Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ELECTRONIC ENGINE
CURSOR 13
Versi Euro 3
1. Air filter control valve VGT - 2. Alternator - 3. Oil level dip stick - 4. Automatic take-up device –
7. Viscostatic damper flywheel - 8. Fixed tightener pulley - 9. Water pump - 10. Fan pulley -
11. VGT actuator - 12. Thermostat
1. VGT electrovalve actuator - 2. Not used - 3. Engine coolant fluid temperature sensor - 4. Engine brake pedal
electrovalve - 5. Flywheel sensor (engine speed) - 6. Turbine revs sensor
1. VGT actuator- 2. Turbocharger - 3. Oil filter - 4. Engine flywheel - 5. Blow-by filter - 6. Blow-by valve
1. Timing sensor (engine timing) - 2. Fuel temperature sensor - 3. EDC engine control unit - 4. Pre-post heating element - 5.
Supercharge air temperature and pressure sensor - 6. Injectors - pump
1. Exhaust manifold - 2. Engine oil filler cap - 3. Intake manifold - 4. Compressed air delivery to intercooler -
5. Turbocharger - 6. Turbine exhaust
GENERAL DATA
GENERAL DATA
GENERAL DATA
TURBOCHARGER
1. Wastegate Turbine (HOLSET HX 50W)
Untuk tujuan ini boost pressure digunakan sebagai “sinyal-pengatur” untuk sebuah Valve,
yang membuka suatu “by-pass” pada Exhaust manifold ketika boost pressure telah mencapai batas
nilai yang telah ditentukan. “Waste Gate” valve ini membiarkan Gas buang sebagian melewati
langsung ke dalam sistim Exhaust. Apabila tekanan sudah turun, Valve mulai menutup; sehingga
boost pressure bisa dipertahankan konstan.
Keuntungan
1. Meningkatkan torsi pada kecepatan putaran rendah
2. Akselerasi lebih baik
3. Mengurangi risiko kerusakan
Prinsip Kerja :
Variable Geometry Turbine (VGT) merupakan salah satu turbo-compressor, dimana terdapat bagian
yang dapat mengubah area aliran gas buang di dalam turbin yang diatur berdasarkan variasi
kecepatan. Hal ini memungkinkan gas buang dan turbin mempunyai kecepatan tinggi meskipun
engine bekerja pada putaran rendah. Apabila gas buang dialirkan kedalam ruang yang sempit, gas
buang akan memiliki kecepatan tinggi sehingga turbin berputar semakin cepat atau sebaliknya.
Gerakan gas buang pada turbin dibatasi oleh suatu alat (slidding finned sleeve) yang
digerakan oleh pneumatic actuator yang menggerakan sliding sleeve maju mundur. Pneumatic
actuator dikontrol langsung oleh ECU melalui control valve yang menggunakan tekanan dalam
sistem pneumatik kendaraan
Lever system mengontrol pergerakan dari adjusment ring (levers, forks, bushing) didalam turbin
dan dilumasi untuk mencegah gesekan. Actuator piston dihubungkan dengan drive rod yang diatur
oleh tekanan udara dari air inflow (1). Pengaturan tekanan udara memungkinkan pergerakan piston
dan drive rod, sehingga piston menekan external spring (4) sampai bagian bawah piston mendorong
disk (5) yang ditahan oleh internal spring (6). Apabila tekanan terus bertambah, disk (5) akan
menekan internal spring (6) sampai pada akhir langkah. Penggunaan dua buah pegas memungkinkan
variasi pegerakan piston.
Prinsip kerja
Actuator-piston, terhubung dengan Drive-rod, dikendalikan oleh angin-bertekanan yang
dialirkan melalui Air-inlet (1) yang terletak pada bagian atas Actuator. Pengaturan tekanan-angin
bervariasi dari gerakan Control-rod yang mengatur posisi Piston & Turbine. Begitu Piston
bergerak, akan semakin menekan External-spring (4) hingga bagian-bawah Piston mencapai Disc (5)
yang mengendalikan Internal spring (6). Untuk selanjutnya meningkatkan tekanan Piston, melalui
Disc (5), berlawanan dengan Limit stop (10). Dengan menggunakan dua-Spring hingga
memungkinkan perubahan-perbandingan diantara Jarak-langkah Piston danTekanan-angin.Kira-kira
85% dari Jarak langkah Rod adalah berlawanan oleh External-spring dan 15% oleh Internal-spring.
