Вы находитесь на странице: 1из 18

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Menurut Bartle dan Sherbet (1994), Analisis matematika secara umum dipahami
sebagai tubuh matematika yang dibangun oleh berbagai konsep limit. Pada bab
sebelumnya kita telah mempelajari limit barisan, kekonvergenan barisan bilan-
gan real. Sebagaimana telah diketahui bahwa barisan merupakan bentuk khusus
fungsi, yaitu fungsi bernilai real dengan domain bilangan asli. Pada bab ini kita
memperluas konsep limit kepada bentuk fungsi bernilai real secara umum. Karena
konsep kekontinuan terkait erat dengan konsep limit maka kedua topik ini dibahas
secara simultan pada bab ini.

3.1 Pengertian Limit Fungsi dan Fungsi Kontinu

Biasanya, notasi
lim f (x) = L
x→c

dipahami secara intuitif dengan berbagai pernyataan berikut

1. Jika x mendekati c maka f (x) mendekati L, semakin dekat x kepada c se-


makin dekat pula f (x) kepada L.
2. Nilai-nilai f (x) adalah dekat dengan L untuk x dekat dengan c.
Pada pernyataan pertama, dekatnya f (x) terhadap L disebabkan oleh dekatnya
x kepada c. Pernyataan ini banyak diambil sebagai denisi limit khususnya bagi
mereka yang belum belajar analisis. Padahal sesungguhnya pernyataan kedua
lebih sesuai untuk denisi limit. Pada pernyataan ini ada dua kriteria atau ukuran
dekat. Kriteria dekatnyaf (x) terhadap L memberikan kriteria dekatnya x kepada
c. Kemudian, setiap x yang dekat dengan c dalam kriteria ini mengakibatkan nilai
f (x) dekat dengan L. Sebelum masuk ke denisi formal limit fungsi, diberikan
terlebih dahulu pegertian titik limit ( cluster point ) suatu himpunan.
Denisi 3.1. [Titik Limit] Misalkan A ⊂ R. Sebuah titik c ∈ R dikatakan titik
limit A jika setiap persekitaran Vδ (c) := (c − δ, c + δ) memuat paling sedikit satu
anggota A selain c, atau

(c − δ, c + δ) ∩ A \ {c} =
6 ∅, ∀δ > 0.

Catatan 1. Titik limit A boleh jadi anggota A atau bukan anggota A. Sebaliknya,
suatu anggota A dapat menjadi titik limit atau bukan titik limit A.

Sebelum diberikan contoh diperhatikan teorema yang menjamin adanya barisan di


dalam A yang konvergen ke titik limit A yang dapat dijadikan kriteria titik limit.

1
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Teorema 3.1. Sebuah bilangan c ∈ A titik limit A bila hanya bila terdapat barisan
(an ) dalam A dengan an 6= c untuk setiap n ∈ N sehingga lim(an ) = c.
Bukti. Misalkan c titik limit. Untuk setiap n ∈ N, bentuk persekitaran radius δ :=
1 1 1
, yaitu V 1 (c) = (c− , c+ ). Selalu ada an ∈ A∩V 1 dengan an 6= c. Karena
n n n n n
1
berlaku |an − c| < maka disimpulkan lim(an ) = c. Sebaliknya, diketahui
n
terdapat barisan (an ) dalam A, an 6= c dan lim(an ) = c, dibuktikan c seperti
ini adalah titik limit A. lim(an ) = c maka untuk sebarang
Karena diketahui
δ>0 K sehingga |an − c| < δ untuk setiap n ≥ K .
terdapat bilangan asli
Ini berarti, khususnya aK ∈ A, aK 6= c dan aK ∈ Vδ yaitu A ∩ Vδ \ {c} =
6 ∅.
Terbukti c titik limit A. 
Contoh 3.1. Diberikan himpunan A yang didenisikan sebagai

A = {−1} ∪ {x ∈ R : 0 ≤ x < 1} ∪ {2}.


Tentukan himpunan semua titik limit A.
Penyelesaian. Diperhatikan bahwa setiap x ∈ [0, 1] dan setiap δ > 0 maka berlaku
(x − δ, x + δ) ∩ A \ {x} 6= ∅. Jadi setiap x ∈ [0, 1] merupakan titik imit A.
Diperhatikan x = −1 ∈ A. Kita dapat memilih δ1 > 0 sehingga (−1 −
δ1 , −1 + δ1 ) ∩ A = {−1} sehingga (−1 − δ1 , −1 + δ1 ) ∩ A \ {−1} = ∅, jadi
x = −1 bukan titik limit A. Argumen yang sama diterapkan untuk x = 2.
Diperoleh himpunan titik lmit A adalah [0, 1]. 

Gambar 3.1: Ilustrasi titik limit pada garis bilangan

Diperhatikan pada contoh ini, 1 ∈


/ A tetapi 1 titik limit A. Sebaliknya 2 ∈ A
2 bukan titik limit A. Bilangan di dalam interval [0, 1) kesemuanya anggota
tetapi
A dan sekaligus titik limit A.
Berikut diberikan beberapa fakta sederhana tentang titik limit:

I Himpunan yang banyak anggotanya berhingga tidak mempunyai titik limit.

I Himpunan bilangan asli N tidak mempunyai titik limit.

I Himpunan bilangan rasional Q mempunyai titik limit semua bilangan real.


Hal ini disebabkan sifat kepadatan bilangan rasional di dalam R.
1
I Himpunan A =
n
: n ∈ N hanya mempunyai titik limit 0. Dalam kasus
ini tidak satupun anggota A menjadi titik limitnya.

Selanjutnya denisi limit fungsi diberikan sebagai berikut.

Denisi 3.2. [Limit Fungsi] Misalkan A ⊆ R dan f : A −→ R, c titik limit A.


