Вы находитесь на странице: 1из 7

dr. Suparyanto, M.

Kes
Weblog dr. Suparyanto, M.Kes berisi tentang materi kuliah untuk mahasiswa STIKES program
studi S1 Keperawatan, D3 Keperawatan dan D3 Kebidanan. Materi hanya merupakan resume,
kewajiban bagi mahasiswa untuk membaca lebih lanjut pada referensi yang sesuai. Banyak
kekurangan dalam penulisan, untuk itu saran dan kritik untuk perbaikan penulisan sangat
diharapkan (klik komentar).

Dilarang copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan penulis dan alamat web (URL). Trims

Jumat, 15 Juli 2011


KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL

Dr. Suparyanto, M.Kes

KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL

PENGERTIAN

 Menurut Depkes RI (1994) pengukuran LILA pada kelompok wanita usia subur adalah
salah satu cara untuk mendeteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh
masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis
(KEK). Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah kekurangan gizi pada ibu
hamil yang berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) (DepKes RI, 1999).

 Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita
mempunyai kecenderungan menderita KEK ( Arismas,2009).

 Ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah satu atau
beberapa kriteria sebagai berikut : a.Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg. b.Tinggi
badan ibu < 145 cm. c.Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg. d.Indeks
masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00 e.Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %) (Weni,
2010).

PENGUKURAN STATUS GIZI

1.Pengukuran LILA

 Ada beberapa cara untuk dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara
lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur LILA, mengukur kadar
Hb. Bentuk adan ukuran masa jaringan adala masa tubuh. Contoh ukuran masa jaringan
adala LILA, berat badan, dan tebal lemak. Apabila ukuran ini rendah atau kecil,
menunjukan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita
pada waktu pengukuran dilakukan. Pertambahan otot dan lemak di lengan berlangsung
cepat selama tahun pertama kehidupan (Arisman,2009).
 Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot
yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini berguna untuk skrining
malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes untuk mendeteksi ibu hamil
dengan resiko melahirkan BBLR bila LILA < 23,5 cm (Wirjatmadi B, 2007). Pengukuran
LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi
Kronis. Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23.5 cm.
Apabila ukuran kurang dari 23.5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita
tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir
rendah ( Arisman, 2007)
 a.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan pengukuran LILA

1. Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.
2. Lengan harus dalam posisi bebas.
3. Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang.
4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat
sehingga permukaannya tidak rata (Arisman, 2007).

 b.Cara Mengukur LILA

1. Tetapkan posisi bahu dan siku


2. Letakkan pita antara bahu dan siku.
3. Tentukan titik tengah lengan.
4. Lingkaran pita LILA pada tengah lengan.
5. Pita jangan telalu ketat.
6. Pita jangan terlalu longgar.
7. Cara pembacaan skala yang benar. (Arisman, 2007)

2.Pengukuran Berat Badan

 Berat badan merupakan ukuran antropometris yang paling banyak digunakan karena
parameter ini mudah dimengerti sekalipun oleh mereka yang buta huruf ( Arisma, 2009).
 Berat badan adalah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh
sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena
terserang penyakit infeksi, menurunya nafsu makan atau menurunnya jumlah makan yang
dikonsumsi.
 Pada prinsipnya ada dua macam timbangan yaitu beam (lever)balance scales dan spring
scale. Contoh beam balance ialah dancing, dan spring scale adalah timbangan pegas.
Karena pegas mudah melar timbangan jenis spring scsle tidak dianjurkan untuk
digunakan berulang kali, apalagi pada lingkungan yang bersuhu panas.
 Berat badan ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya, tetapi rumusannya bisa
dibuat yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil tiap minggunya yang
dikemukakan oleh para ahli berkisar antara 350-400 gram, kemudian berat badan yang
ideal untuk seseorang agar dapat menopang beraktifitas normal yaitu dengan melihat
berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur kehamilan
sehingga rumusnya dapat dibuat.
 Dengan berbekal beberapa rumus ideal tentang berat badan, saya (penulis) dapat
kembangkan menjadi rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut :
Dimana penjelasannya adalah BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan
dicari. BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm (TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm.
Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca untuk orang
Eropa dan disesuaikan oleh Katsura untuk orang Indonesia. UH adalah Umur kehamilan
dalam minggu. Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badan
dapat dengan dini diketahui. 0.35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-
400 gram diambil nilai terendah 350 gram atau 0.35 kg . Dasarnya diambil nilai terendah
adalah penambahan berat badan lebih ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada
kuantitas (banyaknya) (Supriasa, 2002).

