Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
RESPONSIBILITY’S ASSIGNMENTS
Dosen:
Dr. Soemarsono SE., MH., Ak., CA.
Disusun oleh:
Febryanti Wahyuningrum 123011711023
Perseroan meyakini bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu
pemangku kepentingan yang memiliki peran vital dalam memastikan keberhasilan
dan kesinambungan usaha, yang oleh karenanya dapat dipenuhi harapannya dengan
kemampuan Perseroan. Dalam rangka memastikan pemenuhan harapan tersebut,
Perseroan menjalankan berbagai program dan kegiatan yang mencakup
pelaksanaan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi, pelaksanaan penilaian
kinerja dan penerapan manajemen kinerja, serta pemberian kesejahteraan sesuai
dengan kontribusi, pasar tenaga kerja dan kemampuan Perseroan.
1
Mengingat peningkatan kompetensi menjadi salah satu kunci keberhasilan usaha,
Perseroan merancang program pelatihan secara komprehensif, yang dimulai sejak
proses rekrutmen, diikuti pelaksanaan pelatihan pada tiap-tiap jenjang operasional
hingga jenjang manajemen dan penetapan jenjang karir sesuai kompetensi.
Perseroan juga memfasilitasi kegiatan Serikat Pekerja, sebagai wadah para
karyawan dalam menyalurkan dan mengekspresikan harapannya, sekaligus sebagai
mitra bagi Perseroan dalam menyelesaikan persoalan terkait hubungan kerja dan
masalah ketenagakerjaan lainnya. Perseroan menyadari bahwa hubungan kerja yang
baik antara Perseroan dengan pegawai merupakan prasyarat utama dalam mencapai visi,
misi, dan tujuan Perseroan. Kegiatan bisnis dapat berjalan dengan lancar, dan Perseroan
meraih laba serta tumbuh dan berkembang sesuai dengan target yang ditetapkan apabila
lingkungan kerja sehat serta saling bersinergi.
2
Analisis: Dalam hal pengimplementasian CSV di bidang Pengelolaan Sumber
Daya Manusia, upaya yang dilakukan oleh perseroan adalah meningkatkan biaya
pengembangan dan pelatihan SDM dimana tahun ini tercatat meningkat sebesar 3
Milliar. Hal ini bertujuan dengan memahami pekerjaan dengan memberikan jam
training yang cukuup memadai dan dengan membuka tempat untuk berdiskusi antar
pegawai yaitu melalui serikat pekerja, PT Waskita Karya secara tidak langsung juga
membantu menekan beban maupun santunan yang harus dikeluarkan untuk
kecelakaan kerja yang dialami oleh para pegawai baik dari kecelakaan kerja kecil
hingga meninggal dunia.
Selama tahun 2017, program K3 yang dijalankan Waskita adalah sebagai berikut:
1. Audit internal & eksternal
a. Upaya agar tidak terjadi kecelakaan fatal
b. Sharing knowledge K3L
c. bimbingan fungsional sistim k3L
d. Site visit project terkait K3L
e. Monthly Safety Awareness
2. Upaya agar tidak terjadi kegagalan konstruksi
a. Sharing knowledge mutu
b. bimbingan fungsional sistim mutu
c. Pengumpulan metode dan instruksi kerja
d. Site visit project terkait mutu
3
3. Upaya agar tidak ada kasus pencemaran lingkungan dengan skala besar
(nasional)
a. Pengukuran lingkungan
b. Pencatatan dan pelaporan kejadian tumpahan
4. Menyediakan fasilitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang
disediakan di kantor dan di site:
a. Fasilitas kesehatan di kantor
• Klinik Waskita yang dipimpin oleh Kepala Klinik yang
bersertifikat Hiperkes
b. Fasilitas kesehatan di site
Fasilitas P3K sesuai dengan Permenakertrans No. Per-
15/MeN/Viii/2008 yaitu;
• Ruang P3K
• Kotak P3K dan isi
• Alat evakuasi dan transportasi
• Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau
peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya
yang bersifat khusus
4
dengan upaya penjagaan dan perbaikan kondisi lingkungan, Perseroan melibatkan
pihak ketiga yang kompeten dalam memeriksa dan memastikan pemenuhan
ketentuan baku mutu lingkungan yang berlaku.
5
mengumpulkannya dalam bak tampung agar sisa semennya mengendap. Setelah
limbah semen mengendap, maka airnya bisa dimanfaatkan kembali untuk
membuat atau memproduksi beton pracetak kembali.
Kebijakan untuk menggunakan air dari hasil daur ulang ini otomatis akan
mengurangi penggunaan air, sekaligus tidak mencemari lingkungan. Selain itu,
limbah semen yang mengendap tersebut kemudian disaring dan bisa
dimanfaatkan untuk pengerasan jalan kerja, bukan untuk pembangunan konstruksi.
Kebijakan lain, untuk mengurangi limbah besi yang digunakan dalam
proyek, Waskita akan memesan besi sesuai dengan panjang yang dibutuhkan,
tidak harus dengan panjang 12 meter sesuai standar dari pabrik. Hal ini
dimungkinkan dengan syarat pesanan besi dengan ukuran tertentu tersebut
minimal 200 ton. Selain mengurangi limbah, kebijakan ini juga akan memangkas
waktu kerja dan biaya. Manfaat lain, kebijakan ini sekaligus bisa mengurangi
risiko kecelakaan kerja karena pekerja tidak harus memotong besi-besi sesuai
ukuran yang dibutuhkan di proyek, sebaliknya mereka tinggal merangkai.
