Вы находитесь на странице: 1из 85

PEDOMAN TEKNIS

LAYANAN PERPUSTAKAAN

DAN INFORMASI

1
Perpustakaan Nasional RI

2014
Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT)
National Library of Indonesia : Cataloguing in Publication (CIP)

Pedoman teknis layanan perpustakaan dan informasi / penyusun, Luthfiati Makarim, Mohammad
Ramdhan ; editor, Lucya Dhamayanti.— Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014.
vi, 86 hlm. ; 21 cm.

ISBN

1. Perpustakaan , Pelayanan – Buku pegangan, pedoman, dsb.


I. Perpustakaan Nasional II. Luthfiati Makarim
III. Mohammad Ramdhan IV. Lucya Dhamayanti

025.5

Penyusun: Luthfiati Makarim


Mohammad Ramdhan

Editor: Lucya Dhamayanti

Kontributor: Arief Wicaksono

2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Buku Pedoman Teknis Layanan
Informasi Perpustakaan Nasional RI dapat diselesaikan. Salah satu upaya yang dilakukan
Perpustakaan Nasional RI untuk meningkatkan layanan perpustakaan dan informasi adalah
dengan membuat pedoman ini. Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 yang mengamanatkan bahwa “... mencerdaskan kehidupan
bangsa...”. Selanjutnya Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
menetapkan bahwa “... tentang layanan perpustakaan...” dan “Layanan perpustakaan
dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka.”

Layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI telah berlangsung sejak


Perpustakaan Nasional RI didirikan pada tahun 1989. Seiring berjalannya waktu, jenis dan
kualitas layanan terus ditingkatkan. Saat ini, gedung Perpustakaan Nasional RI – yang akan
menjadi pusat layanan perpustakaan dan informasi – di Jl. Medan Merdeka Selatan sedang
dalam proses pembangunan. Gedung yang dirancang 24 lantai ini direncanakan akan selesai
dibangun dan siap dioperasikan pada tahun 2017. Untuk itu perlu dibuat pedoman teknis
layanan perpustakaan dan informasi yang sejalan dengan fungsi-fungsi ruang sesuai
perencanaan. Pedoman ini akan mencakup persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi layanan
perpustakaan dan informasi secara teknis yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan
evaluasi terhadap sumber daya manusia layanan perpustakaan dan informasi, yaitu
pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan, koleksi perpustakaan, sarana dan fasilitas
layanan perpustakaan dan informasi, serta pedoman layanan perpustakaan dan informasi
yang diperuntukkan bagi pemustaka Perpustakaan Nasional RI.

3
Pedoman teknis layanan perpsutakaan dan informasi ini bertujuan untuk menjamin
keberhasilan, kesinambungan dan kualitas layanan perpustakaan dan informasi di
Perpustakaan Nasional RI. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan agar pelaksanaan
layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI dapat dilaksanakan dan
berjalan sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) layanan perpustakaan
dan informasi sehingga tujuan penyelenggaraan perpustakaan sesuai Undang-Undang RI
Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dapat terwujud.

Secara garis besar, pedoman ini terdiri dari empat bab, yaitu: pendahuluan, sistem layanan
perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI, pelaksanaan layanan
perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI dan penutup.

Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat dan memudahkan pelaksanaan layanan
perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI.

Jakarta, Desember 2014

Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi

Dra. Welmin Sunyi Ariningsih, M.Lib

4
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 6


A. Latar Belakang. .................................................................................................................... 6
B. Tujuan . ................................................................................................................................ 7
C. Sasaran. ............................................................................................................................... 8
D. Manfaat................................................................................................................................ 8
E. Dasar Hukum . ..................................................................................................................... 9
F. Batasan Pengertian . ............................................................................................................ 9

BAB II LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI ..... 20


A. Tujuan dan Sasaran Layanan Perpustakaan dan Informasi................................................ 20
B. Prinsip-prinsip Layanan Perpustakaan dan Informasi ....................................................... 21
C. Unsur-Unsur Pelaksana Layanan Perpustakaan dan Informasi ......................................... 21
D. Peran dan Tugas Unsur Pelaksana Layanan Perpustakaan dan Informasi ........................ 21
E. Tahapan Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi ............................................ 23
F. Standar Layanan Perpustakaan dan Informasi .................................................................. 24
G. Indikator Keberhasilan Layanan Perpustakaan dan Informasi .......................................... 56

5
BAB III PELAKSANAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN
NASIONAL RI ........................................................................................................... 59

A. Perencanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi ...................................................... 59


A.1. Perencanaan Persiapan Semua SDM yang Akan Bertugas di Gedung Baru............. 60
A.2. Perencanaan Ragam Layanan Perpustakaan dan Informasi ..................................... 61
A.3. Perencanaan Perpindahan Koleksi ........................................................................... 62
A.4. Perencanaan Persiapan Sistem, Prosedur Layanan dan Peraturan Perpustakaan.....64
A.5. Perencanaan Mebeler .............................................................................................. 68
A.6. Perencanaan Desain dan Tata Ruang Layanan Perpustakaan dan Informasi ........... 73
A.7. Perencanaan Sarana, Prasarana dan Fasilitas Perpustakaan dan Informasi ……........76
B. Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi ...................................................... 82
B.1. Pelaksana Layanan Perpustakaan dan Informasi ................................................... 83
B.2. Koleksi ..................................................................................................................... 83
B.3. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Perpustakaan dan Informasi ................................ 83
B.4. Prosedur Layanan Perpustakaan dan Informasi ...................................................... 83
C. Evaluasi Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi …………………………..…….. 83
C.1. Monitoring Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi .............................. 83
C.2. Evaluasi Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi ................................... 83
C.3. Pelaporan Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi ................................ 84
C.4. Pengaduan Masyarakat ………………………………………………………………………….....………..85

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................... 86

LAMPIRAN

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Untuk itu, pemerintah
wajib menyediakan fasilitas pendidikan, termasuk perpustakaan, seperti yang tersebut
dalam UUD 1945 pasal 28C ayat 3 dan tiga ayat dalam pasal 31. Hal tersebut menjadi
pertimbangan dasar dan landasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2007 Tentang Perpustakaan. Dalam pembukaannya, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan menyebutkan bahwa: (a) dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai wahana belajar
sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional; (b) bahwa
sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan nasional, perpustakaan
merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa; dan (c) bahwa dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui
pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi dan pusat
sumber belajar bagi masyarakat.

Pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar


masyarakat akan lebih dirasakan manfaatnya bila pelayanan yang diberikan optimal

7
sehingga memberikan kepuasan kepada pemustaka. Hal ini terdapat dalam Keputusan
Men.PAN No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik yang menjadi acuan bagi seluruh penyelenggara pelayanan publik
dalam pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan publik sesuai kewenangannya
dengan tujuan untuk mendorong terwujudnya penyelenggaraan pelayanan publik yang
prima dalam arti memenuhi harapan dan kebutuhan, baik pemberi maupun penerima
pelayanan.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:


PER/20/M/AN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik
menjelaskan bahwa standar pelayanan publik adalah suatu tolok ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan
sebagai komitmen atau janji dari penyelenggara pelayanan kepada masyarakat untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas. Salah satu komponen standar pelayanan publik
adalah adanya pedoman teknis penyelenggaraan layanan publik. Untuk itu maka perlu
disusun Pedoman Teknis Layanan Koleksi Umum, Perpustakaan Nasional RI yang akan
menjadi rujukan pemberian layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan
Nasional RI. Selain itu, perpindahan lokasi layanan perpustakaan dan informasi
Perpustakaan Nasional RI, dari Jl. Salemba Raya ke Jl. Medan Merdeka Selatan, akan
membawa perubahan signifikan terhadap pengelolaan layanan perpustakaan dan
informasi kepada masyarakat. Seiring dengan perubahan situasi dan kondisi tersebut,
maka dibutuhkan adanya pedoman layanan perpustakaan dan informasi yang selaras
dengan perubahan situasi dan kondisi tersebut, mengikuti perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi serta mendukung sistem pengelolaan perpustakaan secara
modern. Pedoman layanan perpustakaan dan informasi ini menjadi acuan bagi
pustakawan dalam memberikan layanan perpustakaan dan informasi secara profesional
di gedung baru Perpustakaan Nasional RI, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

B. Tujuan

Petunjuk teknis ini bertujuan untuk:

8
1. mempersiapkan pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi secara prima dan
profesional di gedung baru Perpustakaan Nasional RI, Jl. Medan Merdeka Selatan, yang
akan dioperasikan pada tahun 2017;
2. memenuhi kebutuhan pustakawan Perpustakaan Nasional RI akan pedoman teknis
layanan perpustakaan dan informasi sebagai acuan dalam merencanakan dan
melaksanakan layanan perpustakaan dan informasi secara prima dan profesional kepada
pemustaka;
3. menjadi pedoman layanan perpustakaan dan informasi yang up to date di Perpustakaan
Nasional RI sesuai perubahan dan perkembangan situasi dan kondisi terkini.

C. Sasaran

Sasaran petunjuk teknis ini adalah pustakawan, tenaga perpustakaan, konservator, staf
Biro Umum serta interior designer juga pejabat struktural di lingkungan Perpustakaan
Nasional RI yang terkait.

D. Manfaat

Pedoman teknis ini akan memberi manfaat sebagai berikut:


1. Menunjukkan tujuan layanan perpustakaan dan informasi Perpustakaan Nasional RI;
2. Meletakkan landasan kebijakan dan langkah-langkah operasional layanan perpustakaan
dan informasi di Perpustakaan Nasional RI;
3. Standarisasi proses pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi;
4. Menetapkan prosedur dan cara kerja layanan perpustakaan dan informasi;
5. Memberikan gambaran yang jelas dan lengkap mengenai seluruh kegiatan yang akan
dikerjakan
6. Melahirkan produktivitas kerja yang baik dan mendapatkan kinerja serta hasil sesuai
harapan;
7. Pengukuran kemampuan bagi efektivitas dan efisiensi kerja;
8. Menjadi alat pengawasan dan penilaian terhadap kinerja dan hasil yang dicapai;
9. Pedoman pembagian tugas secara tepat sesuai keahlian;

9
10. Pedoman untuk penyediakan sarana dan prasarana kegiatan sesuai dengan kebutuhan
riil layanan perpustakaan dan informasi;

E. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.
4. Keputusan Presiden RI No. 166 tahun 2000 tentang Perpustakaan Nasional RI,
sebagaimana telah tiga kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden RI No. 103
tahun 2001;
5. Keputusan Presiden RI No. 178 tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas
Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
RI no. 110 tahun 2001;
6. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81/1993 Tentang
Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum;
7. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
132/KEP/M.PAN/12.2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya;
8. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 3 Tahun 2001 Pasal 27 tentang
Tugas Pokok dan fungsi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi.

F. Batasan Pengertian

Bagian ini memberikan penjelasan tentang pengertian jenis-jenis layanan


perpustakaan dan informasi yang ada di Perpustakaan Nasional RI serta istilah yang terkait,
juga cakupan layanannya.

10
1. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya
rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
2. Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non-departemen (LPND) yang
melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai
perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan
penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta
berkedudukan di ibukota negara.
3. Perpustakaan Lansia adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi, fasilitas, layanan
perpustakaan yang ditujukan bagi orang lanjut usia, yaitu seseorang, baik perempuan
maupun laki-laki, yang telah berusia 50 tahun ke atas. Perpustakaan Lansia memberikan
layanan perpustakaan kepada orang lanjut usia agar hidup orang lansia, secara fisik,
mental, sosial dan psikologis, tetap berkualitas.
4. Perpustakaan Cacat Netra adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi dan layanan
perpustakaan yang ditujukan bagi penyandang cacat netra, yaitu orang yang
mempunyai kelainan penglihatan sehingga ia tidak dapat melihat secara baik dan
membutuhkan alat untuk melihat atau membaca.
5. Perpustakaan Anak adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi dan layanan
perpustakaan yang ditujukan bagi anak untuk mendukung tumbuh kembang anak
secara optimal. Yang dimaksud dengan anak adalah: (a) bayi (usia 0-1 tahun), (b)
bermain/toddler (1-2,5 tahun), (c) pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun).
6. Perpustakaan Remaja adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi dan layanan
perpustakaan yang ditujukan bagi remaja, yaitu anak yang telah berusia 11-18 tahun
untuk mendukung tumbuh kembang mereka yang optimal dan pembentukan pribadi
dewasa yang berkualitas secara kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial.
7. Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
8. Layanan perpustakaan dan informasi adalah kegiatan memberikan bimbingan dan jasa
perpustakaan dan informasi kepada pemustaka.

11
9. Layanan Koleksi Film dan Bentuk Mikro adalah layanan koleksi film (bukan film reel)
dan bentuk mikro, berisi informasi yang bersifat ilmiah untuk keperluan pendidikan dan
penelitian, yang diberikan kepada pemustaka untuk dimanfaatkan, dibaca di tempat
dengan menggunakan alat baca bentuk mikro (microreader) dan/atau dicetak ke bentuk
hard copy dengan menggunakan alat microprinter.
10. Koleksi film adalah koleksi perpustakaan berupa:
a. gambar hidup, seperti film - baik bersuara maupun tidak bersuara - berisi gambar,
teks, dan juga kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut, yang harus menggunakan
alat bantu untuk dapat menggunakannya, yaitu proyektor dan layar. Jika dilihat
dari ukuran film (segi fisik), terdapat tiga macam ukuran film, yaitu: 18 mm, 16 mm,
dan 35 mm.
b. rekaman video, mencakup semua bentuk video, yaitu: bentuk kaset, gulungan, dan
cakram. Alat bantu yang digunakan adalah televisi, komputer, VCR (Video Casette
Recorder).
11. Koleksi bentuk mikro adalah koleksi perpustakaan yang menggunakan media film dan
tidak dapat dibaca dengan mata biasa, melainkan harus memakai alat yang dinamakan
microreader. Umumnya koleksi ini digolongkan tersendiri dan tidak dimasukkan ke
kelompok bahan non-cetak karena informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan
tercetak, seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Terdapat lima macam koleksi
bentuk mikro yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI, yaitu:
a. Mikrofilm: bentuk gulungan film berukuran 16 mm dan 35 mm.
b. Mikrofis: bentuk mikro dalam lembaran film sebesar kartu pos, berukuran 105 mm
x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm. Mikrofis dikenal pula dengan istilah
eye-readable material.
c. Aperture card: selembar mikrofilm ukuran 35 mm yang ditempelkan pada
lembaran kartu.
d. Microfilm cartridge: berbentuk sama dengan mikrofilm, ditempatkan pada satu
kemasan film dan berukuran 16 mm. Namun ia juga diberikan suatu tanda agar
pada waktu membacanya dapat dilakukan secara otomatis.
e. Microfilm jackets: bentuk mikrofilm yang dimasukkan ke dalam kantong plastik
transparan yang mempunyai jalur-jalur dan berisi 12 atau 14 lembar.

12
12. Layanan Koleksi Indonesiana adalah layanan koleksi Indonesiana yang diberikan
kepada pemustaka untuk dimanfaatkan, baik dibaca di tempat, dipinjam, dan/atau
direprografi (difotokopi, di-scan, atau dicetak) sesuai aturan perpustakaan.
13. Koleksi Indonesiana adalah dokumen, bahan perpustakaan dan/atau koleksi
perpustakaan yang berisi informasi tentang, membahas dan/atau terkait dengan
Indonesia, yaitu mengenai sejarah, budaya, dan orang/masyarakat Indonesia secara
luas, mengandung kekayaan informasi, bernilai historis serta kultural yang sangat
tinggi, baik yang terbit di Indonesia maupun di luar Indonesia, juga yang dihasilkan
oleh warga negara Indonesia maupun warga negara asing. Koleksi Indonesiana
meliputi buku (books), jurnal (journals), web sites, peta (maps), partitur musik
(printed music), gambar dan lukisan (pictures), naskah kuno (manuscripts), dan
rekaman tutur lisan tentang sejarah (oral history recordings). Koleksi Indonesiana
umumnya berbentuk tercetak (in print form), namun terdapat juga dalam bentuk
bahan mikro serta elektronik (electronic form). Salah satu bagian dari koleksi
Indonesiana adalah koleksi varia, buku langka, koleksi tandon dan literatur kelabu
tentang Indonesia.
14. Layanan Koleksi Varia & Buku Langka adalah layanan koleksi varia dan buku langka
yang diberikan kepada pemustaka untuk dimanfaatkan, baik dibaca di tempat
dan/atau direprografi (difotokopi, di-scan, atau dicetak) sesuai aturan perpustakaan.
15. Koleksi Varia adalah koleksi khusus yang mengandung kekayaan informasi, bernilai
historis serta kultural yang sangat tinggi, berupa informasi tentang Indonesia tahun
1750-1950, khususnya yang berkaitan dengan Batavia dan Jawa, walapun terdapat
juga beberapa bahan pustaka langka yang isinya berkaitan dengan beberapa bagian
terpencil dari kepulauan Nusantara, serta beberapa bahan pustaka unik yang
berkaitan dengan budaya/sejarah Asia Tenggara pada masa penjajahan Indonesia.
Koleksi varia terdiri dari berbagai jenis koleksi langka, seperti: bahan tercetak,
stempel (seal), gambar, lukisan cat air, surat dan foto. Koleksi ini sebagian besarnya
merupakan bahan pustaka karya orang Belanda, namun terdapat juga manuskrip dan
gambar pemandangan karya orang Indonesia atau Asia.
16. Koleksi Langka adalah dokumen dalam bentuk apa pun yang ditulis dengan tangan
atau diketik yang belum dicetak atau dijadikan buku tercetak yang berumur 50 tahun

13
lebih, termasuk di dalamnya naskah kuno (UU Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992, Bab I
Pasal 2).
17. Koleksi Buku Langka adalah buku-buku yang merupakan karya berharga karena
mengandung kekayaan informasi, bernilai historis serta kultural yang tinggi, termasuk
seluruh monograf, seperti buku, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi dan buku
rujukan yang terbit sebelum tahun 1556 sampai terkini dengan kriteria:
 terbitan pertama yang mengandung informasi penting (significant first editions)
dengan kandungan informasi yang kaya, bernilai historis dan kultural yang tinggi;
 buku yang langka karena keunikannya atau karena tidak terbit lagi, termasuk
buku-buku yang dicetak terbatas (limited editions) yang umumnya hanya
dicetak 500 eksemplar atau kurang;
 buku-buku berharga yang diterbitkan oleh pribadi (private press books);
 buku karya lembaga-lembaga penting (important association copies);
 karya-karya penting yang ditandatangani oleh pengarang atau ilustratornya
(important works autographed by their authors, illustrators or printers);
 buku dengan edisi spesial (editions of special note), termasuk di dalamnya edisi
langka karena tidak banyak yang mengetahui (surreptitious editions);
 buku yang mengandung informasi seni dan estetika yang penting, seperti
cetakan halus (fine printing), ilustrasi atau penjilidan yang bersifat khusus
(illustration or binding), dan buku-buku cetakan khusus lainnya (special press
books);
 buku yang terkait dengan naskah kuno yang dicetak dalam jumlah terbatas;
 koleksi khusus yang berisi informasi langka maupun tidak langka, yang perlu
disimpan karena memiliki tujuan tertentu;
 buku berisi informasi moneter bernilai tinggi;

Koleksi buku langka Perpustakaan Nasional RI mencakup lima jenis koleksi berikut:

 Koleksi Ster atau yang diberi tanda bintang (*), yaitu: koleksi yang memuat
informasi tentang Indonesia di sekitar abad 18 sampai dengan pertengahan
abad 20. Koleksi ster umumnya dilengkapi dengan lukisan litografi yang indah;
 Disertasi berbahasa Belanda di sekitar tahun 1830-1940;

14
 Koleksi Deposit tahun 1920–1990, terdiri atas terbitan Indonesiana pada masa
itu;
 Koleksi Varia, yaitu koleksi yang mengandung nilai historis dan budaya yang
sangat tinggi, terdiri dari berbagai jenis koleksi perpustakaan yang langka dan
unik, seperti barang cetakan, cap, gambar, lukisan cat air, surat dan foto;
 Koleksi Terlarang, yaitu koleksi perpustakaan yang memuat paham atau
ideologi yang dilarang pada masa pemerintahan Orde Baru, seperti komunisme
dan marxisme, walaupun pada saat ini banyak di antaranya yang bisa
didapatkan dengan mudah. Koleksi ini dipertahankan karena nilai sejarahnya.

