Вы находитесь на странице: 1из 2

mobilisasi dan bed rest merupakan komplikasi yang sering ditemukan

pada pasien-pasien kritis yang dirawat di unit perawatan intensif. Menurut hasil

penelitian Zomorodi, Topley dan McAnaw (2012) pasien kritis memiliki

keterbatasan aktifitas disebabkan oleh diagnosis, kondisi dan peralatan yang

terpasang.

Imobilisasi dalam jangka waktu yang lama pada pasien yang dirawat di

unit perawatan intensif (ICU) dapat mengakibatkan atrofi dan kelemahan otot.

Hal ini disebutkan pula dalam sebuah kajian pustaka bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan kekuatan otot pada pasien kritis diantaranya adalah

umur, imobilisasi dan bed rest serta inflamasi sistemik (Puthucheary,

Montgomery, Moxham, Harridge, & Hart, 2010). Hal serupa juga disebutkan

oleh Zomorodi et al. (2012) bahwa keterbatasan aktifitas dapat menyebabkan

deconditioning, kelemahan otot dan infeksi yang dapat terjadi setelah beberapa

hari di unit perawatan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Herridge et al. (2003)

menunjukkan bahwa kebanyakan pasien yang bertahan dari sindrom gangguan

pernapasan akut memiliki cacat fungsional persisten satu tahun setelah keluar

dari unit perawatan intensif berupa kondisi extrapulmonary dengan atrofi dan

kelemahan otot yang paling menonjol.

Diperkirakan bahwa sekitar 13 sampai dengan 20 juta orang per tahun

membutuhkan dukungan kehidupan di unit perawatan intensif di seluruh dunia

(Adhikari, Fowler, Bhagwanjee, & Rubenfeld, 2010). Di Amerika Serikat, lebih

dari 750.000 pasien menerima ventilasi mekanik (Kahn et al., 2006), dengan

hampir 300.000 pasien yang membutuhkan dukungan berkepanjangan (>5 hari)

setiap tahunnya (Ce et al., 2010). Pada umumnya ditemukan gangguan fisik

yang dapat bertahan selama bertahun-tahun pada kelompok pasien ini dan

ditemukan pula bahwa beberapa pasien menunjukkan penurunan kemampuan


fisik berupa kelemahan yang cukup besar dan berkaitan dengan hasil klinis yang

buruk (Ali et al., 2008). Kelemahan pada saat pasien sudah mulai sadar

ditemukan sekitar 26%-65% pada pasien dengan penggunaan ventilasi mekanis

selama 5-7 hari (Ali et al., 2008), dan sekitar 25% dari pasien ini tetap

mengalami kelemahan setidaknya sampai 7 hari setelah pasien sadar (Jonghe,

Sharshar, & Lefaucheur, 2002).

Berdasarkan data-data tersebut, Fan et al. (2014) memprediksi lebih dari

75.000 pasien di Amerika Serikat dan hingga 1 juta pasien di seluruh dunia

dapat mengalami sindrom kelemahan yang disebut Intensive care unit—acquired

weakness (ICU-AW). Hal tersebut juga didukung oleh hasil kajian yang

menyimpulkan bahwa ICU-AW merupakan komplikasi yang sering terjadi pada

pasien kritis, khususnya pada pasien yang menggunakan ventilasi mekanik

dengan kondisi yang mengarah kepada respon sindrom inflamasi sistemik

(Griffiths & Hall, 2010). Intensive care unit—acquired weakness (ICU-AW)

merupakan masalah klinis yang signifikan dan diperkirakan mempengaruhi

hingga 50% dari jumlah keseluruhan pasien ICU (Schefold, Bierbrauer, &

Weber-Carstens, 2010).

Pengembangan kejadian ICU-AW dikaitkan dengan perawatan ICU yang

berkepanjangan, peningkatan length of stay, durasi penggunaan ventilasi

mekanis yang lebih lama serta peningkatan morbiditas dan mortalitas (Ali et al.,

2008; Jonghe et al., 2002; Nanas et al., 2008). Selain itu, Lee dan Fan (2012)

mengemukakan bahwa ICU-AW merupakan komplikasi penting yang

memberikan kontribusi terhadap kecacatan fungsional dan penurunan kualitas

hidup pasien-pasien yang bertahan di ICU.

Вам также может понравиться