Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Jumlah Dan Berat Cocoon Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus) Yang Diberi
Pmsg, Pakan Tambahan Berupa Kotoran Domba Dan Kotoran Sapi
ABSTRACT
Background: The manipulation of reproduction process in earthworm can be done by enviromental changging. Feces
of sheep and cattle addition were expected for reaching earlier sexual maturity, meanwhile the hormones Pregnant Mare
Serum Gonadotropin (PMSG) were used to stimulate the superovulation. This research was conducted to study the
effect of PMSG and manure of sheep and cattle on cocoon number of earthworm.
Methods: Treatments were applied on 45 pots containing 10 earthworm (Lumbricus rubellus) each pots. 450
earthworms were selected randomly; consist of 4 weeks of age and 50-60 milligrams of weight. PMSG as first
treatments consist of 3 doses of 0 IU; 0.25 IU; and 0.50 IU combined with manure of sheep and manure of cattle.
Design of experiment was factorial completely randomized design 3 x 3. The first factor was the level of PMSG and the
second was the kind of feces. Then, data were analyzed by Analysis of Variance and Least Significance Difference.
Result: Result of study shows that there is interaction between PMSG and addition of manure of sheep and cattle’s on
the number and weight of cocoon (p < 0.05). From the result of the study, it is suggested to get the result of cocoon in
great number by using the media of earthworm given the addition of manure sheep with PMSG 0.05 IU.
Number and Weight of Earthworm (Lumbricus rubellus) Cocoon with PMSG and Manure of Sheep and Cattle
Addition
ABSTRAK
Latar Belakang : Manipulasi terhadap proses reproduksi pada cacing tanah dapat dilakukan melalui pengubahan
lingkungan cacing tanah, misalnya dengan pemberian pakan berupa kotoran domba atau sapi, diduga bisa mempercepat
kematangan seksual, sehingga meningkatkan jumlah kokon dan cacing muda yang dihasilkan kokon. Pregnant Mare
Serum Gonadotropin (PMSG) yang digunakan untuk mendorong terjadinya ovulasi dan superovulasi pada mamalia
memungkinkan bisa mempengaruhi kemampuan reproduksi cacing tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh interaksi pemberian hormone PMSG, pakan tambahan berupa kotoran domba dan kotoran sapi terhadap berat
dan jumlah kokon cacing tanah .
Metode : Sampel penelitian berjumlah 45 pot. Setiap pot berisi 10 cacing tanah yang berumur 4 minggu dengan berat
badan cacing tanah sekitar 50-60 mg. Jenis cacing tanah yang digunakan cacing (Lumbricus rubellus). Jumlah
perlakuan hormone PMSG 3 level (dosis 0 IU; 0,25 IU; 0,50 IU). Jumlah perlakuan pakan tambahan 3 level, yaitu tanpa
pakan tambahan, ktoran domba, kotoran sapi. Jumlah perlakuan kombinasi ada 9 perlakuan, tiap perlakuan diulang 5
kali. Rancangan percobaan menggunakan RAL, pola faktorial 3 x 3. Faktor pertama 3 level perlakuan PMSG dan faktor
kedua 3 macam perlakuan pakan tambahan. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Anava
dengan uji lanjut analisis BNT.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian hormon PMSG dengan dosis 0 IU; 0,25 IU dan 0,50 IU
berinteraksi dengan pemberian pakan tambahan kotoran domba dan kotoran sapi terhadap jumlah kokon dan berat
kokon (p < 0.05). Disarankan untuk memperoleh hasil kokon dalam jumlah yang lebih banyak dapat menggunakan
media cacing tanah yang diberi pakan tambahan berupa kotoran domba dan PMSG dosis 0,50 IU.
