Вы находитесь на странице: 1из 51

4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR KELUARGA


2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien
(penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan asuahan
keperawatan yang diperlukan anggota keluarganya (Efendi, 2009:179).
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan “Keluarga” adalah orang-orang
yang menjadi penghuni rumah, seisi rumah; bapak beserta ibu dan anak-anaknya,
satuan kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat (Chulsum, 2006:360).
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi dengan yang lainnya.
Dalam buku Mubarak (2009) menurut Depertemen Kesehatan RI 1998,
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah suatu sistem, dimana sistem mempunyai anggota keluarga
terdiri atas bapak, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal didalam rumah
tangga tersebut. Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi, interelasi, dan
interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang
terbuka, sehingga dapat dipengaruhi oleh suprasistemnya, yaitu lingkungan atau
masyarakat. Sebaliknya, sebagai subsistem dari lingkungan masyarakat, keluarga
dapat mempengaruhi masyarakat. Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi
keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat bio-
psiko-sosial dan spritual.

4
5

2.1.2 Ciri-ciri Struktur keluarga


Keluarga merupakan suatu sistem interaksi emosional yng diatur secara
kompleks dalam posisi, peran, dan aturan atau nilai-nilai yang menjadi dasar struktur
atau organisasi keluarga. Struktur keluarga ter4sebut memiliki ciri-ciri antara lain:
2.1.2.1 Terorganisasi
Keluarga merupakan cerminan organisasi dimana setip anggota keluarga
memiliki peran dan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan keluarga.
Dalam menjalankan peran dan fungsinya, anggota keluarga saling berhubungan dan
saling bergantung antara satu dengan yang lainnya.
2.1.1.2 Keterbatasan
Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan, namun juga memiliki
keterbatasan dalam menjalankan peran dan fungsinya.
2.1.1.3 Perbedaan dan Kekhususan
Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Peran
dan fungsi tersebut cenderung berbeda dan khas, yang menunjukan adanya ciri
perbedaan dan kekhususan. Misalnya saja ayah sebagai pencari nafkah utama dan ibu
yang bertugas merawat anak-anak.
2.1.3 Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam
pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.
2.1.3.1 Tipe Keluarga Tradisional
1) The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri
dan anak (kandung atau angkat).
2) The dyad family. Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3) Keluarga usila. Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,
sedangkan anak sudah memisahkan diri.
4) The childless. Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan
karena mengejar karir atau pendidikan.
6

5) The Extended family. Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
6) “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian).
7) Commuter family. Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul
pada hari minggu atau libur saja.
8) Multigeneration family. Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family. beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur
yang sama.
10) Blended family. Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang dewasa.
2.1.3.2 Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa
terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup
serumah.
4) The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal
dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena alasan tertentu.
7) Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling
menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
7

8) Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan
aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan
bertanggung jawab membesarkan anak.
9) Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara
untuk waktu sementara.
10) Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen
karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
2.1.4 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Dalam buku Mubarak (2009), Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi :
2.1.4.1 Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (berginning family)
Keluarga baru di mulai pada saat masing-masing individu yaitu suami dan
istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing, secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.
Suami dan istri yang membentuk keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan
kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi
sehari-hari. Masing-masing pasangan menghadapi perpisahan dengan keluarga orang
tuanya dan mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial
pasangan masing-masing. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi
dengan kebiasaan sendiri dengan pasangannya.
Misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi, bekerja, dan sebagainya. Hal
lain yang perlu diputuskan adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak
dan berapa jumblah anak yang diharapkan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
1) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama;
2) Menetapkan tujuan bersama;
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial;
4) Merencanakan anak (KB);
8

5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk


menjadi orang tua;
Fungsi perawat pada keluarga ini adalah selain melakukan kegiatan asuhan
keperawatan, perawat juga malakukan konsultasi. Misalnya konsultasi tentang KB,
perawatan prenatal, dan komunikasi. Kurangnya informasi tentang berbagai hal
tersebut dapat menimbulkan masalah seksual, emosional, rasa takut atau cemas, rasa
bersalah, dan kehamilan yang tidak di rencanakan.
2.1.4.2 Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran di mulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama berusaha 30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi
perlu disiapkan oleh pasangan suami-istri melalui beberapa beberapa tugas
perkembangn yang penting. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan besar dalam
keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi
kebutuhan bayi.masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah pasangan
merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi.
Suami belum siap menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu.
Tugas perkembangan pada masa ini antara lain :
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Membagi peran dan tanggung jawab
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan.
4) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing.
5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
6) Bertangguang jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.
7) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatan dan konsultasi
terutama bagaimana merawat bayi, mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini
dan cara mengatasinya, imunisasi, tumbuh kembang anak, interaksi keluarga,
keluarga berencana, seta pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.
9

2.1.4.3 Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool)
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-kebutuhan
dan minat dari anak prasekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya. Kehidupan
keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua.
Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikaian rupa, sehingga kebutuhan
anak, suami istri, dan pekerjaan (purna waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi. Oaring
tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan perkembangan
keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara
menguaatkan kerja sama antara suami istri.
Orang tua mempunyai peran unttuk menstimulasi perkembangan individual
anak, khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan anak pada fase ini
tercapai. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut.
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat tinggal,
privasi, dan rasa aman.
2) Membantu anak dalam bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
lain juga harus terpenuhi.
4) Merpertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak (tahap paling repot).
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
Fungsi perawat pada tahap ini adalah melakukan perawatan dan penyuluhan
kepada orang tua tentang penyakit serta kecelakaan yang biasanya terjadi pada anak-
anak. Sibling rivaly tumbuh kembang anak, keluarga berencana, peningkatan
kesehatan, dan mensosialisasikan anak.
Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with school hildren)
2.1.4.4 Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6
tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai
10

jumlah anggota keluarga maksimal, senhingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas
di sekolah, masing-masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian pula
orang tua yang mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Untuk itu, keluarga
perlu kerja sama untuk mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orang
tua) perlu belajar brpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk
bersosialisasi, baik aktivitas di sekolah maupun di luar sekolah. Tugas perkenbangan
keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan semangat
belajar.
2) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan.
3) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
4) Menyediakan aktivitas untuk anak.
5) Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.
Fungsi kelurga pada tahap ini adalah melakukan perawatan dan konsultasi, baik
dalam keluarga maupun di sekolah. Misalnya pada anak yang mengalami gangguan
kesehatan. Perawat bekerja sama dengan guru sekolah dan orang tua anak.
2.1.4.5Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Tahap ini di mulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang
tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab
serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tahap ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepas
otoritas dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Anak harus mempunyai
otoritass sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya. Sering kali muncul
konflik antara orang tua dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk
melakukan aktivitasnya, sementara orang tua perlu menciptakan komunikasi yang
terbuka, menghindari kecurigaan, dan permusuhan sehingga orang tua dan remaja
tetap harmonis.
11

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah bertambah dewasa dan mengingat otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Fungsi keluarga pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada
peningkatan dan pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit katdiovaskuler
pada usia lanjut, penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, miniman keras, seks,
pencegahan kecelakaan pada remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang
lebih efektif antara orang tua dengan anak remajanya.
2.1.4.6 Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center
families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini bergantung pada jumblah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap membantu anak terakhir untuk lebih
mandiri.saat semua anak meninggalkan rumah,pasangan perlu menata ulang membina
hubungan suami istri seperti fase awal. Orang tua akan merasa kehilangan peran
dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-anaknya sudah tidak tinggal
serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktifitas
kerjanya, meningkatkan peran sebagai pasangan, dan tetap memelihara hubungan
dengan anak. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini diantarnya adalah sebagai
berikut:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
12

5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.


