Вы находитесь на странице: 1из 8

HIPOTESIS

KONSEP DASAR HIPOTESIS


Pengertian Hipotesis Secara Umum
Hipotesis adalah adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya
masih sementara atau lemah tingkat kebenarannya atau dengan kata lain hipotesis pada
dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar
penelitian lebih lanjut, karena bersifat dugaan sementara maka maka pengujian hipotesis
perlu dilakukan.
Pengujian hipotesis adalah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu
keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan/diuji. Jadi
sebelum menerima atau menolak sebuah hipotesis, seorang peneliti harus menguji
keabsahan hipotesis tersebut untuk menentukan apakah hipotesis itu benar atau salah.
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata hupo dan thesis. Hupo artinya
sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah kebenarannya. Sedangkan thesis
artinya pernyataan atau teori. Pendapat ahli mengenai pengertian hipotesis, sebagai
berikut:
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu
masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala (Donald Ary, 1992:120)
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus
diuji secara empiris (Moh.Nazir, 1998: 182).
Secara teknis, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi Suryabrata,
1991:49).
Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan
diuji melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000:69).
Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel penelitian, hipotesis merupakan pernyataan
tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubungan atau perbedaan antara dua variabel
atau lebih).
Ditinjau dalam hubungannya dengan teori ilmiah, hipotesis merupakan deduksi dari teori
ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai hasil observasi untuk
menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif).
Perbedaan Hipotesis Statistik Dengan Hipotesis Penelitian

 Hipotesis statistik
Hipotesis statistik adalah adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi
yang sifatnya masih sementara atau lemah tingkat kebenarannya, sehingga perlu
dilakukan pengujian secara empiris.
Hipotesis statistik bisa berbentuk suatu variabel seperti binomial, poisson, dan normal atau
nilai dari suatu parameter, seperti mean, varians, standar deviasi dan proporsi. Hipotesis
statistik haruslah diuji, karena itu harus berbentuk kuantitas agar dapat diterima atau
ditolak. Diterima jika hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan akan ditolak jika
terjadi penyangkalan dari pernyataan tersebut.

 Hipotesis penelitian
Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Jadi para peneliti akan membuat hipotesis dalam penelitiannya, yang bertujuan untuk
menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar dapat membuat
kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukannya.
Penelitian kuantitatif pasti membutuhkan hipotesa penelitian. Sedangkan penelitian
kualitatif belum tentu mempunyai hipotesa penelitian. Kalaupun ada, dalam penelitian
kualitatif, hipotesa yang dibuat adalah hipotesa tentatif atau disebut juga dengan hipotesa
kira-kira.
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Hipotesis dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang, misalnya secara
etimologis, teknis, statistik, dan lain sebagainya.
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jika kita
melakukan penelitian, maka kita akan dihadapkan pada hipotesa penelitian, terutama dalam
penelitian kuantitatif. Hipotesis penelitian dibuat oleh peneliti sebagai acuan dalam
menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk membuat kesimpulan-
kesimpulan penelitian. Jenis Hipotesis Penelitian antara lain: Hipotesa kerja, hipotesa nol,
hipotesa induktif dan hipotesa deduktif.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat dibedakan antara hipotesis penelitian
dengan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap
pertanyaan penelitian yang berawal dari permasalahan penelitian. Sedangkan hipotesis
statistik adalah dugaan sementara apakah sampel yang diteliti dapat mewakili keseluruhan
populasi.
Pentingnya Hipotesis Penelitian
Khusus dalam penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis dipandang sebagai komponen
penting dalam penelitian, untuk itu seorang peneliti sebelum dalam proses penelitian di
lapangan hendaknya peneliti tersebut telah merumuskan hipotesis penelitiannya.
Pentingnya hipotesis dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.
 Hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa
peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan
penelitian pada bidang tersebut.
 Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data.
 Hipotesis merupakan petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus
diikuti dan jenis data apa saja yang harus dikumpulkan.
 Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan
penelitian.

