Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MESIN
Penyusun :
Drs. Diana Mochamad Djuanda
KATA PENGANTAR
Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada SMK Bidang Keahlian
Teknik Mesin, memenuhi tuntutan pelaksanaan Kurikulum SMK yang
disempurnakan (Kurikulum SMK edisi 1999).
Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaiannya, karena itu kepada
semua organisasi dan manajemen Pendidikan Menengah Kejuruan, diharapkan
dapat berusaha untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini.
B.Menguasai dasar-dasar B1. Mengelompokkan B2. Memahami proses B3. Menerapkan perlakuan
teknologi bahan bahan logam dan non pengolahan bahan logam panas pada baja karbon
logam serta sifat-sifatnya ferro dan non ferro
CI. Menguasai C1. Memahami undang- C2. Memahami macam- C3. Mengikir rata, siku dan
keterampilan dasar kerja undang keselamatan kerja macam alat ukur dan sejajar
mesin peralatan kerja bangku
C4. Menerapkan C5. Memahat dan C6. Mengikir sudut dan alur
penggambaran benda kerja menggergaji
C7. Mengebor C8. Mengikir radius dan C9.Mengulir dengan tap dan
lubang snei
C10. Mengasah mata bor,
pahat tangan, pahat bubut
D. Menguasai dasar D1. Memahami azas-azas D2. Memahami azas-azas D3. Memahami azas-azas
kelistrikan kelistrikan transformator pembangkit/generator listrik
D4. Memahami motor listrik
G. Menggambar teknik G1. Menggambar bukaan G2. Menerapkan toleransi G3. Menerapkan tanda
mesin benda dan suaian pengerjaan dan toleransi
geometrik
G4. Menerapkan gambar G5. Menerapkan teknik G6. Menggambar konstruksi
konstruksi las penyederhanaan gambar mesin dan rangka baja
dari bentuk benda teknik
H. Melaksanakan H1. Mengelas pelat baja H2. Memotong pelat dan H3. Mengelas pelat baja
pengelasan tingkat lanjut lunak posisi bawah tangan pipa dengan pemotong gas lunak posisi bawah tangan
dan mendatar dengan dan mendatar dengan proses
proses las gas las busur manual.
I. Melaksanakan pekerjaan I1. Menerapkan teknik I2. Menekuk dan mengerol I3. Menyambung pelat,
pelat dan tempa pelukisan, pelubangan, dan pelat peregangan dan penguatan
pencoakan pelat pelat
J. Melaksanakan pekerjaan J1. Membubut rata, J2. Mengebor, membubut J3. Membubut tirus luar dan
teknik permesinan bertingkat serta kartel dalam dan reamer dalam
J4. Membuut ulir segitiga J5. Membubut ulir segi J6. Mengefrais rata dan
luar dan dalam empat bertingkat
J7. Mengefrais alur dengan J8. Mengefrais segi banyak J9. Menyekrap rata
mesin frais horisontal , beraturan
vertikal dan stik
J10. Menyekrap bertingkat J11. Menyekrap alur dan J12. Mengontrol kualitas hasil
bidang miring pemesinan
N. Membubut dengan N1. Membubut ulir N2. Membubut ulir N3. Membubut copy
mesin bubut konvesional trapesium majemuk
dan CNC
N4. Membubut ulir tirus N5. Membubut eksentrik N6. Menyusun pemograman
mesin bubut CNC
O. Mengefrais dengan O1. Mengefrais roda gigi O2. Mengefrais helix dan O3. Mengefrais roda gigi
mesin frais konvesional lurus roda gigi helik payung
dan CNC
O4. Mengefrais roda gigi O5. Mengefrais copy O6. Menyusun pemrograman
dan ulir cacing pada mesin frais CNC
P. Menggerinda presisi P1. Menggerinda dengan P2. Menggerinda dengan P3. Menggerinda dengan
mesin gerinda permukaan mesin gerinda silinder mesin gerinda alat
DAFTAR ISI
Judul Modul……………………………………………………………………
Kata Pengantar………………………………………………………………..
Profil Kompetensi……………………………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………………………….
Pendahuluan…………………………………………………………………..
Tujuan Umum Pembelajaran………………………………………………...
Petunjuk Penggunaan
Modul………………………………………………...
Pengaturan Dokumen……...
…………………………………………
Uraian
Modul…………………………………………………………..
Lembar Informasi
Guru……………………………………………….
Judul-judul bagian
modul……………………………………………………..
