Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan air bersih untuk minum, memasak,
mencuci dan keperluan lain. Air tersebut mempunyai standar 3 B yaitu tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak beracun. Tetapi adakalanya kita melihat air yang berwarna keruh dan berbau
serta sering kali bercampur dengan benda-benda sampah seperti kaleng, plastik, dan sampah
organic. Pemandangan seperti ini kita jumpai pada aliran sungai atau dikolam-kolam. Air yang
demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air yang terpolusi.Darimana polutan itu berasal
?Bagi kita, khususnya masyarakat pedesaan sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber
polutan dapat berasal dari mana-mana. Contohnya limbah-limbah industri dibuang dan dialirkan
ke sungai. Semua akhirnya bermuara di sungai dan pencemaran polutan air ini dapat merugikan
manusia bila manusia mengkonsumsi air yang tercemar. Maka dari itu kelompok kami ingin
membahas upaya pencegahan pencemaran air melalui makalah ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
Hidrosfer merupakan daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Hidrosfer
berasal dari kata hidros yang berarti ’air’ dan sphereyang berarti ’daerah’ atau ‘bulatan’. Daerah
perairan ini meliputi samudra, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang terdapat di
atmosfer. Hidrosfer menempati sebagian besar muka bumi karena 75% muka bumi tertutup oleh
air. Jumlah air yang tetap dan selalu bergerak dalam satu lingkaran peredaran membentuk suatu
siklus yang dinamakan siklus hidrologi, siklus air, atau daur hidrologi.
Penguapan air yang terjadi di permukaan bumi terutama samudra dan laut disebabkan
oleh panas matahari. Uap air yang terbentuk akan bergerak naik ke udara yang segera diikuti
penurunan suhu. Setelah sampai pada ketinggian tertentu, uap air yang mengalami kondensasi
(pengembunan) dan berubahlah menjadi embun atau awan, dan akhirnya embun berubah menjadi
hujan atau salju.
2) Meander Sungai
Meander atau bentuk kelokan kelokan aliran sungai, sering didapati pada aliran sungai di
daerah dataran rendah. Meander terjadi karena adanya reaksi antara aliran sungai dan batu-
batuan yang homogen dan kurang resisten terhadap erosi. Terdapat dua sisi pada lengkungan
meander.Undercut adalah berpindahnya aliran air yang disebabkan oleh sedimentasi pada bagian
lengkung meander sehingga aliran air di luar lebih cepat daripada arus air pada sisi dalamnya.
Kondisi ini menyebabkan sisi luar lengkung tererosi dan hasil erosinya terendap di bagian dalam.
Jika berlangsung secara terus menerus, dapat membentuk setengah lingkaran atau bahkan hampir
melingkar penuh.
Batas daratan yang sempit yang memisahkan antara tikungan yang satu dan tikungan
lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru, dan terbentuklah danau tapal kuda atau danau
mati (oxbow lake). Sungai San Juan merupakan salah satu contoh sungai bermeander berelief
kasar, karena melakukan erosi pendalaman terhadap batuan dasar sehingga sungai tersebut
berkedudukan tepat di dasar lembahnya.
3) Delta
Delta adalah endapan yang terbentuk di ujung aliran yang sudah dekat muara di laut atau
danau. Ada berbagai bentuk dan ukuran delta. Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya
delta, antara lain, musim, kecepatan aliran sungai, dan jenis batuan.
5) Lembah Sungai
Lembah sungai merupakan hasil pengikisan air yang mempunyai bentuk permukaan yang
lebih rendah daripada bagian lainnya. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui
tiga proses, yakni: pendalaman,pelebaran, dan pemanjangan.
a) Pendalaman lembah sungai
Perbedaan ketinggian yang besar menyebabkan proses erosi di daerah hulu sungai.
Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai. Cara kerja
ini disebut sebagai pengikisan hidrolik. Pengikisan dan pendalaman saluran juga dipercepat oleh
terjadinya pengikisan mekanik. Pengikisan mekanik ini dipercepat oleh serpihan batuan yang
terbawa oleh aliran yang deras. Selain itu, terjadi pula pengikisan kimiawi yaitu proses pelarutan
dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi saluran sungai.
b) Pelebaran lembah sungai
Lambatnya kecepatan arus air di daerah datar menyebabkan proses erosi ke samping
(lateral) sehingga erosi lateral lebih pada melebarnya lembah sungai. Erosi lateral juga dibarengi
dengan proses agradasi atau penambahan endapan yang berasal dari materi longsoran (mass
wasting) dari lereng atasnya. Kondisi ini dapat mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai.
Stadium muda pembentukan lembah dimulai dengan beberapa tanda tanda, antara lain:
(1) daya kikis vertikal yang kuat akibat gradien yang masih besar menyebabkan penampang
lintang dari lembah berbentuk huruf V;
(2) daya angkut aliran air sungai paling besar;
(3) lebar bagian bawah lembah dan lebar saluran sungai sama besar;
(4) dasar lembah belum merata.
Di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, dan
Surabaya, kualitas airnya cenderung menurun. Adanya perubahan kadar parameter tertentu
seperti kadar pH, kebutuhan oksigen biologi (Biological Oxygen Demand = BOD) dan
kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand = COD) dapat dijadikan petunjuk
terhadap penurunan kualitas air sungai. Parameter BOD dan COD sungai-sungai di seluruh
provinsi di Pulau Jawa yang telah melampaui batas baku mutu yang ditetapkan. Selain itu,
kekeruhan air dan jumlah lumpur yang mencapai 25 ton/tahun pada sungai-sungai di Pulau Jawa
dapat menunjukkan adanya erosi tanah di bagian hulu sungai.
Nilai ambang batas pencemaran berhubungan dengan pengaturan terhadap pemanfaatan
sungai. Penentuan manfaat sungai dapat ditentukan oleh kualitas air saat itu. Masyarakat
pengguna dan para pengusaha yang andil dalam terjadinya pencemaran air diharapkan dapat
mengatasi permasalahan kuantitas dan kualitas air. Program yang dilakukan untuk mengatasi
pencemaran air sungai ini adalah program kali bersih (prokasih). Program ini difokuskan untuk
menurunkan jumlah beban zat pencemar yang masuk ke sungai.
Peranan penting sungai bagi kehidupan manusia, antara lain:
(1) untuk pengairan, misalnya dengan dibuat waduk;
(2) kaya bahan-bahan bangunan seperti pasir, batu kali, dan kerikil yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan;
(3) sebagai mata pencarian penduduk, seperti pengamjikan pasir dan batu-batu; pencarian bijih
emas, intan, timah aluvial; dan perikanan;
(4) sumber pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan air terjun sungai;
(5) kandungan mineral yang terdapat di dalam air sungai dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
meningkatkan kesuburannya karena unsur-unsur tersebut sangat dibutuhkan tanaman;
(6) dataran aluvial yang subur merupakan hasil pengendapan air sungai;
(7) bagi kelangsungan suatu industri yang banyak memerlukan air, seperti industri bata dan
genting, sungai mempunyai arti yang sangat penting;
(8) untuk lalu lintas atau transportasi air.
b. Danau
Kumpulan air dalam cekungan tertentu, yang biasanya berbentuk mangkuk disebut
dengan danau. Suplai air danau berasal dari curah hujan, sungai-sungai, serta mata air dan air
tanah. Danau bersifat permanen atau tetap berair sepanjang tahun. Akan tetapi, jika sumber air
pengisi danau
berasal dari salah satu saja, danau tersebut bersifat sementara atau periodik,
sehingga pada waktu tertentu danau tersebut akan kering. Menurut terjadinya, danau
dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
1) Danau Vulkanis
Danau vulkanis terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanis. Depresi vulkanis timbul pada
bekas suatu letusan gunung api. Dasar cekungan yang tertutup oleh material vulkan tidak
tertembus oleh air, sehingga jika terjadi hujan, airnya akan tertampung dan membentuk danau
vulkanis. Bentuk dan luas yang terjadi dipengaruhi oleh tipe letusan. Pada tipe gunung api maar
akan terbentuk danau maar, pada gunung api dengan letusannya kaldera, akan terbentuk sebuah
danau kaldera yang luas. Contoh danau vulkanis adalah Danau Singkarak di Sumatra Barat.
