Вы находитесь на странице: 1из 2

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diguakan dalam operasi adalah seperangkat alat bedah minor
meliputi 2 pinset anatomis dan sirurgis, 1 gagang scalpel dan blade, 3 gunting (tumpul-tumpul
lurus, tumpul-lancip lurus, tumpul-lancip bengkok), 4 arteri clamp anatomis lurus, 2 arteri clamp
anatomis bengkok, 2 arteri sirurgis lurus, 1 needle holder, 4 buah towel clamp, benang Vicryl
(2/0), tubular bandage. Dua set pakaian perlengkapan bedah untuk operator dan asisten operator,
tampon kasa, kapas, steril pen, gloves gamex, drape, antiseptik, sabun, atropin sulfat 0.1 ml,
ketamin HCL 10% dosis 0.05 ml, antibiotik yaitu metacam 0.12 ml, Ampicilin dengan dosis 0.3
ml, isoflurance, thermometer, coban besar, meja operasi, lampu operasi, bantalan pasien, alat
anasthesia dan oksigenasi inhalasi, monitor nafas dan monitor saturasi oksigen, serta tabung
oksigen.
Persiapan Area Operasi
Bersihkan area operasi mulai dari meja operasi dan meja alat operasi dari kotoran,
kemudian didesinfeksi dengan alkohol 70% serta keringkan menggunakan lap atau tisu.
Peralatan tersebut dibungkus dengan kain muslin/non woven dan peralatan dimasukkan ke
dalam oven sterilisator pada suhu pada 90 °C selama 1 jam.

Persiapan Hewan Preoperasi


Sebelum operasi, dilakukan pemeriksaan pemeriksaan fisik, darah lengkap dan kimia
darah untuk mengetahui keadaan fisiologis dari hewan tersebut, hal ini dilakukan untuk
mempermudah evaluasi hasil monitoring hewan saat di lakukan operasi. Kemudian pasien
dipuasakan 6-12 jam dengan tujuan ketika hewan terjadi muntah saat induksi obat anasthesi tidak
mengakibatkan keluarnya makanan yang dapat menuju saluran pernapasan.. Kemudian hewan di
injeksi dengan atropin sulfat terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya vomit. Kemudian hewan
dinaikkan ke meja operasi dengan posisi ventral recumbency untuk dilakukan pembuatan
intravena sebagai akses untuk fluid management dan pemberian obat secara intravena. Setelah
itu berikan induksi isofluran untuk menidurkan pasien. Setelah hewan mulai teranastesi
dilakukan pemasangan endotracheal tube sebagai akses pemberian isofluran melalui inhalasi.
Pemasangan endotracheal tube ini dimaksudkan untuk mempermudah pemberian maintenance
anasthesi berupa isofluran dan mempertahankan jalan napas agar tetap bebas untuk pernapasan
dan pengisapan sekresi kelenjar ludah. Hewan yang sudah teranastesi kemudian dibaringkan
rebah ventral dan keempat kaki di fiksasi menggunakan tali.
Kucing Mentos yang telah teranastesi di preparasi menggunakan clipper di bagian abdomen
ventrolateral sebelah kanan hingga bersih. Kemudian situs pembedahan dibersihkan
menggunakan alkohol 70% serta dilanjutkan dengan pemberian Clorhexidine Gultamate 4%
sebagai antiseptik sampai benar benar bersih. Sebelum operasi dimulai, kucing mentos diinjeksi
antiobik Ampicilin 0.3 ml untuk meminimalisir infeksi sekunder saat operasi berlangsung.

Operasi
Pada tahap ini, daerah abdomen mentos yang sudah dicukur dan didesinfeksi dilakukan insisi 1-3
cm didaerah abdomen kanan menggunakan scalpel dan gunting. Setelah di insisi akan terlihat
cincin hernia setelah otor di daerah tersebut dikuakkan. Setelah menemukan cincin hernia
tersebut dilakukan preparir untuk menentukan letak penyebab hernia dan mereposisi kembali ke
ruang abdomen dengan menjahit celah yang terbuka antara peritonium dengan ligamen
inguinalis. Sebelum dilakukan penjahitan, pencarian kembali cincin hernia dilakukan, hal ini
dilakukan untuk meminimalisir adanya cincin hernia yang tak teraba saat palpasi abdomen dari
luar. Dalam kasus ini ruptur peritonium abdominal terlalu luas hingga mengarah ke daerah
inguinal dan ini menyebabkan membran peritonium tidak dapat ditutup kembali sehingga
digunakan hernia mesh sebagai pengganti peritonium. Setelah peritonium ditutup dengan baik
menggunakan hernia mesh, dilakukan penjahitan pada cincin hernia menggunakan benang Vicryl
(2/0) dengan teknik simple suture pada bagian fascia abdomen. Penggunaan material sintesis
sebagai penutup memerlukan persyaratan tertentu, prostesis yang dipakai harus cukup kuat
sebagai penyangga, tidak bersifat alergen, dan cepat berintegrasi dengan jaringan sekitar.
Selanjutnya penjahitan secara subkutan menggunakan teknik subcutant continous suture, setelah
luka tertutup oleh jahitan selanjutnya dioleskan bioplasenton untuk mempercepat penyembuhan
luka dan menghindari infeksi sekunder, kemudian lomatuel diletakkan diatas jahitan dan ditutup
menggunakan hepafix. Untuk menghindari gigitan atau jilatan terhadap luka, bagian abdomen
dibalut dengan perban dan coban besar.

Post Operasi
Perawatan Post operasi berupa monitoring fisiologis Mentos yang meliputi temperatur setiap 15
menit, nafsu makan dan minum, feces, dan urine. Pembersihan pada luka jahitan dan pemberian
antibiotik untuk mencegah infeksi post operasi. Untuk perawatan luka jahitan dilakukan
penggantian perban setiap hari, membersihkan luka, dan pemberian salep bioplacenton untuk
mempercepat penutupan luka jahitan. Perawatan tersebut dilakukan hingga 5 hari pasca operasi
agar penutupan luka operasi bisa sempurna.

Вам также может понравиться