18. Layanan Koleksi Terbitan Organisasi Internasional dan Regional adalah layanan
koleksi terbitan PBB dan organisasi di bawahnya serta koleksi terbitan organisasi
regional, seperti ASEAN dan SEAMEO. Layanan ini diberikan kepada pemustaka untuk
dimanfaatkan, baik dibaca di tempat dan/atau direprografi (difotokopi, di-scan, atau
dicetak) sesuai aturan perpustakaan.
19. Koleksi Terbitan Organisasi Internasional dan Regional adalah koleksi perpustakaan
yang merupakan terbitan dari organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan
organisasi internasional lainnya.
20. Layanan Koleksi Grafis (Foto, Lukisan & Peta) adalah koleksi perpustakaan non-buku
yang:
a. dapat dilihat langsung, seperti foto, lukisan, peta, bagan, gambar teknik (blue
print) dan sebagainya;
b. harus diproyeksikan atau dilihat dengan bantuan alat, seperti:
 filmstrip, yaitu selongsongan film yang memuat gambar dalam urutan
tertentu yang diproyeksikan satu persatu.
 slide, yaitu gambar dalam suatu media film atau bahan trasparan lain yang
harus dilihat dengan bantuan proyektor slide (slide projector).
 transparansi, yaitu selembar bahan trasparan yang berisi gambar dan
dirancang untuk digunakan dengan overhead projector atau kotak sinar.
c. merupakan bahan kartografi, yaitu semua karya yang merupakan representasi
grafika dari bumi, matahari, bulan, planet-planet, dan badan-badan ruang

15
angkasa lainnya. Bahan pustaka ini dapat berbentuk dua dimensi atau tiga
dimensi. Contoh bahan kartografi: peta ruang angkasa, atlas, globe, foto udara,
dan sebagainya.
21. Layanan Multimedia & Internet adalah karya atau informasi dalam bentuk elektronik
yang disimpan dalam media elektronik, seperti pita magnetis, cakram (disc) dan
informasi yang berbasis internet, seperti website, dan lain-lain. Koleksi ini biasa
dikenal dengan istilah electronic collection (e-collection). Contoh sumber daya
elektronik adalah CD-ROM (Compact Disk read Only Memory), buku elektronik (e-
book), jurnal elektronik (e-journal), koran online. Untuk membacanya diperlukan
perangkat keras seperti computer, CD-ROM player, dan sebagainya.
22. Layanan Referensi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan referensi
untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka (secara pribadi, melalui telepon
atau elektronik), tidak terbatas untuk menjawab pertanyaan substantif juga
memberikan pengajaran kepada pemustaka dalam menyeleksi, menggunakan alat-
alat dan strategi penelusuran yang sesuai untuk menemukan informasi, melakukan
penelusuran dalam rangka memenuhi kebutuhan pemustaka, mengarahkan mereka
ke sumber daya perpustakaan, membantu dalam evaluasi informasi, merujuk
pemustaka pada sumber daya di luar perpustakaan, membuat statistik referensi dan
berpartisipasi dalam pengembangan koleksi referensi.
23. Koleksi referensi adalah koleksi perpustakaan yang disusun sedemikian rupa sehingga
kita dapat mencari informasi tertentu tanpa harus membaca bagian-bagian koleksi itu
secara berurutan dan keseluruhan.
24. Pustakawan referensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan layanan perpustakaan,
khususnya layanan referensi.
25. Layanan Terbitan Berkala adalah layanan koleksi terbitan berkala, baik terbitan
dalam maupun luar negeri, yang terbit tiga tahun terakhir yang diberikan kepada
pemustaka untuk dimanfaatkan . Layanan ini berupa:
a. layanan koleksi kliping surat kabar dengan subjek tertentu, khususnya bidang
ilmu-ilmu sosial;

16
b. layanan penyebaran informasi terseleksi, dengan cara mengirimkan daftar isi dan
abstrak artikel dengan subjek tertentu dari majalah maupun jurnal ilmiah subjek
tertentu yang dilanggan oleh Perpustakaan Nasional RI;
26. Koleksi terbitan berkala atau terbitan berseri adalah terbitan (publikasi) terkini,
terhitung mulai tiga tahun terakhir, memiliki waktu atau kala terbit tertentu dengan
jarak terbit yang tetap dan terus-menerus tanpa batas waktu tertentu, diterbitkan
dengan nomor yang berurutan, terus menerus dan waktu/kala terbit tertentu, seperti
harian, mingguan, dua mingguan, bulanan, tiga bulanan, tengah tahunan dan
sebagainya. Koleksi berkala mutakhir meliputi majalah, jurnal, surat kabar, buletin,
tabloid, dan lain sebagainya, yang terbit tiga tahun terakhir.
27. Klipping adalah guntingan artikel atau berita dari surat kabar, majalah dan
sebagainya yang dianggap penting untuk disimpan atau didokumentasikan.
28. Layanan Monograf adalah layanan koleksi monograf bagi pemustaka untuk
memenuhi kebutuhan informasi mereka, baik untuk dibaca di tempat, dipinjam,
dan/atau direprografi (difotokopi, di-scan, atau dicetak) sesuai aturan perpustakaan.
29. Koleksi monograf adalah koleksi perpustakaan yang merupakan terbitan bukan
terbitan berseri yang lengkap dalam satu volume atau sejumlah volume yang sudah
ditentukan sebelumnya.
30. Monograf adalah sebutan lain untuk buku dan digunakan untuk membedakan
terbitan tersebut dengan terbitan berseri. Monograf berisi satu topik atau sejumlah
topik (subjek) yang berkaitan dan biasanya ditulis oleh satu orang. Selain itu,
monograf merupakan terbitan tunggal yang selesai dalam satu jilid dan tidak
berkelanjutan. Contoh monograf adalah buku, laporan penelitian, skripsi, tesis,
disertasi, dan lain-lain yang memiliki ciri sama.
31. Buku adalah bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan utuh tidak berseri.
Berdasarkan standar UNESCO, tebal buku paling sedikit 48 halaman, tidak termasuk
kulit ataupun jaket buku. Contoh buku adalah buku teks, buku rujukan, buku fiksi.
Buku biasanya dilengkapi dengan nomor standar intenasional, yaitu ISBN
(International Standard Book Number).

17
32. Layanan Koleksi Regional Historis adalah koleksi perpustakaan yang berisi informasi
bersejarah tentang negara-negara yang memiliki hubungan sejarah dengan Indonesia,
seperti Portugis, Belanda, Jepang, Arab, Cina, Spanyol, Korea, dan lainnya.
33. Layanan Budaya Etnis Nusantara adalah koleksi perpustakaan berupa literatur
primer, literatur sekunder, maupun artefak yang berisi informasi tentang budaya
etnis Nusantara, termasuk di dalamnya informasi koleksi Centre of Excellence dari
semua propinsi di Indonesia.
34. Layanan Audio Visual adalah koleksi non-buku perpustakaan yang bersifat hiburan
berbentuk:
a. Rekaman suara dalam bentuk piringan hitam, pita kaset, dan cakram (disk). Jika
dilihat dari segi isi, diantaranya adalah rekaman musik, wawancara, seminar,
ceramah, pelajaran bahasa Inggris, dan sebagainya.
b. Film (gambar hidup), memerlukan proyektor dan layar untuk melihatnya.
c. Rekaman video mencakup semua bentuk video, diantaranya yang berbentuk
kaset, gulungan, dan cakram. Alat bantu yang digunakan adalah televisi,
komputer, VCR (Video Casette Recorder), DVD player.
35. Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak,
dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang
dihimpun, diolah, dan dilayankan.
36. Koleksi Khusus Kepresidenan adalah koleksi perpustakaan yang memiliki informasi
tentang Presiden Republik Indonesia sepanjang sejarah dan segala informasi yang
terkait dengan kepresidenan. Koleksi khusus Kepresidenan bertujuan untuk menjadi
salah satu sumber informasi yang menyimpan dan menginformasikan kepada
masyarakat agar mereka dapat mengetahui dan memahami sejarah pemimpin bangsa.
37. Naskah kuno (manuskrip) adalah semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau
tidak diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar
negeri, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, dan yang
mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah dan ilmu pengetahuan.
38. Pusat Pernaskahan Nusantara adalah pusat data, pusat penyimpanan, pemeliharaan,
pelestarian dan pengkajian naskah kuno Nusantara dan pusat jejaring pengelola

18
naskah nusantara sebagai pelaksanaan amanat Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun
2014.
39. Gedung Heritage adalah gedung yang dibangun pada masa penjajahan Belanda dan
masuk dalam daftar gedung cagar budaya yang dijaga kelestarian dan keasliannya
dan tidak boleh dirubah.
40. Sistem layanan terbuka (open access system) adalah salah satu sistem layanan di
perpustakaan dimana pemustaka bebas mencari sendiri informasi yang terekam
dalam suatu dokumen, berupa buku maupun non-buku, di rak penyimpanannya.
41. Sistem layanan tertutup (close access system) adalah salah satu sistem layanan di
perpustakaan dimana pemustaka tidak bisa mengambil sendiri buku yang diperlukan
dari rak penyimpanannya. Untuk mengetahui jenis, subyek dan lokasi koleksi
perpustakaan, pemustaka harus terlebih dahulu melihat pada katalog terlebih dahulu
lalu mencatat nomor panggil, judul, pengarang, tahun terbit, serta lokasi koleksi yang
diinginkan.

BAB II

SISTEM LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI


DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

19
A. Tujuan dan Sasaran Layanan Perpustakaan dan Informasi
Tujuan sistem layanan perpustakaan dan informasi :
1. Menjadi rujukan standar kerja bagi pustakawan dan petugas perpustakaan di
lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi dalam melaksanakan tugas harian,
khususnya dalam memberikan layanan perpustakaan dan informasi;
2. Memberikan arahan kerja dan menunjukkan batasan kerja kepada pustakawan dan
petugas perpustakaan di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi dalam
melaksanakan tugas harian;
3. Memberikan panduan dalam penggunaan dan memaksimalisasikan layanan
perpustakaan dan informasi bagi pemustaka Perpustakaan Nasional RI.

Sasaran sistem layanan perpustakaan dan informasi :


1. Tersedianya petunjuk teknis yang bersifat standar dalam penyelenggaraan layanan
perpustakaan dan informasi di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi;
2. Tersedianya petunjuk teknis layanan koleksi yang menjadi rujukan bagi pustakawan
dan petugas teknis perpustakaan di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan
Informasi;
3. Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan dan informasi bagi pemustaka;
4. Meningkatkan peran dan fungsi pendayagunaan koleksi dan fasilitas layanan
Perpustakaan Nasional RI;
5. Meningkatnya citra positif Perpustakaan Nasional RI di mata pemustaka pada
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya melalui layanan perpustakaan dan
informasi di Perpustakaan Nasional RI.

B. Prinsip-Prinsip Layanan Perpustakaan dan Informasi


1. Layanan perpustakaan dan informasi dilakukan secara prima dan dikembangkan
melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan yang berorientasi bagi kepentingan
dan kebutuhan pemustaka;
2. Menerapkan tata cara layanan perpustakaan dan informasi sesuai standar nasional
perpustakaan;

20
3. Mengembangkan layanan perpustakaan dan informasi sesuai dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi;
4. Mewujudkan layanan perpustakaan dan informasi terpadu melalui kerjasama antar
perpustakaan melalui jejaring telematika;
5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan.

C. Unsur-Unsur Pelaksana Layanan Perpustakaan dan Informasi


1. Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi;
2. Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum;
3. Kepala Bidang Koleksi Khusus;
4. Kepala Bidang Kerja Sama Perpustakaan dan Otomasi;
5. Kepala Sub Bidang Kerja Sama Perpustakaan;
6. Kepala Sub Bidang Otomasi Perpustakaan;
7. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Deputi I;
8. Pejabat fungsional pustakawan;
9. Tenaga teknis layanan perpustakaan.

D. Peran dan Tugas Unsur Pelaksana Layanan Perpustakaan dan Informasi


1. Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi;

Dalam melaksanakan tugas, Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi


menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan layanan koleksi umum dan khusus;
b. pelaksanaan bimbingan pemakai;
c. pelaksanaan pameran dan promosi;
d. pelaksanaan kerja sama dan otomasi perpustakaan.

2. Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum

Bidang Layanan Koleksi Umum mempunyai tugas melaksanakan layanan koleksi


umum, dalam melaksanakan tugas Bidang Layanan Koleksi Umum
menyelenggarakan fungsi:

21
a. pelaksanaan layanan koleksi umum dan rujukan;
b. pelaksanaan layanan terjemahan dan konsultasi perpustakaan.

3. Kepala Bidang Koleksi Khusus.

Bidang Layanan Koleksi Khusus mempunyai tugas melaksanakan layanan koleksi


khusus, dalam melaksanakan tugas Bidang Layanan Koleksi Khusus
menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan layanan koleksi bahan pustaka manuskrip, buku langka dan audio
visual;
b. pelaksanaan layanan terjemahan dan transliterasi (alih aksara) dan konsultasi
perpustakaan.

4. Kepala Bidang Kerja Sama Perpustakaan dan Otomasi.

Bidang Kerja Sama Perpustakaan dan Otomasi mempunyai tugas melaksanakan kerja
sama perpustakaan dalam dan luar negeri, pengelolaan pangkalan data nasional,
pelaksanaan dan pengembangan sistem otomasi perpustakaan, dalam melaksanakan
tugas Bidang Kerja Sama Perpustakaan dan Otomasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan kerja sama perpustakaan dalam dan luar negeri;
b. pengelolaan pangkalan data perpustakaan lingkup nasional;
c. pembinaan dan pengembangan otomasi perpustakaan di lingkungan PERPUSNAS;
d. pengelolaan website dan jaringan intranet;
e. pengembangan format komunikasi Indonesia Machine Readable Cataloging
(INDOMARC).

5. Kepala Sub Bidang Kerja Sama Perpustakaan.

Subbidang Kerja Sama Perpustakaan mempunyai tugas penyiapan bahan dan


melakukan kerja sama perpustakaan dalam dan luar negeri.

6. Kepala Sub Bidang Otomasi Perpustakaan.

22
Subbidang Otomasi Perpustakaan mempunyai tugas melakukan pengelolaan
pangkalan data perpustakaan lingkup nasional, pembinaan pengelolaan dan
pengembangan otomasi perpustakaan, website dan jaringan intranet serta
mengembangkan format komunikasi Indonesia Machine Readable Cataloging
(INDOMARC).

7. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Deputi I.

Subbagian Tata Usaha Deputi I mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi


kepada satuan organisasi di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka
dan Jasa Informasi, dalam hal ini termasuk mendukung tugas dan peran perangkat
kerja di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi.

8. Pejabat fungsional pustakawan

Kelompok Jabatan Fungsional Pustakawan di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan


dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan fungsional pustakawan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Tenaga teknis layanan perpustakaan


Dalam memaksimalisasikan pelaksanaan layanan perpustakaan kepada pemustaka,
pustakawan dibantu oleh tenaga teknis layanan perpustakaan.

E. Tahapan Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi


Dalam melayani pemustaka untuk memanfaatkan koleksi Perpustakaan Nasional, ada
beberapa tahapan yang harus dilaksanakan pemustaka :
1. Membuat kartu anggota Perpustakaan Nasional bagi yang belum menjadi anggota;
2. Menelusur koleksi yang dibutuhkan pemustaka melalui katalog online (OPAC) atau
katalog manual di layanan katalog yang terletak di lantai 2, petugas layanan katalog
akan membimbing pemustaka;
3. Menuju tempat koleksi yang dibutuhkan pemustaka sesuai bimbingan/arahan
petugas layanan katalog;

23
4. Pustakawan menerima bon permintaan koleksi dari pemustaka, dan mencarikan
koleksi yang dibutuhkan pemustaka.
5. Pemustaka menerima koleksi yang dibutuhkan.

F. Standar Layanan Perpustakaan dan Informasi


Standar ini adalah prosedur layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan
Nasional yang di dalamnya mencakup indikator kinerja layanan perpustakaan dan
informasi. Standar ini meliputi 17 jenis layanan yang terbagi menjadi prosedur layanan
perpustakaan dan informasi serta prosedur layanan dan aktivitas terkait dalam rangka
layanan perpustakaan dan informasi.
Prosedur layanan perpustakaan dan informasi meliputi enam jenis layanan, yaitu:
1. Layanan sirkulasi
2. Layanan baca koleksi perpustakaan
3. Layanan meja informasi
4. Layanan bimbingan pemustaka
5. Layanan penelusuran informasi
6. Layanan e-resources

Prosedur layanan dan aktifitas terkait dalam rangka layanan perpustakaan dan informasi
meliputi 11 jenis layanan, yaitu:
1. Layanan keanggotaan
2. Layanan sahabat perpustakaan
3. Layanan call centre
4. Layanan magang dan penelitian
5. Layanan kunjungan
6. Layanan perpustakaan elektronik keliling (Pusteling)
7. Layanan pameran
8. Layanan fotokopi dan scanning koleksi perpustakaan
9. Layanan penerimaan koleksi baru
10. Layanan penanganan koleksi rusak
11. Layanan peminjaman koleksi untuk tujuan tertentu.

24
Berikut prosedur 17 jenis layanan tersebut:

PROSEDUR LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI


1. Prosedur Layanan Sirkulasi
Tujuan:
Menjamin berjalannya proses layanan sirkulasi secara cepat, akurat dan nyaman.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini meliputi peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan yang
dipinjam.
Prosedur ini berlaku diKelompok Layanan Terbuka.
ProsedurKerja:
1. Layanan Sirkulasi
a. Pemustaka dapat meminjam bahan perpustakaan untuk dibawa pulang di
Layanan Terbuka.
b. Untuk dapat meminjam bahan perpustakaan, pemustaka menelusur bahan
perpustakaan yang akan dipinjam di Katalog Online atau langsung menuju rak
penyimpanan koleksi.
2. PeminjamanDan Pengembalian Bahan Perpustakaan Secara Mandiri.
a. Tersedia mesin untuk meminjam dan mengembalikan bahan perpustakaan
secara mandiri.
b. Pemustaka dianjurkan untuk mampu melakukan peminjaman dan
pengembalian bahan perpustakaan secara mandiri. Tugas pustakawan untuk
mengajarkan penggunaan mesin peminjaman dan pengembalian bahan
perpustakaan secara mandiri.
c. Pemustaka memindai kartu anggota perpustakaan lalu memindai bahan
perpustakaan yang akan dipinjam atau dikembalikan. Bukti peminjaman dan
pengembalian akan didapatkan dari mesin peminjaman dan pengembalian
bahan perpustakaan secara mandiri.