Informasi 1 Gambar
bukaan………………………………………….
Informasi 2 Toleransi dan
Suaian……………………………………
Informasi 3 Tanda Pengerjaan dan Toleransi Geometrik…………
Informasi 4 Simbol Pengerjaan
Las…………………………………
Informasi 5 Penyederhanaan Gambar dan Penunjukkan
Khusus…………………………………………………………………
Informasi 6 Gambar Konstruksi mesin dan Konstruksi Las…….
………………………………………………………………..
Lembar
Lampiran……………………………………………………………...
Lembar Jawaban Latihan………………………………………….…
Lembar Jawaban
Evaluasi…………………………………………...
Lembar OHT (Over Head Transparant) …………………………...
Lembar Evaluasi…………………………………………….
………………...
Lembar Latihan Siswa………………………………………………..
PENDAHULUAN
Didalam Era Globalisasi, dimana arus informasi antar bangsa begitu cepat dan
transparannya mengharuskan kita membenahi diri dengan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan salah satunya, agar dapat ikut berperan pada
era sekarang ini.
Tetapi tenaga trampil yang dimaksud, khususnya juru gambar mesin , selain
menguasai teknologi canggih seperti auto cad, juga tetap harus memiliki
dasar yang kuat tentang cara mengambar teknik mesin secara konvensional,
terutama pengetahuan teori nya.
Untuk itu melalu kurikulum SMK yang disempurnakan (Kurikulum SMK edisi
1999), Menggambar teknik mesin masih tetap diprogramkan. Sedangkan modul
menggambar teknik mesin ini adalah salah satu bahan ajar pelengkap
kurikulum tersebut diatas. Modul ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah
satu referensi guru maupun siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Target Jabatan
Siswa SMK tingkat II, jurusan teknik mesin
Persyaratan
Mengambar teknik Dasar
Hasil Belajar
Setelah berhasil menyelesaikan modul dan ditambah dengan
pengalaman workshop dalam kurun waktu tetentu serta dibawah bimbingan
dan instruksi seorang guru (orang yang berpengalaman dibidangnya)
maka akan mampu untuk
1. Mengambar bukaan – bukaan benda dari bentuk silinder, bentuk
kerucut dan kombinasinya
2. Mengaplikasikan toleransi dan suaian dalam mengambar
komponen atau konstruksi mesin.
3. Mengaplikasikan tanda pengerjaan permukaan dan toleransi
geometrik dalam menggambar konstruksi mesin.
4. Mengaplikasikan simbol-simbol pengelasan dalam menggambar
konstruksi las.
5. Menerapkan bentuk-bentuk khusus atau bentuk-bentuk
penyederhanaan gambar sesuai dengan ketentuan yang ada dalam
gambar kerja.
6. Membuat gambar kerja konstruksi mesin dan rangka baja.
Sumber-sumber
Buku kerja modul peserta
Materi pendukung pelatih terdiri dari :
- Lembar contoh
- Lembar latihan
- Lembar evaluasi
- OHT
- Meja gambar dan perlengkapannya
Fasilitas ruang kelas teori (seperti, White board, papan tulis, OHP dsb.)
Ujian Kompetensi
Teori Ujian pilihan ganda
Praktik Menggambar
Perlengkapan Siswa
Pengaris segi tiga
Sablon Huruf
Mal lengkung
Jangka
Rapido
Pensil
Penghapus
Pengaturan Dokumen
Paket Modul Lembar latihan dan referensi siswa
Hasil-hasil dan pertanyaan ulangan modul/ bagian
modul
Rencana pelajaran modul
OHT sesuai urutan penyajian modul
Hasil-hasil tugas latihan modul
Hasil-hasil evaluasi siswa
Lembaran evaluasi siswa
Belajar Awal Materi referensi teori hand out modul akan dibagikan ke
siswa dua minggu sebelum pelaksanaan agar siswa
membaca dan menyerap kandungan informasi modul.
Materi hand out ini akan diujikan pada saat referensi modul.
Kegiatan Belajar 1
MENGAMBAR BUKAAN BENDA
2. Uraian Materi
Gambar 1.1
AB = (X)2 + (Y)2
` Jika Y = 30 dan X = 40
Maka AB = (X)2 +(Y) 2
= (40)2 + (30)2
= 2500
= 50
Gambar 1.4
Gambar 1.5
Kita tahu bahwa suatu silinder jika kita bentangkan bukaannya, maka
panjang bentangan alasnya adalah sama degan panjang kelilingnya
Gambar 1.6
.d
o = X 360o
2R
3. 30 4.