Bilangan L dikatakan limit fungsi f di c, ditulis

L = lim f (x) (3.1)


x→c

adalah bilamana diberikan >0 terdapat δ>0 sehingga berlaku

0 < |x − c| < δ → |f (x) − L| < . (3.2)

2
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

diberikan
V (L)
L+

L |f(x) -L|<

L-

terdapat
V (c)

c+ c c+

Gambar 3.2: Ilustrasi denisi limit fungsi

Pada denisi ini, nilai δ  yang diberikan sehingga


biasanya bergantung pada nilai
kadang-kadang ditulis sebagai δ() untuk menunjukkan ketergantungan δ pada 
yang diberikan. Bila limit L ini ada maka fungsi f dikatakan juga konvergen ke L
di c. Secara praktis, dapat dikatakan  f (x) mendekati L bilamana  x mendekati
c. Ukuran dekat f (x) terhadap L diberikan oleh , dan kedekatan x dengan c
diukur oleh δ . Pada ekspresi (3.3) kita dapat membuat f (x) sedekat mungkin
dengan L dengan memilih x yang dekat dengan c.

Ilustrasi denisi limit fungsi diberikan pada Gambar 3.2. 0 < |x − Pernyataan
c| < δ pada (3.3) menunjukkan bahwa untuk berlakunya |f (x) − L| <  tidak
memperhitungkan x yang sama dengan c. Artinya pada denisi limit, nilai f (c)
tidak perlu ada. Ingat, titik limit himpunan domain A tidak harus di dalam A.
Oleh karena itulah, ilustrasi grak denisi limit menggunakan dot  ◦” di titik
x = c.
Pengertian yang hampir sama untuk fungsi kontinu di x = c, seperti diungkapkan
berikut ini.

Denisi 3.3. [Fungsi Kontinu] Misalkan A ⊆ R dan f : A −→ R, c ∈ A .


Fungsi f dikatakan kontinu di c, adalah bilamana diberikan  > 0 terdapat δ > 0
sehingga berlaku
|x − c| < δ → |f (x) − f (c)| < . (3.3)

Kontinu pada himpunan A berarti kontinu di setiap c ∈ A.

Dalam kasus c∈A dan c titik limit A maka kedua pengertian limit dan kekontin-
uan sangat terkait seperti diungkapkan pada teorema berikut.

Berdasarkan denisi ini, syarat perlu agar fungsi f kontinu di c adalah f (c) harus
ada atau terdenisi. Syarat ini tidak berlaku pada kasus limit, yakni nilai limit
fungsi di c dapat saja ada walaupun nilai f (c) tidak ada. Ilustrasi fungsi kontinu
di c diberikan pada Gambar 3.3.

Teorema 3.2. Misalkan A ⊆ R dan f : A −→ R, c ∈ A. Bila c titik limit A maka


kedua pernyataan berikut ekuivalen.

3
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

diberikan
V (f(c))
f(c)+

f(c) |f(x) -f(c)|<

f(c) -

terdapat
V (c)

c+ c c+

Gambar 3.3: Ilustrasi fungsi f kontinu di c

(i) f kontinu di c
(ii) limx→c f (x) = f (c)
Bukti. Untuk mudahnya kita bentuk dua himpunan berikut

E1 := {x ∈ A : 0 < |x − c| < δ}, E2 := {x ∈ A : |x − c| < δ}.


Jadi E2 ⊂ E1 . Diketahui f kontinu di c berarti x ∈ E2 → |f (x) − f (c)| < .
Misalkan x ∈ E1 maka x ∈ E2 atau x = c. Bila x ∈ E2 maka (3.2) berlaku
dengan L = f (c). Untuk kemungkinan x = c berlaku |f (x) − f (c)| = |f (c) −
f (c)| = 0 <  sehingga (3.2) juga dipenuhi. Terbukti limx→c f (x) = f (c).
Sebaliknya, diketahui limx→c f (x) = f (c) yaitu x ∈ E1 → |f (x) − f (c)| < .
Karena E2 ⊂ E1 maka berlaku x ∈ E2 → |f (x) − f (c)| < , yaitu f kontinu
di c. 
Contoh 3.2. Misalkan f fungsi konstan pada R, katakan f (x) = b untuk se-
tiap x ∈ R. Buktikan untuk sebarang c ∈ R, berlaku limx→c b = b. Kemudian
simpulkan bahwa f kontinu di c.
Penyelesaian. Diberikan >0 sebarang, ambil δ := 1 maka diperoleh

0 < |x − c| < δ → |f (x) − L| = |b − b| = 0 < .


Jadi terbukti limx→c f (x) = f (c). Karena c∈R merupakan titik limit maka
dengan teorema 3.2 maka disimpulkan f kontinu di c. 
Catatan 2. Pengambilan δ pada pembuktian di atas dapat selain 1, bahkan bera-
papun boleh. Pembuktian ini menggunakan pola p → q dimana q sudah dipastikan
benar.
Contoh 3.3. Buktikan untuk sebarang c ∈ R, limx→c x = c. Kemudian simpulkan
bahwa f (x) := x kontinu di c.
Penyelesaian. Untuk setiap >0 yang diberikan, ambil δ := . Diperoleh

0 < |x − c| < δ → |f (x) − L| = |x − c| < δ = .


Karena itu terbukti limx→c x = c. Karena berlaku limx→c f (x) = f (c) dan c
titik limit maka disimpulkan f kontinu di c. 

4
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Contoh 3.4. Misalkan f (x) = x2 , x ∈ R. Buktikan f kontinu pada R.


Bukti. Misalkan c ∈ R. Kita perhatikan dulu penjabaran berikut

|f (x) − f (c)| = |x2 − c2 | = |x + c||x − c|.

Karena sudah ada suku |x − c| maka kita perlu melakukan estimasi pada
suku |x + c|. Untuk itu diasumsikan dulu |x − c| < 1, maka berlaku

||x| − |c|| ≤ |x − c| < 1 → −1 < |x| − |c| ≤ 1 → |x| ≤ |c| + 1.


| {z }

Untuk asumsi ini diperoleh estimasi pada |x + c|, yaitu

|x + c| ≤ |x| + |c| ≤ 2|c| + 1.