9
Susetyorini Jurnal Protein
10
Vol.14.No.1.Th.2007 Jumlah dan Berat Cocoon Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
11
Susetyorini Jurnal Protein
mengeras, membentuk gelembung karena kemudian kadarnya menurun pada hari ke 180.
adanya khitin dan merupakan materi untuk Faktor yang mempengaruhi sekresi PMSG,
pembentuk kokon. yaitu:
1. Bangsa kuda
2. Varietas
3. Banyaknya anak
PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin) 4. Induk jantan dan betina kuda.
12
Vol.14.No.1.Th.2007 Jumlah dan Berat Cocoon Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
pertumbuhan sel granulosa folikel, sekresi superovulasi dengan PMSG pada hari 17-
estrogen pada betina, pada tikus jantan 18 dengan dosis 1500 IU menghasilkan
menyebabkan spermatogenesis dan ovulasi rata-rata 13,7.
sekresi androgen. e. Respon folikel terhadap PMSG
b. PMSG dan HCG meningkatkan aktifitas tergantung pada tingkat pertumbuhannya.
kelenjar tiroid baik yang normal maupun f. Pada folikel primodial, PMSG
hipofisektomi pada tikus yang belum menambah jumlah folikel yang masuk
dewasa. fase pra antral.
c. Dosis kecil pada tikus yang g. Pemberian progesteron selama
dihipofisektomi PMSG memberi efek 10-12 hari diikuti PMSG 750 IU dan
sebagai FSH, dosis besar memberi efek HCG 1000 IU akan timbul birahi dan
sebagai LH (ovulasi) atau luteinisasi ovulasi pada 2 atau 3 hari kemudian
korpus luteum. sudah terbukti pada domba.
13
Susetyorini Jurnal Protein
1. Jumlah Kokon
Tabel 1 : Rerata dan Simpangan Baku Jumlah Kokon Cacing tanah yang diberi PMSG
dan Pakan Tambahan
Dosis PMSG (IU)
Perlakuan
0 0,25 0,50
Tanpa Pakan Tambahan - - -
Pakan Tambahan Kotoran Sapi 36,2 0,84 34,6 0,89 61,4 1,34
Pakan Tambahan Kotoran Domba 77,0 1,00 75,6 0,55 99,8 0,84
Keterangan : - sampai akhir penelitian belum terdapat jumlah kokon sehingga belum dapat dicatat datanya.
Dari analisi statistik dengan yang nyata (p < 0.05) antara semua kombinasi
menggunakan Anava, yang dilanjutkan perlakuan.
dengan uji BNT ternyata terdapat perbedaan
14
Vol.14.No.1.Th.2007 Jumlah dan Berat Cocoon Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
2. Berat Kokon
Tabel 2 : Rerata dan Simpangan Baku Berat Kokon Cacing tanah yang diberi PMSG
dan Pakan Tambahan
Dosis PMSG (IU)
Perlakuan
0 0,25 0,50
Tanpa Pakan Tambahan - - -
Pakan Tambahan Kotoran Sapi 16,02 0,17 14,82 0,28 14,40 0,16
Pakan Tambahan Kotoran Domba 15,11 0,11 13,97 0,19 14,47 0,39
Keterangan : sampai akhir penelitian belum terdapat kokon sehingga data berat kokon belum dapat dicatat .
Dari analisi statistik dengan yang nyata (p < 0.05) antara semua kombinasi
menggunakan Anava, yang dilanjutkan perlakuan.
dengan uji BNT ternyata terdapat perbedaan
Tabel 3 : Ringkasan Hasil Analisis Perlakuan PMSG dan Pakan Tambahan Terhadap
Jumlah dan Berat Kokon Cacing Tanah
Dosis PMSG X Pakan
Variabel Dosis PMSG Pakan Tambahan
tambahan
Jumlah Kokon p = 0,0000 p = 0,0000 p = 0,0008
Berat Kokon p = 0,0000 p = 0,0000 p = 0,00001
Dari tabel 3, terlihat bahwa variabel (Matsuzaki, 1997). Dari hasil penelitian ini,
dimana terdapat interaksi antara pemberian PMSG yang diberikan pada cacing tanah dengan
dosis PMSG dan Pakan Tambahan (p < 0.05), cara dicelup akan diserap secara difusi oleh pori-
adalah variabel jumlah kokon dan berat pori yang ada pada dinding tubuh cacing tanah.
kokon. Hormon tersebut selanjutnya mengikuti aliran
darah dan menggertak sel-sel neurosekretori di
PEMBAHASAN dalam ganglion supraesofagialis (Bagnara, 1976).