25
d. Mesin peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan secara mandiri
berada dalam gedung Layanan Terbuka. Mesin ini dapat diakses pada jam
bukalayanan.
e. Khusus untuk mengembalikan, pemustaka dapat memanfaatkan mesin
peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan secara mandiri yang
dapat di akses 24 jam (Book Drop) di luar gedung LayananTerbuka.
3. Peminjaman dan Pengembalian Bahan Perpustakaan Melalui Pustakawan
a. Peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan juga dapat dilakukan
melalui pustakawan. Khusus untuk pengembalian yang melewati batas waktu
yang ditentukan hanya dapat dilakukan melalui pustakawan.
b. Pemustaka menyerahkan kartu anggota perpustakaan dan bahan perpustakaan
yang akan dipinjam atau dikembalikan kepada pustakawan.
c. Pustakawan memindai kartu anggota perpustakaan dan bahan perpustakaan
yang dipinjam atau dikembalikan. Pustakawan mengecek kesesuaian kartu
anggota perpustakaan dengan pemustaka yang memberikannya. Pustakawan
juga mengecek kesesuaian bahan perpustakaan yang dipinjam atau
dikembalikan termasuk waktu pinjamnya.
d. Pustakawan memberikan bukti peminjaman, kartu anggota perpustakaan, dan
bahan perpustakaan kepada pemustaka untuk peminjaman. Untuk
pengembalian, pustakawan memberikan bukti pengembalian dan kartu
anggota perpustakaan kepada pemustaka.
e. Untuk pemustaka yang terlambat mengembalikan bahan perpustakaan,
pustakawan memberikan sanksi berupa penentuan waktu tidak bisa pinjam
sesuai dengan lamanya waktu keterlambatan.
4. Perpanjangan Waktu Peminjaman
a. Pemustaka dapat melakukan perpanjangan waktu peminjaman bahan
perpustakaan. Perpanjangan waktu peminjaman hanya dapat dilakukan
sekalidalam waktu peminjaman.
b. Perpanjangan waktu dapat dilakukan melalui telepon ke Kelompok Layanan
Terbuka dengan menyebutkan nomor anggotaatau langsung datang ke
LayananTerbuka.

26
5. Laporan Layanan Sirkulasi
a. Kelompok Layanan Terbuka merekap peminjaman dan pengembalian bahan
perpustakaan dalam Rekap Layanan Sirkulasi.
b. Kelompok Layanan Terbuka membuat dalam Laporan Layanan Sirkulasi setiap
bulan dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum.
c. Laporan memuat analisa Rekap Layanan Sirkulasi. Dalam laporan dapat
disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul atau permasalahan yang
dihadapi dan disertakan saran tindakan pencegahan dan perbaikan yang
diperlukan.
d. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum
mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait
dengan layanan sirkulasi.

2. Prosedur Layanan Baca Bahan Perpustakaan


Tujuan:
Menjamin berjalannya proses layanan baca bahan perpustakaan secara cepat, akurat
dan nyaman.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini meliputi penerimaan bon permintaan serta pengambilan, penyerahan,
danpengembalian bahan perpustakaan.
Prosedur ini berlaku di Kelompok Layanan Koleksi Berkala Mutakhir, Kelompok
Layanan Koleksi Ilmu Sosial, Kelompok Layanan Koleksi Ilmu Terapan, Kelompok
Layanan Koleksi Rujukan, Kelompok Layanan Koleksi Majalah Terjilid, Kelompok
Layanan Koleksi Surat Kabar Terjilid, dan Kelompok Layanan Terbuka.
ProsedurKerja:
1. Layanan Baca Bahan Perpustakaan
a. Untuk dapat membaca bahan perpustakaan, pemustaka menelusur bahan
perpustakaan yang akan dibaca di Katalog Online dan mencatatkan informasi
bahan perpustakaan yang ingin dibaca di Bon Permintaan. Bon permintaan
disediakan di setiap ruangan layanan. Pemustaka dapat menelusur di setiap

27
ruang layanan. Pengunjung baru disarankan untuk menelusur lebih dahulu di
Kelompok Layanan Katalog dilantai IIC.
b. Untuk bahan perpustakaan berupa terbitan berkala seperti surat kabar, jurnal,
tabloid, dan majalah bisa langsung ke ruang layanan karena terdapat sarana
penelusuran tercetak.
1) Lantai IB untuk terbitan berkala dalam kurun tiga tahun terakhir.
2) Lantai VIIB untuk majalah dan jurnal lama sampai tiga tahun terakhir.
3) Lantai VIII untuk surat kabar lama sampai tiga tahun terakhir.
c. Pemustaka menaruh Bon Permintaan di tempat yang telah disediakan atau
menyerahkan langsung ke pustakawan sesuai dengan lokasi koleksi bahan
perpustakaan yang ingin dibaca. Pemustaka maksimal dapat memberikan 3
(tiga) Bon Permintaan untuk sekali baca. Setelah selesai dan mengembalikan,
pemustaka kembali memberikan 3 (tiga) Bon Permintaan, dan seterusnya.
d. Pustakawan mencatatkan jam diterimanya Bon Permintaan di atas Bon
Permintaan ketika pustakawan menerima Bon Permintaan.
e. Pustakawan mengambilkan bahan perpustakaan yang sesuai dengan Bon
Permintaan dari rak penyimpanan dan menyerahkan bahan pustaka.
f. Pustakawan mencatat di atas Bon Permintaan, jam penyerahan bahan
perpustakaan tersebut. Standar pengambilan bahan perpustakaan adalah 5
menit per bon. Penghitungan waktu dimulai saat pustakawan menerima Bon
Permintaan sampai dengan menyerahkan bahan perpustakaan yang sesuai
dengan bon permintaan. Khusus bahan perpustakaan yang berada berbeda
lantai dari ruang baca, standar waktu pengambilan adalah 10 menit.
g. Pemustaka menyerahkan kartu anggota. Pustakawan menyatukan
bonpermintaan dengan kartu anggota pemustaka.
h. Masing-masing kelompok layanan merekap Bon Permintaan dalam Daftar Baca
Bahan Perpustakaan termasuk jam menerima Bon Permintaan, jam
menyerahkan koleksi ke pemustaka, dan alasan penyebabnya jika waktu yang
dibutuhkan lebih dari waktu standar pengambilan bahan pustaka. Masing-
masing Ketua Kelompok Layanan bertanggung jawab untuk melakukan rekap
hal ini.

28
2. Reproduksi Bahan Pustaka
Pemustaka dapat memfotokopi atau memindai bahan perpustakaan.
Lihat Prosedur Fotokopi dan Scanning Bahan Perpustakaan.
3. Pengembalian Bahan Perpustakaan
a. Setelah selesai membaca, pemustaka mengembalikan bahan perpustakaan.
Pustakawan mengecek bahan pustaka yang dikembalikan dengan Bon
Permintaan. Pustakawan mengembalikan kartu anggota pemustaka.
b. Pustakawan secara berkala menjajarkan bahan perpustakaan yang sudah
dibaca kerak penyimpanan koleksi.
4. Layanan Baca dan Pengembalian Bahan Perpustakaan Layanan Terbuka
a. Pemustaka di Layanan Terbuka dapat langsung mengambil bahan
perpustakaan dirak penyimpanan koleksi.
b. Setelah membaca bahan perpustakaan, pemustaka tidak diperkenankan
mengembalikan ke rak penyimpanan koleksi. Pemustaka cukup menaruh
bahan perpustakaan tersebut di tempat yang sudah disediakan.
c. Pustakawan secara berkala menjajarkan bahan perpustakaan yang sudah
dibaca kerak penyimpanan koleksi.
d. Kelompok Layanan Terbuka merekap bahan perpustakaan yang sudah dibaca
tersebut dalam Daftar Baca Bahan Perpustakaan.
5. Laporan Layanan Baca Bahan Perpustakaan
a. Masing-masing Kelompok Layanan membuat dalam Laporan Layanan Baca
Bahan Perpustakaan setiap bulan dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang
Layanan Koleksi Umum.
b. Laporan memuat analisa Daftar Baca Bahan Perpustakaan.
Dalam laporan dapat disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul atau
permasalahan yang dihadapi dan disertakan saran tindakan pencegahan dan
perbaikan yang diperlukan.
c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum
mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait
dengan layanan baca bahan perpustakaan.

29
3. Prosedur Layanan Meja Informasi
Tujuan:
Menjamin berjalannya layanan meja informasi secara cepat, akurat dan nyaman.
Ruang Lingkup:
Prosedurini meliputipersiapan dan pelaksanaan meja informasi.
ProsedurKerja:
1. Persiapan Layanan MejaInformasi
a. Koordinator meja informasi mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan
bimbingan pemustaka
b. Koordinator layanan meja informasi bertanggung jawab membuat dan
mendistribusikan Jadwal Meja Informasi yang memuat jadwal pustakawan
yang bertugas di mejainformasi.
2. Pelaksanaan Layanan MejaInformasi
a. Pustakawan yang bertugas di meja informasi standby pukul 09.00 sampai
dengan 15.30 WIB.
b. Pustakawan yang bertugas di meja informasi mencatat pertanyaan yang masuk
selama bertugas di meja informasi berikut jawaban dari pertanyaan dalam
Rekap Pertanyaan Meja Informasi.
c. Pustakawan yang bertugas di meja informasi memperhatikan respon
pemustaka atas hasil penyajian jawaban dengan menuliskan OK jika responnya
baik dan No OK jika responnya tidak baik dalam Rekap Pertanyaan Meja
Informasi. Jika respon pemustaka No OK, maka pustakawan menuliskan
penyebab alasan atas respon No OK tersebut.
3. Laporan Layanan Meja Informasi
a. Koordinator layanan meja informasi membuat Laporan Layanan Meja Informasi
setiap bulan dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi
Umum.
b. Laporan memuat analisa Rekap Pertanyaan Meja Informasi. Dalam laporan
tersebut dapat disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul atau
permasalahan yang dihadapi dan disertakan saran tindakan pencegahan
danperbaikan yang diperlukan.

30
c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum
mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait
dengan layanan mejainformasi.

4. Prosedur Layanan Bimbingan Pemustaka


Tujuan:
Menjamin berjalannya layanan bimbingan pemustakadengan baik.
Ruang Lingkup:
Prosedurini meliputipersiapan dan pelaksanaan bimbingan pemustaka.
Prosedur Kerja:
1. Persiapan Bimbingan Pemustaka
a. Koordinator bimbingan pemustaka mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan
bimbingan pemustaka.
b. Koordinator bimbingan pemustaka bertanggung jawab membuat dan
mendistribusikan Jadwal Bimbingan Pemustaka yang memuat jadwal
pustakawan yang akan melakukan bimbingan pemustaka.
c. Koordinator bimbingan pemustaka bertanggung jawab untuk membuatkan
Modul dan Bahan Presentasi Bimbingan Pemustaka.
2. Pelaksanaan Bimbingan Pemustaka
a. Kelompok Layanan Keanggotaan menginformasikan dan menawarkan kepada
pemustaka baru untuk mengikuti bimbingan pemustaka ketika pemustaka
mendaftar keanggotaan online dan mencetak kartu anggota. Setiap pegawai di
Bidang Layanan Koleksi Umum juga dapat menginformasikan dan menawarkan
kepada pemustaka untuk mengikutibimbingan pemustaka.
b. Jika penawaran bertepatan dengan hari dan waktu pelaksanaan bimbingan
pemustaka, maka pemustaka diarahkan ke ruangan pelaksanaan bimbingan
pemustaka. Jika penawaran tidak bertepatan dengan hari dan waktu
pelaksanaan, maka pemustaka diberitahu hari, waktu, dan tempat pelaksanaan
bimbingan pemustaka.

31
c. Pustakawan yang bertugas melaksanakan bimbingan pemustaka menyiapkan
diri dan segala sesuatu terkait dengan pelaksanaan bimbingan pemustaka
sebelum waktu pelaksanaan bimbingan pemustaka.
d. Waktu pelaksanaan bimbingan pemustaka adalah Selasa dan Kamis pukul
09.00 sampai dengan 12.00 WIB. Pelaksanaan bimbingan pemustaka dapat
dilaksanakan di luar waktu diatas dengan kesepakatan pemustaka dan
koordinator bimbingan pemustaka.
e. Dalam melakukan layanan bimbingan pemustaka, pustakawan yang melakukan
bimbingan pemustaka memperhatikan Modul Bimbingan Pemustaka dan
menggunakan Bahan Presentasi Bimbingan Pemustakadengan materi sebagai
berikut:
1) Pengenalan koleksiPerpustakaan Nasional RI
2) Pengenalan layanan Perpustakaan Nasional RI
3) Penelusuran informasi melalui katalog online Perpustakaan Nasional RI.
4) Penelusuran informasi melalui e-resource Perpustakaan Nasional RI
f. Pustakawan yang melakukan bimbingan pemustaka mencatat pertanyaan yang
ada ketika bimbingan pemustaka berikut jawaban pertanyaan tersebut dalam
Notulensi Bimbingan Pemustaka dan menyerahkannya ke koordinator
bimbingan pemustaka.
g. Peserta bimbingan pemustaka dan pustakawan yang melakukan bimbingan
pemustaka mencatatkan kehadirannya dalam Daftar Hadir Bimbingan
Pemustaka.
h. Peserta bimbingan pemustaka diminta memberikan evaluasi dan saran
terhadap pelaksanaan bimbingan pemustaka melalui Form Evaluasi Bimbingan
Pemustaka.
3. Laporan Bimbingan Pemustaka
a. Koordinator bimbingan pemustaka bertanggung jawab membuat Laporan
Bimbingan Pemustaka setiap bulan dan menyerahkannya kepada Kepala
Bidang Layanan Koleksi Umum.
b. Laporan memuat analisa dari Notulensi Bimbingan Pemustaka dan Form
Evaluasi Bimbingan Pemustaka. Dalam laporan dapat disertakan kemungkinan

32
permasalahan yang timbul atau permasalahan yang dihadapi dan disertakan
saran tindakan pencegahan dan perbaikan yang diperlukan.
c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum
mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait
dengan layanan bimbingan pemustaka.

5. Prosedur Layanan Penelusuran Informasi


Tujuan:
Menjamin berjalannya proses layanan penelusuran informasi secara cepat, akurat
dan nyaman.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini meliputi pelaksanaan dan laporan layanan penelusuran
informasi.
ProsedurKerja:
1. Pelaksanaan Layanan Penelusuran Informasi
a. Layanan penelusuran informasi dapat dilakukan di meja informasi dandi
masing-masing ruang layanan.
b. Pemustaka dapat meminta bantuan pustakawan untuk menelusur bahan
pustaka atau informasi yang bersifat umum (sederhana) maupun yang bersifat
khusus melalui Formulir Penelusuran Informasi.
c. Pustakawan yang melakukan layanan penelusuran informasi dapat
menggunakan sarana temu kembali informasi di dalam atau diluar
Perpustakaan Nasional RI.
d. Pustakawan yang melakukan layanan penelusuran informasi merekap
penelusuran informasi yang dilakukan dalam Rekap Layanan Penelusuran
Informasi.
2. Laporan Layanan Penelusuran Informasi
a. Koordinator layanan meja informasi dan Ketua Kelompok Layanan membuat
Laporan Layanan Penelusuran Informasi setiap bulan sekali dan
menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum.

33
b. Laporan memuat analisa Rekap Layanan Penelusuran Informasi. Dalam
laporan dapat disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul atau
permasalahan yang dihadapi dan disertakan saran tindakan pencegahan
danperbaikan yang diperlukan.
c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum
mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait
dengan layanan penelusuran informasi.
6. Prosedur Layanan E-Resources
Tujuan:
Menjamin berjalannya layanan e-resources secara cepat, akurat dan nyaman.
Ruang Lingkup:
Prosedurini meliputipelaksanaan dansosialisasi layanan e-resources.
ProsedurKerja:
1. Layanan E-Resources
a. Layanan E-Resources adalah layanan Perpustakaan Nasional RI dengan
menyediakan koleksi perpustakaan berbentuk elektronik yang diakses melalui
http://e-resources.pnri.go.id .
b. Pemustaka memasukkan nomor anggota dan password (password yang di isi
ketika mendaftar).
2. Sosialisasi Layanan E-Resources
a. Perpustakaan Nasional RI dan pustakawan melakukan sosialisasi dan pelatihan
untuk pemanfaatan layanan e-resoruces dalam berbagai kesempatan, salah
satunya melalui Bimbingan Pemustaka (lihat Prosedur Layanan Bimbingan
Pemustaka).
b. Sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan layanan e-resources dapat dilakukan di
Perpustakaan Nasional RI dan di luar Perpustakaan Nasional RI.
c. Instansi pendidikan dan non pendidikan dapat mengajukan kepada
Perpustakaan Nasional RI untuk dapat menerima sosialisasi dan pelatihan
layanan e-resources untuk pemanfaatan di lembaganya.
d. Koordinator layanan e-resource membuat Rekap Layanan E-Resources.
3. Laporan Layanan E-Resources

34
a. Koordinator layanan e-resources membuat Laporan Layanan E-resource setiap
bulan sekali dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi
Umum.
d. Laporan memuat analisa Rekap Layanan E-Resources. Dalam laporan dapat
disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul atau permasalahan yang
dihadapi dan disertakan saran tindakan pencegahan dan perbaikan yang
diperlukan.
c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum
mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait
dengan layanan e-resources.