6) Berperan suama istri,kakek,dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapatbmenjadi contoh bagi anak-
anaknya.
Fungsi perawat pada tahap ini adalah sebagai pemberi konsultasi penyakit-
penyakit yang dapat timbul.misalnya penyakit kronis atau factor-faktor predisposisi
seperti kolestrol tinggi ,obesitas,hipertensi,menopause,serta peningkatan kesehatan
dan pola hidup sehat juga perlu diperhatikan.
2.1.4.7 Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families)
Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggal kan rumah dan
berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan pada
fase ini akan dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak, dan
perasaan gagal sebagai orang tua.
Pada tahap ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus
untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas. Pola hidup sehat, diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, dan mengisi waktu dengan pekerjaan
.pasangan juga mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan keluarga
anaknya dengan cara mengadakan pertemuan keluarga antar generasi atau anak cucu,
sehingga pasangan dapat merasakan kebahagiaan sebagai kakek nenek.hubungan
antar pasangan perlu semakin dieratkan dengan memerhatikan ketergantungan dan
kemandiriann masing-masing pasangan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain:
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat
social dan waktu santai
3) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua
4) Keakraban dengan pasangan
5) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
6) Persispan masa tua atau pensiun dan meningkatkan keakrapan pasangan.
13

Fungsi perawat pada tahap ini adalah melaksanakan perawatan dan konsultasi
yang terkaiat dengan upaya peningkatan kesehatan ,seperti:kebutuhan istirahat yang
cukup,aktifitas yang ringan sesuai dengan kemampuan,nutrisi yang baik,berat badan
yang sesuai, dan sebagainya.
2.1.4.8 Tahap VIII keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun,berlanjut salah satu pasangan meninggal,sampai keduanya meninggal,proses
usia lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena
berbagai proses stressor dan kehilanggan yang harys dialami keluarga.stresor tersebut
adalah berkurangnya pendapatan kehilangan berbagai hubungan social,kehilangan
pekerjaan,serta perasaan menurunkanya produktifitas dan fungsi
kesehatan.mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan.
Merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia lanjut umumnya lebih
dapat beradaptasi tinggal di rumah sesndiri daripada tinggal bersama anaknya. Hasil
riset Day and Day (1993), wanita yang tinggal dengan pasangan-pasangannya
memperlihatkan adaptasi yang lebih positif dalam memasuki masa tuanya
dibandingkan wanita yang tinggal dengan teman-teman sebayanya. Orarng tua juga
perlu melakukan file review dengan mengenang pengalaman hidup dan keberhsilan di
masa lalu agar orang tua merasakan bahwa hidupnya berkualitas dan berarti. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan
pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan social masyarakat.
5) Melakukan file review.
6) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.
Fungsi perawat pada fase ini adalah melakukan perawatan pada orang tua,
terutama terhadap penyakit-penyakit kronis dari fase akut sampi rehbilitas.
14

Memerhatikan peningkatan kesehatan seperti: nutrisi, akitivitas, istirahat,


pemeriksaan mata, gigi dan pencegahan kecelakaan di rumah.
Dengan kedelapan fase perkembangan tersebut E. duvall mengidentifikasikan
delapan tugas dasar yang mengarah pada keberhasilan hidup berkeluarga di dalam
masyarakat. Tugas-tugas tersebut meningkatkan penyesuaian keluarga dan adaptasi
anggotanya secara individual.
Apa bila keluarga gagal menyelesaikan tugas tersebut, keluarga secara kolektif
atau anggotanya secara individual akan mengalami ketidakbahagiaan, celaan
masyarakat, serta kesulitan dalam memperoleh keharmonisan dan aktualisasi diri.
Kerangka kerja menurut Duvall ini merupakan pedoman yang banyak digunakan
perawat dalam mengkaji, menganalisis, dan merencanakan proses keperawatan
keluarga. Tugas keluarga meliputi tanggung jawab untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan biologis, cultural dan pribadi, serta aspirasi para anggota pada setiap
tingkat perkembangan keluarga. Delapan tugas tersebut meliputi:
1) Pemeliharaan fisik : Keluarga bertanggung jawab menyediakan tempat
bernaung, pakaian yang sesuai dan makanan yang bergizi, serta asuhan
kesehatan atau keperawatan yang memadai.
2) Alokasi sumber : Sumber-sumber tersebut meliputi: keuangan, waktu pribadi,
energy, dan hubungan dengan orang lain. Kebutuhan-kebutuhan anggota
keluarga dipenuhi melalui panganggaran dan pembagian kerja untuk
menyediakan bahan, ruangan, dan fasilitas melalui interpersonal kerja untuk
saling membagi wewenang, menghormati, dan perhatian.
3) Pembagian kerja : Anggota keluarga menetapkan siapa yang akan memikul
tanggung jawab, seperti memperoleh penghasilan atau income; mengelola
tugas-tugas kerumahtanggaan; memilihara rumah dan kendaraan; memberi
asuhan kepada anggota keluarga yang masih muda, tua, atau yang tidak
mampu/tidak berdaya; serta tugas-tugas lain yang telah ditentukan.
4) Sosialisasi anggota keluarga : Keluarga mempunyai tanggung jawab untuk
membimbing berkembangnya secara matang pola perilaku yang diterima
15

masyarakat, menyangkut kebutuhan makan, eliminasi, istirahat, tidur,


seksualitas, dan interaksi dengan orang lain.
5) Reproduksi, penerimaan, dan melepas anggota-anggota keluarga : Melahirkan,
adopsi dan membesarkan anak adalah tanggung jawab keluarga, sejalan
dengan masuknya anggota-anggota baru melalui perkawinan. Kebijakan-
kebijakan ini ditetapkan untuk memasukan orang lain ke dalam keluarga
seperti: mertua, sanak saudara, orang tua tiri, tamu dan teman.
6) Pemeliharaan keteraturan : Keteraturan dipelihara melalui interaksi perilaku
yang bias diterima. Bentuk dan identitas, pola kasih sayang, ungkapan seksual
yang diperkuat melalui perilaku orang tua untuk menjamin penerimaan dalam
masyarakat.
7) Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat luas : Anggota keluarga
mengakar di masyarakat melalui hubungan ditempat ibadah, sekolah, system
politik, dan organisasi-organisasi lain. Keluarga juga memikul tanggung
jawab untuk melindungi anggota keluarga dari pengaruh luar yang tidak
diinginkan dan dalam keanggotaan kelompok-kelompok yang tidak
diinginkan.
8) Pemiliharaan motivasi dan moral : Anggota keluarga menghargai satu sama
lain atas keberhasilan mereka dan disediakannya suasana keluarga yang
mencerminkan bahwa setiap individu diterima, didukung, dan diperhatikan.
Keluarga mengembangkan suatu falasafah hidup dan semangat kesatuan dan
kesetiaan keluarga, sehingga memungkinkan anggota-anggota beradaptasi
dengan krisis pribadi maupun keluarga.
2.1.5 Fungsi dan Tugas keluarga
2.1.5.1 Fungsi Keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yaitu (Widyanto:2014).
a. Fungsi biologis :
a.Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
16

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga


d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
1) Fungsi Psikologis :
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga.
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberikan identitas keluarga.
2) Fungsi sosialisasi :
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3) Fungsi ekonomi :
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang
akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
4) Fungsi pendidikan :
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut:
(1) Fungsi pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa anak bila
kelak dewasa nanti
17

(2) Fungsi sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini
adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
(3) Fungsi perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak
dari tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi
dan merasa aman.
(4) Fungsi perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif, merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga sehingga
saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
(5) Fungsi religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota keluarga lain dalam kehidupan beragama,
dan tugas kepala keluarga untuk menamankan keyakinan bahwa ada
kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah
didunia ini.
(6) Fungsi ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang
lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur
penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan keluarga.
(7) Fungsi rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak selalu harus
pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan
suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai
keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. Rekreasi dapat
dilakukan dirumah dengan nonton televisi bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing dan sebagainya.
(8) Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk
meneruskan keturunan sebagai generasi.
18

Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya :
1) Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2) Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-
anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spritual.
3) Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
2.1.5.2 Tugas Kesehatan Keluarga
Adapun tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (2010) dalam buku
Widyanto (2014), yaitu:
1) Mengenal masalah atau gangguan kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang perlu mendapatkan perhatian.
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami
anggota keluarganya terutama berkaitan dengan kesehatan. Alasannya adalah
ketika terjadi perubahan sekecil apapun yang dialami keluarga, maka secara tidak
langsung akan menjadi perhatian orang tua atau keluarga.
2) Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utamauntukmencaribantuan yang
tepat sesuai dengan masalah kesehatan yang menimpa keluarga. Suara sumber
daya internal keluarga yang dianggap mampu memutuskanakan menentukan
tindakan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami. Jika secara
internal keluarga memiliki keterbatasan sumber daya, maka keluarga akan
mencari bantuan dari luar.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Tugas merawat anggota keluarga yang sakit sering kali harus dilakukan
keluarga untuk memberikan perawatan lanjutan dilakukan keluarga untuk
memberikan perawatan lanjutan setelah memperoleh pelayanan kesehatan di
19

institusi pelayanan kesehatan. Tidak menutup kemungkinan juga ketika keluarga


memiliki kemampuan untukmelakukan tindakan pertolngan pertama, maka
anggota keluarga yang sakit dapat sepenuhnya dirawat oleh keluarga.
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk memdayagunakan potensi internal
yang ada dilingkungan rumah untuk mempertahankan kesehatan atau membantu
proses perawatan anggota keluarga yang sakit. Tindakan memodifikasi
lingkungan memiliki cakupan yang luas sesuai dengan pengetahuan keluarga
mengenai kesehatan.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan
Tugas ini merupakan bentuk upaya keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.

2.2 KONSEP DASAR DEWASA


2.2.1 Pengertian dewasa awal
Masa perkembangan dewasa muda atau remaja akhir ditandai dengan
keinginan mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti
pendidikan tinggi. Mereka bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi
yang tinggi. Karena itu. Mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna
membuktikan kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai
keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti. Sebab dengan keberhasilan itu. Ia akan
meningkatkan harkat dan martabat hidup mereka di mata orang lain untuk itu akan
dibahas hal-hal yang mengenai pandangan beberapa teori tentang perkembangan pada
masa remaja.
2.2.1.1 Ciri-ciri Masa Dewasa Awal
Masa dewasa dini adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri
terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini,
seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti
peran sebagai suami/isteri dan peran dalam dunia kerja (berkarir).Masa dewasa dini
20

dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut
untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk bias
mandiri. Di bawah ini ada 10 ciri-ciri masa dewasa dini yaitu;
a. Masa Pengaturan (settle down)
Pada masa ini seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana
yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah
menemukan pola hidup yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia
akan mengembangkan pola-pola prilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung
akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
b. Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini adalah masa-
masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah, dan
berproduksi/menghasilkan anak. Pada masa ini organ reproduksi sangat produktif
dalam menghasilkan individu baru (anak)
c. Masa Bermasalah
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini
dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya
(perkawinan VS pekerjaan). Jika ia tidak bias mengatasinya maka akan
menimbulkan masalah. Ada 3 faktor yang membuat masa ini begitu rumit yaitu;
Pertama, individu tersebut kurang siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya
dan tidak bisa menyesuaikan dengan babak/peran baru tersebut. Kedua, karena
kurang persiapan maka ia kaget dengan 2 peran/lebih yang harus diembannya
secara serempak. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau
siapapun dalam menyelesaikan masalah.
d. Masa Ketegangan Emosional
Ketika seseorang berumur duapuluhan (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya
tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa
ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir
dengan status dalam pekerjaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru
sebagai orang tua. Maka kebanyakan akan tidak terkendali dan berakhir pada
21

stress bahkan bunuh diri. Namun, ketika sudah berumur 30-an, seseorang akan
cenderung stabil dan tenang dalam emosi.
e. Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang mengalami “krisis isolas”, ia
terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan social dibatasi karena
berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya
juga menjadi renggang. Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat
bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.
f. Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah
komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen baru.
g. Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya
ketergantungan pada orang tua atau organisasi/instnasi yang mengikatnya.
h. Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah
karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai
dipandang dengan kaca mata orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat
meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang berubah nilia-nilainya
dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara
mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini juga seseorang akan
lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan.
Egosentrisme akan berubah menjadi social ketika ia sudah menikah.
i. Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih
bertanggungjawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran
sebagai orang tua dan sebagai pekerja.
22

j. Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk
berbuat apa yang diinginkan. Namun kreatifitas tergantung pada minat, potensi,
dan kesempatan.
2.2.1.2 Tugas Perkembangan Masa Dewasa Dini
Pada masa dewasa dini, banyak sekali harapan-harapan yang ditujukan
masyarakat pada mereka yang memang berada pada masa ini. Banyak sekali tugas-
tugas yang harus dikembangkan, dan tingkat penguasaan tugas-tugas ini akan sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika sudah berusia setengah baya.
Tugas perkembangan masa dewasa dini meliputi:
a. Pekerjaan
Seorang individu diharapkan sudah mendapatkan suatu pekerjaan yang layak
ketika ia berada pada masa dewasa dini sehingga ia bisa dianggap mampu dan
mempunyai peran atau posisi dalam masyarakat.
b. Pengakuan Sosial
Masa ini adalah masa dimana seseorang ingin mendapatkan legalitas dan
pengakuan dari masyarakat/kelompok sekitarnya. Ia menerima tanggungjawab
sebagai warga Negara dan akan bergabung dengan komunitas social yang cocok
dengannya.
c. Keluarga
Pada masa ini seseorang mulai mencari dan memilih pasangan hidup yang
cocok, lalu menikah, mempunyai anak, kemudian membina rumah tangga. Ia
mempunyai peran baru yaitu sebagai orang tua.
2.2.1.3 Perkembangan Usia Dewasa Awal

a. Perkembangan psikososial dewasa awal

Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan


sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier
dalam pekerjaannya. Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks
dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki
23

kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan


tetap hams memperhaukan orang tua yang makin tua. Selain itu, dewasa muda mulai
membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak
masa remaja/masa sebelumnya.
Havighurst (Turner dan Helms, 1995} mengemukakan tugas-tugas perkembangan
dewasa muda, di antaranya :
1. Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi,yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan
jenisnya,asalkan memenuhi persyaratan yang syah(perkawinan resmi).
2. Membina Kehidupan Rumah Tangga
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001) menyatakan bahwa golongan
dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang
cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang
waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umum-nya
telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah
Menengah Umum), akademi atau uni-versitas. Selain itu, sebagian besar dari
mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia
pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mem-persiapkan dan
membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah
tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah
positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki
kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga hams
dapat membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga
dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus
dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing.
Mereka juga hams dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-
anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang
tua ataupun saudara-saudara.
24

3. Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan Ekonomi Rumah


Tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu
dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat
yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila
mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan
pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/
bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan
yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak
cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan
yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan
penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat mem-bangun kehidupan
ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa
untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh
idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau
kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai
prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang
makmur-sejahtera bagi keluarganya. melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu
melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi
persyarat-an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an
biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya
mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam
perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya.
Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa
tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria
yang berbeda-beda.
25

4. Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab


Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan baliagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik
adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan
yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan
memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi
yang akan pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon,
listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban
dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak ter-cela di mata
masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di
masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan
selokan, memper-baiki jalan, dan sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut
merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-
budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran
agama (rnisalnya hidup sendu^ selibat), mungkin tidak mengikuti tugas
perkembangan bagian, yaitu mencari pasangan hidup dan bagian B membina
kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, bagian C dan D, setiap orang
dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.
b. Perkembangan Kognitif Dewasa Awal
Masa perkembangan dewasa muda (young adulthood] ditandai dengan
keinginan mengaktualisasikan segala ide-pemikiran yang dimatangkan selama
mengikuti pendidikan tinggi (universitas/akademi). Mereka bersemangat untuk
meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Karena itu, mereka
beriomba dan bersaing dengan orang lain guna mem-buktikan kemampuannya.
Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu
ditempuh dan diikuti sebab dengan keberhasilan itu, ia akan meningkatkan harkat
dan martabat hidup di mata orang lain.
Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai
penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu,
seorang individu akan siap untuk menerapkan keahlian tersebut ke dalam dunia
26

pekerjaan. Dengan demikian, individu akan mampu memecahkan masalah secara


sistematis dan mampu mengembangkan daya inisiatif-kreatimya sehingga ia akan
memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Dengan pengalaman-pengalaman
tersebut, akan semakin mematangkan kualitas mentalnya.
c. Perkembangan Mental Menurut Turner dan Helms
Para ahli psikologi perkembangan, seperti Turner dan Helms (1995)
mengemukakan bahwa ada dua dimensi perkembangan mental, yaitu (1) dimensi
perkembangan mental kualitatif (qualitative mental dimensions] dan (2) dimensi
perkembangan mental kuantitatif (quantitative mental dimensions}.
1) Dimensi Mental Kualitatif (Qualitative Mental Dimensions)
Untuk mengetahui sejauh mana kualitas perkembangan mental yang dicapai
seorang dewasa muda, perlu diperbandingkan dengan taraf mental yang dicapai
individu yang berada pada tahap remaja atau anak-anak. Walaupun Piaget
mengatakan bahwa remaja ataupun dewasa muda sama-sama berada pada tahap
operasi formal, yang membedakan adalah bagaimana kemampu-an individu
dalam memecahkan suatu masalah. Bagi remaja, kadang kala masih mengalami
hambatan, terutama cara me-mahami suatu persoalan masih bersifat harfiah,
artinya individu memahami suatu permasalahan yang tersurat pada tuHsan dan
belum memahami sesuatu yang tersirat dalam masalah tersebut. Hal ini bisa
dipahami karena sifat-sifat karakteristik kognitif ini merupakan kelanjutan dari
tahap operasi konkret sebelumnya.
Sementara itu, menurut Turner dan Helms (1995), dewasa muda bukan
hanya mencapai taraf operasi formal, nielainkan telah memasuki penalaran
postformal (post-formal reasoning). Kemampuan ini ditandai dengan pemikiran
yang bersifat dialektikal (dialectical thought], yaitu kemampuan untuk me-
mahami, menganalisis dan mencari titik temu dari ide-ide, gagasan-gagasan,
teori-teori, pendapat-pendapat, dan pemikiran-pemikir-an yang saling
kontradiktif (bertentangan) sehingga individu mampu menyintesiskan dalam
pemikiran yang baru dan kreatif. Gisela Labouvie-Vief (dalam Turner dan
Helms, 1995} setuju kalau operasi formal lebih tepat untuk remaja, sedangkan
27

dewasa muda mampu memahami masalah-masalan secara logis dan mampu


mencari intisari dari hal-hal yang bersifat paradoksal sehingga diperoleh
pemikiran baru.
Menurut seorang ahli perkembangan kognitif, Jan Sinnot (1984, 1998,
dikutip dari Papalia, Olds, dan Feldman, 2001), ada empat ciri perkembangan
kognitif masa post-formal berikut ini :

a) Shifting gears.
Yang dimaksud dengan shifting gears adalah kemampuan mengaitkan
penalaran abstrak (abstracts reasoning) dengan hal-hal yang bersifat praktis.
Artinya, individu bukan hanya mampu melahirkan pemikiran abstrak, melain-kan
juga mampu menjelaskanymenjabarkan hal-hal abstrak (konsep ide) menjadi
sesuatu yang praktis yang dapat diterap-kan langsung. Dalam hal ini akan dikenal
dengan ungkap-an seperti, “This might work on paper but not in real life”.
b) Multiple causality, multiple solutions.
Seorang individu mampu memahami suatu masalah u’dak disebabkan satu
faktor, tetapi berbagai faktor (multiple factors). Karena itu, untuk dapat
menyelesaikannya, diperlukan kemampuan berpikir untuk mencari berbagai
alternatif solusi (divergent thinking). Dengan demikian, seorang individu tidak
berpikir kaku (rigid thinking] pada satu jenis penyelesaian saja. Oleh karena itu,
masa ini dikenal dengan istilah, “Let’s try it your way, if that doesn’t work, we
can try my way”.
c) Pragmatism.
Orang yang berpikir postformal biasanya ber-sikap pragmatis, artinya ia
mampu menyadari dan memilih beberapa solusi yang terbaik dalam memecahkan
suatu masalah. Pemikiran praktis yang dilahirkan dalam memecahkan suatu
masalah pada tahap ini harus benar-benar mengenai sasaran (goal oriented).
Namun, dalam hal ini, individu dapat menghargai pilihan solusi orang lain.
Sebab, cara penyelesai- an masalah bagi tiap orang berbeda-beda, tergantung
cara orang itu berpikir. Ungkapan yang tepat untuk masa pragmatisme ini adalah,
28

“If you want the most practical solution, do this. If you want the quickest
solution, do that”.

d) Awareness of paradox.
Seorang yang memasuki masa postformal benar-benar menyadari bahwa
sering kali ia me-nemukan hal-hal yang bersifat paradoks (kontradiktif) dalam
mengambil suatu keputusan guna menyelesaikan suatu masalah. Yang dimaksud
paradoks (kontradiktif) adalah penyelesaian suatu masalah akan dihadapkan
suatu dilema yang saling bertentangan antara dua hal dari masalah tersebut Bila
ia mengambil suatu keputusan, keputusan tersebut akan memberi dampak positif
ataupun negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Hal yang positif tentunya akan
memberi keuntungan diri-sendiri, tetapi mungkin akan merugikan orang lain.
Atau sebaliknya, hal yang negatif akan merugikan diri sendiri, tetapi akan
memberi keuntungan bagi orang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan keberanian
(ketegasan) untuk menghadapi suatu konflik, tanpa harus melanggar prinsip
kebenaran ataupun keadilan. Dalam hal ini, dikenal ungkapan, “Doing this will
give him what he wants, but it will only make kirn unhappy in the end”.
2) Dimensi Mental Kuantltatif (Quantitative Mental Dimensions)
Biasanya, menurut Turner dan Helms (1995), untuk menge-tahui
kemampuan mental secara kuantitatif diperlukan suatu pengukuran yang
menggunakan skala angka secara eksak atau pasti. Dalam suatu penelitian
longitudinal yang dilakukan sekitar tahun 1930 dan 1940, ditemukan bahwa taraf
inteligensi cenderung menurun. Latar belakang proses penurunan ini
dikarenakan perbedaan faktor pendidikan ataupun status sosial ekonomi (status
of econo-sociafy. Individu yang memiliki latar belakang pendidikan ataupun
status sosio-ekonomi rendah karena jarang memperoleh tantangan tugas yang
mengasah kemampuan kecerdasan sehingga cenderung menurun kemampuan
intelektualnya secara kuann’tauf. Sebaliknya, individu yang memiliki taraf
pendidikan ataupun status sosio-ekonomi yang mapan, berarti ketika bekerja
banyak menuntut aspek pemikiran intelektual sehingga intelektualnya terasah.
Dengan demikian, kemampuan kecerdasannya makin baik.
29

d. Tipe-Tipe Intelektual
Sementara itu, setelah melakukan serangkaian penelitian jangka panjang, para
ahli (seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes},
menyimpulkan ada beberapa tipe intelektual, yaitu inteligensi kristal (cristalized
intelligence), fleksibilitas kognitif (cognitive flexibility], fleksibilitas visuo-motor
(visuomotor flexibility], dan visualisasi (visualization) (Turner dan Helms, 1995).
1) Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat
dipergunakan individu itu, dipengaruhi berbagai pengalaman yang diperoleh
melalui proses belajar dalam dunia pendidikan. Misalnya, keterampilan
pemahaman bahasa (komprehensif verbal/verbal comprehensive), penalaran
berhitung angka (numerical skills), dan penalaran induktif (inductive
reasoning). Jadi, keterampilan kognitif merupakan akumulasi dari
pengalaman individu alcibat mengikuti ke-giatan pendidikan formal ataupun
nonformal. Dengan demikian, pola-pola pemikiran intelektualnya cenderung
bersifat teoretis-praktis (text book thinking).
2) Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu memasuki dan
menyesuaikan diri dari pemikiran yang satu ke pemikiran yang lain. Misalnya,
kemampuan memahami melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan
hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an
yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis
tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya
mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam
perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya.
Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku
bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang
mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
3) fleksibilitas Visualmotor adalah kemampuan untuk menghadapi suatu
masalah dari yang mudah ke hal yang lebih sulit,yang memerlukan aspek
kemampuan visual/motorik(penglihatan,pengamatan,dan keterampilan tangan)
30