VGT Holset HY40V untuk CURSOR 8,HY55 untuk CURSOR 10 dan 13 dilengkapi dengan actuator
yang tidak perlu penyetelan
1. Service Tank
2. Shut off selenoid Valve
3. Air Filter
4. VGT Selenoid Valve
5. Not Used
6. Turbocharger VGT
Pressure regulator ini berfungsi mengatur quantity angin yang akan masuk ke turbocharger
untuk mengatur moving wall pada turbine turbocharger,pressure regulator ini berkerja
berdasarkan perintah dari electronic Control unit (EDC 7),berdasarkan inputan dari beberapa
sensor sensor engine dan juga posisi pedal gas.komponent ini terlatak pada bagian depan cylinder
head .
1 2 3 4
Sistem engine pada CURSOR engine merupakan penyempurnaan dari sistem konvensional
Prinsip kerja :
Pada akhir langkah kompresi (gambar C), beberapa derajat sebelum TDC, engine brake
system membuka exhaust valve secara perlahan-lahan, dengan demikian tekanan yang diharapkan
terjadi didalam silinder (gambar D).Dalam hal ini torsi pengereman pada langkah kompresi dapat
digunakan tanpa menimbulkan daya tolak kembali pada piston.
Ketika engine brake di aktif-kan, sistemhidrolik akan mengontrol mekanisme pada exaust
valve sehingga tidak lagi memiliki clearance. Karena hal ini, Cam khusus pada exaust cam akan
mendorong exaust rocker arm sehingga exaust valve akan terbuka pada akhir langkah kompresi
sampai TMA, sehingga udara yang sudah terkompresi akan keluar dari ruang bakar
Dua Diagram di bawah ini menunjukan pengembangan exaust cam, yang menggambarkan posisi
rocker arm ketika engine brake aktif.
Dua buah garis menunjukan garis kerja rocker arm ideal, sampai sampai katup terangkat.
Normal Operation
Engine brake solenoid valve merupakan on/off valve jenis NC, yang terletak di bawah
cylinder head. ECU mengontrol solenoid valve ini untuk membuka saluran oli engine untuk
menggerakan silinder hidrolik (kecil) engine brake. Bersamaan dengan itu warning light di
dashboard akan menyala. Ketika mengaktifkan solenoid valve, ECU juga akan mengaktifkan VGT.
Engine brake dapat diaktifkan hanya apabila putaran engine diatas 1000 rpm.
INJECTION SYSTEM
Supply Bahan-Bakar
Bahan-bakar di-supply melalui suatu Fuel-pump, melalui Filter dan Pre-filter, 6 Pump-
injector yang gerakan oleh Camshaft melalui Rocker-arm dan diatur oleh “Electronic control unit”.
POMPA INJEKTOR
Komponen utama pompa injektor ada tiga bagian:
A) Katup solenoid
B) Unit pompa
C) Pengabut (Nozzle)
Tiga bagian ini TIDAK DAPAT diganti masing-masing dan TIDAK DAPAT diperbaiki.
Unit pompa digerakan secara mekanik melalui rocker arm, yang kemudian mengkompresi
bahan bakar yang terdapat di delivery chamber.
Nozzle, yang susunan dan operasi sama dengan injektor tradisional, akan terbuka oleh
tekanan bahan bakar dan menginjeksikannya ke dalam ruang bakar dan bahan bakar menjadi atom-
atom kecil. ECU mengontrol langsung Katup solenoid berdasarkan sinyal-sinyal yang diterima dari
sensor-sensor.