JENIS HIPOTESIS
Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, hipotesis dapat
diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.
Hipotesis Berdasarkan Rumusannya
Ditinjau dari rumusannya, hipotesis penelitian dibedakan menjadi :
 Hipoteis kerja, yaitu hipotesis “yang sebenarnya” yang merupakan
sintesis dari hasil kajian teoritis. Hipotesis kerja biasanya disingkat H1
atau Ha.
 Hipotesis nol atau hipotesis statistik, merupakan lawan dari hipotesis
kerja dan sering disingkat Ho.
Ada kalanya peneliti merumuskan hipotesis dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu
permasalahan penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho “sengaja”
dipersiapkan untuk ditolak, sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima.
Hipotesis Berdasarkan Proses Pemerolehannya
Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis penelitian dibedakan menjadi:
 Hipotesis induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan
pengamatan untuk menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif)
 Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskan
berdasarkan teori ilmiah yang telah ada (pada penelitian kuantitatif).
Pada umumnya penyusunan rumusan hipotesis sangat terkait dengan hasil observasi dan
kajian teori-teori ilmiah. Oleh Trochim, (2005) hubungan antara hipotesis dengan observasi
dan teori ilmiah pada hipotesis induktif dan deduktif dapat divisualisasikan seperti pada
gambar berikut ini.
Gambar Hipotesis deduktif

Gambar Hipotesis induktif

BENTUK – BENTUK HIPOTESIS


Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskripsif diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal.
Contoh hipotesis deskriptif:
Fokus penelitian : Seorang guru meneliti tentang minat siswa baru memilih program IPA
pada SMA Negeri 77 Makassar.
Rumusan masalah : Seberapa besar minat siswa baru memilih program IPA pada SMA
Negeri 77 Makassar?
Hipotesis penelitian :
H0 : Minat siswa baru memilih program IPA pada SMA Negeri 77 adalah rendah
H1 : Minat siswa baru memilih program IPA pada SMA Negeri 77 adalah tinggi
Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua variabel penelitian.
Contoh hipotesis komparatif:
Fokus penelitian : Seorang guru meneliti tentang perbedaan hasil belajar fisika siswa
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type STAD dan
Jigsaw pada siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 SMA Negeri 77 Makassar.
Rumusan masalah : Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara model
kooperatif type STAD dengan model pembelajaran kooperatif type
Jigsaw pada siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 SMA Negeri 77 Makassar?
Hipotesis penelitian :
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara model kooperatif tipe STAD
dengan model pembelajaran kooperatif type Jigsaw pada siswa kelas XI IPA 1 dan
XI IPA2 SMA Negeri 77 Makassar
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara model kooperatif type STAD
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas XI IPA 1 dan
XI IPA2 SMA Negeri 77
Hipotesis statistik :
H0 : 1 = 2
H0 : 1 ≠ 2
Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan antara dua variabel penelitian.
Contoh hipotesis asosiatif:
Fokus penelitian : Seorang guru meneliti tentang hasil belajar matematika dengan hasil
belajar fisika pada siswa SMA Negeri 77 Makassar.
Rumusan masalah : Apakah terdapat hubungan antara hasil belajar matematika dengan
hasil belajar fisika pada siswa SMA Negeri 77 Makassar?
Hipotesis penelitian :
H0 : Tidak terdapat hubungan antara hasil belajar matematika dengan hasil belajar
fisika pada siswa SMA Negeri 77 Makassar
H1 : Terdapat hubungan antara hasil belajar matematika dengan hasil belajar fisika
pada siswa SMA Negeri 77 Makassar
Hipotesis statistik :
H0 :  = 0
H0 :  ≠ 0
Hipotesis Kausal
Hipotesis kausal dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang mempertanyakan pengaruh faktor prediktor terhadap variabel respon.
Contoh hipotesis komparatif:
Fokus penelitian : Seorang guru meneliti tentang pengaruh penggunaan model
pembelajaran student centered learning terhadap hasil belajar fisika
pada siswa SMA Negeri 77 Makassar.
Rumusan masalah : Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Student
Centered Learning (SCL) terhadap hasil belajar fisika pada siswa SMA
Negeri 77 Makassar?
Hipotesis penelitian :
H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Student Centered
Learning (SCL) terhadap hasil belajar fisika pada siswa SMA Negeri 77 Makassar
H1 : Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Student Centered Learning
(SCL) terhadap hasil belajar fisika pada siswa SMA Negeri 77 Makassar
Hipotesis statistik :
Ho : β = 0
H1 : β ≠ 0

