
Ostracoda merupakan kelompok Crustacea yang terdapat di air tawar maupun
air asin. Ostracoda berperan dalam keseimbangan ekosistem sebagai: herbivora
dengan memakan ganggang; karnivora dengan memakan Crustaceakecil dan
Annelida; scavenger dengan memakan bangkai dan detritus.
Ostracoda memiliki ciri-ciri tubuh yang tidak tampak jelas. Pada
tubuhnya, Ostracoda mempunyai 6 sampai 7 apendik yang beruas-ruas, yaitu
antena pertama, antena kedua, maksila pertama, maksila kedua, apendik thorax
dan caudal furca. Pada bagian anteriornya, Ostracoda memiliki sebuah mata
nauplius.
Contoh dari Ostracoda antara lain Cypris candida dan Codona suburdana.
c. Copepoda
Copepoda merupakan salah satu penyusun zooplankton. Sebagian besar dari
Copepoda hidup bebas di perairan, baik di air tawar maupun air laut. Namun 25%
dari Copepoda hidup sebagai ektoparasit. Copepoda bersifat filter feeder yaitu
memakan fitoplankton.
Tubuh Copepoda berbentuk silindris dan pendek seperti halnya Branchiopoda,
Copepoda juga memiliki tubuh transparan. Warna merah, ungu, biru dan
sebagainya pada Copepoda adalah warna yang ditimbulkan oleh makanan yang

4
dimakan oleh Copepoda. Tubuh Copepoda terdiri dari kepala yang membulat, 6
ruas thorax, dan 3 sampai 5 ruas abdomen.
Contoh dari Copepoda adalah Argulus indicus dan Cyclops.
d. cirripedia
Cirripedia mempunyai bentuk tubuh yang berbeda dari 3 ordo sebelumnya.
Tubuh Cirripedia yang terdiri dari kepala dan dada tertutup oleh karapas yang
berbentuk cakram. Dan ruas-ruas tubuhnya tidak terlihat jelas.
Cirripedia ada yang bersifat parasit dan nonparasit. Mereka yang hidup parasit
akan menempel di dasar kapal, perahu, dan tiang-tiang yang tertanam di
pantai. Cirripedia termasuk filter feeder dengan memakan mikroplankton.
Contoh dari Cirripedia adalah Bernakel dan Sacculina.

2. Malakostraca (udang tingkat tinggi)


Kelompok ini merupakan kelompok Crustacea yang berukuran besar
dibandingkan dengan kelompok Entomostraca. Hewan ini terdapat di air laut
maupun air tawar. Malakostraca dan Entomostraca dapat dibedakan dengan melihat
ruas-ruas tubuh yang tampak jelas pada kelompok Malakostraca.
Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda, dan Decapoda.
a. Isopoda
Isopoda (kutu kayu) merupakan kelompok Malakostraca yang hidup sebagai
parasit. Isopoda dikatakan sebagai kutu kayu karena mereka merupakan
pengerek lunas perahu-perahu nelayan. Selain sebagai pengerek
kayu, Isopoda memakan ganggang, jamur, lumut, dan hewan-hewan yang
sudah membusuk. Contoh dari Isopoda adalah Onicus asellus (kutu perahu)
dan Limnoria lignorum.
b. Stomatopoda
Stomatopoda (udang belalang) merupakan kelompok Crustacea yang mirip
dengan belalang sembah. Mereka mempunyai warna yang mencolok pada
tubuhnya. Contoh dari Stomatopoda adalah Squilla empusa.

5
c. Decapoda ( kaki sepuluh)
Decapoda merupakan kelompok Crustacea yang paling banyak ditemukan
spesiesnya. Decapoda meliputi jenis udang dan kepiting. Hewan ini terdapat di
air tawar, payau, maupun laut.
Decapoda mempunyai morfologi yang tampak jelas. Mereka mempunyai 3
pasang apendik thorax yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5 pasang
apendik thorax berikutnya sebagai kaki jalan atau periopod,
sehingga Decapoda disebut juga dengan kaki sepuluh.
Dibawah ini beberapa contoh Decapoda yaitu:
a. Udang
- Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau.
- Macrobrachium rasenbengi (udang galah), hidup di air tawar dan payau.
- Cambarus virilis (udang air tawar).
- Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki
kaki catut.
- Palaemon carcinus (udang sotong)
b. Ketam
- Portunus sexdentatus (kepiting)
- Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
- Parathelpusa maculata (yuyu)
- Scylla serrata (kepiting)
- Birgus latro (ketam kenari)

