Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB IV

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI


NASIONAL
A. Pengertian Ideologi
stilah ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, ide-ide dasar, cita-cita. Kata idea berasal dari bahasa Yunani, ideos yang berarti bentuk
atau idein yang berarti melihat. Sedangkan logos berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti
ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian-
pengertian dasar (Kaelan, 2010: 113). Relevan dengan definisi di atas, Winarno
mengemukakan bahwa ideologi berasal dari kata ide yang berarti gagasan, pengertian dasar,
cita-cita. Kata idea sendiri berasal dari bahasa Yunani "edios" yang berarti bentuk. Secara
harfiah, ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar (2009: 8). Idea dapat diartikan
sebagai cita- cita, yaitu cita-cita yang bersifat tetap dan yang akan dicapai. Dengan demikian,
cita-cita ini pada hakikatnya merupakan dasar, pandangan, atau paham yang diyakini
kebenarannya Meskipun demikian, istilah ideologi sering memperoleh konotasi yang negatif.
Kalangan akademis maupun awam sering menyamakan istilah ideologi dengan berbagai cara,
gaya atau buah pikir paham totaliter yang tidak begitu disukai masyarakat. Bahkan, tidak
sedikit yang memberiarti ideologi sebagai suatu bentuk propaganda (Soegito, 2002: 166)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi adalah 1) kumpulan konsep bersistem
yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup, 2) cara berpikir seseorang atau golongan, 3) paham, teori, dan tujuan
yang merupakan suatu program sosial politik (Hasan Alwi, 2001: 417) Kenyataan di atas
sebenarnya telah lama tercatat dalam sejarah. Meskipun demikian, tidak sedikit diantara kita
yang sering membicarakan masalah ideologi, baik dalam forum-resmi atau tidak resmi.
Disamping itu, perdebatan tentang ideologi dipandang perlu, manakala ideologi suatu bangsa
atau negara terancam eksistensinya oleh ideologi lain. Misalnya, diskusi atau kajian tentang
ideologi Pancasila secara intens pernah mendapat tempat yang sangat terhormat, lebih-lebih
jika dikaitkan dengan kekhawatiran sementara kalangan akan munculnya kembali ideologi
komunis yang pernah mengguncangkan kehidupan bangsa kita. Satu pertanyaan yang sering
mengganggu adalah mengapa pembicaraan tentang ideologi tetap relevan, meskipun ada
kalangan yang menganggap ideologi sebagai suatu yang negatif dan tidak menarik lagi?
Istilah "ideologi" pertama kali dilontarkan oleh seorang filsuf Perancis Antoine Destutt de
Tracy pada tahun 1796 sewaktu Revolusi Perancis tengah menggelora (Christenson, et.al.,
1975:3). Tracy menggunakan istilah ideologi guna menyebut suatu studi tentang asal mula,
hakikat dan perkembangan ide-ide manusia, atau yang sudah dikenal sebagai "Science of
Ideas". Gagasan ini diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat
Perancis. Namun Napoleon mencemoohnya sebagai suatu khayalan yang tidak memiliki nilai
praktis. Pemikiran de Tracy ini sebenarnya mirip dengan mpian Leibnitz yang disebut one
great system truth (Pranarka, 1987". ika dicermati, istilah ideologi masih memiliki makna
yang positif.

