Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Email: just_jasmito@yahoo.co.id
Nama LKS dan nama penerbit dalam artikel ini hanya menggunakan
inisial. Pembaca yang ingin membaca hasil penelitian secara utuh dapat
membaca tulisan penulis (Jasmito, 2013) di jurusan Biologi Universitas
Negeri Malang.
ABSTRAK: Struktur Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang baik menurut Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdiri atas judul, alokasi waktu, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, tugas, dan
evaluasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan bertujuan untuk
mendeskripsikan kesesuaian struktur LKS Biologi SMP/MTs kelas VII se-Kecamatan
Semanding Kabupaten Tuban menurut KTSP. LKS yang diteliti meliputi LKS X
terbitan A, LKS Y terbitan B, dan LKS Z terbitan C. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: (1) kesesuaian LKS yang diteliti menurut KTSP dari yang tinggi ke rendah
adalah LKS X dengan persentase 42% termasuk kriteria cukup baik, LKS Z dengan
persentase 45% termasuk kriteria cukup baik, LKS Y dengan persentase 26% termasuk
kriteria kurang baik. (2) Sebaran tingkatan ranah kognitif soal evaluasi pada LKS X
sampai pada C3 (mengaplikasikan) dengan persentase sebesar 5%. Tingkatan ranah
kognitif pada LKS Y dan Z sampai pada C2 (memahami) dengan persentase masing-
masing sebesar 66% dan 52%.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah LKS
X terbitan A, LKS Y terbitan B, dan LKS Z terbitan C. Instrumen penelitian ini berupa
lembar penilaian struktur LKS berdasarkan panduan penyusunan LKS menurut KTSP
yang dikembangkan oleh peneliti dengan memodifikasi instrumen penelitian Purwanto
(2010). Instrumen penelitian ini juga berupa lembar penilaian sebaran tingkatan ranah
kognitif soal evaluasi pada LKS yang diadopsi oleh peneliti dari Dhamayanti (2005).
Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan analisis dokumen.
Dokumen yang dimaksud berupa LKS biologi SMP/MTs kelas VII se-Kecamatan
Semanding Kabupaten Tuban.
Nilai kesesuaian LKS dengan standar penyusunan LKS menurut KTSP didapat
dengan menggunakan rumus analisis persentase yang diambil dari Sudijono (2001:41),
yaitu sebagai berikut:
Persentase Kriteria
81% - 100% Sangat baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup baik
21% - 40% Kurang baik
0% - 20% Sangat kurang baik
(Arifin, 2009:257)
Tabel 1.1 Kriteria LKS Biologi Kelas VII pada Setiap KD di SMP/MTs se-Kecamatan Semanding
Kabupaten Tuban
Nama Persentase
No. Penerbit KD Kriteria
LKS (%)
6.1 46 Cukup baik
1 X A 6.2 37 Kurang baik
6.3 43 Cukup baik
6.1 27 Kurang baik
2 Y B 6.2 24 Kurang baik
6.3 27 Kurang baik
6.1 37 Kurang baik
3 Z C 6.2 39 Kurang baik
6.3 60 Cukup baik
Tabel 1.2 berikut menyajikan rata-rata persentase kesesuaian dari tiga KD pada
masing-masing LKS.
Tabel 1.2 Rata-rata Persentase Kesesuaian LKS Biologi SMP/MTs Kelas VII se-Kecamatan Semanding
Kabupaten Tuban
Jika LKS Z dibandingkan dengan LKS X, maka keduanya berada pada tingkat
kesesuaian cukup baik. Namun, LKS X lebih unggul karena dari tiga KD yang diteliti,
hanya satu KD yang memliki kriteria kurang baik sedangkan dua KD yang lain
memiliki kriteria cukup baik. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan urutan
LKS dari yang tinggi ke rendah tingkat kesesuaiannya dengan KTSP yaitu LKS X, Z,
dan Y.