C. Struktur tubuh crustacea


Tubuh Crustacea dibagi ke dalam dua bagian, bagian depan cephalotoraks
dan bagian belakang abdomen yang bersendi-sendi. Tiap ruas tubuh
memiliki apendik (anggota badan) yang dalam pertumbuhannya
akan mengalami nerevolusi sesuai dengan fungsinya. Pada permukaan luar
tubuhnya ditutupi oleh kutikula yang terbuat dari kitin keras yang
disebabkan impregnasi atau meresapnya dengan garam-garam kapur. Pada

6
bagian cephalotoraks biasanya tertutup oleh karapak yang mengandung pigmen
dan zat kapur dan menjulur hingga ke depan diantara dua mata.
Pada bagian kepala Crustacea dewasa memiliki sepasang antena pertama
(antenula), sepasang antena kedua (antenna), sepasang mandibula, dan dua pasang
maksilla yang membantu proses makan. Pada bagian dada terdiri dari
delapan segmendan memiliki tiga pasang maksiliped, sepasang cheliped,
dan empat pasang periopod (kaki jalan). Pada bagian abdomen terdiri dari
enam segmen dan memiliki lima pasang pleopod (kaki renang) dan sepasang
uropod.

D. Sistem organ
a. System pencernaan
Crustacea memiliki alat pencernaan yang lengkap. Alat pencernaannya
yaitu mulut yang terletak di bagian anterior, esophagus, lambung, usus dan anus
terletak di bagian posterior Crustacea memiliki cara makan yang beraneka
ragam yaitu dengan filter feeder, pemakan bangkai, herbivora, karnivora, dan
parasit. Filter feeder dalam menyaring air untuk mendapatkan makanan hal ini
menyebabkan mandibel (rahang) dan antenna akan berubah (berevolusi) sesuai
dengan fungsinya yaitu mulut untuk menyaring air dan antena untuk melacak
makanan dalam air. Pada Crustacea pemakan bangkai, herbivore, dan karnivora
memiliki bagian tubuh yang berfungsi untuk mencengkram atau mengambil
makanan, misalnya mandibula, maksila, dan maksiliped yang berfungsi untuk
memegang, menggigit, dan menggiling makanan.
Biasanya Crustacea aktif di malam hari, pada waktu itu mereka
meninggalakan tempat persembunyiannya untuk mencari makanan. Jenis yang
hidup di perairan dangkal akan menuju terumbu karang, sedangkan yang hidup
di perairan agak dalam akan berkeliaran disekitar tempat persenmbunyiannya
untuk mencari makan.

7
b. System saraf
Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan
dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan
mata majemuk (facet) yang bertangkai.
Alat indra terdiri atas mata majemuk, bintik mata, statocyst, proproceptor,
alat peraba dan chemoreceptor. Mata majemuk terdapat pada hampir semua
spesies dewasa, biasanya terletak pada ujung tangkai yang dapat digerakkan
tetapi adakalanya sessil.Crustacea dengan mata majemuk yang berkembang
baik mempunyai kemampuan untuk membedakan ukuran dan bentuk tetapi
ketajaman penglihatannya kecil dan gambarnya kasar.
Bintik mata selalu terletak digaris menengah dan khusus terdapat pada
stadium larva nauplius; terdiri atas 3 sampai 4 ocelli berbentuk mangkuk
pigmen; berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Bintik mata diperlukan hewan
planktonik untuk menentukan lokasi permukaan air, dan bagi hewan peliang
untuk menentukan lokasi permukaan substrat. Statocyst hanya terdapat pada
beberapa kelompok Malakostraca. Sepasang statocyst biasa terletak pada
pangkaal antenul, uropod atau telson. Propioreceptor merupakan alat indra otot,
terdapat pada malacostraca terutama decapoda. Tiap organ terdiri atas sejumlah
sel otot yang mengalami modifikasi spesial, berperan membantu mengatur
kedudukan apendik, semacam indra gerak yang dirangsang oleh peregangan
diantara sel otot, kontraksi otot diskitarnya. Alat peraba biasanya membentuk
bulu-bulu dan tersebar di berbagai tempat pada permukaan tubuh, terutama
apendik. Chemoreceptor merupakn alat indra untuk mendeteksi zat kimia,
terdapat pada kedua pasang antena dan apendik mulut . Esthetasc berbentuk
bulu-bulu indra yang panjang dan lembut merupakan chemoreseptor yang
umum terdapat kebanyakan crustacea.

c. System peredaran darah


Sistem peredaran darah pada Crustacea disebut sistem peredaran darah
terbuka (haemocoelic). Hal ini berarti bahwa darah beredar tanpa melalui
pembuluh darah, sehingga terjadi kontak langsung antara darah dan jaringan.

