Perkembangan teknologi informasi pada saat ini sudah sangat luas dan seharusnya mudah untuk diakses oleh siapapun terutama para petani. Namun pada kenyataannya, kondisi petani pada saat ini kurang mendapatkan akses informasi yang memadai untuk melancarkan kegiatan usahataninya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan petani akan informasi mengenai cara pengaplikasian teknologi yang tepat dan modern. Keadaan teresebut juga dipengaruhi oleh rata-rata usia para petani di Indonesia yang tergolong dalam usia kurang produktif. Selain itu, proses penyampaian informasi tidak berjalan dengan lancar dikarenakan keterbatasan akses informasi tersebut. Menurut Musyafak dan Tatang (2005) beberapa hal yang sangat mempengaruhi kelancaran akses informasi meliputi kondisi biofisik, sosial, ekonomi, dan budaya yang ada di petani. Pada dasarnya, kelancaran akses informasi yang diperoleh juga tergantung pada proses difusi karena ketika proses difusi tidak berjalan dengan sesuai dapat berdampak kepada perbedaan presepsi masing-masing penerima informasi, sehingga juga akan mempengaruhi bagaimana kelancaran dalam penerapan informasi tersebut. Upaya yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan proses difusi tersebut dapat dilakukan dengan cara memenuhi fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung akses informasi serta difusi seperti adanya akses internet yang tidak terbatas di suatu desa sehingga seluruh komponen yang terlibat dalam suatu desa tersebut dapat dengan mudah mengakses informasi dan saling bertukar informasi antar satu sama lain serta meminimalisir terjadinya perbedaan presepsi yang mungkin akan terjadi. Selain itu, kemampuan menerima informasi oleh petani juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya. Menurut Idraningsih (2011), pengalaman merupakan salah faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap untuk menerima suatu informasi disamping faktor lainya seperti orang lain, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi di dalam diri individu. Sikap menerima informasi yang diperoleh melalui pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilaku berikutnya. Pengalaman petani selama berinteraksi dengan penyuluh ataupun informasi yang diperoleh akan membentuk persepsi petani. Kemudian informasi yang diterima petani akan diinterpretasikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh petani tersebut. DAFTAR PUSTAKA Musyafak, Akhmad dan Tatang M. Ibrahim. 2005. Strategi Percepatan Adopsi dan Difusi Inovasi Pertanian Mendukung Prima Tani. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian.3(1): 20-37. Indraningsih, K.C. 2011. Pengaruh penyuluhan terhadap keputuan petani dalam adopsi inovasi teknologi usahatani terpadu. Jurnal Agro Ekonomi. 29(1): 1- 24.