B. Sebaran Ranah Kognitif Soal Evaluasi pada LKS Biologi SMP/MTs Kelas VII
se-Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban.
Hasil penelitian yang berupa sebaran ranah kognitif soal evaluasi pada LKS
biologi SMP/MTs kelas VII se-Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban dapat dilihat
pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Sebaran Ranah Kognitif Soal Evaluasi Masing-masing KD pada LKS Biologi SMP/MTs Kelas
VII se-Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi
Keterangan:
C1: Mengingat C4: Menganalisis ∑: Jumlah total ranah kognitif
C2: Memahami C5: Mengevaluasi
C3: Menerapkan C6: Mencipta
Sebaran tingkatan ranah kognitif soal evaluasi pada masing-masing LKS didapat
dengan meghitung rata-rata tingkatan ranah kognitif ketiga KD yang diteliti pada LKS
yang bersangkutan. Sebaran C1 pada LKS X sebesar 36%, C2 sebesar 59%, dan C3 5%.
Sebaran C1 pada LKS Y sebesar 34% dan C2 sebesar 66%. Sebaran C1 pada LKS Z
sebesar 48% dan C2 sebesar 52%. Ditinjau dari sebaran ranah kognitif soal evaluasi,
hanya LKS X yang mencapai C3, sedangkan sebaran ranah kognitif LKS Y dan Z
sampai C2. Berdasarkan paparan hasil analisis sebaran ranah kognitif ketiga LKS
tersebut, menunjukkan bahwa sebaran kognitif ketiga LKS termasuk rendah.
PEMBAHASAN
A. Kesesuaian Struktur LKS Biologi SMP/MTs kelas VII se-Kecamatan
Semanding Kabupaten Tuban dengan Standar Penyusunan LKS Menurut
KTSP.
Di antara tiga LKS yang diteliti strukturnya, urutan LKS berdasarkan tingkat
kesesuaian dengan KTSP dari tinggi ke rendah adalah LKS X, Z, dan Y. LKS X tidak
memiliki struktur yang berupa indikator. Menurut Wandhiro (2011) indikator
merupakan panduan dalam merumuskan tujuan pembelajaran.
Struktur LKS X yang belum sesuai dengan pedoman dalam KTSP sebagian
besar terletak pada tugas dan evaluasi. Menurut Depdiknas (2008) tugas harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Widjajanti (2008),
yang menjelaskan bahwa LKS memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan
tugas sesuai dengan KTSP. Namun, tugas pada LKS X sebagian besar tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Arifin (2009:12) menyatakan bahwa evaluasi berfungsi
sebagai alat untuk mengukur sejauh mana siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Pernyataan tersebut mengartikan bahwa penyusunan evaluasi harus mengacu pada
tujuan pembelajaran.
Struktur LKS Z belum sesuai dengan struktur LKS menurut KTSP karena tidak
memiliki tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran digunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan sruktur LKS yang meliputi materi, tugas, dan evaluasi. Jika dalam LKS
tidak terdapat tujuan pembelajaran, maka dapat mempengaruhi kualitas dari materi,
tugas, dan evaluasi. Wandhiro (2011) menyatakan bahwa dalam pembuatan LKS perlu
memperhatikan beberapa syarat dan hal-hal yang penting, diantaranya adalah tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Farid (2010) juga memperkuat pendapat tentang
pentingnya tujuan pembelajaran dalam LKS.
Struktur LKS Z yang berupa materi, tugas, dan evaluasi belum sesuai dengan
pedoman penyusunan LKS menurut KTSP. Materi, tugas, dan evaluasi mengacu pada
tujuan pembelajaran. Namun, pada LKS Z tidak terdapat tujuan pembelajaran sehingga
menyebabkan persentase tingkat kesesuaiannya dengan KTSP rendah. Farid (2010)
menjelaskan bahwa materi pembelajaran dalam LKS harus sejalan dengan tujuan
pembelajaran. Widjajanti (2008) memperkuat pendapat tersebut dengan menyatakan
bahwa materi disesesuaikan dengan kompetensi siswa berdasarkan kurikulum KTSP.