8
Sistem peredaran darah ini menyebabkan hilangnya rongga tubuh, karena darah
memenuhi celah antar jaringan dan organ tubuh yang disebut homocoel (rongga
tubuh yang dipenuhi darah). Rongga tubuhnya hanya pada rongga ekskresi dan
organ perkembangbiakan.
Letak jantung dari Crustacea biasanya terdapat di bagian dorsal toraks
atau di sepanjang badan. Darah keluar dari jantung melalui sebuah aorta
anterior, arteri abdomen posterior, beberapa arteri lateral dan sebuah arteri
ventral. Beberapa Crustacea tidak mempunyai sistem arteri. Pada
kebanyakan Malakostraca terdapat jantung tambahan (accessory heart) atau
pompa darah untuk menaikan tekanan darah.

d. System pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea
yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya. Letak
insang pada malacostraca biasanya terbatas pada apendik thorax. Aliran air
kearah insang umumnya dihasilkan dari gerakan teratur sejumlah apendik.
Oksigen dalam peredaran darah terdapat dalam bentuk larutan sederhana atau
terikat pada hemoglobin atau hemocyanin. Hemocyanin hanya trrdapat pada
malacostraca.Pigmen pernapasan larut dalam plasma, tetapi adakalanya
hemoglobin terdapat dalam otot dan jaringan saraf, bahkan dalam telur beberapa
jenis Crustacea.

e. Alat reproduksi
Kebanyakan Crustacea memiliki alat reproduksi yang terpisah (dioceous)
atau terdapat individu jantan dan betina, namun pada Crustacea tingkat rendah
ada yang bersifat hermaphrodit. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan
kaki ketiga dan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Namun
pada spesies tertentu ada yang belum dapat diketahui perkembangbiakan dan
perkelaminannya.
Gonad biasanya panjang dan sepasang terletak dibagian dorsal toraks dan
atau abdomen. Crustacea bereproduksi dengan mengadakan kopulasi

9
(pembuahan). Pada proses kopulasi tersebut individu jantan biasanya memiliki
apendiks yang dapat berfungsi untuk memegang betina. Individu jantan akan
meletakan massa spermatoforik di bagian sternum udang betina. Peletakan
massa spermatoforik tersebut berlangsung sebelum telur dikeluarkan.
Pembuahan terjadi saat telur yang dikeluarkan dari celah genital ditarik ke arah
abdomen oleh pasangan kaki kelima betina. Pada waktu telur tertarik ke
abdomen, sperma keluar dari massa spermatoforik yang tersobek sehingga
terjadi pembuahan.
Pembuahan tersebut dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Hal
ini tergantung pada sifat dari spermatoforiknya. Jika spermatoforknya bersifat
kental, pembuahan terjadi secara eksternal. Sedangkan spermatoforik yang
bersifat cair memungkinkan untuk masuk ke dalam oviduct (saluran telur)
sehingga terjadi secara internal.
Telur yang sudah menetas akan menjadi nauplius yang planktonis. Naulius
tersebut mempunyai tiga pasang apendik yaitu antenna pertama, antenna kedua
dan mandibula; tubuh belum beruas-ruas; dibagian anterior terdapat mata
nauplius.

E. Peran crustacea untuk manusia


a. Keuntungan crustacea
Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara
lain:
1. Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster dan
kepiting.
2. Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber
makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
3. Udang rebon merupakan bahan baku pembuatan terasi.
4. Telur artemia banyak diperdagangkan karena naupliusnya merupakan
makanan awal bagi anak ikan atau Udang.

10
b. Kerugian crustacean
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
1. Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2. Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
3. Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
4. Copepoda merupakan inang perantara penyakit cacing pita ikan Dibotrio
Cephalus Latus
5. Tritip, yang merupakan pengganggu bagi manusia karena mengotori lunas
kapal, pelampung dan tiang tiang dilaut populasi tritip yang padat dapat
mengurangi kecepatan kapal.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Klasifikasi crustacea dapat dibagi berdasarkan struktur tubuhnya
yaituEntomostraca (udang tingkat rendah) dan Malakostraca (udang tingkat tinggi).
Dapat mengetahui klasifikasi crustacea, struktur dan organ tubuh, dan
perannya untuk manusia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Brotowijoyo, Mukayat. 1990 . Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.


Radiopoetro, dkk. 1991 . Zoology. Jakarta : Erlangga.
Sunardi, Drs. 1983 . Evolusi Avertebrata. Jakarta : Universitas Indonesia ( UI-Press).
Suwignyo, dkk. 2005 . Avertebrata Air. Jilid 2 . Jakarta : Penebar Swadaya.

13

Вам также может понравиться