2) Danau Tektonik
Danau tektonik terbentuk karena bentuk-bentuk patahan dan slenk yang ditimbulkan oleh
gerak dislokasi (perpindahan lokasi) di permukaan bumi. Slenk yang diapit oleh horst, di
sekitarnya dapat membentuk danau kalau mendapat air dalam jumlah yang cukup (air hujan,
sungai, mata air). Contoh danau tektonik adalah Great Basin di Amerika Serikat, Danau
Nyasa,dan Danau Tanganyika di Afrika Timur.
4) Danau Dolina
Danau dolina/dolin merupakan danau yang terdapat di daerah karst dan umumnya berupa
danau kecil yang bersifat temporer. Danau ini dapat terbentuk jika di dasar dan tebing dolina
terdapat bahan geluh lempung yang tak tembus air, sehingga jika terjadi hujan airnya tidak
langsung masuk ke dalam tanah kapur, tetapi akan tertampung di dolina terbentuklah danau
dolina. Danau dolina dapat juga terjadi karena adanya air di dalam tanah kapur tinggi.
c. Rawa
Daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan tanah
lumpur dengan kadar air relatif tinggi. Wilayah rawa yang luas banyak terdapat di Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Berdasarkan genangan airnya, rawa dibedakan atas berikut.
c. Lapisan Peralihan
Lapisan peralihan terletak di antara lapisan kedap dan lapisan tak kedap. Lapisan ini
merupakan kombinasi dari dua lapisan tersebut. Keadaan air dan posisi tanah dalam lapisan tak
kedap dapat memengaruhi gerak aliran airnya. Jika lapisan yang kurang kedap terletak di atas
dan di bawah tubuh air, dapat dihasilkan suatu lapisan penyimpanan air yang disebut air tanah
tak bebas. Perbedaan tinggi suatu tempat dengan daerah tangkapan hujan sangat berperan dalam
timbulnya tekanan air tanah tak bebas. Sumur artesis muncul jika pengeboran dilakukan di
daerah yang lebih rendah daripada permukaan air tanah pada daerah tangkapan hujan. Bagi
daerah-daerah yang kering, beriklim arid (panas) dan semiarid (semipanas), air artesis
mempunyai arti yang sangat penting. Contoh daerah cekungan artesis di Australia Tenggara,
terletak di daerah aliran Sungai Darling dan Sungai Murray.
Sumur Resapan
Kemarau panjang sering berdampak negative kepada kehidupan, kekurangan air bersih,
kebakaran hutan, dan lain-lain. Padahal setiap musim penghujan kita mengalami banjir yang juga
membawa kerugian besar. Untuk mengantisipasi kedua hal tersebut sekaligus, kita perlu
membuat sumur-sumur resapan. Untuk di daerah-daerah yang tanahnya masih luas kita dapat
membuat kolam atau empang. Untuk lokasi yang terbatas kita membuat sumur resapan. Adapun
cara membuat sumur resapan cukup mudah. Pertama, galilah tanah di sekitar rumah, terutama
yang berada dekat pompa air atau jet pump. Kedua, isi lubang secara bergantian dengan pecahan
tembok atau batu kali dan ijuk secara bergantian hingga lubang penuh. Ketiga, pada bagian atas
tutup dengan pasir. Keempat, arahkan curahan air hujan atau air bekas cucian dapur ke arah
lubang, air itu akan meresap ke dalam tanah dan akan menjadi sumber air tanah bagi
lingkunganmu.