Kompetensi yang dimaksud adalah tujuan pembelajaran.
Tingkat kesesuaian struktur LKS Y dengan KTSP paling rendah jika
dibandingkan dengan LKS X dan Z. Struktur LKS Y tidak sesuai dengan KTSP karena
tidak ada alokasi waktu, indikator dan tujuan pembelajaran. Materi, tugas, dan evaluasi
pada LKS Y sebagian besar juga tidak sesuai dengan pedoman penulisan yang ada
dalam KTSP.
Widjajanti (2008) yang menyatakan bahwa alokasi waktu yang digunakan dalam
LKS harus tepat agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. Demikian halnya
dengan indikator dan tujan pembelajaran yang menjadi pedoman dalam penyusunan
materi, tugas, dan evaluasi. Namun, dalam LKS Y tersebut tidak tercantum alokasi
waktu, indikator, dan tujuan pembelajaran sehingga akan berpengaruh pada kualitas
materi, tugas, dan evaluasi.
Hasil penelitian yang sudah dilakukan belum bisa dibandingkan dengan hasil
penelitian lain tentang kesesuaian struktur LKS dengan KTSP karena belum ada
penelitian yang mengkaji kesesuaian struktur LKS dengan KTSP. Penyusunan suatu
LKS hendaknya mengacu pada standar penulisan LKS menurut KTSP agar
menghasilkan LKS dengan kualitas baik. LKS yang berkualitas baik akan dapat
menunjang pembelajaran siswa sehingga memberikan hasil belajar yang baik pada
siswa.
B. Sebaran Tingkatan Ranah Kognitif Soal Evaluasi pada LKS Biologi SMP/MTs
Kelas VII se-Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban Berdasarkan Taksonomi
Bloom Revisi
Sebaran tingkatan ranah kognitif yang tertinggi adalah LKS X, yaitu sampai
pada C3 (mengaplikasi). Sebaran ranah kognitif pada LKS Y dan Z hanya sampai pada
C2 (memahami). Berdasarkan paparan tersebut dapat dikatakan bahwa sebaran
tingkatan ranah kognitif ketiga LKS belum merata. Sebaran ranah kognitif pada soal
evaluasi yang tidak merata tersebut berarti tidak sesuai dengan sebaran tingkatan ranah
kognitif yang semestinya ada dalam soal evaluasi sebagaimana yang dijelaskan oleh
Zahro (2012) bahwa soal-soal evaluasi seharusnya mencakup seluruh tingkatan ranah
kognitif, mulai C1 (mengingat) hingga C6 (mencipta).
Selanjutnya Widodo (2006:146) menyatakan bahwa pertanyaan C1 dan C2
merupakan dasar dari berpikir tingkat tinggi yakni C3, C4, C5, dan C6. Pengembangan
pertanyaan kognitif tingkat rendah yang terlalu berlebihan dan tidak diimbangi dengan
pertanyan kognitif tingkat tinggi akan kurang baik, karena pertanyaan yang memberikan
konstribusi yang lebih baik dalam proses pembelajaran adalah pertanyaan kognitif
tingkat tinggi. penelitian ini juga didukung oleh penelitian Dhamayanti (2005) yang
menyatakan bahwa sebaran ranah kognitif soal-soal tes pada pelajaran biologi untuk
siswa kelas II semester 1 SMA swasta di Kabupaten Tulung Agung hanya sampai C2.
