Вы находитесь на странице: 1из 13
ENTER KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 996/MENKES/SK/VIII/2002 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SARANA PELAYANAN REHABILITASI PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA (NAPZA) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya rehabilitasi_ penyalahgunaan dan ketergantungan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya dalam berbagal bentuk pendekatan atau metoda, telah berkembang dengan pesat; b. bahwa untuk melindungi masyarakat dari berbagai bentuk upaya pelayanan rehabilitasi yang merugikan kesehatan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, perlu ditetapkan pedoman penyelenggaraan sarana pelayanan —rehabilitasi_ penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA dalam Keputusan Menteri Kesehatan; Mengingat : 1. Undang -undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3039); 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3671); 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3698); Menetapkan MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 7, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 8: Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 165); 9. Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan —Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah _ (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/ SK/1/2001 tentang Susunan Organisasi dari Tata Kerja Departemen Kesehatan; MEMUTUSKAN: :KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SARANA PELAYANAN REHABILITASI PENYALAHGUNAAN KETERGANTUNGAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA (NAPZA). MENTER! KESEHATAN [REPUBLIK INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat adiktif adalah bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis. Penyalahguna adalah orang yang menggunakan Narkutika atau Psikotropika tanpa Indikasi medis dan tidak dalam pengawasan dokter. Ketergantungan adalah gejala dorongan untuk menggunakan narkotika atau psikotropika secara terus menerus, memerlukan jumlah yang makin bertambah (toleransi), dan menimbulkan gejala putus zat (withdrawal) jika pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan. Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapal kemampuan fungsional seoptimal mungkin, Sarana pelayanan rehabilitasi adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan ketergantungan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya, berupa kegiatan Pemulihan dan Pengembangan secara terpadu balk Fisik, Mental, Sosial dan Agama. Detoksifikasi adalah suatu proses dimana seorang individu yang ketergantungan fisik terhadap zat psikoaktif (khusus-nya Opioida), dilakukan pelepasan zat psikoaktif (opioida) tersebut secara tiba- tiba (abrupt) atau secara sedikit demi sedikit (gradual). Terapi_ maintenance (rumatan) adalah pelayanan__pasca detoksifikasi dengan tanpa komplikasi medik.

Вам также может понравиться