3.Pengukuran Tinggi Badan

 Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan
keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan
merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan
terhadap tinggi badan , factor umur dapat dikesampingkan. Ibu hamil pertama sangat
membutuhkan perhatian khusus.
 Pengukuran tinggi badan bermaksud untuk menjadikanya sebagai bahan menentukan
status gizi. Status gizi yang ditentukan dengan tinggi badan tergolong untuk mengukur
pertumbuhan linier. Pertumbuhan linier adalah pertumbuhan tulang rangka, terutama
rangka extrimitas (tungai dan lengan). Untuk tinggi badan peranan tungkai yang
dominan.
 Pengukuran tinggu badan orang dewasa, atau yang sudah bisa berdiri digunakan alat
microtoise (baca: mikrotoa) dengan skala maksimal 2 meter dengan ketelitian 0,1 cm.
Apabila tidak tersedia mikrotoise dapat digunakan pita fibreglas (pita tukang jahit
pakaian) dengan bantuan papan data dan tegak lurus dengan lantai. Pengukuran dengan
pita fibreglass seperti ini harus menggukan alat bantu siku-siku. Persyaratan tempat
pemasangan alat adalah didinding harus datar dan rata dan tegak lurus dengan lantai.
Dinding yang memiliki banduk di bagian bawah (bisanya pada lantai keramik) tidak bisa
digunakan. Hal yang harus diperhatikan saat pemasangan mikrotoise adalah saat sudah
terpasang dan direntang maksimal ke lantai harus terbaca pada skala 0 cm.
 A.Cara Pengukuran Berdiri membelakangi dinding dimana microtoie terpasang dengan
posisi siap santai (bukan siap militer), tangan disamping badan terkulai lemas, tumit,
betis, pantat, tulang belikat dan kepala menempel di dinding. Pandangan lurus ke depan.
Sebagai pegukur harus diperiksa ketentuan ini sebelum membaca hasil pengukuran. Tarik
microtiose ke bawah sampai menempel ke kepala. Bagi terukur yang berjilbab agak
sedikit ditekan agar pengaruh jilbab bisa diminimalisir. Untuk terukur yang memakai
sanggul harus ditanggalkan lebih dahulu atau digeser ke bagia kiri kepala. Saat
pengkuran, sandal, dan topi harus dilepas. Baca hasil ukur pada posisi tegak lurus dengan
mata (sudut pandang mata dan skala microtoise harus sudut 90 derajat). Pada gambar di
atas, apabila terukur lebuh tinggi dai Pengukur, maka pengukur harus menggunakan alat
peningi agar posisi baca tegak lurus. Bacaan pada ketelitian 0,1 cm, artinya apabila tinggi
terukur 160 cm, harus ditulis 160,0 cm (koma nol harus ditulis). Tinggi badan kurang dari
145 cm atau kurang merupakan salah satu risti pada ibu hamil. Luas panggul ibu dan
besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang
terjadi: a.Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin/kepala tidak besar.
b.Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar/kepala besar. Pada kedua kemungkinan
itu, bayi tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, dan membutuhkan operasi Sesar.

4.Indeks Masa Tumbuh

 Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu,
juga dapat mempengarui produktif kerja. Laporan FAO /WHO/UNU tahun 1985
menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan oleh Body Mass
Index (BMI).
 Di Indonesia istila Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indekx Masa Tubuh (IMT)
merupakan alat yang sederhana untu memantau status gizi orang dewasa khusunya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat
badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih
panjang. Berat badan dilihat dari Quatelet atau body mass Index (IMT).
 Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas
kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan
resiko atau terjadi kesulitan dalam persalinan. Indeks massa tubuh (IMT) merupakan
rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa (Arisman, 2009).
 Penilaian Indeks Masa Tumbuh diperoleh dengan memperhitungkan berat badan sebelum
hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (Yuni, 2009).
 Rumus ini hanya cocok diterapkan pada mereka yang berusia antara 19-70 tahun,
berstruktur tulang belakang normal, bukan atlet atau binaragawan.

Tabel 2.2 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT


Status Gizi

1. IMT KKP I < 16


2. KKP II 16,0 -16,9
3. KKP III 17,0 - 18,4
4. Normal ≤18,5 - < 25
5. Obesitas I 25 - 29,9
6. Obesitas II 30 – 40
7. Obesitas III >40

Sumber: Arisman, 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU


HAMIL

1. Faktor Sosial Ekonomi


 Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial
ekonomi (FKM UI, 2007). Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan
yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian
hamil maka kemungkinan besar sekali gzi yang dibutuhan tercukupi ditambah lagi
adanya pemeriksaan membuat gizi ibu hamil semakin terpantau (Weni,2010). Sosial
ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam masyarakat yang
ditentukan dengan variabel pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, karena ini dapat
mempengaruhi aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo, 2006).

a.Pendidikan

 Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu


kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta
didik (Umar, 2005). Faktor pendidikan mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat
pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang
dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya (FKM UI, 2007).

 Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan ibu adalah pendidikan formal ibu yang terakhir yang ditamatkan dan
mempunyai ijazah dengan klasifikasi tamat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi dengan
diukur dengan cara dikelompokkan dan dipresentasikan dalam masing-masing klasifikasi
(Depdikbud, 1997).

b.Pekerjaan

 Pekerjaan adalah sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu yang dilakukan untuk
mencari nafkah guna untuk kehidupan (Kamus Besar Indonesia, 2008). Ibu yang sedang
hamil harus mengurangi beban kerja yang terlalu berat karena akan memberikan dampak
kurang baik terhadap kehamilannya (FKM UI, 2007). Kemampuan bekerja selama hamil
dapat dipengaruhi oleh peningkatan berat badan dan perubahan sikap (Benson Ralph C,
2008). Resiko-resiko yang berhubungan dengan pekerjaan selama kehamilan termasuk :

1. Berdiri lebih dari 3 jam sehari.


2. Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran atau membutuhkan upaya
yang besar untuk mengoperasikannya.
3. Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat, mendorong dan membersihkan.
4. Jam kerja yang panjang (Curtis Glade B, 1999 ).

 Kriteria pekerjaan dapat dibedakan menjadi buruh/pegawai tidak tetap, swasta,


PNS/ABRI, tidak bekerja/ibu rumah tangga (Nursalam, 2001).

c.Pendapatan

 Penerimaan baik berupa uang maupun barang, baik dari pihak lain maupun pihak sendiri
dari pekerjan atau aktivitas yang kita lakukan dan dengan dinilai sebuah uang atas harga
yang berlaku pada saat ini. Pendapatan seorang dapat dikatakan meningkat apabila
kebutuhan pokok seorangpun akan meningkat. Suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menafkahi diri dan keluarganya dimana pekerjaan tersebut tidak ada yang mengatur dan
dia bebas karena tidak ada etika yang mengatur.

 Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar
kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat
penggelolaan sumber daya lahan dan pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas
kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan akan makanannya terutama
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Tingkat pendapatan dapat
menentukan pola makan. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas
dan kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan
yang diperoleh dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula
prosentase dari penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis
bahan makanan lainnya (FKM UI, 2007).

 Berdasarkan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga tahun 2010 oleh Badan
Pusat Statistik, pendapatan untuk pedesaan dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :

1. Pendapatan rendah di bawah Rp. 790.000,-


2. Pendapatan sedang Rp.790.000,- sampai. Rp.1.270.000,-
3. Pendapatan tinggi di atas Rp. 1.270.000,-

(www.Informasi Upah Minimum Regional (UMR) Jombang Tahun 2010, 2011)

2.Faktor Jarak Kelahiran

 Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian
menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya
lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi
anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun. Jarak
melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan
juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan
keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan
menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung (Baliwati, 2006).
Berbagai penelitian membuktikan bahwa status gizi ibu hamil belum pulih sebelum 2
tahun pasca persalinan sebelumnya, oleh karena itu belum siap untuk kehamilan
berikutnya (FKM UI, 2007). Selain itu kesehatan fisik dan rahim ibu yang masih
menyusui sehingga dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Ibu hamil dengan
persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu seolah-olah menghadapi kehamilan atau
persalinan yang pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih bertambah tua. Apabila asupan
gizi ibu tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil.

 Kriteria jarak kelahiran dibagi menjadi 2, yaitu :


1. Resiko rendah (≥ 2 tahun sampai < 10 tahun).
2. Resiko tinggi (< 2 tahun atau ≥ 10 tahun) (Rochjati P, 2003).

3. Faktor Paritas

 Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan dengan jumlah anak
yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi
ibu hamil. Paritas merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi.
Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka
kemungkinan banyak akan ditemui keadaan :

1. Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi.


2. Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.

 Kriteria paritas (jumlah anak) dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Partas rendah (< 4x kelahiran).


2. Paritas tinggi (≥ 4x kelahiran).

 Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan dengan jumlah anak
yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi
ibu hamil. Paritas merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi.
Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka
kemungkinan banyak akan ditemui keadaan :

1. Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi.


2. Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.

 Kriteria paritas (jumlah anak) dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Partas rendah (< 4x kelahiran).