PROSEDUR LAYANAN DANAKTIFITAS TERKAIT DALAM RANGKA LAYANAN


PERPUSTAKAAN DANINFORMASI
1. Prosedur Keanggotaan
Tujuan:
Menjamin berjalannya proses pendaftaran anggota secara cepat, akurat dan nyaman.
Ruang Lingkup:
Prosedurini meliputipendaftaran anggotadan pencetakkan kartu anggota.
Prosedur ini berlaku di Kelompok Layanan Keanggotaan dan Kelompok Layanan
Terbuka.
Prosedur Kerja:
1. PendaftaranAnggota Perpustakaan
a. Persyaratan untuk mendapatkan layanan perpustakaan dan informasi dari
Perpustakaan Nasional RI adalah menjadi anggota Perpustakaan Nasional RI.
b. Syarat keanggotaan:
1) Umum:memilikiKTP/SIM/Paspor yang masih berlaku
2) SiswaSD, SLTP,dan SLTA:memiliki Kartu Pelajar.
3) Mahasiswa: memilikiKartu Mahasiswa yang masih berlaku.
c. Pendaftaran keanggotaan dilakukan secara online dengan mengisi form
pendaftaran di portal Perpustakaan Nasional RI, yaitu di
http://keanggotaan.pnri.go.id/daftar.aspx. Yang wajib diisi adalah ruas yang

35
bertanda bintang (*). Namun demikian disarankan mengisi dengan lengkap
seluruh ruas.
d. Nomor anggota akan didapatkan setelah selesai mengisi form pendaftaran
online. Nomor anggota dan password sebaiknya dicatat ditempat lain
untukkeperluan pribadi pemustaka.
2. Pembuatan Kartu Anggota
a. Pemustaka harus datang ke Perpustakaan Nasional RI di Jl. Salemba Raya atau
di Jl. Medan Merdeka Selatan dan menunjukkan nomoranggotajikaingin
mencetak kartu anggota.
b. Pustakawan mengecek informasi yang telah diisi oleh pemustaka dengan Kartu
Tanda Pengenal yang digunakan ketika mengisi form pendaftaran. Jikasesuai
dilanjutkan dengan sesi foto.
c. Pustakawan mengambil foto pemustaka lalu mencetak kartu anggota.
d. Pustakawan menyerahkan kartu anggota kepada pemustaka.
3. Hak dan KewajibanAnggota
a. Hak Anggota
1) Mendapatkan layanan perpustakaan dan informasi yang diberikan
Perpustakaan Nasional RI
2) Mendapatkan layanan sesuai dengan standar waktu layanan yang telah
ditentukan
3) Menyampaikan saran dan masukan terhadap layanan perpustakaan dan
informasi yang dilakukan Perpustakaan Nasional RI.
b. Kewajiban Anggota
1) Pemustaka mengisi buku tamu yang tersedia di ruang petugas terdepan dan
di setiap ruangan layanan.
2) Pemustaka diwajibkan menyimpan tas, tas komputer jinjing, dan barang-
barang lainnya dalam loker penitipan. Pemustaka diperbolehkan membawa
buku catatan, alat tulis, dan komputerjinjingke ruang baca.
3) Pemustaka tidak diperkenankan memotret koleksi tanpa izin petugas.
4) Barang berharga dan uang tidak disimpan dalam loker penitipan.
5) Pemustakadiwajibkan memakai pakaian rapih dan sopan.

36
6) Pemustaka tidak dibenarkan merusak, mencoret, melipat, dan merobek
bahan pustaka.
7) Pemustaka tidak dibenarkan melakukan tindakan merusak fasilitas
perpustakaan.
8) Pemustaka turut memelihara kebersihan lingkungan dan ketenangan ruang
baca.
4. Laporan Keanggotaan
a. Kelompok Layanan Keanggotaan membuat Rekap Keanggotaan.
b. Kelompok Layanan Keanggotaan membuat Laporan Keanggotaan setiap bulan
dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum.
c. Laporan memuat analisa dari Rekap Keanggotaan. Dalam laporan dapat
disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul atau permasalahan yang
dihadapi dan disertakan saran tindakan pencegahan dan perbaikan yang
diperlukan.
d. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum
mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait
dengan keanggotaan.

2. Prosedur Sahabat Perpustakaan


Tujuan:
Menjamin aktifitas Sahabat Perpustakaan berjalan dengan baik.
Ruang Lingkup:
Prosedurini meliputimekanismeaktifitas Sahabat Perpustakaan.
ProsedurKerja:
1. Pendaftaran Sahabat Perpustakaan
a. Sahabat Perpustakaan adalah kegiatan bersama antara Perpustakaan Nasional
RI dengan masyarakat dengan cara mendukung/memfasilitasikegiatan tersebut.
b. Pemustaka yang ingin menjadi Sahabat Perpustakaan mengisi Form
PendaftaranSahabat Perpustakaan dan mengembalikan kePerpustakaan
Nasional RI.

37
c. Koordinator Sahabat Perpustakaan bertanggung jawab merekap data Sahabat
Perpustakaan dalam Direktori Sahabat Perpustakaan.
2. AktifitasSahabat Perpustakaan
a. Tim Sahabat Perpustakaan mengirimkan informasi sebagai berikut kepada
Sahabat Perpustakaan:
1) Bahan perpustakaan baru
2) Informasi kegiatan yang akan dilakukan Perpustakaan Nasional RI.
b. Sahabat Perpustakaan dapat mengajukan kegiatan bersama untuk difasilitasi
Perpustakaan Nasional RI.
c. Pengajuan kegiatan bersama yang masuk akan dipelajari untuk kemungkinan
realisasinya.
d. Tim Sahabat Perpustakaan membuat Dokumentasi Kegiatan Bersama Sahabat
Perpustakaan.

3. Laporan Sahabat Perpustakaan


a. Koordinator Sahabat Perpustakaan membuat Laporan Sahabat Perpustakaan
setiap bulan dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi
Umum.
b. Laporan memuat analisa dari Direktori Sahabat Perpustakaan dan Dokumentasi
Kegiatan Bersama Sahabat Perpustakaan. Dalam laporan dapat disertakan
kemungkinan permasalahan yang timbul atau permasalahan yang dihadapi dan
disertakan saran tindakan pencegahan dan perbaikan yang diperlukan.
c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum
mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait
dengan Sahabat Perpustakaan.

3. Prosedur Call Center


Tujuan:
Menjamin aktifitas call center berjalan secara cepat, akurat dan nyaman.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini meliputi aktifitas menerima dan menjawab telepon, sms, dan

38
email yang masuk melalui call center.
ProsedurKerja:
1. Persiapan Call Center
a. Petugas call center adalah Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan atau
pustakawan yang ditugaskan di Call Center.
b. Petugas call center menyalakan perangkat call center sesuai dengan jam
layanan call center, yaitu pukul 08.30 sampai dengan 15.30 WIB.
2. Penerimaan Telepon
a. Petugas call center menerima telepon dengan sapaan pembuka,”Selamat
pagi/siang/sore, Perpustakaan Nasional, dengan Nama, ada yang bisadibantu?”
b. Petugas call center menerima, menganalisa pertanyaan, dan menjawab
pertanyaan yang diajukan.
c. Jika terdapat pertanyaan yang membutuhkan waktu dalam menjawabnya,
petugas call center dapat meminta penelpon untuk menelpon kembali dalam
waktu yang ditentukan atau petugas call center yang akan menelpon balik.
d. Petugas call center menutup pembicaraan dengan sapaan penutup, “Apakah
ada lagi yang bisa dibantu? Terima kasih sudah menghubungi kami. Selamat
pagi/siang/sore.”
e. Petugas call center merekap seluruh pertanyaan yang masuk melaluitelepon
dalam Rekap Telepon Call Center.
3. Penerimaan SMS dan email
a. Penerima call center langsung menjawab seluruh SMS dan email yang masuk
melalui call center.
b. Jika terdapat pertanyaan yang membutuhkan waktu dalam menjawabnya,
penerima call center menjawab SMS dan email dengan menyatakan “SMS dan
email sudah diterima, namun untuk menjawab pertanyaan Bapak/Ibu
membutuhkan waktu. Untuk itu kami akan membalas kembali SMS dan email
Bapak/Ibu dengan jawabannya.”
c. Di akhir jawaban SMS dan email, gunakan kalimat penutup,”Jika masih ada yang
ditanyakan, dapat menghubungi kembali Call Center.Salam, Nama.”
4. Laporan Call Center

39
a. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan berkoordinasi dengan Sub Bidang
Otomasi untuk merekap seluruh SMS dan email yang masuk dan jawabannya.
Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan menyajikan rekapan ini dalam
Rekap SMS Call Center, Rekap Telepon Call Center, dan Rekap EmailCallCenter.
b. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan membuat Laporan Call Center
setiap bulan dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi
Umum.
c. Laporan memuat analisa dari Rekap Telepon Call Center, Rekap SMS Call Center,
dan Rekap Email Call Center. Dalam laporan dapat disertakan kemungkinan
permasalahan yang timbul atau permasalahan yang dihadapi dan disertakan
saran tindakan pencegahan dan perbaikan yang diperlukan.
d. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum
mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait
dengan call center.
4. Prosedur Magang dan Penelitian
Tujuan: Menjamin magang dan penelitian berjalan dengan baik
Ruang Lingkup:
Prosedur ini meliputi aktifitas penerimaan permintaan magang dan penelitian
terkait perpustakaan, pengaturan jadwal magang dan waktu penelitian, dan
penerimaan magang serta pelaksanaan penelitian.
Prosedur Kerja:
1. Permohonan Magang
a. Surat permohonan magang dan penelitian dari instansi, sekolah,
lembaga pendidikan, maupun perguruan tinggi ditujukan kepada Kepala
Perpustakaan Nasional RI.
b. Surat permohonan menyebutkan tanggal pengajuan magang, jumlah
peserta yang akan magang, dan pengajuan unit kerja yang akan menjadi
tujuan magang. Surat permohonan diajukan maksimal 1 bulan sebelum
tanggal pengajuan magang dan penelitian.
c. Surat didisposisikan sampai ke Kelompok Layanan Informasi dan
Kunjungan.

40
d. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjugan memberitahukan kepada
pihak pemohon mengenai diterima atau tidaknya permohonan magang.

2. Pengaturan Jadwal Magang danWaktu Penelitian


a. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan berkoordinasi dengan unit
kerja yang menjadi tujuan magang dalam hal pengaturan jadwal magang
dan dengan unit kerja yang menjadi tujuan penelitian.
b. Untuk unit kerja Bidang Layanan Koleksi Umum, Kelompok Layanan
Informasi dan Kunjungan dapat langsung membuatkan jadwal magang
dan penentuan waktu penelitian. Jadwal didistribusikan ke masing-masing
Kelompok Layanan di Bidang Layanan Koleksi Umum.

3. Penerimaan Magang dan Penelitian


a. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan menerima peserta magang
dan peneliti. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan memberikan
pengarahan serta jadwal magang kepada peserta magang dan waktu
penelitian kepada peneliti.
b. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan mengantarkan peserta
magang ke unit kerja tempat magang dan peneliti ke unit kerjatujuan
penelitian.

4. Laporan Magang danPenelitian


a. Setelah selesai melakukan magang, peseta magang membuat laporan dan
diserahkan kepada Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan.
b. Setelah penelitian selesai, peneliti memberikan hasil penelitiannya
kepada Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan.
c. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan membuat Laporan
Penerimaan Magang dan Penelitian setiap bulan dalam dan
menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum.

41
d. Dalam laporan dapat disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul
atau permasalahan yang dihadapi dan disertakan saran tindakan
pencegahan dan perbaikan yang diperlukan.
e. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum
mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait
dengan magang dan penelitian.

5. ProsedurKunjungan
Tujuan: Menjamin kunjungan berjalan dengan baik.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini meliputi aktifitas penerimaan permintaan kunjungan terkait
perpustakaan, pengaturan jadwal kunjugan, dan penerimaan kunjungan.
ProsedurKerja:
1. Permohonan Kunjungan
a. Surat permohonan kunjungan dari instansi, sekolah, lembaga
pendidikan, perguruan tinggi, maupun kelompok masyarakat
ditujukan kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI. Surat
permohonan menyebutkan tanggal pengajuan kunjungan, jumlah
peserta yang akan berkunjung, dan tujuan kunjungan.
b. Surat permohonan diajukan minimal 1 minggu sebelum tanggal
pengajuan kunjungan.
c. Surat didisposisikan sampai ke Kelompok Layanan Informasi dan
Kunjungan atau ke Kelompok Layanan Terbuka untuk kunjungan ke
LayananTerbuka.
d. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan memberitahukan
kepada pihak pemohon mengenai diterima atau tidaknya
permohonan kunjungan.

2. Pengaturan Jadwal Kunjungan


a. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan berkoordinasi
dengan unit kerja yang menjadi tujuan kunjungan dalam hal

42
pengaturan jadwal kunjungan.
b. Untuk unit kerja Bidang Layanan Koleksi Umum, Kelompok
Layanan Informasi dan Kunjungan dapat langsung membuatkan
Jadwal Kunjungan.
c. Kelompok Informasi dan Kunjungan berkoordinasi dengan
Sekretaris dan Bendara Bidang Layanan Koleksi Umum terkait
konsumsidancinderamata peserta kunjungan.
d. Kelompok Informasi dan Kunjungan berkoordinasi dengan Sub
Bidang Humas terkait peliputan jika peserta kunjungan adalah
tamupimpinan Perpustakaan Nasional RI.
3. Penerimaan Kunjungan
a. Penerima kunjungan adalah Kelompok Layanan Informasi dan
Kunjungan, pegawai yang ditunjuk untuk menerima kunjungan,
dan pegawai yang dijadwal untukmenerima kunjungan.
b. Tempatpenerimaan kunjungan:
1) Ruang sidang apabila peserta kunjungan merupakan tamu
pimpinan
2) Ruang Informasi dan Kunjungan, Ruang Layanan Referensi
dan Tesis, dan Ruang Rapat Deputi I jika peserta kunjungan
kurang dari 20 orang.
3) RuangTeaterjikapeserta kunjungan lebih dari 20 orang.
4) Gedung Layanan Terbuka jika tujuan kunjungan Layanan
Terbuka.
c. Penerima kunjungan memberikan informasi mengenai
Perpustakaan Nasional RI, layanan dan koleksi Perpustakaan
Nasional RI, termasuk pengenal e-resource. Bentuknya dapat
pemutaran film dan tanya jawab.
d. Penerima kunjungan dapat mengantarkan peserta kunjungan
mengunjungi ruangan-ruangan layanan sesuai tujungan
kunjungan dan memberikan informasi mengenai layanan
diruang-ruang tersebut.

43
e. Jika tujuan kunjungan adalah unit diluar Bidang Layanan Koleksi
Umum, penerima kunjungan mengantarkan peserta kunjungan ke
unit kerja tujuan kunjungan. Pegawai yang memberikan
penjelasan adalah pegawai diunit kerja tujuan kunjungan.
f. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan membuat Rekap
PenerimaanKunjungan.
4. Laporan Kunjungan
a. Kelompok Layanan Informasi dan Kunjungan membuat
Laporan Penerimaan Kunjungan setiap bulan dalam dan
menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi
Umum.
b. Laporan memuat analisa dari Rekap Penerimaan Kunjungan.
Dalam laporan dapat disertakan kemungkinan permasalahan
yang timbul atau permasalahan yang dihadapi dan disertakan
saran tindakan pencegahan dan perbaikan yang diperlukan
c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan
Koleksi Umum mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh
dokumen dan rekaman terkait dengan penerimaan kunjungan.
ProsedurPerpustakaanElektronikKeliling(Pusteling)
Tujuan:
Menjamin berjalannya proses Perpustakaan Elektornik Keliling dengan
baik.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini meliputi persiapan dan pelaksanaan kunjungan Perpustakaan
Elektronik Keliling.
ProsedurKerja:
1. Persiapan Kunjungan Perpustakaan Elektornik Keliling
a. Kelompok Layanan Perpustakaan Elektornik Keliling
bertanggung jawab menyebarkan informasi mengenai layanan
Perpustakaan Elektornik Keliling keberbagai lapisan masyarakat
b. Masyarakat dapat mengajukan surat permohonan untuk

44
mendapatkan kunjungan Perpustakaan Elektornik Keliling yang
ditujukan kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI maksimal 1
minggu dari tanggal pengajuan kunjungan Pusteling. Surat
tersebut akan didisposisikan sampai ke Kelompok Layanan
Pusteling.
c. Kelompok Layanan Pusteling melakukan survey kondisi tempat
yang menjadi target kunjungan Perpustakaan Elektornik Keliling.
Kelompok Layanan Perpustakaan Elektornik Keliling
menghubungi pihak terkait dan menjelaskan fasilitas dan layanan
yang diberikan Perpustakaan Elektornik Keliling.
d. Kelompok Layanan Perpustakaan Elektornik Keliling
berkoordinasi dengan pihak terkait dalam menentukan hari,
waktu kunjung, dan durasi kunjungan Perpustakaan Elektornik
Keliling.
e. Kelompok Layanan Pusteling mempersiapkan jadwal
pelaksanaan Perpustakaan Elektornik Keliling, jadwal petugas yang
melaksanakan layanan Perpustakaan Elektornik Keliling,
dan jadwal supir bus Perpustakaan Elektornik Keliling. Supir
Perpustakaan Elektornik Keliling bertanggungjawab terhadap
atas kelayakkan bus Perpustakaan Elektornik Keliling.
2. Pelaksanaan Kunjungan Perpustakaan Elektornik Keliling
a. Bus Perpustakaan Elektornik Keliling mempunyai kapasitas 10
orang setiap sesi. Setiap masyarakat yang menggunakan
Pusteling mengisi dan menandatangani daftar yang sudah
disediakan.
b. Petugas Perpustakaan Elektornik Keliling melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Mengenalkan koleksi dan layanan Perpustakaan Nasional
RI.
2) Membantu masyarakat mencari informasi sesuai dengan
kebutuhan informasinya.

45
3) Membantu dalam penggunaan koleksi multimedia yang
tersedia
3. Laporan Layanan Perpustakaan Elektornik Keliling
a. Kelompok Layanan Perpustakaan Elektornik Keliling membuat
RekapKunjunganPerpustakaanElektornikKeliling.
b. Kelompok Layanan Pusteling membuat Laporan Perpustakaan
Elektornik Keliling setiap bulan dan menyerahkannya kepada
Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum.
c. Laporan memuat analisa dari Rekap Kunjungan Perpustakaan
Elektornik Keliling. Dalam laporan dapat disertakan
kemungkinan permasalahan yang timbul atau permasalahan yang
dihadapi dan disertakan saran tindakan pencegahan dan
perbaikan yang diperlukan.
d. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan
Koleksi Umum mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh
dokumen dan rekaman terkait dengan Perpustakaan Elektornik
Keliling.
ProsedurPameran
Tujuan:
Menjamin terselenggaranya dengan baik pameran untuk promosi koleksi
dan layanan perpustakaan.
Ruang Lingkup:
Prosedurini meliputipersiapan dan pelaksanaan pameran
ProsedurKerja:
1. PameranTetap
a. Pameran tetap adalah pameran yang diselenggarakan dalam
rangka hari-hari besar nasional atau internasional di lobby
Gedung Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi dan Ruang
Heritage Perpustakaan Nasional RI.
b. Koordinator pameran menentukan tema dan waktu pameran
untuk Pameran Tetap selama satu tahun dalam Rencana

46
Pameran Tetap. Dalam rencana pameran, juga dimasukkan
rencana kegiatan pendukung pameran.
c. Tim pameran menyiapkan materi pameran sesuai dengan tema
dan menyiapkan kegiatan pendukung pameran serta segala
sesuatu yang terkait dengan penyelenggaraan pameran.
d. Timpameran membuatDokumentasiPameranTetap.
2. PameranTemporer
a. Pameran temporer adalah pameran yang diselenggarakan dalam
rangka Hari Ulang Tahun Perpustakaan Nasional RI dan dalam
rangkaHari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca.
b. Koordinator pameran menentukan tema dan waktu pameran
untuk Pameran Temporer dalam Rencana Pameran Temporer.
Dalam rencana pameran, juga dimasukkan rencana kegiatan
pendukung pameran.
c. Tim pameran berkoordinasi dengan unit kerja lain di
Perpustakaan Nasional RI dan juga instansi mitra Perpustakaan
Nasional RI dalam rangka menyiapkan materi pameran sesuai
dengan tema, kegiatan pendukung pameran, dan segala sesuatu
yang terkait penyelenggaraan pameran.
d. Timpameran membuatDokumentasiPameranTemporer.
3. Pameran Luar
a. Pameran Luar adalah pameran yang diselenggarakan dengan
lokasi diluar Perpustakaan Nasional RI baik di Jakarta, diluar daerah,
maupun diluarnegeri.
b. Koordinator pameran bersama menentukan tema dan waktu
pameran untuk pameran bersama dalam Rencana Pameran
Luar. Dalam rencana pameran, juga dimasukkan rencana
kegiatan pendukung pameran.
c. Tim pameran berkoordinasi dengan instansi mitra Perpustakaan
Nasional RI dalam rangka menyiapkan materi pameran sesuai
dengan tema, kegiatan pendukung pameran, dan segala sesuatu

47
yang terkait penyelenggaraan pameran.
d. Timpameran membuatDokumentasiPameranLuar.
4. Laporan Pameran
a. Koordinator pameran membuat Laporan Pameran setelah
pelaksanaan pameran dan menyerahkannya kepada Kepala
Bidang Layanan Koleksi Umum.
b. Laporan memuat analisa Dokumentasi Pameran. Dalam laporan
dapat disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul atau
permasalahan yang dihadapi dan disertakan saran tindakan
pencegahan dan perbaikan yang diperlukan.
c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan
Koleksi Umum mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh
dokumen dan rekaman terkait dengan pameran .
ProsedurFotokopidanScanningBahanPerpustakaan
Tujuan:
Menjamin fotokopi dan scanning bahan perpustakaan secara cepat,
akurat
dan nyaman.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini meliputi aktifitas menfotokopi dan memindai bahan
perpustakaan.
ProsedurKerja:
1. Fotokopi danScanning Bahan Perpustakaan
a. Pemustaka menuliskan halaman atau bagian mana yang akan
difotokopiatau discan.
b. Petugas memfotokopiatau menscan sesuai dengan pesanan.
c. Khusus untuk scan, petugas menyimpan hasil scan dengan
sistematika tertentu sehingga suatu saat jika diperlukan dapat
ditemukan kembali.
d. Kelompok Layanan terkait membuat Daftar Bahan
PerpustakaanYangDifotokopidanDiscan.