UJI ASUMSI
Seperti dijelaskan pada pokok bahasan awal bahwa statistik itu dibagi atas dua komponen
utama, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Jika statistika deskriptif hanya
memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik
inferensia atau kesimpulan apapun tentang gugus induknya yang lebih besar, maka
statistika inferensia mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis sebagian
data (contoh) atau juga sering disebut dengan sampel, untuk kemudian sampai pada
peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induknya (populasi).
Pada statistik inferensial terbagi atas dua jenis analisis tatistik yang dapat dilakukan, yaitu
statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Dimana statistik parametrik diperlukan
terpenuhinya banyak asumsi, sedangkan statistik nonparametrik tidak demikian. Uji asumsi
(uji dasar atau uji syarat) dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis terhadap data-data
yang diperoleh, beberapa uji asumsi yang perlu dilakukan adalam analisis statistik inferensial
khususnya pada jenis statistik parametrik, yaitu:
 uji normalitas,
 uji homogenitas,
 uji lienaritas.
Uji Normalitas
 Pengertian uji normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data
pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi
normal ataukah tidak.
Tujuan uji normalitas dilakukan adalah untuk menentukan data yang telah dikumpulkan
berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Berdasarkan pengalaman empiris
beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30, biasa disebut
sebagai sampel besar), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Namun untuk
memberikan kepastian, data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak, sebaiknya
digunakan uji normalitas. Karena belum tentu data yang lebih dari 30 bisa dipastikan
berdistribusi normal, demikian sebaliknya data yang banyaknya kurang dari 30 belum tentu
tidak berdistribusi normal, untuk itu perlu suatu pembuktian. uji statistik normalitas yang
dapat digunakan diantaranya, adalah:
 Metode Chi-Square,
 Metode Kolmogorov Smirnov,
 Metode Lilliefors,
 Metode Shapiro Wilk,
 Metode Jarque Bera.

 Metode Uji Chi-Square


Metode Chi-Square atau X2 untuk Uji Goodness of fit Distribusi Normal menggunakan
pendekatan penjumlahan penyimpangan data observasi tiap kelas dengan nilai yang
diharapkan. Uji Chi-square seringkali digunakan oleh para peneliti sebagai alat uji
normalitas, dengan rumus perhitungan:

Keterangan:
X2 = Nilai Chi-Square
Oi = Nilai observasi
Ei = Nilai harapan, luasan interval kelas berdasarkan tabel normal dikalikan N (total
frekuensi) (pi x N)
N = Banyaknya angka pada data (total frekuensi)
Dalam menghitung nilai Chi-Square dibutuhkan tabel bantuan berikut ini
Frekeuns Frekuensi
Luas
Interva i yang
Batas Kelas Nilai Z Interva
l Kelas Observas Diharapka
l Kelas
i (Oi) n (Ei)
Bawa Ata Bawa Ata
(7)
h s h s
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
… -
… -
… -
dst
Jum Oi = … ….
Berikut cara menghitung nilai Chi-Square:
 Hitung nilai mean (nilai rata-rata)
 Hitung standar deviasi
 Kolom 1, buatlah interval kelas berdasarkan data yang ada
 Kolom 2, hitung frekuensi observasi (Oi) berdasarkan kolom 1
 Kolom 3, tentukan skor batas kelas bawah dengan rumus skor bawah
– 0,5 dan skor batas kelas atas dengan rumus skor atas + 0,5
 Kolom 4, cari nilai Z pada tabel Z berdasarkan skor batas kelas bawah
dan skor batas kelas atas

 Metode Lilliefors
Metode Lilliefors salah satu metode untuk menguji tingkat normalitas data, metode
Lilliefors menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Data
ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai
probabilitas komulatif normal. Probabilitas tersebut dicari bedanya dengan probabilitas
kumulatif empiris. Beda terbesar dibanding dengan tabel Lilliefors.
Uji Homogenitas
Pengertian
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua
buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah Uji Homogenitas Variansi dan Uji Bartlett. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak.
Beberapa teknik statistik untuk uji homogenitas varians antara lain: Uji Hardley/F Uji
Cohran Uji Levene. (digunakan apabila jumlah sampel (n) antar kelompok sama), Uji
Bartlett (dapat digunakan untuk n kelompok sama maupun tidak sama).
Uji Linearitas

Вам также может понравиться