Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2. Macam-Macam Persalinan
a. Persalinan Spontan
Bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan
lahir.
b. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya dengan forceps, sectio
caesarea.
c. Persalinan Anjuran
Persalinan terjadi bil bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar tetapi tidak
sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan.
Kadang-kadang persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
(Moechtar Rustam, 2008)
5. Tanda-tanda Inpartus
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, dan teratur
b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada
serviks
c. Kadang-kadang ketuban peceh sendirinya
d. Ada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada
(Moechtar Rustam, 2008)
6. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan
progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala
bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR.
Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang
terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal,
rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya
kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat
menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah
bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi
lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding
menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai
implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir
sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi
risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan
progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan
produksi laktasi dimulai. (Handerson, C. 2006)
8. Penatalaksanaan Persalinan
a. Kala I
1) Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm
dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
2) Penanganan
a) Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan
kesakitan
b) Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan,
lakukan perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
c) Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
d) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta
prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
e) Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya
setelah buang air besar/kecil.
f) Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan
cara: gunakan kipas angina/AC, Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi
sebelumnya.
g) Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan
cukup minum
h) Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
3) Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada
persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan
yang ada pada partogram. Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal
sebagai berikut :
a) Warna cairan amnion
b) Dilatasi serviks
c) Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin
diagnosis in partu belum dapat ditegakkan. Jika terdapat kontraksi yang
menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada
serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita
tersebut dalam keadaaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka
diagnosanya adalah persalinan palsu.
4) Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan
kala I :
a) Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan
durasi
b) Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan
c) Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan
kala I :
a) Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
b) Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif
c) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
emajuan pada kondisi janin
a) Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau
lebih dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin.
b) Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi
sempurna digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi.
c) Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama
tangani penyebab tersebut
6) Kemajuan pada kondisi Ibu
a) Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi
atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan
berikan anlgesia secukupnya.
b) Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
c) Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang
kurang segera berikan dektrose IV.
b. Kala 2
1) Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak
divulva dengan diameter 5 – 6 cm.
2) Penanganan
a) Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan mendampingi
ibu agar merasa nyaman, menawarkan minum, dan memijat ibu.
b) Menjaga kebersihan diri.
c) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu.
d) Mengatur posisi ibu.
e) Menjaga kandung kemih tetap kosong.
f) Memberikan cukup minum.
3) Posisi saat meneran
a) Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman.
b) Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu
mengambil nafas.
c) Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk
memastikan janin tidak mengalami bradikardi (<120).
4) Kemajuan persalinan dalam kala II
a) Penurunan yang teratur dari janin dijalan lahir.
b) Dimulainya fase pengeluaran.
c) Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan
tahap kedua.
d) Tidak turunnya janin dijalan lahir.
e) Gagalnya pengeluaran pada fase akhir.
5) Kelahiran kepala bayi
a) Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala
bayi lahir.
b) Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat.
c) Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan.
d) Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah.
e) Periksa tali pusat.
f) Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali
pusat melalui kepala bayi.
g) Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat di klem pada dua tempat
kemudian digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi
leher bayi.
6) Kelahiran bahu dan anggota seluruhnya
a) Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
b) Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
c) Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
d) Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
e) Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi
sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung
bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
f) Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
g) Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai
pernafasan bayi
h) Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling
sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
i) Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan
segera mulai resusitasi bayi
j) Klem dan pototng tali pusat
k) Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit
dada siibu.
l) Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan
pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari
hilangnya panas tubuh.
c. Kala 3
1) Manajemen Aktif Kala III
a) Pemberian oksitosin dengan segera
b) Pengendalian tarikan tali pusat
c) Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
2) Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
a) Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
b) Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan
bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin
0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
a) Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis.
Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso
kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
b) Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan
vulva.
c) Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (
2-3 menit ).
d) Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-
menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
e) PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi.
f) Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan
atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan
gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan
dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum
jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
g) Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase
fundus agar menimbulkan kontraksi.
h) Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam
waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak
waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
i) Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada
serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.
d. Kala 4
1) Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu
dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa –
sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri
dari dalam perut ibu ke dunia luar.
2) Penanganan
a) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 – 30
menit selam jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat massase uterus sampai
menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit
pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan.
b) Periksa tekanan darah, nadi, kantung kemih, dan perdarahan setiap 15
menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II.
c) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
d) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering.
e) Biarkan ibu beristirahat.
f) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dengan
bayi.
g) Jika ibu ingin ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
h) Ajari ibu atau keluarga tentang bagaimana memeriksa fundus dan
menimbulkan kontraksi.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN INC
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
1) Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30
tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
5) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien.
6) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
7) Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.
8) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
a) Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang
mencari pertolongan.
b) Riwayat keluhan utama
i. P : Provokasi / palatif (penyebab)
ii. Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
iii. R : Region / dimana gejala dirasakan
iv. S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
v. T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang
didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan
anak,kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala,
perdarahan.kalau kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
3) Riwayat Kesehatn Dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa hari,
lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid atau
tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau
tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal ini
penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang
dapat mempengaruhi persalinan.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan atau keadaan umum
a) Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
b) Tanda –tanda vital (tensi, denyut nadi, pernafasan dan suhu)
2) Kepala : Warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi ada atau
tidak, oedema ada atau tidak
3) Mata : Fungsi penglihatan, Tanda-tanda anemis ada atau tidak, warna kornea,
sklera ikterik atau tidak
4) Hidung : Fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak, kesimetrisan,
kebersihan
5) Telinga : Kesimetrisan kedua daun telinga, Fungsi pendengaran, Kebersihan,
Keluhan nyeri, keluaran cairan, adanya nyeri tekan atau tidak, kesimetrisan,
kebersihan
6) Mulut : Fungsi pengecapan, kondisi lidah kotor atau bersih, caries ada atau
tidak, mukosa bibir lembab atau tidak, fungsi mengunyah baik atau terganggu.
7) Leher : fungsi pergerakan simetris simetris dextra-sinistra, pembesaran
kelenjar thyroid, fungsi menelan.
8) Dada : periksa keadaan puting susu menonjol atau tidak, kesimetrisan
payudara, pengeluaran ASI, palpasi adanya benjolan, periksa bunyi nafas dan
jantung klien.
9) Abdomen : periksa munculnya rasa mules, pada uterus, hitung TFU, periksa
letak janin dengan pemeriksaan leopold 1-4. Periksa DJJ secara teratur untuk
mengetahui kondisi janin, kaji frekuensi dan interval mules yang timbul,
kaji/auskultasi bising usus klien.
10) Genitalia : Kaji pengeluaran cairan dan lendir, periksa pembukaan serviks
melalui PD, kaji adanya cairan ketuban (bau dan warnanya), dan kaji mengenai
kebersihan vulva.
11) Urinaria : Kaji adanya distensi blass, frekuensi berkemih, terpasang DC/tidak,
kaji warna dan bau urine.
12) Kuku dan kulit : Kaji warna kulit, kebersihan, tekstur, kebersihan, turgor kulit,
warna kuku, CRT, kebersihan kuku.
13) Ekstremitas atas dan bawah : Kaji mengenai tonus otot, terdapat edema atau
tidak, terdapat varises atau tidak.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai proses
persalinan, trauma persalinan.
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan proses PD yang berulang, adanya
trauma jalan lahir.
3) Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan
yang banyak pada persalinan.
4) Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus.
5) Fatique berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi pada persalinan.
3. Intervensi keperawatan
1) Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai proses persalinan,
trauma persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ......, cemas berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
a) Klien tampak rileks dengan situasi persalinan dan mengerti kronologis
persalinan
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV secara teratur 1. TTV dapat menunjukan proses fisiologis
klien
2. Berikan informasi mengenai tenteng 2. Dengan di berikan pengetahuan/informasi
perubahan fisiologis dan psikologis yang di harapkan klien dapat menurunkan
berhubungan dengan persalinan ansietasdan stress,meningkatkan
kemajuan persalinan
3. Berikan perawatan dan bimbingan yang 3. Kontinuitas pengkajian dan
baik selama proses persalinan perawatan,dapat membantu dalam masa
penyembuhan klien
Intervensi Rasional
1. Gunakan tekhnik aseptik selama 1. Membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan
perawatan vagina mencegah infeksi siang
2. Membersihkan daerah vulva dan 2. Daerah vulva yang kotor dapat memicu
menjaga kebersihannya perkembangan mikroorganisme bakteri
3. Berikan therapy antibiotik jika di 3. Antibiotik dapat menghambat indikasi bakteri
indikasikan
Intervensi Rasional
1. Atur posisi klien miring kiri 1. Dengan tidur miring kiri,di harapkan dapat
mempercepat penurunan kepala
janin,sehingga mempercepat pembukaan
lengkap dan persalinan
2. Anjurkan pada klien untuk menarik 2. Dengan menarik nafas dalam,di harapkan
nafas dalam (Relaksasi) dapat mengurangi rasa mules
Abdul bari saifuddin. 2001. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Abdul bari saifuddin, 2002, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2001. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga
berencana. Jakarta : EGC.
Marlyn Doenges, dkk. 2001. Rencana perawatan Maternal/Bayi. Jakarta : EGC.