Injector holder terdapat pada bagian bawah pompa-injektor merupakan bagian yang masuk
ke dalam kepala silinder
PUMP-INJECTOR
A. Selenoid - 2. Pumping Element -
3. Nozzle
Kode Warna
C Orange
A Light Blue
B White
L Blue
G Yellow
H Grey
M Dark Brown
N Black
W Light brown
S Pink
R Red
V Green
Z Purple
Pumping element
Pumping element dioperasikan oleh sebuah Rocker
Rocker- arm yang dikendalikan langsung oleh
Cam pada Camshaft. Pumping element menghasilkan tekanan yang sangat tinggi Saluran
pengembaliann bahan bakar melalui return spring dari Injector sebesar 3.5 bar dan setelah pump 0.2
bar.
Nozzle
Dengan menggunakan suatu program
program-khusus untuk diagnosa-gangguan
gangguan (EASY), kita dapat
memeriksa ECU dan kondisi kerja Injektor (dengan me me-non aktif-kan satu demi-satu
demi dan
memeriksa Fuel-delivery
delivery pada 5 Cylinder yang lainnya) Mendiagnosa
Mendiagnosa-gangguan
gangguan dari masalah-
masalah
kelistrikan atau salah masalah sistim mekanis/hydraulic. dengan program ini kita dapat menentukan
rusaknya Pumpinjector. Apabila dari hasil pemeriksaan menandakan bahwa injektor rusak, maka
injektor harus diganti. injektor tidak dapat disetel atau diperbaiki
Solenoid valve
Pada Solenoid valve akan dialirkan arus listrik saat setiap tahap
tahap-aktif
aktif Siklus, melalui suatu
sinyal dari Eletronic Control Unit, untuk
uk mengendalikan suatu Slide
Slide-valve
valve untuk menutup delivery
pipe. Saat Solenoid tidak dialirkan arus listrik Valve terbuka, BahanBahan-bakar
bakar dipompakan tetapi
mengalir kembali ke Return pipe dengan Tekanan normal + 5 bar. Saat Solenoid diberikan
tenagalistrik Valve tertutup dan bahan-bakar
bakar tertahan untuk mengalir kembali ke ke-Return
Return pipe
sehingga dipompakan kedalam Nozzle dengan tekanan tinggi dan menyebabkan Needle terangkat.
Jumlah Bakan-bakar yang disemprotkan tergantung dari lamanya waktu Slide Slide-valve
valve menutup /
lamanya waktu Solenoid diberikan tenaga
tenaga-listrik.
listrik. Solenoid valve terintegrasi dengan Injector body
dan tidak bisa dilepas. Pada bagian atas terdapat 2 Screws untuk mengikat Kabel-listrik
Kabel dari
Electronic Control unit. Untuk memastikan aliran listrik mengalir dengan tepat kencangkan screw
dengan Torque screw driver 1.36 — 1.92 Nm (0.136 — 0.192 kgm).
1. Filling Phase.
Selama phase pengisian pump element (2)
bergerak dari bawah menuju ke atas,di saat itu
fuel valve mulai terbuka dan fuel dapat masuk ke
dalam galery injektor melalui port di bawah
(4).phase pengisian ini berlangsung sampai
selenoid valve menutup fuel valve pada injektor.
1. Fuel Valve
2. Pumping Element
3. Fuel Outlet
4. Saluran Masuk & Kembali
2. Phase penginjeksian
Phase Penginjeksian di mulai ketika
pumping element bergerak ke bawah yang
mengakibatkan,pada saat ECU mengirim
power ke selenoid maka selenoid tersebut
akan menutup fuel valve sehingga fuel yang ada
pada galeri injektor tercompressi,banyaknya
quantity fuel yang di semprotkan ke dalam
ruang bakar tergantung dari lamanya ECU
mengirim power ke selenoid injektor
1. Fuel Valve
2. Pumping Element
3. Fuel Outlet
4. Saluran Masuk & Kembali
3. Phase Return
Phase Penginjeksian terhenti ketika fuel
valve mulai terbuka atau ketika ECU telah
menghentikan supply power yang masuk ke
dalam selenoid inkektor,meskipun pumping
element masih dalam keadaan menekan tetapi
fuel tidak akan di semprotkan ke ruang bakar
melainkan akan mengalir kembali ke fuel pump
melalui galery yang ada di cylinder head.