48
e. Biaya fotokopi dan scanning disesuaikan dengan Daftar Harga
FotokopidanScanning.
2. Laporan Fotokopi dan Scanning
a. Kelompok Layanan terkait membuat Laporan Fotokopi dan
Scanning setiap bulan dan menyerahkannya kepada Kepala
Bidang Layanan Koleksi Umum.
b. Laporan memuat analisa Daftar Bahan Perpustakaan Yang
Difotokopi dan Discan. Dalam laporan dapat disertakan
kemungkinan permasalahan yang timbul atau permasalahan yang
dihadapi dan disertakan saran tindakan pencegahan dan
perbaikan yang diperlukan.
c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan
Koleksi Umum mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh
dokumen dan rekaman terkait dengan fotokopi dan scanning
bahan pustaka.
9. ProsedurPenerimaanBahanPerpustakaanBaru
Tujuan:
Menjamin penerimaan bahan perpustakaan berjalan secara cepat dan
akurat.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini meliputi aktifitas menerima dan mencatat koleksi bahan
perpustakaan baru dari Bidang Akuisisi dan Bidang Pengolahan Bahan
Pustaka.
ProsedurKerja:
1. PenerimaanTerbitanBerkala Baru
a. Bidang Akuisisi menyerahkan terbitan berkala baru setiap hari
kecuali hari Sabtudan Minggu.
b. Kelompok Layanan Koleksi Terbitan Berkala Mutakhir dan
Kelompok Layanan Terbuka menerima dan mengecek koleksi
terbitan berkalabaru dengan daftar pengiriman.
c. Kelompok Layanan Koleksi Terbitan Berkala Mutakhir

49
menjajarkan surat kabar hari diterimanya bahan pustaka terbitan
berkala di rak ruang baca. Surat kabar kemarin dari hari
diterimanya koleksi bahan perpustakaan terbitan berkala
dimasukkan ke dalam portepel di rak penyimpanan sesuai judul
surat kabarnya. Majalah, jurnal, dan tabloid dimasukkan ke
dalam portepel di rak penyimpanan sesuai dengan judul majalah,
jurnal, dantabloid.
d. Kelompok Layanan Terbuka menjajarkan terbitan berkala baru di
rak penyimpanan dalam ruang baca. Koleksi bahan perpustakaan
terbitan berkala yang lama dikeluarkan dari rak penyimpanan dalam
ruang baca untuk masuk gudang. Bidang Akuisisi secara berkala
mengambil koleksi bahan perpustakaan terbitan berkala
yang berada digudang.
2. Penerimaan Buku Baru
a. Bidang Pengolahan Bahan Pustaka menyerahkan buku baru ke
Kelompok Layanan Koleksi Ilmu Sosial, Kelompok Layanan
Koleksi IlmuTerapan, dan Layanan Koleksi Rujukan.
b. Kelompok Layanan Koleksi Ilmu Sosial, Kelompok Layanan
Koleksi Ilmu Terapan, dan Layanan Koleksi Rujukan menerima dan
mengecek buku baru dengan daftar pengiriman dan Katalog
Online.
c. Kelompok Layanan Koleksi Ilmu Sosial, Kelompok Layanan
Koleksi Ilmu Terapan, dan Layanan Koleksi Rujukan
menjajarkan bukubaru di rak penyimpanan.
3. Laporan Penerimaan Koleksi Bahan Perpustakaan Baru
a. Kelompok Layanan Koleksi Ilmu Sosial, Kelompok Layanan
Koleksi Ilmu Terapan, dan Layanan Koleksi Rujukan dan Tesis
membuat Laporan Penerimaan Bahan Perpustakaan Baru
setiap bulan dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang
Layanan KoleksiUmum.
b. Laporan memuat analisa dari daftar pengiriman. Dalam laporan

50
dapat disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul atau
permasalahan yang dihadapi dan disertakan saran tindakan
pencegahan dan perbaikan yang diperlukan.
c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan
Koleksi Umum mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh
dokumen dan rekaman terkait dengan penerimaan bahan
perpustakaan baru.
10. ProsedurPenangananBahanPerpustakaanRusak
Tujuan:
Menjamin bahan perpustakaan yang rusak dapat dipergunakan kembali
secaracepat dan akurat.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini meliputi aktifitas mencatat bahan perpustakaan rusak,
menyerahkan ke Pusat Preservasi untuk diperbaiki, dan menerimanya
kembali setelah diperbaiki.
ProsedurKerja:
1. Persiapan Penanganan Bahan Perpustakaan Rusak
Seluruh Kelompok Layanan yang mempunyai bahan perpustakaan
rusak memisahkan koleksi bahan perpustakaan rusak dan membuatkan
daftarnya dalamDaftarBahanPerpustakaanRusak.
2. Penangangan Bahan Perpustakaan Rusak
a. Seluruh Kelompok Layanan yang mempunyai bahan
perpustakaan rusak menyerahkan bahan perpustakaan rusak ke
PusatPreservasi.
b. Pusat Preservasi menerima dan mengecek bahan perpustakaan
rusak dengan Daftar Bahan Pustaka Rusak.
c. Pusat Preservasi menangani bahan perpustakaan rusak sesuai
dengan jenis kerusakannya.
d. Setelah selesai, Pusat Preservasi mengirimkan bahan
perpustakaan rusak yang sudah ditangani ke Bagian Pengolahan
untukdiberikan kembali label bahan perpustakaan.

51
e. Bagian Pengolahan mengirimkan bahan perpustakaan rusak yang
sudah ditangani dan sudah diberikan kembali label bahan
perpustakaan keKelompok Layanan terkait.
3. Penerimaan Bahan Perpustakaan RusakYang Sudah Ditangani
a. Kelompok Layanan terkait menerima dan mengecek bahan
perpustakaan rusak yang sudah ditangani dan sudah diberikan
kembali label bahan pustaka dengan Daftar Bahan Perpustakaan Rusak.
b. Kelompok Layanan terkait menjajarkan bahan perpustakaan
rusak yang sudah ditangani dan sudah diberikan kembali label
bahan perpustakaan kerak penyimpanan.
4. Laporan Penangangan Bahan Perpustakaan Rusak
a. Kelompok Layanan terkait membuat laporan penanganan bahan
perpustakaan rusak setiap bulan dalam Laporan Penanganan
Bahan Perpustakaan Rusak dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang
Layanan Koleksi Umum.
b. Laporan memuat analisa dari Daftar Bahan Perpustakaan Rusak.
Dalam laporan dapat disertakan kemungkinan permasalahan yang
timbul atau permasalahan yang dihadapi dan disertakan saran
tindakan pencegahan danperbaikan yang diperlukan.
c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan
Koleksi Umum mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh
dokumen dan rekaman terkait penanganan bahan perpustakaan
rusak
.
11. ProsedurPeminjaman BahanPerpustakaanUntukTujuanTertentu
Tujuan:
Menjamin kembalinya bahan perpustakaan yang dipinjam untuk tujuan
tertentu.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini meliputi aktifitas mencatat bahan perpustakaan yang
dipinjam

52
untuk tujuan tertentu seperti pameran, alihmedia, preservasi, serta
keperluan lain, dan menerimanya kembali setelah digunakan.
ProsedurKerja:
1. PeminjamanBahan Perpustakaan UntukTujuanTertentu
a. Pegawai yang akan meminjam bahan perpustakaan mencatat bahan
pustaka yang dipinjam dalam Daftar Peminjaman Bahan
PerpustakaanUntukTujuanTertentu.
b. Pustakawan yang bertugas mengecek kesesuaian catatan
pinjaman dengan bahan perpustakaan yang dipinjam.
c. Pustakawan yang bertugas membuatkan Berita Acara
Peminjaman BahanPerpustakaanUntukTujuanTertentu.
d. Kelompok Layanan dapat tidak meminjamkan bahan
perpustakaan terutama diluar keperluan pameran, alihmedia, dan
preservasi dengan alasan yang dapat diterima.
2. Pengembalian Bahan Pustaka UntukTujuan Lain
a. Pegawai segera mengembalikan bahan perpustakaan ke
Kelompok Layanan dimana bahan perpustakaan tersebut
dipinjam setelah selesai dipergunakan. Kelompok Layanan dapat
mengingatkan kepada pegawai yang bersangkutan.
b. Pustakawan yang bertugas di Kelompok Layanan dimana bahan
perpustakaan tersebut dipinjam mengecek kesesuaian catatan
pinjaman dengan bahan perpustakaan yang dikembalikan.
c. Pustakawan yang bertugas di Kelompok Layanan dimana bahan
perpustakaan tersebut membuatkan Berita Acara Pengembalian
Pinjaman BahanPerpustakaanUntukTujuanLain.
3. Laporan Peminjaman Bahan Perpustakaan UntukTujuan Lain
a. Kelompok Layanan terkait membuat Laporan Peminjaman
Bahan Perpustakaan Untuk Tujuan Lain setiap bulan dan
menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi
Umum.
b. Laporan memuat analisa Berita Acara Peminjaman dan

53
Pengembalian Pinjaman Bahan Perpustakaan Untuk Tujuan Lain.
Dalam laporan dapat disertakan kemungkinan permasalahan yang
timbul atau permasalahan yang dihadapi dan disertakan saran
tindakan pencegahan danperbaikan yang diperlukan.
c.Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum
mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait
dengan peminjaman bahan perpustakaan untuk tujuan lain.
E. FASILITAS LAYANAN, SARANA PENELUSURAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN,
LOKASI LAYANAN, DAN JADWALLAYANAN
1. Fasilitas Layanan
a. Ruang baca yang dilengkapi dengan air conditioner di lantai I sampai
denganVIII Blok B dan C dengan mejadan kurci baca
b. Mesin fotokopidi lantai IB, IIIB, IIIC,VIIB, danVIIIB
c. Hotspotdisetiap ruangan
d. Locker penitipan tas, jaket dan barang-barang lainnya di lantai I
e. Musholla
f. Kantin
g. Toiletdi lantai I
2. SaranaPenelusuran KoleksiPerpustakaan
a. Katalog Online
1) Katalog online Perpustakaan Nasional RI dapat diakses dari
mana saja dan kapan saja selama pemustaka terhubung dengan
jaringan internet. Katalog online Perpustakaan Nasional RI dapat
diakses melalui alamat URL: www.perpusnas.go.id. atau
www.pnri.go.id
2) Ketikkan kata kunci di kolom Pencarian. Lalu pindahkan cek ke
Katalog Online. Lalu klik GO.
3) Dalam katalog online Perpustakaan Nasional RI, terdapat
pencarian sederhana danpencarian lanjut.
4) Panduan pencarian sederhana:
a) Pencarian sederhana adalah pencarian koleksi dengan

54
menggunakan hanya satu kriteria pencarian saja.
b) Ketikkan kata kunci pencarian, misalnya: "sosial kemasyarakatan”.
c) Pilihruas yang dicari, misalnya: "Judul"
d) Pilih jenis koleksi misalnya "Monograf (buku)", atau
biarkan pada pilihan "Semua Jenis Bahan."
e) Kliktombol "Cari" atau tekan tombolEnter padakeyboard
5) Panduan pencarian lanjut:
a) Pencarian Lanjut adalah pencarian koleksi dengan
menggunakan lebih dari satu kriteria.
b) Ketikkan kata kunci pencarian, misalnya: "sosial
kemasyarakatan"
c) Pilihruas yang dicari, misalnya : "Judul"
d) Untuk menambah kriteria silahkan klik tombol "Tambah
Filter"
e) Pilih operator boolean "DAN" untuk hasil pencarian yang
sesuai dengan kriteriapertama DAN kriteria selanjutnya
f) Pilih operator boolean "ATAU" untuk hasil pencarian yang
sesuai dengan kriteriapertamaATAUkriteria selanjutnya
g) Ketikkan kata kunci kriteria selanjutnya, misalnya: "Joko
Bramantio"
h) Pilih ruas kriteria selanjutnya yang dicari, misalnya:
"Pengarang"
i) Jumlahkriteria yang dapat ditambahkan tidakterbatas
j) Untuk menghapus kriteria, kliktombol "Hapus Filter"
k) Untuk melaksanakan pencarian, kliktombol"Cari"
b. Katalog Manual
1) Katalog Kartu
Katalog kartu dikelompokkan berdasarkan judul, pengarang, dan
subyek yang disusun secara alfabetis.
2) Katalog Berkas
Katalog berkas adalah katalog yang berbentuk kumpulan

55
lembaran terjilid, yand ikelompokkan berdasarkan pengarang dan
judul,dan dijajarkan secara alfabetis.
3) Katalog Buku
Katalog buku adalah katalog yang berbentuk buku yang entrinya
disusunberdasarkan subyek.
4) Indeks
Indeks adalah sumber rujukan yang memberikan informasi
tentang dimana suatu artikel dimuat dalam majalah, surat kabar,
hasillokakarya atau seminar.
5) Abstrak
Abstrak adalah sumber rujukan yang mendaftar judul-judul buku
atau terbitan lain. Abstrak memberikan informasi tambahan mengenai subyek
yang dikandung dalam bahan pustaka yang
didaftar berupa ringkasan atau anotasi dari bahan pustaka
tersebut.
3. Lokasi dan Jadwal Layanan
Jl.Medan Merdeka Selatan No. 11,Jakarta Pusat
Senin-Jumat :08.30-17.30WIB
Sabtu-Minggu :09.00-15.30WIB

G. Indikator Keberhasilan Layanan Perpustakaan dan Informasi

1. Rentang waktu pengadaan koleksi perpustakaan


2. Rentang waktu pengolahan koleksi perpustakaan
3. Ketersediaan judul koleksi perpustakaan
4. Penggunaan koleksi di perpustakaan per kapita
5. Tingkat penggunaan koleksi perpustakaan
6. Rentang waktu temu kembali koleksi perpustakaan dari koleksi tertutup
7. Rentang waktu temu kembali koleksi perpustakaan dari koleksi terbuka
8. Perputaran koleksi
9. Peminjaman koleksi perpustakaan per kapita

56
BAB III

PELAKSANAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI


DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

A. PERENCANAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non-departemen (LPND) yang


melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai
perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan
penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan
di ibukota negara. Sebagai sebuah lembaga, Perpustakaan Nasional memiliki tujuan lembaga.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perpustakaan harus membuat perencanaan.

Perencanaan pembangunan perpustakaan oleh Perpustakaan Nasional di tahun 2015-


2019 tercantum dalam Buku II Nawacita: Agenda Bidang Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
antara lain adalah: mewujudkan perpustakaan sebagai sumber jasa informasi yang mampu
menyajikan informasi dengan cepat, terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
karya budaya dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
sesuai trend masyarakat agar budaya gemar membaca masyarakat meningkat. Rencana

57
tersebut menjadi acuan dalam pembuatan Pedoman Layanan Perpustakaan dan Informasi
ini. Sesuai perencanaan tersebut, maka rencana layanan perpustakaan dan informasi
Perpustakaan Nasional RI di gedung baru dimulai dari perencanaan untuk mempersiapkan
perpindahan layanan perpustakaan dan informasi dari gedung layanan perpustakaan dan
informasi di Jl. Salemba Raya No. 28A ke gedung baru di Jl. Medan Merdeka Selatan No. 11.
Perencanaan persiapan perpindahan layanan perpustakaan dan informasi mencakup enam
aspek, yaitu: (1) perencanaan persiapan pustakawan dan tenaga perpustakaan; (2)
perencanaan ragam layanan perpustakaan dan informasi; (3) perencanaan perpindahan
koleksi; (3) perencanaan persiapan sistem, prosedur layanan dan peraturan perpustakaan;
(4) perencanaan mebeler; dan (5) perencanaan desain dan tata ruang layanan perpustakaan
dan informasi; (6) perencanaan sarana, prasarana dan fasilitas perpustakaan dan informasi.

A.1. Perencanaan Persiapan Semua SDM yang Akan Bertugas di Gedung Baru

Sumber daya manusia adalah unsur utama dalam pelaksanaan pekerjaan. Gedung baru
layanan perpustakaan dan informasi Perpustakaan Nasional memerlukan kesatuan
paradigma, persepsi, gerak antar seluruh SDM yang akan bertugas di gedung baru layanan
mengenai layanan perpustakaan dan informasi serta seluruh aspek pendukungnya. SDM
yang akan bertugas di gedung baru layanan meliputi pustakawan, tenaga perpustakaan,
petugas Humas, petugas keamanan, petugas kebersihan, dan staf manajemen gedung.

Pustakawan dan tenaga perpustakaan adalah pengelola sekaligus pelaksana layanan


perpustakaan dan informasi sehingga mereka menjadi unsur pertama dan utama dalam
layanan perpustakaan dan informasi. Perencanaan persiapan pustakawan dan tenaga
perpustakaan meliputi:

A.1.1. Rencana Kebutuhan Pustakawan dan Tenaga Perpustakaan

Hal yang harus diperhatikan adalah:

a. Jumlah pustakawan dan tenaga perpustakaan yang dibutuhkan (dapat dihitung


dengan menggunakan rumus kebutuhan pustakwan dan tenaga perpustakaan dari
Ranganathan);
b. Jumlah jam layanan/minggu
c. Jumlah pemustaka

58
d. Jumlah titik layanan di tiap jenis layanan
e. Jumlah penambahan koleksi tiap tahun

A.1.2. Rencana Rincian Tugas Kerja dan Tanggung Jawab Kerja

Hal-hal yang harus dirumuskan adalah:


a. Pendefinisian tugas kerja di setiap unit layanan;
b. Tanggung jawab kerja tenaga perpustakaan kepada pustakawan dan pustakawan
terhadap atasan langsung atas pelaksanaan tugas yang diberikan;
c. Sistem kerja agar tidak terjadi duplikasi pembagian dan pelaksanaan tugas kerja,
fungsi dan tanggung jawab.