2. Paritas tinggi (≥ 4x kelahiran) (Roechjati P, 2003)

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/07/kurang-energi-kronis-kek-pada-ibu-hamil.html

Вам также может понравиться

  • Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
    Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
    Документ20 страниц
    Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Asuhan Kebidanan Pada Ny. "L" Kehamilan 31 Minggu Lima Hari Di Rumah Sakit Bersalin Bunda Makassar Tanggal 05 November 2007
    Asuhan Kebidanan Pada Ny. "L" Kehamilan 31 Minggu Lima Hari Di Rumah Sakit Bersalin Bunda Makassar Tanggal 05 November 2007
    Документ13 страниц
    Asuhan Kebidanan Pada Ny. "L" Kehamilan 31 Minggu Lima Hari Di Rumah Sakit Bersalin Bunda Makassar Tanggal 05 November 2007
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Asuhan Kebidanan Pada Ny. "L" Kehamilan 31 Minggu Lima Hari Di Rumah Sakit Bersalin Bunda Makassar Tanggal 05 November 2007
    Asuhan Kebidanan Pada Ny. "L" Kehamilan 31 Minggu Lima Hari Di Rumah Sakit Bersalin Bunda Makassar Tanggal 05 November 2007
    Документ13 страниц
    Asuhan Kebidanan Pada Ny. "L" Kehamilan 31 Minggu Lima Hari Di Rumah Sakit Bersalin Bunda Makassar Tanggal 05 November 2007
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Ruptur
    Ruptur
    Документ7 страниц
    Ruptur
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Ruptur
    Ruptur
    Документ7 страниц
    Ruptur
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
    Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
    Документ20 страниц
    Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • SGHSD
    SGHSD
    Документ8 страниц
    SGHSD
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • ANC 30mg 4hr
    ANC 30mg 4hr
    Документ12 страниц
    ANC 30mg 4hr
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Wewret
    Wewret
    Документ1 страница
    Wewret
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Tgs Riset
    Tgs Riset
    Документ15 страниц
    Tgs Riset
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • ANC 30mg 4hr
    ANC 30mg 4hr
    Документ12 страниц
    ANC 30mg 4hr
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • 13 Distribusi Normal (Pro-Global08)
    13 Distribusi Normal (Pro-Global08)
    Документ15 страниц
    13 Distribusi Normal (Pro-Global08)
    berbalina barrang
    100% (2)
  • Wewret
    Wewret
    Документ1 страница
    Wewret
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ4 страницы
    Daftar Isi
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Wewenang Bidan Dlam Pemberian Obat
    Wewenang Bidan Dlam Pemberian Obat
    Документ21 страница
    Wewenang Bidan Dlam Pemberian Obat
    berbalina barrang
    100% (6)
  • Tgs Riset
    Tgs Riset
    Документ15 страниц
    Tgs Riset
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • DSR Imunologi
    DSR Imunologi
    Документ9 страниц
    DSR Imunologi
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Pengertian Obat Hipertensi
    Pengertian Obat Hipertensi
    Документ33 страницы
    Pengertian Obat Hipertensi
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Sukma Bayi
    Sukma Bayi
    Документ12 страниц
    Sukma Bayi
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ4 страницы
    Daftar Isi
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • DSR Imunologi
    DSR Imunologi
    Документ9 страниц
    DSR Imunologi
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Anc Fisiologi
    Anc Fisiologi
    Документ14 страниц
    Anc Fisiologi
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Pengertian Obat Hipertensi
    Pengertian Obat Hipertensi
    Документ33 страницы
    Pengertian Obat Hipertensi
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Anc Fisiologi
    Anc Fisiologi
    Документ14 страниц
    Anc Fisiologi
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • 1.1.1 Komplikasi Pada Kehamilan
    1.1.1 Komplikasi Pada Kehamilan
    Документ61 страница
    1.1.1 Komplikasi Pada Kehamilan
    berbalina barrang
    100% (1)
  • INC Kom
    INC Kom
    Документ17 страниц
    INC Kom
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • Panduan Pemberian Edukasi Dan Informasi
    Panduan Pemberian Edukasi Dan Informasi
    Документ4 страницы
    Panduan Pemberian Edukasi Dan Informasi
    Nurdila Damayanti
    Оценок пока нет
  • Sukma Bayi
    Sukma Bayi
    Документ12 страниц
    Sukma Bayi
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • INC Kom
    INC Kom
    Документ17 страниц
    INC Kom
    berbalina barrang
    Оценок пока нет
  • ANC Kom
    ANC Kom
    Документ15 страниц
    ANC Kom
    berbalina barrang
    Оценок пока нет