5. 6.
9. 10.
1.
2.
6.
7.
8.
9.
Lembaran ini harus diisi oleh siswa. Gunakanlah lembaran ini untuk mencatat
komentar-komentar mengenai isi modul. Komentar-komentar ini akan
membantu siswa yang lain melalui peningkatan penyajian isi modul ini.
_______________________________________________________________
_
_______________________________________________________________
_
_______________________________________________________________
_
_______________________________________________________________
_
_______________________________________________________________
_
_______________________________________________________________
_
_______________________________________________________________
_
_______________________________________________________________
_
Saran alokasi waktu dalam penyajian modul. : (misalnya : waktu tidak cukup
untuk mempelajari materi modul)
_______________________________________________________________
_
Apakah anda merasa bahwa tujuan pelajaran dalam modul ini telah tercapai :
_______________________________________________________________
_
Lain-lain :
_______________________________________________________________
_
_______________________________________________________________
_
Kegiatan Belajar 2
1. Uraian Materi
Pengertian
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Nilai toleransi standar telah ditentukan oleh ISO/R 286 (ISO System of
Limits and Fits System) yaitu ISO untuk limit dan suaian.
Kwalitas Toleransi IT 01 IT 0 IT 1
Nilai dalam micron, 0,3+0,008 D 0,5+0,012 D 0,8+0,020 D
untuk D dalam mm
Kwalitas Toleransi
teliti dan pekerjaan biasa. Dan untuk tingkat IT 12 s.d IT 16 dipakai untuk
pekerjaan kasar.
1.Suaian
Dua sistim satuan ini dapat digunakan pada sistim ISO, terhadap garis
nol, yaitu garis dengan penyimpangan nol dan merupakan ukuran
dasar. Pada gambar 2.4 memperlihatkan kedua sistim yaitu sistim
satuan lubang dan sistim satuan poros untuk ketiga jenis suaian
tersebut diatas.
Sistim lubang dasar adalah lebih umum dipakai dari pada sistim poros
dasar, oleh karena pembuatan lubang lebih sulit dari pada pembuatan
poros, disamping itu alat ukur lubang (pluggauge) juga lebih mahal dari
pada alat ukur poros,
Contoh :
Gambar 2.8 Toleransi dinyatakan oleh Gambar 2.9 Toleransi dinyatakan oleh
nilai penyimpangan nilai penyimpangan
Gmb 2.10 Toleransi Gmb 2.11 Batas-batas Gmb 2.12 Batas ukuran
simeteris ukuran dalam satu arah
Jika suatu ukuran hanya perlu dibatasi dalam satu arah saja, maka hal
ini dapat dinyatakan dengan menambahkan “min” atau “max” didepan
ukurannya.
Gambar 2.20
2. Atau penyimpangan yang diijinkan antara satu dari tiga seri yang
diberikan pada tabel 2.5 (dibulatkan dibandingkan dengan tingkat
IT 12, 14 atau 16); catatannya dapat menuliskan sebagai
tambahan, penggantian nilai-nilai t/2 dimana t untuk lubang
dan – t untuk poros.
b. Ukuran-ukuran sudut
Tabel 2.5
Ukuran nominal (mm) 0,5 s.d 3 diatas 3 diatas 6 diatas 30 diatas 120 diatas 315 diatas 1000
s.d 6 s.d 30 s.d 120 s.d 315 s.d 1000 s.d 2000
Variasi Seri
0,05 0,05 0,1 0,15 0,2 0,3 0,5
teliti
yang Seri
0,1 0,1 0,2 0,3 0,5 0,8 1,2
sedang
dinginka
n
Seri
0,2 0,5 0,8 1,2 2 3
kasar
Tabel 2.6
+ 0,1
D. 25 - 0,2
25± 0,1
C.