A.1.3. Rencana Sikap Kerja Profesional dan Nilai-Nilai Budaya Kerja

a. Ramah dan profesional


b. Kompeten
c. Layanan prima
d. Layanan pro-aktif

A.1.4. Rencana Pelatihan untuk Semua SDM yang Akan Bertugas di Gedung Baru

1) Pustakawan
2) Tenaga perpustakaan
3) Petugas Humas
4) Petugas keamanan
5) Petugas kebersihan
6) Staf manajemen gedung

Jenis pelatihan apa saja yang diperlukan akan dibahas dalam pedoman pelatihan SDM
perpustakaan.

A.2. Perencanaan Ragam Layanan Perpustakaan dan Informasi

59
Ragam layanan perpustakaan dan informasi di gedung baru adalah berdasarkan
perencanaan gedung dan fungsi ruang yang telah dibuat (lihat Lampiran 1). Berdasarkan
rencana gedung tersebut, terdapat 37 ruang untuk layanan perpustakaan dan informasi.

Tabel 1. Fungsi Ruang Gedung Baru Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi
Perpustakaan Nasional RI

No Fungsi Ruang Rencana Lantai


1 Bookdrops Quicksort Lt. Dasar – Zona Sirkulasi Utama
2 Koleksi Khusus Kepresidenan Lt. Dasar
3 Bookdrops Quicksort Lt. 1
4 Plaza Pustaka Lt. 1
5 Ruang Humas dan Visitor Center Lt. 2
6 Ruang Teater Lt. 2
7 Ruang Katalog Lt. 2
8 Ruang Keanggotaan Lt. 2
9 Ruang tunggu Lt. 2
10 Zona Komunitas Pustakawan Lt. 3
11 Zona Promosi Budaya Gemar Membaca Lt. 3
12 Ruang serba guna Lt. 4
13 Ruang Humas Lt. 4
14 Ruang Galeri Lt. 4
15 Ruang gudang dan persiapan Lt. 4
16 Ruang Pameran Lt. 4
17 Perpustakaan Lansia Lt. 7
18 Perpustakaan Cacat Netra Lt. 7
19 Perpustakaan Anak Lt. 7
20 Roof Garden Lt.7
21 Layanan AV: Film & Bentuk Mikro Lt.8
22 Pusat Pernaskahan Nusantara Lt. 9
23 Ruang Koleksi Monograf Lt. 10, 11
24 Ruang Baca Utama Lt. 12
25 Ruang Studi/Penelitian Individual Lt. 12
26 Ruang Baca Lt. 13
27 Ruang Koleksi Langka + R. Baca Lt. 14
28 Layanan Koleksi PBB & Koleksi Organisasi Internasional + R. Baca Lt. 15
29 Layanan Koleksi Grafis (Foto & Lukisan) Lt. 16
30 Layanan Multimedia & Internet Lt. 19
31 Perpustakaan Remaja Lt. 19
32 Layanan Referens Lt. 20
33 Layanan Terbitan Berkala Mutakhir Lt. 20
34 Layanan Monograf Mutakhir Lt. 21, 22
35 Koleksi Regional Historis Lt. 23
36 Layanan Budaya Etnis Nusantara Lt. 23
37 Layanan Audio Visual Lt. 24

Deskripsi di atas menunjukkan terdapat 37 ragam layanan perpustakaan dan informasi


di gedung baru Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, Perpustakaan Nasional RI.

A.3. Perencanaan Perpindahan Koleksi


A.3.1. Sebelum Pindah

60
Perpindahan lokasi layanan perpustakaan dan informasi Perpustakaan Nasional RI
harus dipersiapkan secara matang. Persiapan perpindahan koleksi juga memerlukan
persiapan matang, terlebih jumlah koleksinya berjumlah kurang lebih 5 juta. Hal-hal yang
harus dipersiapkan untuk memindahkan koleksi adalah:
a. Tunjuk ketua koordinator perpindahan koleksi. Ia dibantu oleh koordinator masing-
masing jenis koleksi. Semua koordinator ini bertanggung jawab terhadap proses pra
dan pasca pindahan;
b. Jadwalkan apa yang harus dipersiapkan hingga 'hari H' kepindahan agar tidak ada
barang yang hilang. Kesalahan yang sering dilakukan saat pindah kantor adalah
segala sesuatu baru dikerjakan di hari-hari terakhir menjelang kepindahan.
Akibatnya semua barang dimasukkan sembarangan ke dalam kardus tanpa dipilah-
pilah lagi. Untuk itu maka buatlah:
 Rundown pindahan koleksi;
 Daftar koleksi apa saja yang harus dipak di satu tempat;
 Daftar koleksi mana yang akan ditinggal;
 Mekanisme perpindahan koleksi.
c. Kelompokkan koleksi sesuai dengan jenisnya;
d. Kelompokkan lagi masing-masing jenis koleksi ke dalam subjek pengetahuannya
(berdasarkan nomor kelasnya);
e. Catat jumlah masing-masing jenis koleksi;
f. Berdasarkan jumlah tersebut, buatlah pembagiannya;
g. Hitung jumlah kardus yang dibutuhkan;
h. Sediakan kardus sebanyak yang dibutuhkan;
i. Rencanakan sistem pembungkusan (packaging) koleksi;
j. Setiap selesai memasukkan koleksi ke dalam kardus, tempelkan keterangan isi dan
jumlah dari setiap kardus serta lokasi lantai dan ruangan tempat kardus tersebut
akan diletakkan ;
k. Buat daftar seluruh kardus beserta lokasi lantai dan ruangan tempat menaruhnya;
l. Sebaiknya menggunakan jasa pindahan kantor;
m. Paling lambat seminggu menjelang kepindahan, semua koleksi telah dibungkus
(packing).
n. Pastikan saat pindah tidak ada lagi barang yang tercecer.

A.3.1. Sesudah Pindah

a. Masing-masing koordinator setiap jenis koleksi memeriksa koleksi yang telah tiba di
kantor baru;
b. Buatlah tata cara pembongkaran koleksi;
c. Buatlah tim kecil penyusunan kembali koleksi di rak.
d. Buatlah daftar koleksi yang telah tersusun kembali di rak.
e. Identifikasi koleksi yang hilang.

61
f. Laporkan ke ketua koordinator perpindahan koleksi.

Jika menggunakan jasa pindahan kantor, maka hal yang harus diperhatikan dalam
memilih perusahaan jasa pindahan adalah:

i. Memastikan legalitas perusahaan jasa pindahan tersebut dengan cara memastikan


kelengkapan dokumen yang berhubungan dengan legalitas perusahaan tersebut,
antara lain AKTA Pendirian Perusahaan, TDP, SIUP, PKP dan NPWP serta Surat
Keterangan Domisili Perusahaan;
ii. Survey alamat perusahaan jasa pindahan yang dipilih, apakah alamat yang diberikan
oleh perusahaan sesuai dengan alamat domisili perusahaan tersebut;
iii. Lihat pengalaman perusahaan tersebut dalam dunia jasa pindahan. Hal ini akan
berpengaruh terhadap keamanan dan keselamatan barang-barang kita;
iv. Biaya yang ditawarkan oleh perusahaan jasa pindahan.

A.4. Perencanaan Persiapan Sistem, Prosedur Layanan dan Peraturan Perpustakaan

A.4.1. Perencanaan Persiapan Sistem Layanan Perpustakaan dan Informasi


Persiapan sistem layanan perpustakaan dan informasi meliputi dua hal, yaitu:
A.4.1.1. Kebijakan pelaksanaan sistem dan prosedur layanan serta peraturan
perpustakaan
Kebijakan tersebut harus disusun berdasarkan dan sesuai dengan kebijakan yang lebih
tinggi atau yang setingkat, merupakan penjabaran kebijaksanaan yang lebih tinggi, tertulis
dan jelas, dikomunikasikan kepada seluruh staf, mendorong pelaksanaan dan penyelesaian
tugas serta dievaluasi secara berkala. Kebijakan tersebut juga memuat rencana kerja yang
diikuti program kerja yang disusun dengan memperhitungkan tersedianya anggaran, tenaga,
sarana prasarana dan waktu pelaksanaan, bersifat luwes dan fleksibel serta memperhatikan
batas kewenangan tiap unit kerja.

A.4.1.2. Rencana Sistem Layanan Perpustakaan dan Informasi


No Fungsi Ruang Rencana Lantai Rencana Sistem Layanan
1 Bookdrops Quicksort Lt. Dasar – Zona Sirkulasi Utama -
2 Koleksi Khusus Kepresidenan Lt. Dasar Tertutup
3 Bookdrops Quicksort Lt. 1 -
4 Plaza Pustaka Lt. 1 -

62
5 Ruang Humas dan Visitor Center Lt. 2 -
6 Ruang Teater Lt. 2 -
7 Ruang Katalog Lt. 2 -
8 Ruang Keanggotaan Lt. 2 -
9 Ruang tunggu Lt. 2 -
10 Zona Komunitas Pustakawan Lt. 3 -
11 Zona Promosi Budaya Gemar Lt. 3 -
Membaca
12 Ruang serba guna Lt. 4 -
13 Ruang Humas Lt. 4 -
14 Ruang Galeri Lt. 4 -
15 Ruang gudang dan persiapan Lt. 4 -
16 Ruang Pameran Lt. 4 -
17 Perpustakaan Lansia Lt. 7 Terbuka
18 Perpustakaan Cacat Netra Lt. 7 Terbuka
19 Perpustakaan Anak Lt. 7 Terbuka
20 Roof Garden Lt.7 -
21 Layanan AV: Film & Bentuk Mikro Lt.8 Tertutup
22 Pusat Pernaskahan Nusantara Lt. 9 Tertutup
23 Ruang Koleksi Indonesiana Lt. 10, 11 Tertutup
24 Ruang Baca Utama Lt. 12 -
25 Ruang Studi/Penelitian Individual Lt. 12 -
26 Ruang Baca Lt. 13 -
27 Ruang Koleksi Langka + R. Baca Lt. 14 Tertutup
28 Layanan Koleksi PBB & Koleksi Lt. 15 Tertutup
Organisasi Internasional + R. Baca
29 Layanan Koleksi Grafis (Foto & Lt. 16 Tertutup
Lukisan)
30 Layanan Multimedia & Internet Lt. 19 Terbuka
31 Perpustakaan Remaja Lt. 19 Terbuka
32 Layanan Referens Lt. 20 Tertutup
33 Layanan Terbitan Berkala Lt. 20 Terbuka
34 Layanan Monograf Lt. 21, 22 Terbuka
35 Koleksi Regional Historis Lt. 23 Terbuka
36 Layanan Budaya Etnis Nusantara Lt. 23 Terbuka
37 Layanan Audio Visual Lt. 24 Terbuka

A.4.1.3. Rencana Pembuatan Prosedur Layanan Perpustakaan dan Informasi

Prosedur layanan perpustakaan dan informasi merupakan prosedur kerja atas


pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi. Pembuatan prosedur layanan
perpustakaan dan informasi didasarkan pada standar layanan perpustakaan dan informasi
yang dibuat. Untuk itu maka prosedur layanan perpustakaan dan informasi haruslah:

a. Tertulis
b. Berdasarkan pada standar layanan yang berlaku
c. Sederhana dan mudah dimengerti
d. Sedapat mungkin dilengkapi dengan bagan alur kerja

63
e. Dapat mencegah terjadinya penyimpangan layanan perpustakaan dan informasi
f.Tidak menimbulkan pertentangan dan duplikasi kerja
g. Untuk hal-hal tertentu harus diinformasikan kepada masyarakat.

Hal yang perlu dimasukkan dalam prosedur layanan perpustakaan dan informasi:

a. Pencatatan pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi;


b. Pelaporan pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi, yaitu penyampaian
informasi kepada pimpinan sehingga ia mengetahui apa yang sedang terjadi. Dengan
demikian pimpinan dapat mengambil keputusan serta tindakan secara tepat.
Sebutkan pula bentuk laporannya: lisan atau tertulis.
Laporan harus memenuhi syarat berikut:
 Laporan harus benar, objektif dan tepat waktu;
 Jelas, cermat dan lengkap;
 Tepat penerimanya;
 Langsung pada sasaran yang akan diinformasikan;
 Tegas dan konsisten.
c. Kegiatan layanan yang perlu diketahui kinerjanya, yaitu:
 Jumlah sirkulasi/hari
 Jumlah koleksi yang dipakai di setiap jenis layanan/hari: jumlah pemanfaatan
per subjek dan jumlah pemanfaatan total
 Jumlah kunjungan pemustaka ke perpustakaan, termasuk jumlah kunjungan
pemustaka pada masing-masing program/kegiatan perpustakaan
 Transaksi referens/hari/jenis koleksi referens dan pertanyaan referens.

A.4.1.3. Rencana Pembuatan Peraturan Layanan Perpustakaan dan Informasi

Peraturan layanan perpustakaan dan informasi yang dibuat harus memberi informasi
berikut ini:
1. Peruntukan layanan: menjelaskan segmen masyarakat yang menjadi objek layanan
perpustakaan dan informasi;
2. Persyaratan setiap jenis layanan: menjelaskan syarat dari setiap jenis layanan yang
diberikan oleh perpustakaan;

64
3. Peraturan setiap jenis layanan;
4. Jam dan waktu layanan, termasuk waktu istirahat dan libur. Berikan penjelasan lain
terkait jam dan waktu layanan jika ada;
5. Aturan pemanfaatan masing-masing jenis koleksi, seperti koleksi referensi, buku
dapat dipinjam dengan aturan peminjaman yang berlaku di perpustakaan, koleksi
yang dipinjam wajib dikembalikan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan,
waktu peminjaman koleksi maksimal, jumlah maksimal koleksi yang dipinjam,
prosedur peminjaman koleksi;
6. Larangan-larangan di dalam perpustakaan, seperti makan, minum di ruang
perpustakaan, membuat gaduh, berbicara keras, menyanyi, tertawa, bersiul dan
bersenda gurau didalam ruang perpustakaan, merusak koleksi dan fasilitas, sarana
prasarana perpustakaan, mencoret-coret koleksi, meja, kursi dan perlengkapan
lainnya, memindahkan letak buku sehingga tidak sesuai dengan sistem penempatan
yang berlaku, membawa keluar buku-buku dari perpustakaan yang sebelumnya
tanpa diproses secara administratif, membuang sampah di sembarang tempat, serta
sanksi yang akan diberikan bagi pemustaka yang melanggar larangan tersebut.
7. Tata tertib dan peraturan perpustakaan secara jelas. Jika perlu, setiap ruang layanan
yang membutuhkan perlakukan khusus, seperti naskah kuno, buku langka, peta dan
koleksi non-buku, harus membuat tata tertib dan peraturannya sendiri-sendiri dan
dipasang bersama rambu-rambu serta diletakkan di tempat strategis sehingga
memudahkan pemustaka membacanya. Contoh tata tertib dan peraturan
perpustakaan:

TATA TERTIB DAN PERATURAN PERPUSTAKAAN

Kunjungan ke perpustakaan:
 Isilah buku tamu untuk kepentingan pembuatan statistik pengunjung.
 Letakkan tas, jaket, dan helm Anda di tempat yang telah disediakan. Mohon handphone,
dompet dan barang berharga lainnya tidak ditinggalkan di dalam tas untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan.
 Periksakan buku yang Anda bawa keluar kepada petugas.

65
 Dilarang menyobek atau membuat coretan pada koleksi.
 Letakkan buku/koleksi yang Anda baca di tempat yang disediakan. Anda tidak perlu
mengembalikannya di tempat semula/rak bukuf.
 Jagalah ketenangan dan kebersihan ruang perpustakaan.
 Dilarang merokok di dalam ruang perpustakaan.
 Pastikan tidak ada barang Anda yang tertinggal di perpustakaan saat Anda meninggalkan
ruang perpustakaan.

Jam Layanan:
Senin s.d. Kamis : 08.00 s.d. 15.30 WIBb.
Jumat : 08.00 s.d. 14.00 WIB.

Peminjaman koleksi:
a. Gunakanlah kartu anggota Perpustakaan. Maksimal jumlah peminjaman 3 buku. Waktu
peminjaman 1 minggu.
b. Perpanjangan waktu pinjaman dapat dilakukan 3 kali (@ 1 minggu). Perpanjangan dapat
dilakukan melalui telepon atau langsung membawa buku yang diperpanjangjang.
c. Keterlambatan pengembalian akan dikenai sanksi denda berupa pelarangan meminjam
koleksi.
d. Denda pelarangan meminjam koleksi/hari/judul.
e. Pastikan buku yang Anda pinjam/kembalikan telah diproses.
f. Koleksi referens tidak dapat dipinjamkan, hanya dapat dibaca di ruang perpustakaan.
g. Letakkan koleksi yang selesai Anda baca di tempat yang telah tersedia.

Kami harapkan kerjasama baik Anda, diucapkan terima kasih.

A.5. Perencanaan Mebeler

Perencanaan mebeler dilakukan setelah mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki serta
perkiraan perkembangan jumlahnya. Sesuai dengan penjelasan pembagian ruang
perpustakaan yang telah diuraikan sebelumnya, maka perpustakaan memiliki beberapa
ruang penunjang layanan, yaitu ruang koleksi, ruang baca, ruang operasional perpustakaan,

66
dan ruang khusus dimana setiap ruangan tersebut memiliki perabotan masing–masing dan
sesuai dengan fungsinya.
Perabotan dan perlengkapan perpustakaan sangatlah penting untuk menunjang
kelancaran kegiatan di perpustakaan. Oleh karenanya perlu ada perencanaan pengadaan
perabot dan perlengkapan agar kegiatan perpustakaan berjalan lancar. Perabot
perpustakaan adalah segala sesuatu barang berupa kelengkapan yang dibutuhkan di
perpustakaan untuk memperlancar aktivitas kerja karyawan, aktivitas pemustaka, layanan,
dan untuk meletakkan atau menyimpan sesuatu. Barang–barang tersebut seperti rak, lemari,
meja, kursi dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan adalah segala sesuatu kelengkapan
yang diperlukan perpustakaan berupa perkakas atau alat yang berfungsi untuk membantu
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan sumber–sumber informasi yang
tersedia di perpustakaan, baik berupa mesin atau bukan seperti: mesin tik, komputer,
stempel, penggaris, pemotong kertas (cutter), layar proyektor, kartu katalog, kartu buku,
lembar pengembalian (date due slip), dan sebagainya.
Kebutuhan perabot dan perlengkapan pada sebuah perpustakaan bergantung kepada
fungsi spesifik dan ragam kegiatan yang berlangsung di perpustakaan. Beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Pertimbangan fungsi spesifik. Fungsi spesifik terkait dengan berbagai ragam
layanan yang diberikan perpustakaan.
b. Pertimbangan ragam kegiatan, terdiri atas tiga kegiatan pokok, yaitu:
• Kegiatan pengelolaan administratif.
• Kegiatan pengelolaan teknis.
• Kegiatan pengelolaan layanan pemustaka.