Secara keseluruhan diperoleh estimasi

|f (x) − f (c)| = |x + c||x − c| < (2|c| + 1) |x − c|. (∗)

Agar kuantitas terakhir ini kurang dari  maka haruslah


|x − c| < . (∗∗)
2|c| + 1

Agar kedua |x − c| < 1 dan |x − c| < 2|c|+1
dipenuhi maka diambil

 

δ = δ() := min 1, .
2|c| + 1

Jadi jika 0 < |x − c| < δ maka (*) dan (**) berlaku sehingga disimpulkan
|f (x)−f (c)| < . Jadi, limx→c f (x) = f (c), dan terbukti f kontinu di c. 
Ada kalanya sebuah fungsi tidak kontinu di suatu titik c dikarenakan ia tidak
terdenisi di c, yaitu f (c) tidak ada. Tetapi, asalkan limitnya di c ada maka fungsi
tersebut dapat diperluas menjadi fungsi kontinu.

Contoh 3.5. Diberikan fungsi f (x) = x2 −1


x−1
,x 6= 0 tidak kontinu di 1 karena f (1)
tidak ada. Namun, berlaku

x2 − 1
lim f (x) = lim = lim (x + 1) = 2.
x→1 x→1 x − 1 x→1

Jadi fungsi ini dapat diperluas menjadi fungsi kontinu pada R sebagai berikut
(
x2 −1
x−1
untukx 6 0
=
f (x) =
2 untuk x = 0.

3.2 Kriteria Barisan untuk Limit dan Kekontinuan

Untuk mengetahui limit dan kekontiunuan fungsi di suatu titik dapat dideteksi
melalui limit barisan yang sudah dipelajari pada bab sebelumnya.

5
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Teorema 3.3. Misalkan f : A −→ R dan c titik limit A. Maka kedua pernyataan


berikut ekuivalen.
(i) limx→c f (x) = L
(ii) Untuk setiap barisan (xn ) di dalam A yang konvergen ke c, xn 6= c untuk
setiap n ∈ N, maka barisan (f (xn )) konvergen ke L.
Bukti. (i)→(ii). Diberikan >0 sebarang. Karena diketahui limx→c f (x) = L,
maka terdapat δ > 0 sehingga jika 0 < |x − c| < δ berlaku |f (x) − L| < .
Misalkan lim(xn ) = c, xn 6= c. Berdasarkan denisi limit barisan, untuk
δ > 0 sebelumnya terdapat K ∈ N sehingga |xn − c| < δ untuk setiap
n ≥ K . Karena xn 6= c maka dapat ditulis 0 < |xn − c| < δ , sehingga berlaku
|f (xn )−L| <  untuk setiap n ≥ K . Ini menunjukkan bahwa barisan (f (xn ))
konvergen ke L.
(ii)→(i). Dibuktikan melalui kontraposisinya. Diketahui limx→c f (x) 6= L,
berarti ada 0 > 0 sehingga setiap δ > 0 terdapat xδ ∈ A, 0 < |x − xδ | < δ
1
tetapi |f (x) − xδ | ≥ 0 . Bila para δ > 0 tersebut diambil sebagai δ := >0
n
untuk setiap n ∈ N maka terbentuk barisan (xn ) dengan sifat 0 < |xn − c| <
1
, xn ∈ A tetapi |f (xn ) − L| ≥ 0 untuk setiap n ∈ N. Ini berarti barisan
n
(f (xn )) tidak mungkin konvergen ke L. Jadi ada barisan (xn ) dalam A,
xn 6= c tetapi (f (xn )) tidak konvergen ke L. Pernyataan (ii) salah. Bukti
teorema selesai. 
Dengan demikian diperoleh kriteria divergen sebagai berikut:

(a) limx→c f (x) 6= L bila hanya bila ada barisan (xn ) dalam A dengan xn 6= c,
(xn ) konvergen ke c tetapi barisan lim (f (xn )) 6= L.
(b) limx→c f (x) tidak ada bila hanya bila ada barisan (xn ) dalam A dengan xn 6= c,
(xn ) konvergen ke c tetapi barisan f (xn ) tidak konvergen.

(c) limx→c f (x) tidak ada bila hanya bila ada dua barisan (xn ), (yn ) dalam A den-
6 c, (xn ) dan (yn ) konvergen ke c tetapi lim (f (xn )) 6= lim (f (yn )).
gan xn , yn =

Contoh 3.6. Buktikan limx→0 1


x
tidak ada.

Bukti. Di sini kita mempunyai f (x) = x1 . Ambil barisan (xn ) dengan xn :=


1
. Jelas barisan ini konvergen ke 0, xn 6= 0. Sekarang perhatikan barisan
n  
1
(f (xn )) = 1/n = (n) = (1, 2, 3, · · · ) tidak konvergen. Berdasarkan kriteria

(b) maka terbukti limitnya tidak ada. 


Contoh 3.7. Diberikan fungsi signum yang didenisikan sebagai berikut

+1
 untuk x > 0,
sgn(x) : = 0 untuk x = 0,

−1 untuk x < 0.

Buktikan limx→0 sgn(x) tidak ada.

1 1
Bukti. Ambil dua barisan (xn ) dan (yn ) dan yn := − . Jelas ke-
dengan
n
xn :=
n
dua barisan ini konvergen ke 0 dan setiap sukunya tidak ada yang sama den-
1

gan 0. Diperhatikan barisan (sgn(xn )) = sgn
n
= (1) = (1, 1, · · · ) kon-
1

vergen ke 1, tetapi (sgn(yn )) = sgn(− ) = (−1) = (−1, −1, · · · ) konvergen
n
ke −1. Berdasarkan kriteria (c) maka terbukti limitnya tidak ada. 

6
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

0.8

0.6

0.4

0.2

−0.2

−0.4

−0.6

−0.8

−1
−0.4 −0.3 −0.2 −0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4

Gambar 3.4: Grak fungsi f (x) = sin(1/x)


x
Cara lain dapat menggunakan sifat bahwa sgn(x) = |x|
untuk x 6= 0. Den-
(−1)n
gan mengambil
 x
n := 
n
maka barisan (xn ) konvergen ke 0, xn 6= 0. Tetapi
n (−1)
(sgn(xn )) = sgn
n
= (−1)n = (−1, +1, −1, · · · ) divergen.