Para pencipta dan pendukung ideologi politik, dalam aktivitasnya senantiasa berupaya
menanamkan kepercayaan dan menyeragamkan perilaku orang lain sesuai dengan garis
ideologi yang dikembangkan. Pendek kata, mereka senantiasa berupaya menumbuhkan
ketaatan orang lain terhadap ideologi politik beserta seluruh konsekuensinya. Oleh karena itu,
ideologi politik biasanya memiliki daya tarik emosional yang sangat kuat, baik terhadap para
pengikut maupun penentangnya Kekuatan sebuah ideologi politik berasal darithe feeling it
arouses or action it incites from the human energies it unleashes (Lasswell dan Kaplan, 1950:
104). Jika demikian, tidak salah apabila ideologi politik secara langsung berusaha untuk
mempengaruhi perilaku politik seseorang dan atau sekelompok masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu konklusi bahwa sistem ide bukan hanya
abstraksi intelektual semata-mata, melainkan dapat menjadi kekuatan sosial (sebagai
ideologi), manakala ide tersebut dapat diterapkan dalam situasi nyata. Bagaimana
membedakan ideologi politik dari doktrin, dogma, program, platform, atau istilah-istilah lain
yang biasa digunakan untuk menggambarkan pemikiran-pemikiran politik yang nyata-nyata
berkembang dalam arena politik?
Pokok-pokok pikiran yang perlu dikemukakan sebagai konklusi adalah sebagai berikut
1. Bahwa ideologi merupakan sistem pemikiran yang erat kaitannya dengan perilaku
manusia. Keculi itu, ideologi merupakan serangkaian pemikiran yang berkaitan dengan tertib
sosial dan politik yang ada dan berupaya untuk merubah atau mempertahankan tertib sosial
dan politik yang bersangkutan, 2. Bahwa ideologi, di samping mengemukakan program juga
menyertakan strategi guna merealisasikannya.

3. Bahwa ideologi dapat dipandang sebagai serangkaian


pemikiran yang dapat mempersatukan manusia, atau masyarakat, yang selanjutnya diarahkan
pada terwujudnya kelompok, partisipasi secara efektif dalam kehidupan sosial politk.
4. Bahwa yang bisa merubah suatu pemikiran menjadi ideologi adalah fungsi pemikiran itu
dalam berbagai lembaga politik dan kemasyarakatan

Dalam memahami ideologi dan ideologi politik tidaklah cukup hanya melihat dari
pengertiannya, atau hanya berangkat dari definisi - definisi yang telah dikemukakan oleh para
ahlinya. Oleh karena itu, meskipun hanya secara elementer di sini akan dipaparkan beberapa
karakteristik ideologi sehingga upaya memahami makna suatu ideologi dapat dilakukan lebih
mudah. Makna suatu ideologi dapat ditemukan dari karakteristiknya.
Beberapa karakteristik suatu ideologi, antara lain:
1. Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam situasi krisis, 2. Situasi krisis, dimana
cara pandang, cara berpikir dan cara bertindak yang sebelumnya dianggap umum dan wajar
dalam suatu masyarakat telah dianggap sebagai suatu yang sudah tidak dapat diterima lagi.
3. Keadaan semacam ini biasanya akan mendorong munculnya suatu ideologi. Jika manusia,
kelompok, ataupun masyarakat mulai merasakan bahwa berbagai kebutuhan dan tujuan
dupnya tidak dapat direalisasikan, maka kesalahan pertama
ngkali akan dilimpahkan kepada ideologi yang ada atau sedang dikembangkan.
Biasanya, ideologi yang ada dianggap tidak mampu lagi baik dalam menjelaskan
eksistensinya, dalam memberikan justifikasi berbuat, terhadap situasi yang sedang terjadi,
ataupun dalam melaksanakan turan main yang dicanangkan sebelumnya. Pendek kata,
mereka

B. Makna Ideologi bagi Negara


Sebelum membahas lebih lanjut mengenai makna ideologi bagi negara, kiranya kita perlu
mengetahui mengenai ideologi negara. Ideologi negara dalam arti cita-cita negara, pada
hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai derajad yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
2. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangar dunia, pandangan hidup,
3. pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
(Notonagoro, Pancasila Yuridis Kenegaraan, tanpa tahun: 2-3).

Dalam ideologi terkandung nilai-nilai. Nilai-nilai itu dianggap sebagai nilai yang baik, luhur
dan dianggap menguntungkan masyarakat sehingga diterima nilai tersebut. Oleh karena itu
ideologi digambarkan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama. Seperangkat
nilai yang dianggap benar, baik, adil, dan menguntungkan itu dijadikan nilai bersama.