Secara garis besar, mebeler dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk masing–masing
ruangan adalah seperti berikut:
1) Mebeler dan perlengkapan pokok ruang koleksi: rak buku, rak majalah, rak atlas, rak
display, tempat pamflet dan brosur, rak majalah, rak kaset, rak video kaset, standar buku,
tangga injakan, alat pemadam api, rambu-rambu, telepon, AC/ kipas angin, dan lain-lain.
Terdapat berbagai macam desain rak, seperti:

67
a. Desain rak ganda memiliki ukuran tinggi 2.175 mm, panjang 1.840 mm, dan lebar
460 mm.
b. Pada rak dua muka dengan kedalaman rak 500 mm, tinggi 2.280 mm, panjang
1.840 mm, dan memiliki 7 pagu (level pada rak) dengan pagu mati pada bagian
bawah, diperkirakan perpagu dapat menampung 25 eksemplar per meter untuk
buku dengan jilid biasa, sedang untuk koleksi acuan (referens) sebanyak 15
eksemplar per meter.
c. Rak tunggal artinya hanya dapat menyimpan satu sisi saja, ukuran tingginya
2.175 mm, panjang 1.840 mm, dan lebar 230 mm.

Sebagai anjuran bahwa jarak antar rak sebaiknya 900 mm. Dari uraian di atas,
maka dapat diketahui luas ruangan yang dibutuhkan untuk penjajaran koleksi
perpustakaan. Penggunaan rak yang terbuat dari baja lebih dianjurkan karena tahan
lama dan fleksibel.
2) Mebeler dan perlengkapan untuk ruang baca: meja baca, kursi baca, jaringan internet,
telepon, karel/meja baca perorangan, karpet lantai untuk anak–anak, bantal duduk
untuk anak – anak, poster dinding/hiasan.
Ukuran meja baca untuk satu orang berukuran 900 x 600 mm, ukuran meja baca untuk
tiga orang adalah 2400 x 600 mm dengan ketinggian 750 mm, sedangkan ketinggian
kursi baca adalah 430 mm dengan lebar 450 mm dan ukuran meja untuk empat orang
dengan luas 0,55 m2 per orang mempunyai ukuran 1.821 mm x 1.220 mm”. Meja
tunggal berukuran 900 mm x 600 mm = 2,3 m2. Meja tunggal untuk koleksi audio visual
berukuran 1200 mm x 750 mm (dilengkapi dengan saluran listrik ) = 2,8 mm.
3) Mebeler dan perlengkapan untuk ruang pelayanan: loker/tempat penitipan barang,
lemari katalog, kardeks, kartu katalog, meja sirkulasi, perlengkapan sirkulasi, buku tamu,
komputer papan pengumuman, kotak kartu anggota, rak display, , telepon, rambu-
rambu petunjuk, mikrofilm reader dan printer, kotak saran, komputer, dvd player, TV,
slide proyektor/layar, kereta buku (book troley), AC, stempel cap tanggal dan
bantalannya, kartu pembatas, ATK, streples cutter, pelubang kertas, alat pengukur suhu
udara, interkom.
4) Mebeler dan perlengkapan untuk ruang khusus (pantry dan toilet): ember, papan tulis,
meja/ kursi, gelas, ceret, tatakan gelas, sabun, alat penghisap debu.

68
5) Mebeler dan perlengkapan lain jika memungkinkan: alat pemadam api.

A.5.1. Pemilihan dan Pembuatan Mebeler dan Perlengkapan


Pustakawan harus lebih cermat dalam melakukan pemilihan bahan untuk mebeler
dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan bahan tersebut untuk menghindari
kesalahan dalam pemilihan mebeler sesuai yang dibutuhkan. Bahan mebeler dapat terbuat
dari dua jenis bahan, yaitu kayu dan logam. Masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan bahan dari kayu antara lain:
a. Tersedia dan mudah didapat.
b. Mudah diperbaiki bila terjadi kerusakan.
c. Mudah dan banyak orang yang dapat membuatnya.
d. Memiliki banyak unsur dekoratif.
Kekurangan bahan dari kayu adalah daya tahannya kurang, mudah terbakar dan kayu
yang baik harganya mahal. Memilih bahan logam akan memberi keuntungan karena tahan
lama dan mudah dibongkar pasang, namun pemesanan tidak dapat dilakukan di semua
tempat, hanya dapat dipesan di tempat tertentu saja dan mudah berkarat.
Disain mebeler sebaiknya dibuat sederhana dan mudah dibersihkan. Selain itu perlu
diperhatikan faktor ergonomi dan fungsionalnya. Bentuk dan konstruksi perabot sebaiknya,
dibuat sedemikian rupa sehingga kuat dengan kualitas bahan yang baik dan enak dipandang,
serta bentuk tepi dan ujung perabot harus tumpul. Warna yang dipergunakan harus serasi
dengan warna ruangan. Untuk itu perlu diperhatikan tentang sifat warna. Juga harus
diperhatikan penggunaan dana agar sesuai dengan kemampuan perpustakaan itu.

A.5.2. Teknik Penataan Mebeler dan Perlengkapan Perpustakaan


Mebeler perpustakaan yang perlu ditata dan diatur letaknya dalam ruang perpustakaan
adalah:
1) Rak buku: di ruang layanan dengan sistem terbuka, rak buku dua sisi dapat berdiri
sendiri di tengah ruangan. Penggunaan rak buku ini akan menghemat ruangan. Rak satu
sisi sangat penting dipakai di ruang referensi karena dapat dipakai sebagai penyekat
ruangan menurut kehendak pustakawan.

69
2) Rak surat kabar: dapat ditempelkan pada ujung rak buku atau di mana saja yang menarik
dan strategis.
3) Rak majalah: dapat ditempatkan di ruang peminjaman atau ruang baca. Dua buah rak
dapat ditempatkan saling bertolak belakang.
Penempatan rak buku harus memperhatikan keadaan cahaya dan pertukaran udara.
Bagian muka harus menghadap pada sumber cahaya (matahari atau lampu/ listrik).
Koleksi rak hendaknya juga ditempatkan di ruang yang pertukaran udaranya baik, namun
tidak di daerah yang lembab udara.
4) Kabinet katalog: ditempatkan di ruang layanan umum, dan ruang referensi.
5) Meja sirkulasi: berada di ruang layanan, diletakkan di tempat yang dapat mengawasi
seluruh orang yang keluar masuk perpustakaan. Diusahakan pula posisinya berada di
tempat dimana petugas yang berada di belakang meja dapat melihat keadaan ruang
baca dan koleksi.
6) Meja baca berkelompok: diletakkan di ruang baca. Meja ini harus kuat dan kaki–kakinya
sedapat mungkin diberi keset agar jika ditarik tidak membuat berisik. Tempat meja baca
harus berada di tempat yang terang dan berudara yang segar/sejuk. Masing – masing
meja baca dilengkapi dengan kursi baca.
7) Studi carrel
Biasanya mebeler ini dipasang di ruang belajar atau di ruang referensi. Meja ini
digunakan untuk menghilangkan semaksimal mungkin gangguan dari pemustaka lain.
8) Papan pameran
Digunakan untuk memamerkan book jackets dari buku–buku baru, diletakkan didekat
pintu masuk atau tempat–tempat yang strategis.
9) Meja pustakawan dan tenaga perpustakaan
Setiap pustakawan dan tenaga perpustakaan memiliki meja dan kursi kerja sendiri. Meja
kerja dibuatkan dengan ukuran standar yang sekaligus dapat digunakan untuk keperluan
mengetik. Meja kerja seharusnya diletakkan di ruang kerja atau tempat–tempat
strategis dalam rangka melayani pemustaka.
10) Lemari titipan barang
Lemari titipan barang atau tas berada diruang pelayanan dekat pintu masuk atau keluar
tetapi sebelum meja sirkulasi.

70
11) Meja katalog
Meja katalog berisi kartu yang ditempatkan di ruang pelayanan berada di jalur masuk
yang menuju ruang koleksi.
12) Rak peragaan (display): digunakan untuk memajang koleksi terbitan terbaru,
ditempelkan di ruang layanan namun dapat dipindah di teras depan bagian luar, dekat
pintu masuk. Rak ini harus mudah dilihat secara dekat oleh pengunjung.
13) Papan pengumuman
Papan pengumuman merupakan perlengkapan yang dapat diangkat dan dipindahkan.
Papan pengumuman ini digantung di dinding atau di tempat di ruang layanan atau teras
depan, dekat pintu masuk ruang layanan yang mudah dilihat dan memungkinkan
pemustaka membaca dari dekat.
14) Kereta buku (book troley)

A.6. Perencanaan Desain dan Tata Ruang Layanan Perpustakaan dan Informasi

A.6.1. Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan di setiap tempat dalam perpustakaan tidaklah sama. Pencahayaan


pada ruang baca memerlukan penerangan yang kuat, berbeda dengan penerangan untuk
ruang pandang-dengar (audio-visual). Prinsipnya, penempatan lampu penerangan di
perpustakaan diusahakan agar sinar tidak jatuh di atas rak buku melainkan diantara rak
buku. Dengan demikian judul koleksi mudah dibaca. Penerangan jangan sampai
menyebabkan terjadinya penurunan gairah membaca dan bekerja, serta tidak boleh
membuat silau, baik langsung dari sumbernya maupun dari permukaan meja tempat bekerja.
Usaha ini ditempuh dengan cara menghindari sinar matahari langsung, memilih jenis lampu
yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat, misalnya lampu pijar akan
memberikan cahaya yang bersifat setempat, lampu TL/PL/fluorescent akan memberikan
cahaya yang merata (difused), sedangkan lampu sorot akan memberikan cahaya yang
terfokus pada obyek tertentu. Dasar pemikiran yang dipakai untuk konsep perancangan
sistem penerangan adalah pemenuhan tingkat intensitas terang tidaklah sama. Daftar
intensitas penerangan ruangan adalah sebagai berikut:
1. Area baca (majalah dan surat kabar) 200 lumen

71
2. Meja baca (ruang baca umum) 400
3. Meja baca (ruang baca rujukan) 600
4. Area sirkulasi 600
5. Area pengolahan 400
6. Area akses tertutup (closed access) 100
7. Area koleksi buku 200
8. Area kerja 400
9. Area pandang dengar 100

Berdasarkan jenis lampu dapat diketahui kekuatan cahaya yang dikeluarkan (lummens)
oleh jenis lampu tersebut sebagaimana berikut ini:
1) Lampu TL (Fluorescent tube):
a. 80 watt 3100 – 4850 lumens
b. 65 watt 2700 – 4400 lumens
c. 40 watt 1700 – 2600 lumens
2) Lampu pijar (bulb)
a. 25 watt 200 lumens
b. 40 watt 390 lumens
c. 60 watt 665 lumens
d. 100 watt 1260 lumens
e. 200 watt 2720 lumens
f. 500 watt 7.700 lumens

Lampu pijar tidak cocok digunakan di perpustakaan karena panas yang dipancarkan
dan lebih baik jika menggunakan lampu TL (fluorecscent) karena memancarkan sinar yang
lebih baik kualitasnya serta tidak terlalu memancarkan panas. Penggunaan lampu TL
(fluorecscent) yang memiliki reflektor parabola dari cermin aluminium dan bertutup jejalur
aluminium merupakan salah satu lampu yang paling efisien, karena tidak menyilaukan dan
memberikan pencahayaan yang berkualitas tinggi, serta menggunakan komponen lampu TL
jenis ballast, kondensator, starter yang baik sehingga dapat mengurangi getaran cahaya
yang timbul dari sumber cahaya tersebut. Untuk menghindari radiasi sinar ultraviolet yang
berasal dari lampu TL dapat digunakan penyaring ultraviolet.

72
A.6.2. Sistem Pewarnaan dan Rambu-Rambu

Pemilihan warna yang tepat untuk ruangan perpustakaan tidak hanya dapat
menimbulkan rasa nyaman, intensitas terang, sejuk dan memberikan suasana tetapi juga
dapat memantulkan cahaya atau dapat menyerap sinar yang datang. Berikut adalah warna
dinding yang dapat mendominasi ruang dan dapat memantulkan atau menyerap sinar yang
datang, yaitu: white (putih), salmon (blewah), ivory muda (krem), ivory (kuning gading), pale
apple green (hijau apel), pale blue (biru muda), apricot beige (kuning kunyit), medium grey
(abu – abu), lemon yellow (kuning muda), light green (hijau muda), light buff (coklat muda),
deep rose (merah mawar), peach (kuning tua), dark green (hijau tua).

Perpustakaan juga harus memperhatikan penempatan rambu-rambu pada tempat yang


benar dan tepat agar dapat dilihat dan dibaca dengan jelas oleh pemustaka serta memiliki
ukuran rambu yang proporsional sesuai dengan tempat peletakannya. Penggunaan rambu-
rambu akan memudahkan pemustaka menemukan tempat fasilitas yang diinginkan sehingga
pemanfaatan fasilitas yang disediakan dapat optimal. Rambu-rambu di perpustakaan terbagi
atas empat kategori, yaitu:
a. Rambu identifikasi.
b. Rambu penunjuk arah.
c. Rambu peringatan atau larangan.
d. Rambu informasi.

Terdapat beberapa metode penempatan marka, yaitu: digantung di plafon di antara


rak, ditempel di dinding atau di mebeler, diletakkan berdiri di atas lantai, dipasang minimal
160 cm di atas lantai, diberi jarak yang tidak boleh lebih dari 50 m dari orang yang melihat
rambu-rambu.
Dengan demikian pemilihan warna dan penggunaan rambu-rambu yang benar dan
tepat sangat penting dalam layanan perpustakaan karena pemilihan warna dan kombinasi
yang tepat akan berdampak pada peningkatan pemanfaatan koleksi perpustakaan oleh
pemustaka, terutama pemanfaata koleksi di ruang baca perpustakaan. Sedangkan
penempatan rambu-rambu yang benar dan diletakkan pada tempat yang tepat akan
memudahkan pemustaka mendapatkan fasilitas yang ingin digunakan.

73
A.6.3. Sistem Akustik Ruangan Layanan

Tingkat kebisingan yang dihasilkan dari setiap ruangan di dalam perpustakaan


berbeda–beda karenanya perlu diperhatikan penempatan ruangan agar ruangan yang
tingkat kebisingannya rendah tidak berdekatan atau bahkan menyatu dengan ruangan yang
tingkat kebisingannya tinggi. Hal ini perlu mendapatkan perhatian karena pada beberapa
ruangan, seperti ruang baca, memerlukan ketenangan. Terdapat dua sumber kebisingan di
dalam perpustakaan, yaitu:
a. External noise, yaitu kebisingan yang berasal dari luar ruang perpustakaan,
seperti suara yang berasal dari koridor di sekitar perpustakaan, suara mesin
yang berasal dari kendaraan.
b. Internal noise, yaitu kebisingan yang berasal dari dalam perpustakaan, seperti
suara percakapan - baik oleh pemustaka maupun pustakawan dan tenaga
perpustakaan, suara kursi yang digeser, dan suara yang berasal dari peralatan
yang digunakan di dalam perpustakaan seperti trolley, mesin fotocopy, printer,
dan hp.

Dengan demikian maka hal yang perlu diperhatikan dalam sistem akustik ruang
perpustakaan adalah:
a. Pemenuhan tingkat intensitas suara (noise criteria) yang memadai pada setiap fungsi
ruang berikut: ruang baca, ruang koleksi, ruang kerja, ruang audio.
b. Mengurangi secara optimal gangguan suara dari luar dengan menerapkan sistem
pemilihan bangunan dan rancangan sisi luar bangunan, baik buruk rancangan bentuk
maupun bahan bangunan.
c. Menerapkan sistem kompartemenisasi sumber suara, yaitu dengan pendaerahan
ruang–ruang yang merupakan sumber suara pada lokasi yang terisolasi; dan
d. Penggunaan bahan bangunan yang dapat mereduksi suara untuk lantai/langit–
langit/dinding pada ruang–ruang yang dianggap dapat menjadi sumber suara dan
pada ruang yang memerlukan intensitas suara yang rendah.

Tingkat kebisingan di ruang perpustakaan dapat dikurangi dengan meningkatkan


kedisiplinan pustakawan dan tenaga perpustakaan untuk tidak banyak bercakap-cakap
dengan suara keras, memasang karpet untuk menyerap kebisingan yang muncul dari dalam.

74
Sedangkan untuk mengatasi kebisingan yang berasal dari luar ruang perpustakaan dapat
dilakukan dengan menutup pintu dan jendela ruang perpustakaan serta menempatkan
perpustakaan jauh dari ruas jalan yang dilalui kendaraan bermesin atau membuat ruang
perpustakaan kedap suara.

A.7. Perencanaan Sarana, Prasarana dan Fasilitas Perpustakaan dan Informasi


Perencanaan sarana, prasarana dan fasilitas layanan perpustakaan dan informasi di
Perpustakaan Nasional meliputi:
1. Gedung dan ruang yang representatif dan sesuai visi, misi, tujuan dan berbagai
fungsi layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional dengan
memperhatikan pengaturan cahaya, udara, suara, tata ruang, kadar kelembaban di
dalam gedung dan ruang perpustakaan serta sistem layanan perpustakaan yang akan
diterapkan. Terdapat tiga ruangan pokok yang harus direncanakan, yaitu untuk
koleksi perpustakaan, staf perpustakaan dan ruang lain yang diperlukan sebagai
sarana penunjang perpustakaan, seperti ruang pameran, teater, ruang seminar.
Sedangkan kondisi ruangan yang diinginkan adalah memiliki temperatur 22 – 24°C
(untuk ruang koleksi buku, ruang baca dan ruang kerja) dan 20°C (untuk ruang
komputer) dengan kelembaban 45 – 55% .
2. Sarana kerja yang memadai dan permanen untuk menyimpan semua koleksi dan
pengembangannya, fasilitas, staf dan kegiatan perpustakaan
3. Fasilitias dan sarana untuk mengakses informasi, membaca, belajar, menambah
pengetahuan dan wawasan, pendidikan, hiburan, penelitian, seperti: wifi, akses
internet, ruang baca dan ruangan lainnya.
4. Fasilitas bagi pemustaka untuk memberi saran dan kritik

A.7.1. Perencanaan Gedung Perpustakaan Nasional


Perencanaan pembangunan gedung Perpustakaan Nasional memperhatikan lima hal
berikut, yaitu: deskripsi objek dan fungsi dari badan induk, peranan perpustakaan, deskripsi
jasa perpustakaan, penyediaan ruangan, dan bagan organisasi. Sedangkan desain gedung
memperhatikan fungsi dan tugas yang diemban oleh perpustakaan karena ia akan
menentukan kegiatan yang dilaksanakannya. Kegiatan yang dilaksanakan akan menentukan

75
susunan dan luas ruangan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan. Diharapkan dengan
perencanaan yang baik maka gedung dan ruang perpustakaan akan berfungsi secara efisien
dan efektif, memudahkan pengguna dan karyawan, memberi lingkungan yang nyaman,
menyenangkan, dan menarik sebagai tempat belajar dan bekerja serta membuatnya tetap
berfungsi sama berpuluh tahun kemudian. Berikut beberapa sifat utama gedung
perpustakaan sesuai perencanaan:
1. Kelenturan, yaitu dapat mengikuti perubahan kebutuhan dengan hanya mengubah
strukturnya sedikit saja, meliputi: desain ruangan, mebeler, susunan rak,
perhitungan beban lantai yang menuntut supaya semua bagian lantai dapat
menopang beban bergerak dan pencahayaan merata diseluruh gedung.
2. Perluasan, yaitu perencanaan gedung perpustakaan harus memperhitungkan
perluasan di masa datang secara hemat dan efisien.
3. Kesederhanaan desain. Gedung perpustakaan tidak mementingkan kemegahan
tetapi yang penting adalah kesederhanaan yang terletak pada denah lantai yang
terbuka, tidak menghambat lalu lintas dan memudahkan pengunjung bergerak dari
satu bagian ke bagian lain.
4. Tempat dan letak yang tepat. Perpustakaan mudah dijangkau.
5. Desain gedung dengan memperhatikan aktivitas layanan perpustakaan dapat
berlangsung lancar:
h. Para pengunjung tidak saling mengganggu waktu bergerak dan belajar.
i. Letak ruangan–ruangan memperhatikan hubungan suatu ruangan dengan yang
lain. Pengadaan harus ada hubungan langsung dengan katalog untuk
mengetahui sudah atau belum adanya buku yang diminta di koleksi
perpustakaan, sedangkan bagian pengolahan maupun peminjaman harus ada
hubungan langsung dengan katalog maupun koleksi. Kepala perpustakaan perlu
ada hubungan langsung dengan pegawai.
j. Memungkinkan sirkulasi udara dan masuknya sinar matahari dalam ruangan.
k. Pengguna perpustakaan merasa betah dan nyaman serta mudah memperoleh
informasi yang dibutuhkan.
l. Pengawasan dan pengamanan bahan pustaka dapat dilaksanakan dengan baik.