Contoh 3.8. Buktikan lim sin x1 tidak ada.

1
Bukti. Di sini kita mempunyai f (x) = sin , x 6= 0. Ambil dua barisan (xn )
x
1 1
dan (yn ) dimana xn := , yn := (π/2+2πn) . Maka jelas kedua barisan ini

konvergen ke nol dan suku-sukunya tidak pernah sama dengan nol. Namun,
barisan

(f (xn )) = (sin nπ) = (1, 1, · · · ) → 1


(f (yn )) = (sin (π/2 + 2πn)) = (0, 0, · · · ) → 0
sehingga berdasarkan kriteria (c) maka disimpulkan limitnya tidak ada. 
Ilustrasi grak fungsi f (x) = sin x1 diberikan pada Gambar 3.4 . Pada gambar ini
terlihat jelas bahwa nilai fungsi f selalu berada di dalam interval [−1, 1], semakin
dekat x kepada 0 semakin cepat oskilasinya tetapi nilai f (x) tidak menuju titik
apapun.

Teorema 3.4. Misalkan f : A −→ R dan c ∈ A. Maka kedua pernyataan berikut


ekuivalen.
(i) f kontinu di c
(ii) Untuk setiap barisan (xn ) di dalam A yang konvergen ke c, maka barisan
(f (xn )) konvergen ke f (c).
Bukti. Gunakan fakta f kontinu di c bila hanya bila limx→c f (x) = f (c) dan ambil
L := f (c). Selanjutnya gunakan teorema kriteria barisan untuk limit. 
Dengan demikian diperoleh kriteria diskontinu sebagai berikut

Fungsi f tidak kontinu di c jika hanya jika terdapat barisan (xn ) dalam A sehingga
(xn ) konvergen ke c tetapi (f (xn )) tidak konvergen ke f (c).

7
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Contoh 3.9. Beberapa fungsi tidak kontinu

(a) Fungsi ϕ(x) := 1/x tidak kontinu di 0 sebab ϕ(0) tidak ada. Juga,
fungsi ini tidak mempunyai limit di 0.
(b) Fungsi s(x) := sgn(x) tidak kontinu di 0, karena limx→0 s(x) tidak ada,
seperti telah dibahas sebelumnya.

Berikut ini diberikan contoh fungsi yang tidak kontinu dimana-mana pada R.
Contoh 3.10. Diberikan fungsi Dirichlet sebagai berikut
(
1 bila x rasional
f (x) :=
0 bila x irrasional.

Buktikan f tidak kontinu dimana-mana.

Bukti. Misalkan c bilangan real sebarang. Ditunjukan f tidak kontinu di c. Bila c


bilangan rasional maka dengan sifat kepadatan bilangan rasional, selalu ter-
dapat barisan bilangan irrasional (xn ) yang konvergen ke c. Jadi lim(xn ) = c,
tetapi barisan (f (xn )) = (0, 0, 0, · · · ) sehingga lim (f (xn )) = 0 6= f (c) = 1.
Sebaliknya bila c bilangan irrasional maka terdapat barisan bilangan rasional
(yn ) yang konvergen ke c. Dengan argumen yang sama seperti sebelumnya,
diperoleh lim (f (xn )) = 1 6= f (c) = 0. Jadi f tidak kontinu di c untuk setiap
c ∈ R. 

3.3 Teorema tentang Limit

Pada pembahasan limit barisan, berlaku bahwa jika barisan konvergen maka ia
terbatas tetapi tidak berlaku sebaliknya. Sifat yang sama berlaku pada fungsi
yang mempunyai limit, tetapi keterbatasan dalam arti lokal.

Denisi 3.4. Misalkan f : A −→ R, dan c ∈ R titik limit A. Fungsi f dikatakan


terbatas lokal di c jika terdapat persekitaran Vδ (c) dan konstanta M > 0 sehingga
|f (x)| ≤ M untuk setiap x ∈ A ∩ Vδ (c).
Teorema 3.5. Bila f : A −→ R mempunyai limit di c ∈ R maka f terbatas lokal
di c.
Bukti. Misalkan L := limx→c f (x), maka berdasarkan denisi untuk  = 1, ter-
dapat δ > 0 sehingga untuk setiap x ∈ A dengan 0 < |x − c| < δ berlaku
|f (x) − L| < 1, yang berakibat |f (x)| < |L| + 1. Sedangkan untuk x = c
maka |f (x)| = |f (c)|. Dengan mengambil M := sup {|f (c)|, |L| + 1} maka
diperoleh |f (x)| ≤ M untuk setiap x ∈ A ∩ Vδ (c). 
Operasi penjumlahan, perkalian, perkalian skalar dan pembagian fungsi-fungsi
didenisikan sebagai berikut
 
f f (x)
(f + g) (x) := f (x)+g(x), (f g) (x) := f (x)g(x), (αf ) (x) := αf (x), (x) :=
h h(x)
dimana domain fungsi-fungsi tersebut sama. Khusus untuk pembagian, disyaratkan
h(x) 6= 0 untuk setiap x.

8
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Teorema 3.6. Misalkan f, g : A −→ R, c ∈ R titik limit A. Bila f dan g


mempunyai limit di c, katakan limx→c f (x) = F dan limx→c g(x) = G maka berlaku
1. limx→c (f ± g) (x) = F ± G
2. limx→c (f g) (x) = F G
3. limx→c (αf ) (x) = αF untuk suatu konstanta α.
 
4. limx→c fg (x) = G F
asalkan G 6= 0 dan g(x) 6= 0 untuk setiap x.

Bukti. Teorema ini dapat dibuktikan dengan menggunakan denisi limit fungsi,
tetapi lebih mudah menggunakan kriteria barisan untuk limit. Misalkan (xn )
suatu barisan dalam A dimana xn 6= c dan lim(xn ) = c, maka berlaku

lim (f (xn )) = F, dan lim (g(xn )) = G.