D. 25 - 0,1
+ 0,2
Menggambar
40 - Teknik
0,3 Mesin
Te kn ik La s
B. 40 0,2
+ 0,3
C 40 - 0,2
0
D. 40 - 0,3
+ 0,05
A. 30 - 0,02
+ 0,05
B. 30 - 0,03
- 0,01
C. 30 - 0,05
0
D. 30 - 0,2
8. Suatu benda kerja dibolehkan mempunyai ukuran minimal 50, dan diberi
toleransi 0,2, maka penunjukkannya adalah :
+ 0,2
A. 50 0
B. 50 ± 0,2
+ 0,3
C. 50 + 0,1
+ 0,1
D. 50 - 0,1
12. Pernyataan manakah yang tidak sesuai dengan ketentuan dibawah ini ?
1. Ukuran nominal = 30
2. Ukuran maksimal = 30,03 + 0,03
3. Ukuran minimal = 29,8 30 - 0,02
4. Daerah toleransi = 0,05
6. Pilihlah pasangan suatu daerah toleransi dari suaian pas dibawah ini !
A. Jika poros a s/d h, maka lubang adalah H
B. Jika poros j s/d p, maka lubang adalah H
C. Jika porors r s/d ZC, maka lubang adalah H
D. Jika poros h, maka lubang R s/d ZC
32 h6
B. G7
43 H8
C. E8
C11
D. 22 h11
H8
10. Apakah yang dimaksud dengan 20
u8
Menggambar Teknik Mesin
Te kn ik La s
Suaian 20 H7 20 g6
Ukuran maksimal 20.021 19,993
Ukuran minimal 20.000 19.980
1. 19,993
2. 0,021
3. 20.000
4. 0,013
13. Berapakah 1 µ m
A. 0,1 mm
B. 0,01 mm
C. 0,001 mm
D. 0,0001 mm
Lembar Jawaban
Toleransi
1. A 1. B 11. C
2. D 2. D 12. C
3. B 3. A 13. C
4. C 4. A
5. D 10. C
Suaian
1. A a. B 11. D
2. D b. A 12. B
3. D c. C 13. C
4. A d. C
5. B 10. B
Lampiran
Kegiatan Belajar 3
2. Uraian Materi
Tanda Pengerjaan Permukaan
Simbol-simbol dasar.
Simbol dasar atau pokok yang tidak mempunyai arti
pengerjaan
Permukaan harus dikerjakan, symbol pokok
ditambah garis mendatar
Permukaannya tidak boleh dikerjakan sedikitpun,
symbol pokok ditambah lingkaran
berikutnya
Arah alur/serat permukaan, bekas pengerjaan
dengan mesin : ;=;X;M;C;R
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Tanda Pengerjaan Umum
Bila seluruh permukaan benda kerja itu harga kekasarannya sama, maka
pemberian symbol cukup satu saja didekat nomor bagian
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Toleransi Geometrik
- Luas antara dua garis berjarak sama, atau dua garis sejajar
- Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar
Elemen yang diberi toleransi dapat berbentuk apa saja, atau posisi-
posisi dalam daerah toleransi, kecuali dikatakan lain.
Tabel 3.3 Hubungan antara sifat yang diberi toleransi dan daerah
toleransi
Gbr. 3.5 Kotak toleransi Gbr. 3.6 Kotak toleransi dengan elemen dasar
O- 0,1
0,1 A C B // 0,06 B
Gbr. 3.7 Kotak toleransi dengan Gbr. 3.8 Perincian dari dua sifat toleransi
elemen-elemen dasar
Gbr. 3.9 Penunjukkan elemen-elemen yang Gbr. 3.10 Penunjukkan elemen yang diberi toleransi
diberi toleransi
Gbr. 3.11 Penunjukkan yang diberi toleransi (I) Gbr. 3.12 Penunjukkan yang diberi toleransi (II)
Gbr. 3.13 Penunjukkan bidang meridian yang diberi Gbr. 3.14 penunjukkan sumbu yang diberi toleransi (III)
toleransi
Gbr. 3.15 Penunujukkan sumbu bersama Gbr. 3.16 Penunjukkan sumbu bersama
yang diberi toleransi yang diberi toleransi (II)
garis, dan sisi miringnya menempel pada elemen dasar (lihat gbr 3.17
dan gbr. 3.18).