76
6. Lokasi unsur mati, yaitu unsur konstruksi yang permanen dalam gedung, terdiri atas
lalu lintas vertikal, tangga, pipa saluran dan fasilitas lain yang sama.
7. Pengaturan hawa. Pengadaan pengatur hawa dimaksudkan untuk mengurangi
serangan jamur, serangga dan menambah umur kimia kertas dari serangan asam
yang lengket pada kertas. Penggunaan alat pengatur hawa (air conditioner) adalah
untuk menjaga agar kondisi temperatur dan kelembapan ruangan perpustakaan
relatif konstan. Hal ini dimaksudkan agar koleksi perpustakaan terjamin
keawetannya.
8. Lift.
9. Tinggi plafon (langit–langit) yang mempertimbangkan berbagai faktor, seperti
pengaturan hawa, penyebaran cahaya lampu dari plafon, fungsi ruangan, keindahan,
reaksi psikologi pengguna ruangan dan biaya. Plafon sama tinggi di setiap ruangan.
Rancangan ventilasi gedung perpustakaan memperhatikan hal berikut:
a. Menempatkan lubang ventilasi jendela/lubang angin pada sisi dinding yang
berhadapan.
b. Mengusahakan agar lubang ventilasi tersebut sejajar dengan angin lokal.
c. Mengusahakan luas lubang ventilasi sebanding dengan persyaratan dan fasilitas
ruang.
10. Jumlah lantai sesuai fungsi yang direncanakan.
11. Persiapan otomasi. Perencanaan otomasi ini mencakup penyediaan ruang mesin,
fasilitas pemasangan kabel dari terminal sampai ke ruang mesin tempat menyimpan
komputer.
12. Aliran/alur kerja, pola lalu lintas pengunjung, staf perpustakaan dan barang serta
organisasi gedung agar perpustakaan berjalan secara efektif.
13. Memperhatikan gangguan yang akan timbul oleh alam, seperti:
− Gangguan kebakaran: harus dapat ditanggulangi dengan pengamanan semua
instalasi yang mungkin menjadi penyebab kebakaran dan pengadaan jalan
darurat untuk keluar (exit door) yang mudah dicapai serta pemilihan bahan
yang tidak mudah terbakar.

77
− Gempa bumi, angin topan, untuk ini perlu dipertimbangkan pemilihan sistem
struktur bangunan, bentuk dasar dan bahan bangunan yang digunakan dengan
mempertimbangkan terjadinya gempa.
− Air hujan/banjir. Hal ini dapat ditanggulangi dengan perencanaan ketinggian
lantai dasar bangunan.
− Petir. Untuk menanggulangi hal ini gedung harus dilengkapi dengan sistem
penangkal petir.

A.7.1.1. Perencanaan Fungsi Ruang


Persiapan yang harus dilakukan dalam merencanakan fungsi ruang gedung perpustakaan:
1. Mempelajari visi, misi, tugas, fungsi dan tujuan Perpustakaan Nasional.
2. Mengamati dan menganalisa kebutuhan karyawan dan pemustaka.
3. Menyusun daftar perlengkapan dan perabot yang dibutuhkan atau akan
ditempatkan dalam gedung perpustakaan.
4. Membuat catatan tentang program pembangunan gedung perpustakaan yang
memuat hal–hal yang berhubungan dengan deskripsi kegiatan yang akan
dilaksanakan, fungsi, tugas dan peranan perpustakaan, deskripsi rencana layanan
dan aktivitas–aktivitas yang dilakukan untuk dapat dimanfaatkan pemustaka,
penyediaan kebutuhan ruangan dalam jangka waktu lama yang dapat menampung
perkembangan:
a. Jumlah dan jenis koleksi serta perkembangannya di masa yang akan datang.
b. Jumlah pemustaka atau masyarakat yang akan berkunjung dan dilayani oleh
perpustakaan di masa mendatang.
c. Jumlah bentuk layanan perpustakaan yang disajikan.
d. Jumlah petugas atau karyawan yang menggunakan ruangan.

Perencanaan terhadap lima komponen yang memerlukan ruangan, yaitu;


a. Koleksi
b. Perpustakaan Nasional menerapkan dua macam sistem layanan, yaitu sistem
layanan terbuka dan tertutup. Penempatan koleksi pada perpustakaan dengan
sistem terbuka akan berbeda dari sistem tertutup, luas ruangan yang dibutuhkan

78
juga berbeda. Sistem tertutup membutuhkan satu meter bujur sangkar dapat
menampung 180-220 pustaka, pada sistem terbuka hanya 130-170 pustaka. Untuk
dokumen atau bahan pustaka: 150 volume per meter2 (ruang koleksi 45% luas lantai).
Ruang koleksi perpustakaan sebaiknya batas pengaturan hawa antara 19°c – 23°c
dengan kelembapan 40% - 50%.
c. Pemustaka
Setiap pemustaka memerlukan tempat seluas 3 meter bujur sangkar dan perlu
ketenangan untuk berkonsentrasi. Oleh karena itu ruangan harus bersih, terang,
tenang, longgar, sejuk, ventilasi cukup dan sebagainya.
d. Pustakawan dan tenaga perpustakaan.
Setiap pustakawan dan tenaga perpustakaan memerlukan tempat seluas 3 meter
bujur sangkar.
o Kepala dan wakil kepala perpustakaan: 30 meter2.
o Pengklasifikasian, pengkatalog, pustakawan pengadaan, dan pustakawan
layanan: 9 meter2.
o Staf administrasi dan profesional yang tidak bertugas di titik jasa (service point)
serta staf lainnya terkecuali (b) adalah: 5 m2.
e. Pemustaka: luas rata–rata per pemustaka di ruang baca adalah 2,33 m2.
f. Ruang baca, adalah tempat yang digunakan oleh pengguna/pengunjung
perpustakaan untuk membaca bahan pustaka. Ruang baca biasanya terletak dekat
dengan koleksi atau ruang koleksi dan ruang baca digabungkan dalam satu ruangan.
Ruang baca sebaiknya ditempatkan dekat sumber cahaya (agar berfungsi bila lampu
mati) dan tidak di daerah lalu lintas pengunjung. Luas ruang baca yang diperlukan
untuk satu orang pemustaka adalah 0,55 m2”.
g. Ukuran meja belajar berukuran 910 mm x 610 mm. Jadi meja untuk empat orang
dengan luas 0,55 m2 per orang mempunyai ukuran 1.821 mm x 1.220 mm.
h. Ruang operasional perpustakaan dipergunakan untuk ruang kerja pustakawan atau
tenaga perpustakaan dan kepala perpustakaan.
i. Ruang baca (25% luas lantai).

79
j. Ruang khusus, seperti ruang seminar dan pertemuan, ruang diskusi, ruang
pemutaran film, ruang khusus bercerita untuk anak–anak, ruang pantry, kantin,
kamar kecil, dan sebagainya.
k. Ruang untuk keperluan lain dapat disebut sebagai ruang darurat, ruang untuk tangga,
koridor, pintu masuk, lobi, toilet, tembok, tiang, pengangkutan barang dan lift.
Ruang semacam itu memerlukan tempat sekitar 30% sehingga sepertiga dari
ruangan untuk koleksi, pemustaka serta ruang layanan untuk pembaca dan staf.

Dengan demikian maka sepertiga dari ruangan digunakan untuk ruang koleksi, ruang
baca, ruang layanan dan ruang kerja. 30% untuk ruang lain, seperti ruang untuk tangga,
koridor, pintu masuk, lobi dan toilet.

A.7.1.2. Perencanaan Luas Ruang Gerak

Peralatan rak buku, meja baca dan lain-lain, hendaknya memperhatikan luas ruang
gerak agar pustakawan, tenaga perpustakaan dan pemustaka leluasa bergerak. Luas ruang
gerak yang direncanakan adalah luas ruang gerak untuk ruang baca, luas ruang gerak antara
ruang baca dengan koleksi, luas ruang gerak antar pembaca, dan luas ruang gerak pembaca
dengan rak koleksi

A.7.1.3. Perencanaan Desain dan Tata Ruang

Penataan ruang perpustakaan erat hubungannya dengan cara bagaimana layanan


perpustakaan dan informasi dilaksanakan. Agar pemustaka tertarik masuk dan berkunjung
ke gedung perpustakaan dan beraktifitas di dalamnya, maka ruangan-ruangan dalam
gedung perpustakaan harus memiliki suasana yang menyenangkan, bersih, sejuk, tenteram
dan aman dengan pengaturan mebel yang nyaman. Hal yang perlu dibuat rencana desain
dan penataannya adalah tata sekat, tata parak, dan tata baur.
a. Tata sekat, yaitu suatu cara penempatan koleksi yang terpisah dengan meja baca
pemustaka. Hanya petugas yang boleh masuk ke ruang itu. Jadi antara koleksi dan
pemustaka terdapat sekat/batas. Tata sekat ini diterapkan untuk layanan dengan
sistem tertutup.

80
b. Tata parak. Sistem ini hampir sama dengan sistem tata sekat antara koleksi dan meja
baca, namun penataan ini di pemustaka dimungkinkan mengambil sendiri koleksi
yang terletak di ruangan lain kemudian dibawa untuk dibaca di ruang baca yang
disediakan.
c. Tata baur, yaitu cara penempatan koleksi yang ditata berbaur antara ruangan
dengan meja baca. Pada tata ini koleksi dicampur sehingga pemustaka lebih mudah
mengambil koleksi sendiri. Cara ini untuk layanan dengan sistem terbuka (open
access).

B. PELAKSANAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI


Pedoman ini memberikan informasi bagaimana layanan perpustakaan dan informasi
dilaksanakan. Pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi melibatkan tiga unsur
penting, yaitu: pustakawan, koleksi, fasilitas dan sarana prasarana dan prosedur layanan
perpustakaan dan informasi.

B.1. Pelaksana Layanan Perpustakaan dan Informasi


Pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi terkait SDM yang terlatih sebagai
pelaksana layanan perpustakaan yang holistik dan integratif meliputi penyiapan:
1) Pustakawan mencakup dua aspek yang harus diperhatikan dan dibuatkan pedomannya,
yaitu:
a. Kinerja dan performa layanan perpustakaan dan informasi
b. Prosedur atau mekanisme pelaksanaan standar layanan perpustakaan dan
informasi oleh pustakawan dan tenaga perpustakaan, termasuk di dalamnya
peraturan layanan perpustakaan dan informasi berbasis ISO 2008 (termasuk
di dalamnya penjelasan nilai-nilai dasar layanan yang harus diterapkan).
Prosedur atau mekanisme layanan ini harus disiapkan untuk masing-masing
jenis layanan.

B.2. Koleksi
Pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi dari aspek koleksi meliputi pedoman:

81
1) Pedoman Pengelompokan Koleksi Perpustakaan Nasional RI, yaitu persiapan
perpindahan koleksi dari gedung lama di Salemba Raya ke gedung baru di Medan
Merdeka Selatan. Pengelompokan koleksi terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu:
a. Memilah koleksi yang akan dipindahkan sesuai jenis layanan yang akan diberikan;
b. Menandai hasil pemilahan koleksi dengan tanda yang jelas dan unik, misal: stiker
yang bertuliskan jenis layanan.
2) Pengambilan Koleksi
3) Penjajaran koleksi di rak (shelving)

B.3. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Perpustakaan dan Informasi


Pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi dari fasilitas, sarana dan prasarana
perpustakaan dan informasi meliputi:
1) Penyiapan aplikasi sistem manajemen informasi layanan perpustakaan dan informasi
yang holistik dan integratif dengan seluruh pusat terkait sebagai perwujudan dari fungsi
Perpustakaan Nasional RI sebagai pusat rujukan dan pusat deposit.
2) Pengambilan koleksi
3) Penjajaran koleksi di rak (shelving)

B.4. Prosedur Layanan Perpustakaan dan Informasi


Prosedur layanan perpustakaan dan informasi meliputi:
1) Alur layanan perpustakaan dan informasi di gedung baru
2) Prosedur mekanisme pelaksanaan standar layanan perpustakaan dan informasi,
termasuk di dalamnya peraturan layanan perpustakaan dan informasi berbasis ISO 2008
(termasuk di dalamnya penjelasan nilai-nilai dasar layanan yang harus diterapkan).
Prosedur atau mekanisme layanan ini harus disiapkan untuk masing-masing jenis
layanan.

C. EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI


C.1. Monitoring Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi
Merupakan rangkaian kegiatan pengamatan secara terus-menerus untuk mengetahui
tingkat perkembangan, hambatan yang dihadapi, serta dukungan yang diperoleh dari

82
berbagai pihak. Tujuan monitoring adalah untuk mengetahui proses dan realisasi
pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi sesuai prosedur standar operasional,
kendala-kendala yang dihadapi serta upaya penanganannya di lapangan.
Sasaran monitoring adalah para pengelola dan pelaksana layanan perpustakaan dan
informasi. Substansi yang dimonitoring mencakup: lama waktu pemberian layanan
perpustakaan dan informasi, ketepatan informasi yang diberikan, sikap kerja profesional
pustakawan dan tenaga perpustakaan, prosedur standar operasional dan tingkat kepuasan
pemustaka terhadap layanan perpustakaan dan informasi.
Waktu monitoring dimulai sejak proses persiapan layanan, pelaksanaan layanan,
sampai evaluasi pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi. dan setelah penyaluran.
Pelaksanaan monitoring dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Penyampaian hasil monitoring dilakukan secara berkala.
Pelaksana monitoring adalah Kepala Bidang dan Ketua Kelompok layanan
perpustakaan dan informasi. Buat aturan main dan prosedur pelaksanaan monitoring,
termasuk formulir monitoring. Monitoring harus dilaksanakan harian, mingguan, bulanan
dan tahunan.

C.2. Evaluasi Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi


Evaluasi pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi merupakan kegiatan
pencocokan dengan standar kerja operasional layanan perpustakaan dan informasi,
penilaian pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi serta pemberian umpan balik
serta perbaikan pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi. Evaluasi pelaksanaan
kegiatan bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan, hambatan, kendala dan
menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan layanan perpustakaan dan informasi agar dapat
dilaksanakan penyempurnaan pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi.
Sasaran evaluasi adalah para pengelola gedung, pelaksana layanan perpustakaan dan
informasi secara terpadu dan holistik, yaitu pustakawan, tenaga perpustakaan, petugas
Humas, petugas keamanan, dan petugas kebersihan. Evaluasi dilaksanakan secara berkala
baik triwulan, semester, tahunan maupun pada saat yang dibutuhkan. Dari kegiatan evaluasi
ini dapat diperoleh informasi kesesuaian atau penyimpangan dalam mencapai tujuan,

83
hambatan-hambatan yang dihadapi serta perubahan-perubahan yang diperlukan untuk
perbaikan dan peningkatan pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi.

C.3. Pelaporan Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi


Pelaporan merupakan serangkaian kegiatan penyusunan dan penyampaian hasil
monitoring maupun hasil kegiatan evaluasi pelaksanaan layanan perpustakaan dan
informasi. Pelaporan digunakan sebagai bahan dokumentasi dan pertanggungjawaban
pelaksana layanan perpustakaan dan informasi. Tujuan pelaporan adalah untuk
pendokumentasian serta penyediaan informasi atas pelaksanaan layanan perpustakaan dan
informasi. Sasaran pelaporan adalah para pemangku kepentingan layanan perpustakaan dan
informasi Perpustakaan Nasional RI sebagai bahan untuk pengambilan keputusan dan
kebijakan selanjutnya, guna mendapatkan dukungan perbaikan/ pengembangan program ke
depan, serta memberikan informasi dan pertanggungjawaban secara menyeluruh tentang
penyelenggaraan layanan perpustakaan dan informasi. Laporan dibuat secara berkala, baik
triwulan, semester, tahunan maupun pada saat yang dibutuhkan.

C.4. Pengaduan Masyarakat


Sebagai bentuk pelayanan prima dan pemenuhan UU RI Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik, maka Perpustakaan Nasional RI memberi kesempatan dan
fasilitas bagi pemustaka untuk memberi saran dan kritik atas pelaksanaan layanan
perpustakaan dan informasi. Peran serta masyarakat ikut serta mengawasi pelaksanaan
layanan perpustakaan dan informasi merupakan salah satu unsur penting dalam
keberhasilan pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi serta merupakan wujud
keterbukaan Perpustakaan Nasional RI untuk peningkatan layanan perpustakaan dan
informasi yang lebih baik. Pengawasan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk pengaduan
masyarakat. Berikut aturan pengaduan masyarakat:
1) Pengaduan harus disertai identitas yang jelas dari pengadu, dan berisi informasi yang
didukung data yang dapat dipertanggungjawabkan.
2) Untuk itu pemustaka mengisi formulir pengaduan masyarakat yang disediakan (formulir
akan segera dibuat).

84
3) Penyelesaian pengaduan masyarakat dilakukan secara berjenjang, mulai dari tenaga
perpustakaan, pustakawan, ketua kelompok, kepala bidang, kepala pusat.

BAB IV

PENUTUP

Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi pustakawan, tenaga perpustakaan,


konservator, staf Biro Umum serta interior designer juga pejabat struktural di lingkungan
Perpustakaan Nasional RI yang terkait dengan layanan perpustakaan dan informasi
Perpustakaan Nasional RI. Dengan memahami Pedoman ini diharapkan pelaksanaan layanan
perpustakaan dan informasi akan berjalan secara efektif, efisien, dan profesional sehingga
amanat UU RI No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan yang menyebutkan “Layanan
perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka” dapat
terwujud dan terlaksana dengan baik.

Pedoman ini memerlukan penyempurnaan dan penerjemahan terhadap berbagai


aspeknya, meliputi aspek SDM pelaksana layanan, koleksi, prosedur dan mekanisme kerja
serta fasilitas, sarana dan prasarana layanan perpustakaan dan informasi. Untuk itu, akan
dibuat beberapa pedoman terkait yang akan melengkapi pedoman ini.

85

Вам также может понравиться