Diperoleh

lim ((f ± g) (xn )) = lim (f (xn ) ± g(xn ))


= lim (f (xn )) ± lim (g(xn ))
= F ± G.
Dengan menggunakan kriteria barisan untuk limit, hasil terakhir ini mem-
berikan kesimpulan bahwa limx→c (f ± g) (x) = F ± G, yang membuktikan
pernyataan (i). Untuk pernyataan lainnya dapat dibuktikan dengan cara
yang sama. 
Diperhatikan khusus untuk perkalian, bila terdapat beberapa fungsi f1 , f2 , · · · , fn
dengan masing-masing limx→c fk (x) = Fk maka berlaku
    
lim (f1 f2 · · · fn ) (x) = lim f1 (x) lim fk (x) · · · lim fn (x) = F1 F2 · · · Fn .
x→c x→c x→c x→c

Lebih khusus, jika f1 = f2 = · · · = fn := f maka diperoleh


 n
lim (f (x))n = lim f (x) = F n .
x→c x→c

Jika p suatu polinomial pada R, yaitu p(x) = an xn + an−1 xn−1 + · · · + a1 x + a0


maka dengan menggunakan sifat limit hasil kali fungsi diperoleh

lim p(x) = an cn + an−1 cn−1 + · · · + a1 c + a0 = p(c).


x→c

Selanjutnya, jika p(x) dan q(x) polinomial dan jika q(c) 6= 0 maka berlaku

p(x) p(c)
lim = .
x→c q(x) q(c)

Teorema berikut memberikan kepastian bahwa bila nilai fungsi f (x) terbatas dalam
suatu interval, maka begitu juga nilai limitnya.

Teorema 3.7. Misalkan f : A −→ R, c ∈ R titik limit A. Bila a ≤ f (x) ≤ b


untuk semua x ∈ A, x 6= 0 dan limx→c f (x) ada maka
a ≤ lim f (x) ≤ b.
x→c

9
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Bukti. Misalkan(xn ) suatu barisan dalam A dimana xn 6= c dan lim(xn ) = c


maka berlakulim (f (xn )) = limx→c f (x). Karena a ≤ f (xn ) ≤ b untuk setiap
n ∈ N maka a ≤ limx→c (f (xn )) ≤ b. Jadi, a ≤ limx→c (f (x)) ≤ b. 

Teorema 3.8. Misalkan f, g, h : A −→ R dan c ∈ R titik limit A. Bila diketahui


f (x) ≤ g(x) ≤ h(x)

untuk setiap x ∈ A, x 6= c dan limx→c f (x) = L = limx→c h(x) maka limx→c g(x) =
L.

Bukti. Teorema ini adalah teorema squeeze untuk limit fungsi. Pembuktiannya
menggunakan teorema squeeze untuk limit barisan. Untuk sebarang barisan
(xn ) dalam A dimana xn 6= c dan lim(xn ) = c, maka berlaku

f (xn ) ≤ g(xn ) ≤ h(xn ).

Dengan memandang (f (xn )) , (g(xn )) dan (h(xn )) sebagai tiga barisan bilan-
gan real maka berlaku

lim (g(xn )) = lim (f (xn )) = lim (h(xn )) = L,

sehingga disimpulkan limx→c g(x) = L. 


Teorema squeeze ini biasanya digunakan untuk membuktikan nilai limit suatu
fungsi dengan cara membangun dua fungsi lainnya yang selalu mendominasi dari
bawah dan dari atas. Kedua fungsi tersebut mempunyai nilai limit yang sama.

Berikut diberikan beberapa contoh limit yang memuat fungsi trigonometri yang
sering muncul sebagai rumus limit. Namun, sebelumnya diberikan beberapa fakta
pembatas yang berkaitan dengan fungsi sinus dan cosinus.

(i) −x ≤ sin x ≤ x untuk setiap x ≥ 0.


x2
(ii) 1 − 2
≤ cos x ≤ 1untuk setiap x ≥ 0.
x3
(iii) x − 6
≤ sin x ≤ x untuk setiap x ≥ 0.

Contoh 3.11. Buktikan limit sebagai berikut :

1. limx→0 sin x = 0,
2. limx→0 cos x = 1,
limx→0 cos xx−1 = 0,

3.

limx→0 sinx x = 1,

4.

limx→0 x sin x1 = 0.

5.

Bukti. Karena berlaku−x ≤ sin x ≤ x untuk setiap x ≥ 0 (berdasarkan (i)) dan


limx→0 −x = limx→0 x = 0 maka dengan menggunakan teorema squeeze di
peroleh
0 = lim −x ≤ lim sin x ≤ lim x = 0
x→0 x→0 x→0

10
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

sehingga terbukti limx→0 sin x = 0. Untuk limx→0 cos x menggunakan (ii),


x2 2
yaitu 1 −
2
≤ cos x ≤ 1. Karena limx→0 (1 − x2 ) = limx→0 1 = 1 maka
diperoleh limx→0 cos x = 1. Selanjutnya, dengan (ii) diperoleh

x2
− ≤ cos x − 1 ≤ 0, untuk x≥0
2
Untuk x>0 berlaku
x cos x − 1
− ≤ ≤0
2 x
dan untuk x<0 diperoleh

cos x − 1 x
0≤ ≤ .
x 2
f dan h sebagai berikut
Bila diambil fungsi
( (
x
− 2 untuk x ≥ 0 0 untuk x≥0
f (x) : = , h(x) :=
0 untuk x < 0 − x2 untuk x<0

maka untuk x 6= 0 berlaku

cos x − 1
f (x) ≤ ≤ h(x).
x
limx→0 cos xx−1 =

Karena limx→0 f (x) = limx→0 h(x) = 0 maka disimpulkan
3
0. Untuk soal 4, dengan menggunakan (iii) berlaku x − x6 ≤ sin x ≤ x untuk
3
x ≥ 0 dan x ≤ sin x ≤ x − x6 untuk x ≤ 0. Jadi untuk x 6= 0 berlaku

x2 sin x
1− ≤ ≤ 1.
6 x
 
x2
limx→0 sinx x =

Karena limx→0 1 − 6
= limx→0 1 = 1 maka disimpulkan

1. Untuk pertanyaan 5, gunakan kenyataan bahwa −1 ≤ sin z ≤ 1 untuk


1
semua bilanga real z . Dengan mengganti z = , x 6= 0 maka diperoleh
x

1
−1 ≤ sin ≤ 1.
x
Gunakan denisi nilai mutlak. Kalikan ketiga ruas ekspresi terakhir ini den-
gan x>0 diperoleh