A A
Gbr. 3.17 Kotak dasar dan segitiga dasar (I) Gbr. 3.18 Kotak dasar dan segitiga dasar (II)
A
B
A
Gbr. 3.19 Penunjukkan elemen-elemen dasar Gbr. 3.20 Penunjukkan sebuah sumbu dasar
B
A B
Gbr. 3.21 Penunjukkan sumbu-sumbu dasar Gbr. 3.22 Penunjukkan bidang tengah dasar
A
// 0,2
Gbr. 3.23 Penunjukkan sumbu bersama dasar Gbr. 3.24 Penunjukkan elemen dasar yang
Dihubungkan pada kotak toleransi (I)
// 0,2
A
Gbr. 3.25 Penunjukkan elemen dasar yang dihubung- Gbr. 3.26 Penunjukkan sebuah elemen dasar
kan pada kotak toleransi (II) tunggal dalam kotak toleransi
A-B A B C
Gbr. 3.27 Penunjukkan sebuah dasar bersama Gbr. 3.28 Penunjukkan prioritas dari elemen dasar
A-B
Gbr. 3.29 Penunjukkan elemen dasar tanpa prioritas
Tidak cembung
Tidak
// 0,1 A 0,3 cembung
// 0.001/100 B
Gbr. 3.31 Toleransi diterapkan pada panjang tertentu
// 0,1
0,1
// A
0.051200
Gbr. 3.32 Toleransi yang lebih kecil diterapkan Gbr. 3.33 Toleransi yang diterapkan pada sebuah
Pada panjang tertentu bagian terbatas
Gbr. 3.34 Ukuran teoritis tepat Gbr. 3.35 Ukuran teorotis tepat
dengan toleransi posisi dengan toleransi
P1 25 A
P1 10
0,3 P1 P2 A
A
25
PZ
0,3 P1 P2 A
P1 125
Gbr. 3.38 Daerah toleransi simetris yang diproyeksikan; diterapkan juga pada elemen itu sendiri
1. Ra 32 m
2. Gerinda dengan kekasaran medium dari gerinda yang dapat
dicapai
3. Ra 25 m
4. Ra 25 m
5. Kekasaran medium dengan bubut
6. Ra 0,8 m
8. Ra 6,3 m
9. Kekasaran medium dengan dibubut
10. Ra 3,2 m
12. Ra 25 m
13. Ra 25 m
14. Ra 25 m
15. Ra 25 m
17. Ra 25 m
18. Ra 25 m
2. Simbol manakah yang berarti bahwa permukaan benda kerja tidak boleh
dikerjakan sama sekali ?
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
nilai Ra = 3,2 m
A. B. C. D.
3,2 3,2
3,2 3,2
B.
3,2
C.
A.
3,2
3,2
D.
3,2
A 5
C
D 1,6
C
Menggambar Teknik Mesin
Te kn ik La s
3,2 3,2
Seluruh permukaan Seluruh permukaan
A. B. C. D.
3,2
3,2
3,2
3,2
A. B. C. D.
Z 3,2
4
1. B 6. C 11. A
2. B 7. C 12. D
3. A 8. C 13. B
4. C 9. A
5. B 10. A
4. Sifat-sifat yang diberi toleransi manakah yang tidak berada pada daerah
antara dua garis berjarak sama atau dua garis lurus sejajar ?
A. Kelurusan
B. Kesejajaran
C. Kesilindrisan
D. Profil garis
5. Daerah toleransi mana sajakah yang tidak bisa diberikan toleransi posisi ?
A. Daerah lingkaran
B. Daerah antara dua lingkaran konsentris
C. Daerah antara dua garis berjarak sama atau dua garis lurus sejajar
D. Ruang dalam silinder
A. 0,1 A B.
0,1 A B C
C. D. O 0,01
// 0,1 A
// 0,06 B
0,03
A.
0,1
A // 0,01 A
C.
D.
A B
A. // 0,2 B. // 0,2
C. // 0,1 D.
0,2 F
4
B 225
A. 0,06 M B. 0,04 M
C. D.
0,04 A M 0,04 M A M
4 x 8 + 0,1
0,1 M
25
35
12. Manakah pernyataan yang tidak sesuai dengan definisi ukuran di bawah
ini
--- 0,1
0
20 - 0,2
13. Manakah pernyataan yang tidak sesuai dengan definisi ukuran di bawah
ini
- 0,1
A 0,02 A
0
20 - 0,2
1. C 6. A 11. B
2. B 7. C 12. D
3. C 8. D 13. B
4. C 9. C
5. B 10. A
Uraian Modul
Pengertian
Standart toleransi internasional
Kwalitas toleransi
Sistem satuan lubang dan poros
Pemilihan dan penulisan toleransi
4. Konstruksi Las
Simbol – simbol Pengerjaan las
Pemilihan dan penunjukan pengelasan
5. Penyederhanaan Gambar
Penunjukan Khusus
Bentuk – bentuk penyederhanaan gambar
Pelatihan :
Untuk Konsolidasi, materi modul ini harus mengacu pada perkerjaan yang ada
di Bengkel
Kriteria Kinerja
Hasil Belajar 1
Penilaian :
Pertanyaan uraian (Essay)
Latihan
Gambar Bukaan
Kinerja :
Menggambar panjang garis sebenarnya sesuai
denga ketentuan yang ada
Menggambar bukaan bentuk silinder dan bentuk
kerucut
Menggambar bukaan gabungan dari bentuk silinder
dan bentuk kerucut
Hasil Belajar 2
Penilaian :
Pilihan Ganda
Latihan
Test
Kinerja :
Memilih toleransi dan suaian pada label yang ada
Menentukan toleransi dan suaian berdasarkan
ukuran, bentuk, dan fungsi benda kerja.