6
Tertera untuk Produk Beton, Beban Bahan Baku turun 67% atau sekitar
Rp 399,479,897,000 dibandingkan dengan tahun lalu dikarenakan perseroan
berhasil mengelola bahan baku yang digunakan untuk tetap memaksimalkan
limbah bekas produksi atau material yang terbuat dari alam.
7
pembangunan infrastruktur berupa bandara ditargetkan bisa rampung sebanyak
15 bandara. Untuk menopang pembangunan infrastruktur tersebut, dalam
ABPN-P 2017, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp401,1 triliun.
Tekad dan komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur telah
membuahkan hasil yang signifikan. Sekadar gambaran, selama tiga tahun
terakhir, pemerintah telah membangun 332,6 kilometer jalan tol dengan rincian
sepanjang 132 kilometer dibangun pada 2015, 44 kilometer pada 2016, dan
156,6 kilometer dibangun pada 2017. Sementara itu, selama tahun 2017,
pembangunan jalan baru mencapai 778 km. Dengan demikian, total jalan baru
yang sudah rampung dibangun selama tahun 2015-2017 mencapai 2.623 km.
Analisis: Pada tahun 2017, Anak perusahaan Perseroan yang berfokus pada
pengembangan jalan tol yaitu, PT Waskita Toll Road telah memiliki hak
konsensi sebanyak 18 ruas dengan total panjang 997 km yang terletak di pulau
Jawa. Kemudian, Pada tahun 2017 juga Perseroan berhasil memenangkan 132
lelang jasa konstruksi dengan perolehan nilai kontrak sebesar Rp 55,83 Triliun.
Tekad pemerintah menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai
prioritas bukan tanpa alasan. Selain sebagai bentuk pemenuhan hak masyarakat,
pembangunan infrastruktur diyakni merupakan modal penting bagi Indonesia
agar dapat berdiri di atas kaki sendiri atau berdikari. Dengan banyak
membangun infrastruktur, isolasi wilayah bisa ditembus, ekonomi di daerah
akan bisa tumbuh, dan distribusi aset di Tanah Air akan semakin baik. Hal yang
tak kalah penting, pemerataan pembangunan infrastruktur merupakan sarana
untuk menjaga persatuan Indonesia.
Pada hal ini, selain berfokus kepada Corporate Social Responsibility
kepada masyarakat sekitar, PT Waskita Karya juga membangun Shared Value
yang secara tidak langsung juga meningkatkan profit perusahaan yang dapat
ditunjukkan secara signifikan pada tabel dibawah ini:
8
Dimana terdapat kenaikan yang signifikan sebesar 90% atau sebesar Rp
21.42 Trilliun karena banyaknya projek yang berhasil dimenangkan oleh
Perseroan dengan tetap mementingkan kesejateraan masyarakat.
1.3 LOKASI
Pada tahun 2017 tercatat Perseroan memiliki 11 pabrik beton precast yang
letaknya adalah di Cibitung, Sidoarjo Karawang, Kalijati, Sadang, Palembang
dan yang terbaru di bojanegara, subang, klaten, Legundi, dan Gasing dengan
kapasitas pabrik beton precast adalah sebesar 3.250.000 M/T ton pada 2017.
Beberapa plant yang memproduksi ready mix antara lain pabrik sadang,
Palembang, dan beberapa batching plant di proyek-proyek besar. Menelusuri
dari laporan keuangan PT Waskita Karya Tbk pada bagian piutang atas proyek
yang sedang berjalan adalah antara lain:
1. Proyek PT Jasamarga Semarang Batang – Proyek Jalan Tol Batang
Semarang
2. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) – Proyek Transmisi
Sumatera 500 KVA
3. PT Hutama Karya (Persero) – Proyek Pematang Panggang – Kayu Agung
4. PT Hutama Karya (Persero) – Proyek Pembangunan Jalan Tol Terbanggi
Besar – Kayu Agung
5. PT Solo Ngawi Jaya – Proyek Jalan Tol Solo – Ngawi
6. PT Ngawi Kertosono Jaya – Proyek Jalan Tol Solo – Kertosono
9
7. PT Angkasa Pura II (Persero) – Proyek Pembangunan Gardu Induk
Bandara Soekarno Hatta
8. PT Jasamarga Kualanamu Tol – Proyek Jalan Tol Medan - Kualanamu
- Tebing tinggi
9. PT Prima Multi Terminal – Proyek Terminal Serbaguna dan Fasilitas
Pendukung di Pelabuhan Kuala Tanjung
10. PT PAL Indonesia (Persero) – Proyek Pembangunan Bangunan Fasilitas
Kapal Selam
11. PT PAL Indonesia (Persero) – Proyek Pembangunan Bangunan Fasilitas
Kapal Selam
12. Kementerian Perhubungan –Proyek Pembangunan Pelabuhan Belawan
13. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat – Proyek
Pembangunan Wisma Atlet Kemayoran Blok C2-2 dan D10-2
14. Pemerintah Demokrasi Timor Leste – Proyek Pengembangan Existing
Bandara Suai
Analisis: Lokasi pabrik yang didirikan oleh PT Waskita Karya Tbk yang
mendekati proyek-proyek yang sedang diselesaikan oleh Perseroan adalah salah
satu Creating Shared Value yang dapat menekan biaya angkut bahan baku
antara lokasi proyek dengan lokasi pabrik yang berjauhan, hal ini juga dapat
mengrangi emisi karbon yang akan timbul dari truk pengiriman bahan baku.
10
Kesimpulan:
11