1
−|x| = −x ≤ x sin ≤ x = |x|.
x
Bila dikalikan dengan x<0 diperoleh

1
|x| = −x ≥ x sin ≥ x = −|x|
x
Jadi untuk setiap x∈R dan x 6= 0 berlaku

1
−|x| ≤ x sin ≤ |x|.
x
1

Karena limx→0 −|x| = limx→0 |x| = 0 maka disimpulkan limx→0 x sin x
=
0. 

11
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Fungsi x sin x1 berkelakuan seperti fungsi sin x1 sebelumnya tetapi ia semakin dekat
kepada nol nilainya semakin mengecil mengikuti corong yang terbentuk oleh garis
y=x dan y = −x. Pola ini ditunjukkan pada Gambar 3.5.

0.4

0.3

0.2

0.1

−0.1

−0.2

−0.3

−0.4
−0.4 −0.3 −0.2 −0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4

Gambar 3.5: Grak fungsi y = x sin 1



x

3.4 Sifat-sifat Fungsi Kontinu

Sifat-sifat fungsi kontinu banyak yang mengikuti sifat-sifat yang berlaku pada limit
fungsi. Jumlahan, perkalian, perkalian skalar fungsi-fungsi kontinu membentuk
fungsi kontinu yang baru. Pembagian dua fungsi kontinu juga merupakan fungsi
kontinu asalkan fungsi penyebutnya tidak pernah nol.

Sifat aljabar fungsi kontinu

Teorema 3.9. Misalkan f, g : A −→ R, c ∈ A. Bila f dan g kontinu di c maka


1. Fungsi-fungsi f ± g, f g dan αf kontinu di c.
2. Bila h : A −→ Rkontinu di c∈A dan h(x) 6= 0 untuk semua x∈A maka
f
fungsi kontinu di c.
h

Bukti. Hanya akan dibuktikan bagian 2, sisanya dapat dibuktikan sendiri. Gu-
nakan fakta limx→c f (x) = f (c), dan limx→c h(x) = h(c). Karena c∈A dan
f (c) 6= 0 maka berlaku

f f (c) limx→c f (x) f


(c) = = = lim (x)
h h(c) limx→c h(x) x→c h
f
sehingga disimpulkan
g
kontinu di c. 

Contoh 3.12. Bentuk-bentuk fungsi kontinu :

1. Fungsi polinomial p(x) = an xn + an−1 xn−1 + · · · + a1 x + a0 kontinu di setiap


bilangan real c.

12
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

2. Bila p(x) dan q(x) fungsi rasional dan α1 , α2 , · · · , αm akar q(x) maka fungsi
rasional
p(x)
r(x) = ,x∈
/ {α1 , α2 , · · · , αm }
q(x)
kontinu di setiap c yang bukan akar q(x).
3. Fungsi s(x) = sin x dan c(x) = cos x kontinu pada R.
4. Fungsi tan x, cot x, sec x dan csc x kontinu dimana mereka terdenisi.

Kekontinuan fungsi nilai mutlak dan fungsi akar

Teorema 3.10. Misalkan f : A −→ R, kemudian didenisikan fungsi nilai mutlak


dan fungsi akar sebagai berikut

|f |(x) := |f (x)|, dan


p p
f (x) := f (x).

1. Bila f kontinu pada A maka demikian juga dengan |f |.



2. Bila f (x) ≥ 0 dan f kontinu pada A maka f kontinu pada A.
Bukti. Gunakan sifat ||f (x)| − |L|| ≤ |f (x) − L| untuk menunjukkan berlaku

lim |f |(x) = | lim f (x)|,


x→c x→c

sehingga diperoleh

lim |f | (x) = lim f (x) = |f (c)| = |f |(c).

x→c x→c
p √
Jadi |f | kontinu di c. f (x) − L =
Untuk fungsi akar, gunakan hubungan

p
√ 1 √ |f (x) − L| ≤ √1L |f (x)−L| untuk menunjukkan bahwa limx→c f (x) =
pf (x)+ L
limx→c f (x). Selanjutnya, gunakan fakta ini untuk menunjukkan kekontin-
uannya. 

Kekontinuan fungsi komposisi

Berikut diberikan syarat kontinu agar komposisi fungsi kontinu juga kontinu.

Teorema 3.11. Bila A, B ⊆ R, f : A −→ R dan g : B −→ R. Bila f kontinu di


c ∈ A, g kontinu f (c) dan f (A) ⊆ B maka komposisi g ◦ f : A −→ R kontinu di c.

Bukti. Diberikan >0 sebarang. Karena g kontinu di f (c) maka terdapat δ1 > 0
sehingga

y∈B dan |y − f (c)| < δ1 → |g(y) − g(f (c))| < . (∗)

Karena f kontinu di c maka untuk δ1 > 0 di atas, terdapat δ>0 sehingga

x∈A dan |x − c| < δ → |f (x) − f (c)| < δ1 . (∗∗)

13
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Karena f (A) ⊆ f (B) maka f (x) ∈ B sehingga ruas kiri (∗∗) dipenuhi oleh
y = f (x). Jadi ruas kanan (∗) berlaku, yaitu
|g(f (x) − g(f (c))| = |g ◦ f (x) − g ◦ f (c)| < .
Kesimpulannya, setiap >0 terdapat δ>0 sehingga

x∈A dan |x − c| < δ −→ |g ◦ f (x) − g ◦ f (c)| < ,


yakni g◦f kontinu di c. 
Contoh 3.13. Pada contoh ini diberikan cara lain membuktikan kekontinuan
fungsi nilai mutlak dan fungsi akar kontinu.