1. Fuel Valve
2. Pumping Element
3. Fuel Outlet
4. Saluran Masuk & Kembali
Injektor Code
FUEL PUMP
Pompa yang di gunakan pada engine cursor 13 adalah jenis positive displacement yang dapat
menghasilkan pressure tetapi pada pompa ini juga di lengkapi dengan pressure regulator yang akan
membatasi pressure yang masuk ke dalam injector maksimal 5 bar.juga pada pompa ini di lengkapi
juga dengan over pressure valve yang terletak pada saluran return ke tangki sebesar 0.3 bar yang
akan mencegah habisnya fuel di dalam sistem ketika engine mati.
Mengeluarkan udara (gelembung) dari sistem bahan bakar dapat dilakukan pada :
1 = pre-filter (pada rangka)
2 = filter (pada engine)
5 = bagian depan cylinder head
pompa sistem bahan bakar dengan menggerakan pompa tangan (3) kendorkan baut pengikat
saluran bahan bakar pada pre-filter (1), setelah terlihat tidak terdapat gelembung udara kencangkan
kembali baut (1). Setelah itu dengan memompa pompa tangan (3) kendorkan baut pengikat pipa
bahan bakar pada filter (2), apabila tidak terlihat gelembung kencangkan kembali baut pada filter (3).
Selanjutnya kendorkan baut yang ada di depan cylinder head (5) dan pompakan pompa (3) sampai
tidak terlihat gelembung, kemudian kencangkan kembali baut (5)
LUBRICATION SYSTEM
1. Saluran ke turbocompressor - 1a. Aliran kembali dari turbocompressor – 2.Oil filter by pass valve (2 bar) –
3. thermostat – 4. over-pressure valve (5 bar) – 5. Safety valve (10 bar) pada pompa oli – 6. Oil pump – 7. Engine drive shaft
– 8. saluran pelumasan untuk bearing dan gear – 9. piston sprayer –10. Cylinder head –
11. Engine brake valve.
LUBRICATION CIRCUIT
Pressure Regulator Valve terletak pada sisi kiri engine yang berfungsi membatasi pressure maksimal
di dalam sistem pelumasan sebesar 5 bar
OIL FILTER
Desain baru Oil filter menjamin keakuratan penyaringan yang dapat menahan lebih banyak
partikelpartikel yang berukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan filter tradisional yang
elemen penyaringnya terbuat dari kertas. Elemen penyaring di perkuat dengan External spiral wind
up sehingga masing-masing bagian disatukan dengan kencang oleh spiral. Hal ini menjamin filter
tetap bekerja meskipun bekerja pada kondisi yang berat seperti ketika cold start, dimana fluida
masih sangat kental dan sulit mengalir. Untuk mengoptimalkan distribusi aliran dan kekakuan
elemen filter, komponen ini dilengkapi dengan dengan nylon berkekuatan tinggi dan bahan sintetik
HEAT EXCHANGER
Pada Heat Exchanger terpasang
1. Sensor pressure oli
2. Themostatic Valve
Thermostatic valve mulai bekerja pada temperatur 82ºC dengan travel min 0.1 mm dan
bekerja max pada temperatur 97 ºC dengan travel 8mm
3. By pass valve
COOLING SYSTEM
Water pump dipasangkan di dalam rumahnya dan ditempatkan dalam blok engine untuk
mengurangi penggunaan pipa dan kebocoran. Bagian atas compressor udara juga didinginkan
dengan air. Themostat dipasangkan untuk mengontrol temperatur engine. Cairan pendingin (50 %
air dan 50 % antifreeze) bersirkulasi juga pada oil heat exchanger. Pendinginan pada radiator juga
dilengkapi dengan kipas visco-static, electro-magnetic, atau hydro-static.