Mengaplikasikan toleransi dan suaian dalam
menggambar komponen atau konstruksi mesin
Hasil Belajar 3
Penilaian :
Pilihan Ganda
Latihan
Test
Kinerja :
Memilih tanda pengerjaan permukaan dan toleransi
geometrik sesuai dengan ketentuan yang ada
Menentukan tanda pengerjaan ppermukaan dan
toleransi geometrik berdasarkan kwalitas
pengerjaan dan fungsi benda kerja
Mengaplikasikan tanda pengerjaan permukaan dan
toleransi geometrik dalam menggambar komponen
ataupun konstruksi mesin.
Hasil Belajar 4
Penilaian :
Pilihan Ganda
Latihan
Test
Kinerja :
Memilih simbol – simbol las sesuai dengan
ketentuan yang ada
Menentukan simbol – simbol las berdasarkan bentuk
kampuh las dan jenis pengelasan kerja.
Mengaplikasikan simbol – simbol pengelasan dalam
menggambar konstrksi las.
Hasil Belajar 5
Penilaian :
Pilihan Ganda
Menggambar
Menggambar
Kinerja :
Menerapkan bentuk – bentuk khusus atau bentuk –
bentuk penyederhanaan gambar sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam gambar kerja
Hasil Belajar 6
Penilaian :
Pertanyaan jawaban singkat
Menggambar
Kinerja :
Memilih dan menentukan lay out gambar secara
tepat
Membuat gambar kerja sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Membuat gambar kerja dari rangka baja sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Informasi Guru
Petunjuk Penilaian
Hasil Belajar 1
Menggambar bukaan silinder dan bukaan
kerucut serta kombinasinya
Penilaian Kompetensi
Ada dua macam test kompetensi yaitu test
teori dengan dan satu test menggambar.
Hasil Belajar 2
Menggambar penerapan toleransi, suaian
dan kombinasinya
Penilaian Kompetensi
Ada 3 macam test kompetensi yaitu : dua
test teori dengan pilihan ganda dan satu test menggambar.
Hasil Belajar 3
Menggambar penerapan tanda
pengerjaan permukaan, toleransi geometrik dan kombinasinya.
Penilaian kompetensi
Ada 3 macam test kompetensi yaitu : dua
test teori dengan pilihan ganda dan satu test menggambar.
Hasil Belajar 4
Menerapkan Simbol – simbol pengelasan pada gambar konstruksi las
Penilaian kompetensi
Ada dua macam test kompetensi yaitu : test teori dengan pertanyaan
jawaban singkat dan test menggambar.
Hasil Belajar 5
Menggambar penerapan bentuk – bentuk penyederhanaan gambar
Pemilihan Kompetensi
Ada 2 macam test kompetensi yaitu : test teori dengan pertanyaan
pilihan ganda dan test menggambar
Hasil Belajar 6
Mengambar konstruksi mesin
Menggambar kontruksi rangka baja
Penilaian Kompetensi
Ada 2 macam tes kompetensi yaitu : ada dua buah test menggambar
Kegiatan Belajar 4
PENERAPAN GAMBAR KONSTRUKSI LAS
2. Uraian Materi
Gambar sambungan las
Proses Pengelasan.
Sebenarnya proses yang paling luas pengunaan nya ialah las busur dan
las gas, yang termasuk dalam golongan las lumer, dan las tahanan
termasuk dalam golongan las tekan
Las busur terjadi oleh busur listrik sebagai sumber panas, dan bagian –
bagian yang akan dilas serta logam pengisi nya dilumerkan oleh panas
yang terjadi, seperti tampak pada gambar 4.1
Pada las busur, busur api dan logam deposit nya pada umumnya
dilindungi dari atmosfir oleh suatu zat pelindung. Cara pengelasan
demikian disebut las busur dengan pelindung. Sebagai zat pelindung
dipergunakan fluks, inert gas (argon, helium dsb) atau arang dioksida.