(a) Dengan mendensikan g1 := |x| maka dengan mudah dapat ditunjukkan


bahwa g1 kontinu pada A, yaitu menggunakan ketidaksamaan segitiga
|g1 (x) − g1 (c)| = ||x| − |c|| ≤ |x − c|.
Bila f :A→R sebarang fungsi kontinu pada A maka g1 ◦ f = |f | kontinu
pada A.

(b) Dengan mengambil g2 (x) := x, x ≥ 0 maka g2 dapat ditunjukkan kontinu
di setiap c ≥ 0, yaitu dengan menggunakan hubungan
√ √ x−c

x − c = √ 1 1
x + √c = √x + √c |x − c| ≤ √c |x − c| .

Bila A → R, dengan f (x) ≥ 0


f :√ sebarang fungsi kontinu pada A maka
g2 ◦ f = f kontinu pada A.
Bila syarat f (A) ⊆ B atau g kontinu di f (c) tidak terpenuhi maka ada kemungk-
inan komposisi dua fungsi kontinu tidak kontinu, seperti yang ditunjukkan pada
contoh berikut.

Contoh 3.14. Misal diberikan fungsi f dan g yang didenisikan sebagai berikut
(
0 bila x=1
g(x) := , f (x) := x + 1, x ∈ R.
2 bila x 6= 1
Buktikan g dan f kontinu di 0 tetapi g◦f tidak kontinu di 0. Apakah hasil ini
bertentangan dengan teorema sebelumnya?

Bukti. Untuk fungsi g , limx→0 g(x) = limx→0 2 = 2 = g(0) yakni g kontinu di 0.


Karena f berupa fungsi linier atau polinomial derajat satu maka ia pasti
kontinu di 0. Sekarang bentuk komposisi g◦f sebagai berikut
( (
0 bila f (x) = 1 0 bila x=0
(g ◦ f ) (x) = g (f (x)) = = .
2 bila f (x) 6= 1 2 bila x 6= 0
Uji kekontinuan sebagai berikut

lim g ◦ f (x) = lim 2 = 2 6= g ◦ f (0) = 0,


x→0 x→0

sehingga disimpulkan g ◦f 0. Diperhatikan salah satu syarat


tidak kontinu di
teorema adalah g kontinu di f (c). Karena f (0) = 1 dan limx→1 g(x) = 2 6=
g(1) = 0 maka g tidak kontinu di f (0) = 1. Karena ada syarat pada teorema
tidak dipenuhi maka fakta ini tidak bertentangan dengan teorema. 

14
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Eksistensi ekstrim mutlak

Eksistensi nilai maksimum dan minimum mutlak sangat banyak digunakan dalam
teori optimasi. Teori optimasi merupakan salah satu kajian dalam matematika
yang banyak digunakan dalam bidang terapan, khususnya dalam menentukan nilai
yang mengoptimumkan suatu fungsi objektif. Sebelumnya diberikan pengertian
fungsi terbatas dan kaitannya dengan fungsi kontinu.

Denisi 3.5. Sebuah fungsi f : A −→ R dikatakan terbatas pada A jika terdapat


konstanta M >0 sehingga

|f (x)| ≤ M untuk semua x ∈ A.

Dengan kata lain, fungsi f terbatas jika rentang ( range ) bayangannya merupakan
himpunan terbatas.

Contoh 3.15. Fungsi


1
kontinu pada A := (0, ∞) tetapi tidak terbatas
f (x) :=
x
1
pada A karena setiap bilangan real α > 0 terdapat x ∈ A, misalnya x =
α+1
sehingga |f (x)| > α. Namun, ia terbatas dan kontinu pada himpunan takterbatas
B := (1, ∞) yaitu dengan mengambil M = 1. Pada himpunan terbatas C = (0, 1],
fungsif kontinu tetapi tidak terbatas.

Keterbatasan fungsi kontinu pada suatu interval akan terjamin bila interval terse-
but terbatas dan tertutup seperti diungkapkan pada teorema berikut.

Teorema 3.12. Jika I := [a, b] suatu interval tertutup dan f : I −→ R kontinu


maka f terbatas pada I .
Bukti. f tidak terbatas pada I . Maka, untuk sebarang n ∈ N terdapat
Andai
bilangan xn ∈ I sehingga |f (xn )| > n. Karena I terbatas maka ia memuat
0
barisan bagian X = (xnr ) dari X = (xn ) yang konvergen ke suatu bilangan
x (Teorema Bolzano-Wierestrass). Karena I tertutup dan xnr ∈ I maka
x ∈ I . Karena f kontinu di setiap anggota I maka f kontinu di x sehingga
barisan (f (xnr )) konvergen ke f (x). Jadi, (f (xnr )) barisan terbatas. Padahal
berlaku
|f (xnr )| > n ≥ nr untuk setiap r∈N
yang menyatakan bahwa (f (xnr )) tidak terbatas. Diperoleh suatu kon-
tradiksi. Jadi, pengandaian f tidak terbatas adalah salah. Kesimpulan,
teorema terbikti. 
Denisi 3.6. Misalkan f : A −→ R. Kita katakan fmempunyai sebuah maksi-
mum mutlak ( absolute maximum ) pada A ∗
jika terdapat titik x ∈ A sehingga

f (x∗ ) ≥ f (x) untuk semua x ∈ A.

Dikatakan f mempunyai minimum mutlak pada A jika terdapat titik x∗ ∈ A


sehingga
f (x∗ ) ≤ f (x) untuk setiap x ∈ A.
Selanjutnya, titik x∗ disebut titik maksimum mutlak dan x∗ disebut titik minimum
mutlak.