Setiap kehidupan masyarakat pasti mengharapkan setiap anggotanya dapat terlibat dan
tercakup di dalamnya. Untuk itu, ideologi dapat membantu anggota masyarakat dalam upaya
melibatkan diri dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Disamping fungsinya yang
sangat umum, ideologi juga memiliki fungsi yang khusus sifatnya, seperti:
a. Ideologi berfungsi melengkapi struktur kognitif manusia.
Sebagai sistem panutan, ideologi pada dasarnya merupakan formulasi ide atau gagasan
melalui mana manusia dapat menerima, memahami dan sekaligus menginterpretasikan
hakikat kehidupan ini. Realitas kehidupan yang sangat kompleks dapat dibuat lebih jelas,
lebih memenuhi harapan, dan lebih berarti oleh sebuah ideologi. Orientasi kognitif dari suatu
ideologi dapat membantu menghindarkan diri dari sikap ambiguitas, sekaligus memberikan
kepastian dan rasa aman dalam mengarungi kehidupannya. Jika manusia melihat ada
kekuasaan atau kekuatan yang sulit dipredisi, maka ideologilah satu- satunya tempat
berlindung. Dengan demikian, arti pentingnya ideologi bagi suatu negara atau bangsa terletak
pada fungsinya karena mampu meramalkan atau memberikan kepastian tentang masa
depannya
b. Ideologi Berfungsi Sebagai Paduan.
Sebagai suatu paduan, ideologi merancangkan seperangkat patokan tentang bagaimana
manusia seharusnya bertingkah laku, disamping tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Seiring
dengan fungsinya, ideologi juga menyajikan saluran-saluran yang dapat dipakai untuk
mewujudkan ambisi pribadi atau kelompok, hak dan kewajiban, dan parameter yang
menyangkut harapan pribadi dan anggota masyarakat. Ideologi juga dapat memberikan
batasan tentang kekuasaan, tujuan dan organisasi yang berkaitan dengan masalah-masalah
politik. Dengan demikian, makna ideologi bagi suatu negara bukan sekedar sebagai standar
pertimbangan dalam memilih berbagai alternatif, melainkan menyertakan "a sense of self-
justification", cara-cara mengevaluasi tingkah laku para anggotanya, dan memberikan
kerangka landasan bagi legimitasi politik (kekuasaan).
c. Ideologi berfungsi sebagai lensa melalui mana seseorang dapat melihat dunianya; sebagai
cermin, melalui mana sesorang dapat melihat dirinya; dan sebagai jendela, melalui mana
orang lain bisa melihat diri kita.
d. Ideologi merupakan salah satu sarana bagi seseorang atau bangsa untuk mengenal dan
melihat dirinya sendiri, dan mengharapkanorang lain untuk bisa melihat dan
menginterptetasikan tindakannya yang didasarkan atas ideologinya. Dengan demikian,
ideologi merupakan potret diri pribadi, kelompok atau masyarakat yang sangat impresionistis.
Ideologi dapat memberian gambaran tentang manusia dan masyarakat yang diharapkan.
Inilah salah satu arti pentingnya idelogi bagi suatu bangsa e. dan negara.

Ideologi berfungsi sebagai kekuatan pengendali konflik, sekaligus fungsi integratif. Dalam
level personal, ideologi dapat membantu setiap individu dalam mengatasi konflik yang terjadi
dalam dirinya sendiri ataupun dalam hubungannya dengan orang lain. Di sisi lain, ideologi
dapat mengikat kebersamaan dengan cara mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan
individu. Dalam kehidupan masyarakat, ideologi juga dapat berfungsi membatasi terjadinya
konflik. Lebih jauh dapat dikatakan bahwa guna menjamin kontinuitas dan usaha-usaha
bersama, suatu masyarakat tidak saja memerlukan pengendalian konflik, tetapi juga
memerlukan adanya integrasi secara politis dari para anggotanya. Melalui ideologi-lah setiap
anggota masyarakat mampu mengetahui ide, cita-cita, tujuan atau harapan-harapan dari
masyarakatnya. Dengan demikian, ideologi sangat penting artinya bagi suatu negara karena
dapat memberikan parameter dalam mengendalikan konflik dan membangun masyarakat
sesuai dengan keinginan para anggotanya

Paparan mengenai karakteristik dan fungsi ideologi diharapkan apat menambah wawasan
dalam memahami makna suatu ideologi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Tanpa suatu ideologi, bangsa dan negara tidak dapat menentukan arah dan tujuan,
sekaligus tidak mampu memprediksi kemungkinan- kemungkinan terbaik yang harus
diketengahkan. Bangsa Indonesia telah menetapkan bahwa Pancasila adalah ideologi terbuka

Вам также может понравиться