4) Visualisasi yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses


visual.misalnua,bagaimana individu memahami gambar-gambar yang
sederhana sampai yang lebih kompleks.
2.2.1.4 Perkembangan Fisik Dewasa Awal
a. Dewasa Muda sebagai Masa Transisi
1. Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa
muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua.
Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil
balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa
(maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi
sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-
benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya,
misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak secara
bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya).
Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku,
artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi
hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata}. Masa ini
ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus,
perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
2. Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999;
Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa
operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal
(Turner &Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu
memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis,
dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari
SMU dan masuk ke perguruan tinggi (uniiversitas/akademi). Kemudian, setelah
lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak
prestasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang
31

makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan
sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan
masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.
3. Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya
(dating), untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan
rumah tangga yang bahagia, masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita
dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai individu yang bekerja di lembaga
pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi anak-anaknyal Seorang laki-laki
sebagai kepala rumah tangga, sedangkan seorang wanita sebagai ibu rumah
tangga, tanpa meninggalkan tugas karier tempat mereka bekerja. Namun
demikian, tak sedikit seorang wanita mau meninggalkan kariernya untuk
menekuni tugas-tugas kehidupan sebagai ibu rumah tangga (domestic tasks), agar
dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota
masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya dalam
kegiatan pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.
b. Aspek-aspek Perkembangan Fisik
Aspek-aspek perkembangan fisik meliputi:
1. Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha
menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembang-kan diri melalui jalur karier.
Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian dan energi bagi seorang individu.
Hal ini karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan ekonomi agar
benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka yang menikah hams
rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, mereka memiliki energi
yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik
dengan pekerjaannya.
32

2. Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically established),
seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika
menemukan posisi kerja yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang
pendidikannya, mereka umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerja-
annya dengan baik, Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam
meraih suatu karier pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi
kehidupan ekonomi keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram
(gagal), kehidupan ekonomi seseorang pun suram. Namun, tak sedikit seorang
individu yang belum cocok dengan pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh, tak
segan-segan mereka segera pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap
cocok. Hal ini biasanya dilakukan mereka yang masih membujang atau belum
menikah. Kalau mereka telah menikah, umumnya akan menekuni bidang kariernya
walaupun hasil gajinya masih pas-pasan, dengan alasan sulitnya mencari jenis
pekerjaan yang baru dan takut dibayangi kegagalan.
3. Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri
sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain,
motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi
Internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan
eksternal, arSnya seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai
suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh hambatan
atau rintang-an dari lingkungan eksternal.
2.2.1.5 Perkembangan Emosi Dewasa Awal
Orang dewasa awal yang matang secara emosi dapat dilihat dari kemandirian
emosi. Dan orang ini tidak mudah terpanguruhi oleh emosi orang lain. Dan dapat
menampakan kontrol emosi yang tinggi seperti sabar. Dan dapat menampakkan
kontrol emosi yang tinggi seperti sabar, gembira. Usia dan tenang dalam menghadapi
masalah kesulitan apapun. Juga selalu berfikir positif. Baik dalam masalah ataupun
karir.
33

a. Emosi yang menonjol


Pada masa dewasa emosi yang paling berperan adalah emosi cinta. Emosi cinta
merupakan tingkah laku yang bidangnya sangat luas dan kompleks. Pada masa ini
ada beberapa jenis cinta yang harus tumbuh dalam diri seseorang, yaitu cinta
altruistik, cinta teman sejati, cinta erotik tau romantis dan cinta penuh kasih sayang.
b. Emosi kesepian
Keadaaan perkembangan emosi yang menyimpang adalah emosi kesepian.
Sebagian orang dewasa akan mengalami kesepian dalam kehidupannya. Dia merasa
tidak ada orang yang tertarik atau mau bersahabat dengannya.

c. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesepian dalam kehidupan orang


dewasa adalah :
a) kurang mendapatkan kasih sayang pada masa bayi dan kanak-kanak
b) kekurangan waktu dalam membina keakraban dengan sesama atau lawan
jenis.
c) pengalaman yang menyakitkan ditolak oleh orang tua dalam membina
hubungan akrab atau kehilangan orang yang dikasihi (orang tua atau
kekasih)
d) kurang keterampilan untuk membina keakraban dengan orang lain.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian (Peplau dan
Perlman : 1982) adalah :
a) mengubah hubungan sosial yang telah ada
b) mengubah kainginan sosial dan kebutuhan
c) cobalah konsultasi kepada konselor untuk mengetahui cara-cara membina
hubungan sosial dan mengatasi kesepian.

2.2.1.6 Kesehatan Dewasa Awal


a. Pengertian Kesehatan
Organisasi bangsa-bangsa yang mengurusi masalah kesehatan dunia (WHO-Word
Health Organization), memberi definisi mengenai kesehatan. Menurut WHO yang
34

dimaksud dengan sehat (healthy) adalah kondisi sehat sejahtera baik secara fisik,
mental maupirn sosial yang ditandai dengan u’dak adanya gangguan-gangguan atau
simtom-simtom penyakit, seperti keluh-an sakit fisik, keluhan emosional (Papalia,
Olds, dan Feldman, 1998; Sarafino, 1994).
Kondisi kesehatan seseorang berhubungan erat dengan beberapa kebiasaan
perilaku individu yang bersangkutan. Untuk mencapai kehidupan yang sehat,
diperlukan kebiasaan-kebiasaan perilaku yang sehat pula.
Ada beberapa perilaku sehat yang dapat menopang kesehatan seseorang, di
antaranya :
a) makan secara teratur (tiga kali: sarapan, makan siang, dan makan malam, tidak
termasuk snack)
b) perlu mengonsumsi makan-makanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi,
protein, vitamin, karbohidrat, mineral, zat besi), misalnya empat sehat lima
sempuma
c) melakukan aktivitas secara seimbang antara kegiatan bekerja/belajar dengan
kegiatan olahraga
d) pola tidur yang sehat dan normal selama 7-8 jam
e) membiasakan diri untuk tidak merokok
f) membiasakan diri untuk tidak mengonsumsi narkoba (narkotik, alkohol, dan
obat-obatan)
g) tidak mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (daging
sapi/kambing, fast-food/sea food (udang, cumi).

Individu yang secara tekun mengikuti kebiasaan-kebiasaan tersebut, umumnya


akan memiliki taraf kondisi kesehatan yang baik daripada individu yang tidak
melakukannya. Para tokoh terkenal di dunia (dalam Liwijaya-Kuntaraf & Kuntaraf,
1995), yang hidup sehat dan berumur panjang, di antaranya Mahataia Gandhi (tokoh
kemerdekaan India), Benyamin Franklin (tokoh keinerdekaan Amerika Serikat),
Albert Einstein (penemu teori relativitas sehingga memunculkan bom atom), Martin
Luther (reformator Gereja Protestan), Leonardo da Vinci (pelukis dan pemahat abad
ke-13), Isac Newton (ilmuwan flsika dari higgris}, Charles Darwin (tokoh penemu
35

teori evolusi), dan Francis Voltaire (filsuf dari Francis), umumnya menjalankan
rahasia hidup sehat dengan membiasakan diri untuk mengonsumsi makan sayur-
mayur (vegetarian) dan menghindari makan-makanan dari daging-dagingan.
b. Perilaku dan Status Kesehatan
Status kesehatan seseorang sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola
kebiasaan perilaku orang tersebut. Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi
pengaruh positif pada kesehatannya, sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung
memberi dampak negatif. Akibatnya, individu mudah terserang penyakit. Kasl &
Cobb (dalam Sarafino, 1994) mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk
mengatasi suatu penyakit dan menipertahankan taraf kesehatan, yakni :

1) Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang


diyakini akan dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu
penyakit atau menanggulangi ganggu-an penyakitnya.
2) Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit,
guna memperoleh informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya
sehat kembali.
3) Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses
penyembuhan dari rasa sakitnya.
c. Masalah Kesehatan pada dewasa awal
1) Masalah Fisiologis
Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama
minimum. Akan tetapi, gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada
resiko penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir. Dewasa
tenga h mungkin juga rentan secara genetic terhadap penyakit kronis tertentu
seperti DM dan hiperkolesterolemia keturunan (Price dan Wilson, 1992)
Faktor resiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup
dan riwayat keluarga. Factor-faktor ini mempunyai kategori sebagai berikut:
a. Kematian dan cedera karena kekerasan
b. Penyalahgunaan zat
c. Kehamilan yang tidak diinginkan
36

d. Penyakit menular seksual


e. Factor lingkungan dan pekerjaan
f. Gaya hidup
d. Masalah psikososial
Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan dengan stress,
seperti stress karena pekerjaan dan keluarga.
a. Stres pekerjaan
Stress pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Stress
situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki tempat
pekerjaan, tenggat waktu hampir dekat, atau diberi tanggungjawab yang baru.
b. Stress keluarga
Stresor keluarga dapat terjadi setiap waktu dalam kehidupan keluarga.
Kehidupan keluarga ada puncaknya, ketika setiap orang dalam keluarga bekerja
sama dan sampai pada lembahnya, ketika setiap orang dalam keluarga
memisahkan diri. Stresor situasi terjadi pada peristiwa seperti kelahiran, kematian,
penyakit,dll.
2.2.1.7 Dewasa Tengah & Akhir
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman hidup
dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai
kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita
fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh
yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa
mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan
hygiene yang baik.

1. Teori perkembangan Dewasa Tengah


a. Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang utama pada
usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah
keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat
37

mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi


sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas
akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada
dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
b. Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh perkembangan
untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas perkembangan tersebut
meliputi:
1) Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
2) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
3) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
4) Mengembangkan aktivitas luang
5) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
6) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan
7) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
2. Tahap-tahap perkembangan
a. Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang paling
terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang membesar.
Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi
pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering
terlihat pada periode ini.
b. Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena sakit
atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru.
Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk
mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan.

c. Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang
diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam
38

pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang
dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.
3. Masalah kesehatan
d. Masalah fisiologis
1) Stress
2) Adanya penyakit kronis
3) Tingkat kesejahteraan
4) Membentuk kebiasaan sehat yang positif
b. Masalah Psikososial
1) Ansietas
Ansietas adalah fenomena maturasi kritis yang berhubungan dengan
perubahan, konflik dan pengendalian lingkungan yang diterima (Haber et
al,1992)
2) Depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang dimanifestasikan dalam
berbagai cara . (Habert at al,1992)

2.2.1.8 Fase Dewasa Akhir


Fase Dewasa akhir (41-50/55 tahun) ditandai karya produktif, sukses-sukses,
berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat dicapai
kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.

Masalah-masalah yang mungkin muncul yaitu


1) Menurunnya keadaan jasmaniah
2) Perubahan susunan keluarga
3) Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang pekerjaan
atau perbaikan kesehatan yang lalu
4) Penurunan fungsi tubuh
5) Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi pegawai menghadapi
sepi dan masa memasuki peniun. Biasanya ada PPS (Post Power Sindrom)
39

misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down
sindrom.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan ini,
individu mengalami PPS. Misalnya adalah :
1) Tingkat perkembangan yang mundur
2) Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan
3) Tidak ada motivasi
4) Kesehatan yang buruk
5) Cacat tubuh
6) Tingkat kecerdasan yang rendah
7) Tingkat adaptasi yang jelek

2.2.1.8.1Tugas-tugas Pada Perkembangan Dewasa


a. Tugas perkembangan masa dewasa awal
1) Memilih pasangan hidup
2) Belajar hidup dengan suami atau istri
3) Memulai kehidupan berkeluarga
4) Membimbing dan merawat anak
5) Mengolah rumah tangga
6) Memulai suatu jabatan
7) Menerima tanggung jawab sebagai warga negara
8) Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik
b. Tugas Perkembangan masa setengah baya
1) Memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
2) Membangun dan memperthankan standar ekonomi
3) Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan bahagia
4) Membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
5) Membina hubungan dengan pasanga hidup sebagai pribadi
6) Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sendiri
7) Menyesuaikan diri dengan pertambahan umur
40

c. Tugas perkembangan orang tua


1) Menyesuaikan diri dengan menurunya kesehatan dan kekuatan fisik
2) Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunya pendapatan
3) Menyesuaikan diri yterhadap meninggalnya suami/istri
4) Menjalin hubuingan dengan perkumpulan manusia usia lanjut
5) Memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
6) Membangun kehidupan fisik yang memuaskan Menurut Havighurst setiap
tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-
aspek lainya, yaitu fisik, psikis serta emosional, moral dan sosaial.
41

2.3 Konsep Dasar Artritis Gout


2.3.1 Definisi
Artritis gout merupakan penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang
ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan
ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidratmonosodium dan pada tahap
yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. (Arif Muttaqin, 2008).
Artritis gout adalah kerusakan metabolik yang ditandai dengan peningkatan
konsentrasi serum asam urat dan deposit kristal asam urat dalam cairan sinovial dan
disekitar jaringan sendi. Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan
metabolisme purin herediter yang menyebabkan peningkatan asam urat yang
terakumulasi dalam jaringan tubuh dan sendi. (Mark A. GraberM.D, 2006).
Suatu penyakit metabolik yang merupakan salah satu jenis penyakit reumatik
dimana pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan / penurunan ekskresi asam
urat (Arif, 2010).
Arthritis Gout adalah suatu proses inflamasi (pembengkakan yang terjadi
karena deposisi, deposit/timbunan kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout
juga merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang
ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat.

2.3.2 Klasifikasi
Klasifikasi Gout dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Gout primer.
Gout primer dipengaruhi oleh faktor genetik atau herediter, terdapat produksi
atau sekresi asam urat yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat dan
tidak diketahui penyebabnya. Terutama mengenai pria usia lanjut, sepertiga penderita
menunjukkan peningkatan produksi asam urat yang disebabkan karena pemecahan
purin bertambah. Sepertiga lagi menunjukkan ekskresi asam urat oleh ginjal
berkurang, sedangkan sisanya menunjukkan gejala campuran, yaitu disamping
produksi asam urat meningkat, ekskresi asam urat juga berkurang. Beberapa faktor
42

yang menunjang terjadinya gout primer antara lain adalah peminum alkohol yang
berat, obesitas, dan obat-obatan misalnya tiazida.
2. Gout sekunder
Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu :
1) Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya pada :
a. Kelainan mieloproliferatif (polisitemia, leukemia, mieloma retikularis)
b. Sindrom Lesch-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi
hipoxantinguaninfosforibosiltransferase yang terjadi pada anak-anak dan
pada sebagian orang dewasa
c. Gangguan penyimpanan glikogen
d. Penatalaksanaan anemia pernisiosa karena maturasi sel megablastik
menstimulasi pengeluaran asam urat
2) Sekresi asam urat yang berkurang, misalnya pada gagal ginjal kronis,
pemakaian obat-obat salsilat, tiazid, beberapa macam diuretik dan
sulfonamid, atau keadaan alkoholik, asidosis laktat, hiperparatiroidisme, dan
pada miksedema.
2.3.3 Etiologi
Gejala arthritis akut disebabkan karena inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium uratmonohidrat. Dilihat dari penyebabnya
penyakitini termasuk dalam golongan kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan
dengan gangguan kinetic asam urat yaitu Hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit
ini terjad ikarena:
1) Pembentukan asam urat yang berlebihan.

a. Gout primer metabolic disebabkan sintesis langsung yang bertambah.