15
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Gambar 3.6: Ilsutrasi maksimum dan minimum mutlak Contoh 3.16

Contoh 3.16. f (x) := x1 tidak mempunyai maksimum maupun minimum


Fungsi
mutlak pada domain A = (0, ∞), tetapi pada domain B = [1, 2] mempunyai

maksimum mutlak dan minimum mutlak dengan titik maksimum x = 1 dan titik
2
minimum x∗ = 2. Fungsi g(x) := x mempunyai dua maksimum mutlak pada

domain C := [−1, 1] yaitu x = ±1 dan satu minimum mutlak dengan x∗ = 0.
Perhatikan Gambar

Teorema 3.13. Jika I := [a, b] suatu interval tertutup dan f : I −→ R kontinu


maka f mempunyai maksimum dan minimum mutlak pada I .
Bukti. Karena f terbatas maka range f (I) := {f (x) : x ∈ I} merupakan him-
punan terbatas. Berarti ia mempunyai supremum dan inmum, katakan
s∗ = sup f (I) dan s∗ = inf f (I). Kita tunjukkan terdapat x∗ , x∗ ∈ I se-
∗ ∗ ∗
hingga f (x ) = s dan f (x∗ ) = s∗ . Karena s = sup f (I) maka untuk setiap
n ∈ N, terdapat xn ∈ I sehingga

1
< f (xn ) ≤ s∗ . (#)
s∗ −
n
Karena I terbatas maka barisan X := (xn ) terbatas, sehingga ia memuat
0 ∗
barisan bagian X = (xnr ) yang konvergen ke suatu x ∈ I . Jadi f kontinu
∗ ∗
di x . Akibatnya, lim(f (xnr )) = f (x ). Mengikuti (#), diperoleh

1
s∗ − < f (xnr ) ≤ s∗ untuk setiap r ∈ N.
nr
Karena lim(s∗ − 1
nr
) = lim(s∗ ) = s maka dengan teorema squeeze, disim-
pulkan bahwa
lim (f (xnr )) = f (x∗ ) = s∗ .
Untuk eksistensi titik minimum x∗ dibuktikan sejalan. 

3.5 Limit Satu Sisi

Sebelumnya telah ditunjukkan bahwa limit fungsi signum di 0 tidak ada. Tetapi
jika domainnya dibatasi pada interval (0, ∞) maka limitnya ada yaitu bernilai 1.
Juga, bila domainnya hanya dibatasi pada interval (−∞, 0) maka limitnya juga
ada yaitu −1. Kasus seperti ini mengilhami pengertian limit kanan dan limit kiri
yang dimodikasi langsung dari pengertian limit biasa. Limit kiri dan limit kanan
dikenal dengan istilah limit satu sisi, sedangkan limit biasa dikenal dengan limit
dua sisi.

Denisi 3.7. Misalkan A⊆R dan f : A −→ R.


1. Bila c∈R titik limit A ∩ (c, ∞) = {x ∈ A : x > c}, maka bilangan real L
dikatakan limit kanan f di c, ditulis

L = lim+ f (x)
x→c

adalah jika diberikan  > 0 sebarang terdapat δ > 0 sehingga untuk semua
x∈A dengan 0 < x < c + δ maka berlaku |f (x) − L| < .

16
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

diberikan diberikan

L+ L+

L |f(x) -L|< L |f(x) -L|<

L- L-

terdapat terdapat

c- c c c+

Gambar 3.7: Ilustrasi limit kiri (panel kiri) dan limit kanan (panel kanan)

2. Bila c∈R titik limit A ∩ (−∞, c) = {x ∈ A : x < c}, maka bilangan real L
dikatakan limit kiri f di c, ditulis
L = lim− f (x)
x→c

adalah jika diberikan  > 0 sebarang terdapat δ > 0 sehingga untuk semua
x∈A dengan c − δ < x < 0 maka berlaku |f (x) − L| < .
Biasanya notasi L = limx→c+ f (x) dibaca  L adalah limit fungsi f untuk x mendekati
c dari kanan. Analog untuk limit kiri.

Secara geometri kedua pengertian limit ini diberikan pada Gambar 3.7 . Pada
kedua denisi ini, adanya nilai f (c) tetap tidak disyaratkan.

Analog kriteria barisan untuk limit dapat diadaptasikan langsung pada limit satu
sisi, seperti diungkapkan pada teorema berikut.

Teorema 3.14. Misalkan A ⊆ R dan f : A −→ R, maka berlaku pernyataan


berikut:
limx→c+ f (x) = L bila hanya bila untuk setiap barisan (xn ) yang konvergen ke c
dimana xn ∈ A dan xn > c berakibat barisan (f (xn )) konvergen ke L ∈ R.
limx→c− f (x) = L bila hanya bila untuk setiap barisan (xn ) yang konvergen ke c
dimana xn ∈ A dan xn < c berakibat barisan (f (xn )) konvergen ke L ∈ R.
Bukti. Dapat dibuktikan sendiri dengan adaptasi teorema yang mirip untuk limit
dua sisi. 
Berikut ini hubungan limit satu sisi dan limit dua sisi :

limx→c f (x) = L bila hanya bila limx→c− f (x) = limx→c+ f (x) = L

Contoh 3.17. Diperhatikan kembali fungsi signum. Diperoleh

lim sgn(x) = 1, lim sgn(x) = −1.


x→0+ x→0−

Karena limit kiri dan limit kanan tidak sama maka limit dua sisinya limx→0 sgn(x)
tidak ada.

17
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Adakalanya, salah satu limit kiri atau limit kanan tidak ada. Sebagai ilustrasi
amati contoh berikut.

Contoh 3.18. Fungsi g(x) := e1/x , x 6= 0 tidak mempunyai limit kanan di 0 tetapi
1
limit kirinya ada yaitu 0 (Why???). Fungsi h(x) := 1/x
e +1
, x 6= 0 mempunyai limit
kiri di 0 yaitu 1, sedangkan limit kanannya 0 (Why ???). Karena limit kiri dan
kanan tidak sama maka limit dua sisinya tidak ada.

3.6 Kekontinuan Seragam dan Fungsi Lipschitz

18

Вам также может понравиться