Berlandaskan beberapa pendapat dan hasil penelitian terdahulu, seharusnya soal
evaluasi disusun sedemikian rupa sehingga di dalamnya memuat soal yang memiliki
tingkatan ranah kognitif dari C1 sampai C6 sehingga sebaran tingkatan ranah kognitif
merata.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan
bahwa kesesuaian struktur LKS Biologi SMP/MTs kelas VII se-Kecamatan Semanding
Kabupaten Tuban dengan standar penyusunan LKS menurut KTSP dari yang tinggi ke
rendah adalah LKS X dengan persentase 42% termasuk kriteria cukup baik, LKS Z
dengan persentase 45% termasuk kriteria cukup baik, LKS Y dengan persentase 26%
termasuk kriteria kurang baik. Sebaran tingkatan ranah kognitif soal evaluasi pada LKS
Biologi SMP/MTs kelas VII se-Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban yang tertinggi
hanya sampai pada C3 (mengaplikasikan) yaitu pada LKS X dengan persentase sebesar
5%. Tingkatan ranah kognitif pada LKS Y dan Z adalah sampai pada C2 (memahami)
dengan persentase masing-masing sebesar 66% dan 52%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan beberapa
saran untuk beberapa pihak, yaitu penerbit LKS hendaknya memperhatikan standar
penyusunan LKS yang baik menurut KTSP sebagai pedoman dalam membuat LKS,
guru hendaknya mampu membuat LKS sendiri dengan memperhatikan standar
penyusunan LKS menurut KTSP, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkaji tingkat
kebenaran materi dalam LKS X, Y, dan Z.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal
Menengah Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka, Tugas Terstruktur,
danTugas Mandiri Tidak Terstruktur . Jakarta: Direktorat Jenderal Menengah
Pendidikan Dasar dan Menengah. (Online), (http://www.4shared.com/rar/G-
693H7C/4_PERANGKAT_ PEMBELAJARAN_KTSP_.html, diakses tanggal
21 Januari 2011).
Dhamayanti, Dwi. 2005. Frekuensi Bentuk Soal dan Sebaran Ranah Kognitif Soal-Soal
Tes pada Buku Pelajaran Biologi untuk Siswa Kelas II Semester 1 SMA Swasta
di Kabupaten Tulung Agung. Malang: Skripsi Mahasiswa UM yang tidak
diterbitkan.
Farid, Muhammad. Pengembangan LKS, (Online), (http://faridmuh.wordpress.
com/2010/12/19/pengembangan-lks/, diakses 8 Maret 2013).
Pickard, Mary J. 2007. The New Bloom’s Taxonomy: An Overview for Family and
Consumer Sciences. Journal of Family and Consumer Sciences Education,
(Online), 25 (1): 47-48, (http://www.natefacs.org/JFCSE/
v25no1/v25no1Pickard.pdf, diakses 28 Oktober 2011).
Purwanto, Nanang. 2010. Kajian Implementasi Penjabaran Kompetensi Dasar ke
Dalam Bentuk RPP Biologi Kelas XI Ditinjau dari Kelengkapan dan
Keruntutan Penyajian Isi Sesuai Standar Proses untuk SMA Negeri di
Tulungagung. Malang: Skripsi Mahasiswa UM yang tidak diterbitkan.
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.
Wandhiro, Maulana Fajar. 2011. Makalah Pembuatan LKS (Lembar Kerja Siswa),
(Online), (http://zonasabar.blogspot.com/2011/03/makalah-pembuatan- lks-
lembar-kerja.html, diakses 4 Maret 2013).
Widjajanti, Endang. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa, (Online),
(http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-
dr/kualitas-lks.pdf, diakses 6 Maret 2013).
Widodo, Ari. 2006. Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains.
Jurnal Penelitian Pendidikan, (Online) 4 (2): 101-102, (http://isjd.pdii.
lipi.go.id/admin/jurnal/4206139148.pdf, diakses 28 Oktober 2011).
Zahro, Niswati. 2012. Analisis Kritis Ranah Kognitif Taksonomi Bloom, (Online),
(http://www.scribd.com/doc/86521439/1-ANALISIS-KRITIS-Taksonomi-
Bloom-Evaluasi-Hasil-Belajar-Bidang-Studi, diakses 10 Desember 2012).