b. Gout sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukemia terutama bila diobati dengan sitostatika
; psoriasis ; polisitemiavera, mielofibrosis.
2) Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal
a. Gout primer renal terjadi karena gangguan ekskresi asam urat ditubuli disital
ginjal yang sehat, penyebabnya tidak diketahui.
43

b. Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal misalnya pada


glomerulonefritis kronik/gagal ginjal kronik.
3) Perombakan dalam usus yang berkurang.
Faktor-faktor predisposisi yang berperan dalam perkembangan gout bergantung
pada faktor penyebab terjadinya hiperurisemia, diantaranya :
a. Diet tinggi purin dapat memicu terjadinya serangan gout pada orang yang
mempunyai kelainan bawaan dalam metabolisme purin sehingga terjadi
peningkatan produksi asam urat.
b. Minum alkohol dapat menimbulkan serangan gout karena alkohol
meningkatkan produksi urat. Kadar laktat darah meningkat sebagai akibat
produk sampingan dari metabolisme normal alkohol. Asam laktat
menghambat ekskresi asam urut oleh ginjal sehingga terjadi peningkatan
kadarnya dalam serum.
c. Sejumlah obat-obatan dapat menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal
sehingga dapat menyebabkan serangan gout. Yang termasuk diantaranya
adalah aspirin dosis rendah (kurang dari 1 sampai 2g/hari), sebagian besar
diuretik, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, asetazolamid, dan etambutol.
d. Usia, umumnya pada usia pertengahan, tetapi gejala dapat terjadi lebih awal
bila terdapat faktor herediter.
e. Jenis kelamin, lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita,
dengan perbandingan 20 : 1.
f. Iklim, lebih banyak ditemukan pada daerah dengan suhu yang lebih tinggi.
g. Herediter, faktor herediter dominan autosom sangat berperan dan sebanyak
25% disertai adanya hiperurisemia.
2.3.4 Patofisiologi
Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan
1. Tahap I (tahap artritis gout akut)
a. Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan
serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7
hari.
44

b. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo


atau terkena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak
melakukan pemeriksaan lanjutan.
2. Tahap II (tahap artritis gout akut intermiten)
a. Ditandai dengan serangan artritis yang khas.
b. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yg jarak
antara serangan yg satu& serangan berikutnya makin lama makin rapat
&lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang
terserang makin banyak maka menimbulkan nyeri yang berkepanjangan.
3. Tahap III (tahap artritis gout kronik bertofus)
a. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau
lebih.
b. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering
meradang yang disebut sebagai tofus.
c. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
merupakan deposit dari kristal urat. Tofus ini akan mengakibatkan
kerusakan pd sendi dan tulang di sekitarnya.
45

WOC Gout
46

2.3.5 Manifestasi Klinis


1. Serangan gout biasanya timbul secara men dadak/akut, kebanyakan linu atau
nyeri menyerang pada malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
2. Jika gout menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak: merah mengkilat,
bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai nyeri yg sangat hebat, persendian
sulit digerakkan.
3. Serangan pertama gout pada umumnya berupa serangan akut yg terjadi pada
pangkal ibu jari kaki bagian belakang disebut (padagra)
4. Rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga
menderita demam (>38°C) tdk menurun selama 3 hari walau sudah dilakukan
perawatan. dan jumlah sel darah putihmeningkat
5. Pada kasus gout kronis dpt timbul tofus yaitu endapan seperti kapur dikulit yg
membentuk suatu tonjolan/ benjolan yg menandai pengendapan kristal asam urat.
6. Sering muncul pada daun telinga, siku, tumit belakang, dan punggung tangan.
7. Bengkak pada kaki atau peningkatan BB yg tiba2
8. Diare atau muntah
2.3.6 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat goutarthritis antara lain :
1. Deformitas pada persendian yang terserang
2. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
3. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal
4. Merusak tulang akibat tofi (timbunan asam urat pada jaringan lunak)
5. Kelumpuhan sendi
6. Terbentuk batu urat di ginjal

2.3.7 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium
Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 7 mg% dan pada wanita 6 mg%.
47

2. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan
berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
2 Pemeriksaan darah lengkap
3 Pemeriksaan ureum dan kratinin
a. kadar ureum darah normal : 5-20 ,mg/dl
b. kadar kreatinin darah normal :0,5-1 mg/dl
2.3.8 Penatalaksanaan
1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar
normalnya adl Wanita (2,4 – 6 mg/dl & Pria (3,0–7 mg/dl )
2. Diet rendah purin : Kontrol makanan yg dikonsumsi tdk byk mengandung purin
(hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing,emping,bayam,lemak dll)
3. Banyak minum air putih 2-3 liter/hari, karena dpt membantu membuang purin
dalam tubuh/ melarutkan asam urat.
4. Hindari minum alkohol
5. Bed rest / tirah baring minimal 24 jam setelah serangan. Gout akan cepat kambuh
jika terlalu cepat bergerak
6. Pengobatan jangka panjang hingga sembuh tuntas, bukan minum obat ketika
sakit
7. Terapi dengan pengobatan:
a. Kolkisin →suatu agen anti radang yg biasanya dipakai utk mengobati
serangan gout akut&mencegah serangan gout akut kemudian hari. Diberikan
dg dosis 0,5 mg/jam.
b. Fenilbutazon →suatu agen anti radang yg digunakan utk mengobati artritis
gout.
c. Allopurinol →untuk mengurangi pembentukan asam urat. Dengan dosis
100-400 mg/hari.
d. Probenesid &sulfinpirazin →suatu agen yang dpt menghambat proses
reabsorpsi asam urat oleh tubulus ginjal&meningkatkan ekskresi asam urat.
e. Analgesik →bila nyeri bertambah berat.
8. Pembedahan dilakukan bila tofi besar &menganggu gerakan sendi.
48

2.4 Asuhan Keperawatan


2.4.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan pasien
a. Keluhan utama (pasien mengeluh Nyeri pada daerah persendian)
b. Riwayat kesehatan sekarang (pasien mengatakan nyeri pada
persendian,dan merasa keram)
c. Riwayat kesehatan masa lalu (pasien tidak perna mengalami penyakit
yang sama)
d. Riwayat kesehatan keluarga (Keluarga pasien tidak ada yang
mengalami penyakit yang sama)
3. Pemeriksaan labratorium
Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 7 mg% dan pada wanita 6 mg%.
4. Pemeriksaan fisik
1. B1 (Breathing) : Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem
pernapasan,biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak
napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan. Palpasi: taktil fremitus
seimbang kiri dan kanan. Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di
dapat suara ronki atau mengi.
2. B2 (Blood) : pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan
keringat dingin,dan pusing karena nyeri.
3. B3 (Brain) : kesadaran biasanya kompos mentias
- kepala dan wajah : ada sianosis
- mata : sclera biasanya tidak ikterik
- leher : biasanya JVP dalam batas normal
4. B4 (Bladder) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak
ada keluhan pada sistem perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami
49

komplikasi ke gijal berupa pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan
menimbulka perubahan fungsi pada sistem ini
5. B5 (Bowel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada
gangguan, tetapi perlu dikaji frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses.
Selain itu perlu di kaji frekiensi, konstitensi, warna, bau, dan jumlah urine.
Klien biasanya mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada nafsu makan,
terutama klien yang memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia
6. B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan
>Look: keluhan nyeri sendi uyang merupakan keluhan utama yang
mendorong klien mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah
kaku dan berubah bentuknya). Nyrin biasaya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa ferakan tertentu kadang
menimbulkan nyeri yang lebuh dibandingkan dengan gerakan yag lain.
Deformitas sendi (temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu pergelangan
sendi secara perlahan membesar
>feel: ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak
>Move: hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat
2.4.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri sendi berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan Kristal pada
membrane sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia
dan pembentukan panus.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kelamahan otot pada rentang gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder
akibat erosi tulang rawan dan pembentukan panus.
3. Gangguan citra diri b/d perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.
4. Defisit pengetahuan berhubungan kurang pajanan informasi
50