Sel-sel neurosekretori menghasilkan hormon yang
Ada pengaruh interaksi antara pemberian menstimulasi ovarium dan testes untuk
PMSG dan pakan tambahan yang berupa kotoran pembentukan gamet (Haris, 1992). Gamet yang
domba dan sapi terhadap jumlah kokon yang dihasilkan akan lebih banyak dibanding gamet
dihasilkan cacing tanah (p = 0,05). Sesuia yang dihasilkan secara normal. Hal tersebut juga
pendapat Hafez (1993) bahwa penggunaan ditunjang oleh hasil penelitian Catalan (1981)
hormon PMSG untuk menggertak terjadinya yang melaporkan bahwa pakan untuk cacing tanah
superovulasi pada golongan mamalia sangat ada dua golongan, yaitu bahan pakan untuk
tergantung pada dosis hormon yang digunakan, penggemukkan dan bahan pakan untuk
makin tinggi dosis PMSG yang diberikan makin reproduksi. Bahan pakan untuk reproduksi harus
banyak sel telur yang diovulasikan. mengandung cukup protein karena asam-asam
Hardjopranyoto (1995) menyatakan bahwa pada amino dari protein bahan tersebut diperlukan
percobaan tikus yang dihipofisektomi, yang diberi untuk pembentukan gamet baik gamet jantan
PMSG dapat menggertak pertumbuhan folikel. maupun betina dari cacing tanah. Media cacing
Penggunaan hormon PMSG dengan dosis 7,5 IU tanah yang diberi pakan tambahan berupa kotoran
yang diberikan secara intraperitoneal pada tikus domba maupun sapi yang dikombinasikan dengan
yang dihipofisektomi dapat menyebbakan 94,6% pemberian PMSG dosis 0,50 IU dapat
dari tikus yang diteliti mengalami ovulasi meningkatkan jumlah kokon yang dihasilkan .
15
Susetyorini Jurnal Protein
Dibanding dengan cacing tanah yang diberi pakan berupa kotoran sapi dengan diberi PMSG 0,50 IU,
tambahan kotoran domba dengan dosis PMSG adalah 100% : 60%.
0,25 IU. Dalam hal ini peningkatan jumlah kokon
juga disebabkan karena kotoran domba
mengandung protein 12,19% dan dosis PMSG
0,50 IU akan menggertak pembentukan gamet DAFTAR PUSTAKA
cacing tanah.
Ada pengaruh interaksi antara pemberian 1. Amin, 1993. Cara Budidaya Cacing
PMSG dengan pakan tambahan terhadap berat Tanah. Suara Karya. 16 Nompember 1993.
kokon yang dihasilkan cacing tanah (p < 0,05).
Menurut Hafez (1993), PMSG bisa digunakan 2. Anas, I. 1990. Metodologi penelitian
untuk mengegrtak terjadinya superovulasi pada Cacing Tanah. IPB. Bogor.
ternak, sedangkan pakan tambahan yang
mempunyai kandungan protein lebih tinggi dapat 3. Bagnara, T. 1976. Endokrinologi Umum.
menyediakan bahan baku untuk pembentukan Airlangga University Press. Surabaya.
gamet. Sebagai akibatnya semakin banyak gamet
yang dihasilkan maka semakin kecil berat kokon 4. Barnes, R. 1987. Invertebrate Zoology.
yang dihasilkan. Saunders Co. Publishing. Philadelphia.
16