Proses las busur digolongkan dalam mengelasan tangan, pengelasan
otomatis, diamana kawat las nya dan pengelasan nya diselesai kan
secara terus menerus (kontinyu), dan pengelasan setengah otomatis,
dimana Kawat las nya diberikan secara otomatis, tetapi alat las nya
digerakan secara manual. Pada gambar 4.2 memperlihatkan mekanisme
las busur rendam sebagai contoh pengelasan otomatis.
Gambar 4.1 Pengelesan busur logam Gambar 4.2 Las busur rendam
Las Gas
Pada cara penyabungan ini logam pengisi dilumerkan oleh panas hasil
pembakaran suatu jenis gas pada umumnya diperguanakan campuran
asetilen dan oksigen. Las gas ini dipergunakan secara luas karena
peralatan nya sederhana dan murah.
Las Tahanan
Sambungan yang akan dilas, dipanaskan hingga titik lumer oleh panas
yang dihasilkan oleh aliran listrik akibat tahanan antara logam – logam
yang akan disambung. Pada saat yang sama bagian – bagian ini ditekan
secara mekanis atau hidrolik, dan terjadilah sambungan yang kuat dan
kekal.
Las tahanan dapat berupa las titik, dan las garis. Pada cara yang
pertama, bagian – bagian yang disambung ditekan oleh dua buah
elektrodak berbentuk batang pada tempat – tempat tertentu sedangkan
yang kedua elektroda berupa sepasang roda.
Las lantak digolongkan dalam “flash Welding” dimana ujung – ujung
yang akan disambung ditempelkan satu pada yang lain dipanaskan
hingga titik cairnya, logam cair berterbangan ke mana – mana sebagai
kembang api kemudian ditekan,”upset welding” dimana bagian – bagian
yang akan disambung ditekan pada saat aliran listrik mulai mengalir.
Pengunaan cara – cara pengelasan ini pada umunya untuk las alur dan
las sudut.
Las Alur
Jenis – jenis alur fundamental yang dibuat pada satu sisi adalah persegi,
V, tirus dll dan J, sedangkan yang dibuat pada kedua sisi V ganda, tirus
ganda, U ganda dan J ganda (gambar 4.4) istilah – istilah alur dan las
lantak diperlihatkan pada gambar 4.5.
Las Sudut
Pada las sudut (gambar 4.6) logam tambahan harus ditambahkan pada
sudut tegak lurus antara bagian – bagian yang akan dilas. Jarak antara
titik pertemuan bagian – bagian yang dilas dengan ujung las disebut
panjang las yang menentukan ukuran las.
Garis referensi terdiri atas garis dasar dan garis yang menentukan
pengelasannya. Sebuah garis ditarik pada sudut 60 O terhadap garis
dasar dan dapat ditekuk
Bila alur lipatan (flare) dipersiapkan hanya pada satu bagian saja
seperti pada alur tirus, alur j, alur tirus ganda, alur J ganda, lipatan
tirus atau lipatan tirus ganda, garis dasarnya harus ditempatkan
pada bagian yang diberi alur, garis penunjuknya ditekuk dengan
panahnya menunjuk ke permukaan yang harus dialur atau dilipat.
Gambar 4.9 Lambang las dan letak standar lambang las dan ukuran
Kegiatan Belajar 4
PENERAPAN GAMBAR KONSTRUKSI LAS
2. Uraian Materi
Simbol-simbol Las
Pendahuluan
Mengelas adalah salah satu metoda yang sering digunakan untuk
mengikat benda/bagian-bagian dari mesin.
Sebagai perencana atau juru gambar harus tahu peraturan-peraturan dan
standar yang benar mengenai penunjukan pengelasan pada gambar kerja.
Pengelasan dalam gambar kerja ditunjukkan dengan “Simbol Las”. Dalam
hal tertentu mungkin symbol las sukar untuk dinyatakan, maka perlu
penunjukan digambar langsung menurut sebenarnya.