2.4.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1

Nyeri sendi berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan Kristal pada


membrane sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan
pembentukan panus.
Tujuan Keperawatan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam, nyeri yang dirasakan
klien berkurang
Dengan kriteria hasil :
- Klien melaporkan penelusuran nyeri
- Menunjukkan perilaku yang lebih rileks
- Skala nyeri nyeri berkurang dari 0 – 1 atau teratasi.
Intervensi :
1. Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri kedaerah yang
baru. Kaji nyeri dengan skala 0 – 4.
2. Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus.
3. Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri non
farmakologi dan non invasive.
4. Ajarkan relaksasi : teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat
mengurangi intensitas nyeri nyeri.
5. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
6. Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa
lama nyeri akan berlangsung.
7. Hindarkan klien meminum alkohol, kafein dan diuretic.
8. Kolaborasi dengan dokter pemberian allopurinol.
51

Diagnosa 2
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelamahan
otot pada rentang gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang
rawan dan pembentukan panus.
Tujuan Keperawatan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu
melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.
Kriteria Hasil :
- Klien ikut dalam program latihan
- Tidak mengalami kontraktur sendi
- Kekuatan otot bertambah
- Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan
mempertahankan koordinasi optimal.
Intervensi :
1. Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan.
2. Ajarkan klien melakukan latihan room dan perawatan diri sesuai toleransi.
3. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien.

Diagnosa 3
Gangguan citra diri b/d perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.
Tujuan keperawatan : Citra diri meningkat.
Kriteria hasil :
- Klien mampu mengatakan dan mengkomunikasikan dengan orang terdekat
tentang situasi dan perubahan yang terjadi
- Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi.
- Mengakui dan menggabungkan dalam konsep diri
Intervensi :
1. Kaji perubahan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan
2. Tingkatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit
dan belajar mengontrol sisi yang sehat
3. Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan
52

4. Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak


mungkin hal untuk dirinya.
5. Bersama klien mencari alternative koping yang ositif.
6. Dukung erilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas
rehabilitasi.
7. Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.

Diagnosa 4
Defisit pengetahuan berhubungan kurang pajanan informasi
Kriteria Hasil:
- Pasien mampu mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan yang diajarkan.
Intervensi:
1. Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan intruksi yang diberikan
R/Mengetahui respond an kemampuan kognitif pasien dalam menerima
informasi
2. Berikan jadwal obat yang di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan
efek samping
R/Tindakan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap
pengobatan yang teratur
3. Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan
R/mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan
individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang
dibutuhkan
4. Jelaskan pada pasien menegenai penyakit yang dialami.
R/memberikan pengetahuan pasien sehingga dapat menghindari terjadinya
serangan berulang
5. Dorong pemasukan diet rendah purin dan cairan yang adekuat
R/meningkatkan penyembuhan.
53

2.4.4 Implementasi Keperawatan


Melaksanakan tindakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana.
Pelaksanaannya mengacu pada rencana tindakan yang telah dirumuskan, selama
melaksanakan tindakan perawat menilai efektivitas tindakan keperawatan dan respon
pasien, juga mencatat dan melaporkan tindakan perawatan yang diberikan serta
mencatat reaksi pasien yang timbul (Doenges, 2002: 426-880).

2.4.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan danpelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan
perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Evaluasi meliputi “SOAPIER”.
a) S : Data Subjektif
Masalah yang diutarakan pasien dan pandangannya terhadap masalah.
b) O : Data Objektif
Tanda-tanda klinik dan fakta yang berhubungan diagnosa keperawatan
meliputidata fisiologis dan informasi dari pemeriksaan. Informasi berasal dari
keluarga /orang yang terdekat.
c) A : Analisa
Analisa data subjektif dan data objektif dalam menentukan perkembangan
statuskesehatan pasien. Jika data berubah, diagnosa akan berubah atau
kemungkinanbisa tetap.
d) P : Perencanaan
Pengembangan rencana segera atau untuk yang akan datang dari intervensi.
e) I : Implementasi
Data subjektif dan data objektif berubah atau tidak bergantung pada data yang
ada,sedangkan intervensi mengikuti diagnosa yang ada.
f) E : Evaluasi
Merupakan analisis respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
54

g) R : Reasessment
Evaluasi kembali data-data pasien yang mengalami perubahan respons dan
tindak lanjut dari evaluasi tersebut.

Вам также может понравиться

  • WOC TB Paru
    WOC TB Paru
    Документ2 страницы
    WOC TB Paru
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • UNTUK SOAL CPNS
    UNTUK SOAL CPNS
    Документ11 страниц
    UNTUK SOAL CPNS
    Sri Wanda Wahyuni
    100% (1)
  • Daftar Riwayat Hidup2
    Daftar Riwayat Hidup2
    Документ2 страницы
    Daftar Riwayat Hidup2
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Surat Lamaran
    Surat Lamaran
    Документ2 страницы
    Surat Lamaran
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Corp Untuk Amplop
    Corp Untuk Amplop
    Документ1 страница
    Corp Untuk Amplop
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • 06.02 Soal TWK 02
    06.02 Soal TWK 02
    Документ14 страниц
    06.02 Soal TWK 02
    cacamei226789
    Оценок пока нет
  • Pernyataan Tdak Pernah Hukuman Penjara
    Pernyataan Tdak Pernah Hukuman Penjara
    Документ1 страница
    Pernyataan Tdak Pernah Hukuman Penjara
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Surat Pernyataan Tidak Mengajukan Pindah Atau Mutasi
    Surat Pernyataan Tidak Mengajukan Pindah Atau Mutasi
    Документ1 страница
    Surat Pernyataan Tidak Mengajukan Pindah Atau Mutasi
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Surat Lamaran
    Surat Lamaran
    Документ1 страница
    Surat Lamaran
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • GFRT
    GFRT
    Документ1 страница
    GFRT
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • RKAS2020
    RKAS2020
    Документ16 страниц
    RKAS2020
    eva octariani
    100% (1)
  • Surat Persetujuan
    Surat Persetujuan
    Документ1 страница
    Surat Persetujuan
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Daftar Riwayat Hidup Eva
    Daftar Riwayat Hidup Eva
    Документ2 страницы
    Daftar Riwayat Hidup Eva
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Prees Rilis Tambahan Persyaratan-Oke PDF
    Prees Rilis Tambahan Persyaratan-Oke PDF
    Документ2 страницы
    Prees Rilis Tambahan Persyaratan-Oke PDF
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • PanduanBPStat
    PanduanBPStat
    Документ8 страниц
    PanduanBPStat
    Nofen Syaputra
    Оценок пока нет
  • 5316 10583 1 SM PDF
    5316 10583 1 SM PDF
    Документ15 страниц
    5316 10583 1 SM PDF
    ainaiyah
    Оценок пока нет
  • Cover Dalam
    Cover Dalam
    Документ3 страницы
    Cover Dalam
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Konsep Penting
    Konsep Penting
    Документ23 страницы
    Konsep Penting
    Eva Octariani 'Aprianto'
    Оценок пока нет
  • Woc Fraktir Elekraton
    Woc Fraktir Elekraton
    Документ9 страниц
    Woc Fraktir Elekraton
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Pathway Dislokasi Sendi
    Pathway Dislokasi Sendi
    Документ1 страница
    Pathway Dislokasi Sendi
    zuby
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Palangka Raya
    Palangka Raya
    Документ2 страницы
    Palangka Raya
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • PanduanBPStat
    PanduanBPStat
    Документ8 страниц
    PanduanBPStat
    Nofen Syaputra
    Оценок пока нет
  • Hukum Pascal Dan Penerapannya
    Hukum Pascal Dan Penerapannya
    Документ10 страниц
    Hukum Pascal Dan Penerapannya
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Hukum Pascal Dan Penerapannya
    Hukum Pascal Dan Penerapannya
    Документ10 страниц
    Hukum Pascal Dan Penerapannya
    eva octariani
    Оценок пока нет
  • Lembar Konsul
    Lembar Konsul
    Документ1 страница
    Lembar Konsul
    eva octariani
    Оценок пока нет