Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik
dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Makala Partikel dan Tekstur
batuan sediment ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam menambah ilmu dalam batuan sediment.
Harapan saya semoga Makala Partikel dan Tekstur batuan sediment ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi Makala Partikel dan Tekstur batuan sediment ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makala Partikel dan Tekstur batuan sediment ini saya akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
PENDAHULUAN
1. Tujuan :
Mahasiswa dapat mengetahui Partikel dan tekstur sedimen
Mahasiswa dapat mengaplikasikan hubungan partikel dan tekstur
sedimen dalam proses pembentukan batuan sedimen .
2. Rumusan Masalah
Apa itu batuan sedimen ?
Apa saja jenis batuan sedimen ?
Apa saja Tekstur dalam batuan sedimen ?
Apa saja struktur dalam batuan sedimen ?
PARTIKEL DAN TEKSTUR BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan
yang berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen adalah
batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah
ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan
lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.
Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen.
Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan
sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan
antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari
sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang
termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan
sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya
5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu
lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80% (Pettijohn,
1975).
Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang
terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi.
Meskipun secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih
ada energy air, gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-
terumbu karang di laut dan hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya. Material
sedimen dapat berupa :
1. Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di
sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.
2. Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organism air
dan vegetasi di rawa-rawa.
3. Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dankalsim
karbonat di aut dangkal.
3. TEKSTUR PERMUKAAN
a) Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing dan terasa tajam. Tekstur
permukaan kasar biasanya dijumpai pada butir dengan tingkat kebundaran sangat
meruncing-meruncing.
b) Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing sampai agak rata. Tekstur ini
terdapat pada butir dengan tingkat kebundaran meruncing tanggung hingga
membulat tanggung.
c) Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan rata. Hal ini mencerminkan
proses abrasi permukaan butir yang sudah lanjut pada saat mengalami transportasi.
Dengan demikian butiran sedimen yang mempunyai tekstur permukaan halus terjadi
pada kebundaran membulat sampai sangat membulat.
Sekalipun hal itu dinyatakan sebagai katagori kebundaran, tingkatan ini nampaknya
lebih didasarkan pada tekstur permukaan dari pada butir.
4. UKURAN BUTIR
Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik.
Ukuran butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih
terasa ada butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa
sangat halus dan lembut di tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada
lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin.
Skala ukuran butir sedimen (disederhanakan).
Ukuran butir
Nama Butiran Nama batuan
(mm)
Boulder / block
Æ > 256 Breksi
(bongkah)
(bentuk /
64 – 256 Cobble (kerakal) kebundaran butiran
meruncing)
4 – 64 Pebble Konglomerat
(bentuk /
2–4 Granule (kerikil) kebundaran butiran
membulat)
Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :
a) Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih
kasar.
b) Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan.
c) Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir atau
lebih kasar.
d) Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.
Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :
a) Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.
b) Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau –
lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.
c) Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada
rekahan.
Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi
apabila di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke dalam
batuan. Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak lulus air
bila di permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera meresap ke dalam
batuan atau tetap di permukaan batuan.
D. STRUKTUR SEDIMEN
~Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin kasar.
E. PENAMAAN BATUAN
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian
(data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian
batuan sedimen silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan
bentuk butir, struktur dan komposisi yaitu :
1. Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen
membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati,
maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama fragmen
batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.
2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini
dapat ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir
berlapis, batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal batupasir
kuarsa.
3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir
lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih
adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.
Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/Struktur Komposisi Nama batuan Ciri-ciri khas
mineral/fragmen
Rudit Komposisi Konglomerat Fragmen
(2 – 256 mm) sejenis atau umumnya bulat
campuran, atau agak
terutama dengan membulat
rijang, kuarsa,
granit, kuarsit,
batugamping dll.
Breksi Fragmen
umumnya
runcing, dan
menyudut
Fanglomerat Kipas aluvial
yang mengalami
pembatuan
Pecahan batuan Tillit Umumnya tidak
bercapur terpisah.
dengan semen Fragmen
batuan terdapat
bekas goresan
Arenit Terutama kuarsa Arenit atau Pemilahan baik
(1/16 – 2 mm) 25%, felspar batupasir dan bersih
kalium atau kuarsa
plagioklas 10-
25%.
Pecahan batuan:
basal, riolit,
batusabak dll.
Mineral mika,
serisit, klorit, bijih
besi.
Arkose Pemilahan jelek,
warna abu-abu
kemerahan
Batupasir Lebih dewasa
felspatik dari arkose
Graywacke antara
subgraywacke graywacke dan
arenit
Lutit Umumnya Batulanau Antara
(1/16 – 1/256 mineral lempung, batupasir dan
mm) kuarsa, opal, serpih
kalsedon, klorit
dan bijih besi.
Serpih Mudah
Batulumpur membelah, tidak
Batulempung plastis, bila
dipanasi menjadi
plastis
2. Bentonit
Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu,
Terjadi karena pengaruh pelapukan,Terjadi karena pengaruh hydrothermal,Terjadi
karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di dalam air (lakustrin
sampai neritic). Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa
(alkali) dan sangat silikan. Ditemukan di patik, Sepat, Gunung kidul.
3. Lempung
Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika
dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum
adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari
proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari
aktivitas panas bumi. Ditemukan di Tontongan, karangsambung, kebumen.
4. Lempung Merah
Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan menjadikan lempung
berwarna, sehingga disebut lempung merah. Ditemuukan di karangsambung,
kebumen.
5. Batupasir
Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh
aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat.
Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya
bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan,
misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan di karang
sambung, Kebumen.
6. Batupasir Merah
Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna
umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena
lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi
lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu.
Ditemukan di karang sambung, Kebumen.
7. Pasir Besi
Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-
butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen,
biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit,
ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup
penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi
terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Ditemukan di sungai
luk ulo, Kebumen.
9. Pasir Hijau
Batu ini terbentuk dari aktivitas vulkani, batu ini merupakan kristal olivin yang
dihasilkan dari letusan gunung berapi kerucut yang letusan (erupsi) dan
longsorannya (erosi) menyebar di sekeliling gunung. Ditemukan di
sembaro,karangsambung, Kebumen.
11. Batugamping
Batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari
kalsit (CaCO3). Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium karbonat
(CaCO3), atau secara spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung lebih dari
95% kalsit dan kurang dari 5% dolomit. Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis,
berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil
dari proses organisme atau karena proses anorganik. Ditemukan di wonogiri,
jogjakarta.
2010.Jurnal Geologi.http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/03/
struktur - sedimen.html. Di akses pada tanggal 26 September 2014