Simbol Simbol
Nama Ukuran
Penunjukan
LAS TEPI
LAS TUMPUL I
LAS TUMPUL V
TUNGGAL
LAS TUMPUL V
TUNGGAL DENGAN
PENGUAT
LAS TUMPUL V
GANDA
LAS SUDUT
LAS TITIK
LAS TUMPUL
LAS TUMPUL V
TUNGGAL
LAS TUMPUL
DENGAN KAKI
LAS TUMPUL U
TUNGGAL
LAS TUMPUL
DENGAN KAKI
LAS TUMPUL U
DAN LAS TUMPUL
V TUNGGAL
LAS TUMPUL V
DENGAN SUDUT
LAS TUMPUL U
GANDA
LAS TUMPUL K
METODA EROPA
Symbol-simbol Pelengkap
b). Cembung
c). Cekung
Diatas garis
penunjuk bila
permukaan
bagian luar las
(face weld) pada
tanda panah.
Dibawah garis
penunjuk bila
permukaan
bagian luar las
(face weld)
disebaliknya
tanda panah.
Memotong garis
penunjukan bila
pengelasan di
dalam bidang
sambungan (las
tahanan).
Jawaban Latihan :
ll
2.
3.
4.
Buatlah gambar di bawah ini pada kertas lain dengan skala 1 : 1 serta beri
tanda pengelasan !
Jawaban Latihan
Kegiatan Belajar 5
PENYEDERHANAAN GAMBAR
2) Uraian Materi
1) Penunjukan khusus
Potongan Setempat
- Gambar Bagian/detail
Untuk memperlihatkan bagian benda
yang kecil, bagian itu dapat
diperbesar yang disebut detail, dan
ditunjukkan dengan tanda panah dan
huruf besar serta dicantumkan skala
pembesaran.
- Garis lekukan.
Garis lekukan atau hubungan
permukaan benda, atau sudut keliling,
dapat digambar dengan garis tipis.
Untuk lekukan yang beradius.
1) Penyederhanaan Gambar
3) Lubang senter tidak boleh terdapat pada bagian yang telah selesai.
Dalam hal lubang senter harus ada, pada dasarnya bentuk dan
ukurannya harus digambar, tetapi tidak perlu digambar secara tepat,
karena lubang senter ini dibuat dengan mata bor standar.
demikian akan terbentuk sebuah ulir dalam atau ulir luar. Untuk
menggambar bentuk-bentuk ulir tersebut diperlukan waktu dan
pekerjaan yang lama dan membosankan, bila diagambar dalam
proyeksi sebenarnya (gambar 5.2). Sebagi gambar kerja, gambar
demikian tidak ada artinya. Oleh karena itu, ulir tidak digambar
menurut gambar proyeksi yang sebenarnya, tetapi digambar secara
sederhana dan dilengkapi dengan keterangan-keterangan, seperti
lambang, yang menyatakan jenis ulirnya, arah lilitannya, ke kiri atau
ke kanan, ulir tunggal atau ganda, jarak antara dsb.
Gambar Ulir
1) Diameter luar dari ulir luar dan diameter dalam dari ulir dalam
digambar dengan garis tebal.
2) Diameter dalam, disebut juga diameter teras, dari ulir luar, dan
diameter luar dari ulir dalam digambar dengan garis tipis.
Penunjukan ulir
Beberapa sifat ulir harus diperinci pada ujung garis penunjuk, yang
berpangkal pada diameter luar, sesuai susunan di bawah ini :
Pada umumnya baut dan mur tidak digambar untuk tujuan pembuatan,
tetapi dalam hal susunan kadang-kadang digambar bersama-sama
menurut perbandingan dengan diameter luar, seperti pada gambar 5.6.
Gambar 5.6 Cara menggambar kepala baut dan mur segi enam
Gigi adalah elemen yang mengulang, seperti pada ulir, dan digambar
secara konvensional dalam cara yang disederhanakan. Keterangan
yang diperlukan untuk membuat gigi, diberikan dalam sebuah tabel.
Begitu pula keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk merakit
dan pemeriksaan diberikan juga dalam tabel data gigi.
2) Garis kaki atau lingkaran kaki digambar dengan garis tipis, tetapi
dapat dihilangkan juga. Gambar pandangan depan yang dipotong
harus memperlihatkan lingkaran kaki dengan garis tebal.
3) Arah gigi dari roda gigi dengan gigi miring bila perlu diperlihatkan
dapat digambar dengan tiga garis tipis, yang menunjukan arah dan
bentuk giginya (gambar 5.9)
(a) Dengan gigi lurus (b) dengan gigi miring (c) dengan gigi panah
Gambar pegas
Contoh gambar skema dari bantalan dapat dilihat pada gambar 5.16.
Dalam gambar ini bantalan-bantalannya hanya digambar dengan
lambang.
LATIHAN :
1. 2. 3.
1.
2. 3.