WATER PUMP
Engine Cursor di lengkapi dengan sentrifungal pump yang berfungsi mensirkulasikan air
pendingin,agar dapat menjaga temperatur kerja engine tetap pada temperatur kerjanya.pompa ini di
gerakkan oleh V-belt engine
THERMOSTAT
VISCOSTATIC FAN
Pertautan dari Kipas radiator ini tergantung dari temperature udara yang
berhembus kesekeliling Radiator. Apabila Kipas radiator mengalami kegagalan bertaut
untuk beberapa lama dan temperature air pendingin melebihi 900C pada Meter-
temperature, Kipas radiator ini supaya segera diperiksa / diperbaiki, kemungkinan
terjadinya kebocoran pada fan hub.
Blok silinder terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas (blok silinder) dan bagian bawah yang
disebut “Sewn”. Kedua bagian tersebut merupakan pasangan komponen yang dihubungkan dengan
baut dan pin.
Barel merupakan bagian dalam blok silinder yang dapat diganti. Pada barel dipasangkan seal
untuk mencegah kebocoran air. Penonjolan barel dapat disetel dengan menggunakan ring yang
sesuai.
Barel dan blok silinder mempunyai sistem pendinginan yang optimal dimana memiliki
perbedaan kecepatan sirkulasi antara bagian yang lebih panas dengan bagian yang lebih dingin.Hal ini
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Engine drive shaft (poros engkol) terbuat dari baja dan menyatu dengan bobot pengimbang.
Main journal dan pin journal diperkeras dengan induction tempering.Di ujung belakang dipasangkan
flywheel. Bentuk poros engkol juga disesuaikan dengan urutan penyalaan engine. Cursor engine
mempunyai urutan penyalaan 1-4-2-6-3-5.
Connecting Rods
Connecting rod berfungsi menghubungkan poros engkol dengan piston.Pada connecting rod
terdapat beberapa tanda antara lain :
1. huruf yang menunjukan klasifikasi berat.
2. angka yang menunjukan pemilihan bearing.
3. angka yang menunjukan pasangan antara connecting rod dengan tutupnya.
Piston
Piston dilengkapi dengan 3 buah ring. Piston terbuat dari paduan aluminium dan dan
dibentuk elip karena dibagian atas piston terjadi pembakaran. Di bagian dalam piston terdapat
gallery oli untuk mengalirkan oli dentgan tujuan untuk mengambil panas dari bagian tengah
piston.Oli akan masuk ke dalam gallery melalui piston sprayer ketika piston berada di posisi TMB.
DISTRIBUTION CONTROL
Camshaft digerakan oleh drive shaft melalui perantaraan roda gigi helix. Roda gigi
intermediate (B) di pergunakan agar jaraknya dengan roda gigi (A) dapat disetel. Distribution gear
pada engine Cursor ada beberapa roda gigi, hal ini tidak seperti engine konvensional yang hanya
terdapat camshaft gear dan drive shaft gear.
Engine Flywheel
Engine flywheel merupakan komponen yang kuat dan berat (balance, memiliki ring gear
untuk starter, dan memiliki permukaan gesek) dan juga terdapat roda gigi untuk sensor yang
dihubungkan ke ECU.
Terdapat 54 port pada bagian ini yang terbagi menjadi tiga sektor (masing-masing 18 port).
Masingmasing sektor merupakan pasangan dari posisi connecting rod – nya (1-6, 2-5, 3-4). ECU
tidak memerlukan seluruh port tersebut tetapi hanya beberapa bagian (A,B,C, dan D).masing-
masing port (A, B, dan C) memiliki tanda (garis)n 1, dan bagian D memiliki tanda (garis) 2. Posisi
sudut flywheel selalu terdeteksi oleh ECU melalui sensor.
Kendorkan baut pengikat sensor, kemudian tempatkan SST 99360612 pada dudukan sensor.
Perlahan-lahan
lahan tekan plat pemegang sensor sampai ujung SST tepat menyentuh
flywheel. Kencangkan baut pengikat dudukan sensor sampai bagian depannya rapat.
1. Pasang tool pemutar flywheel, setel supaya gigi pemutar bersentuhan dengan gigi flywheel.
3. Pasang Dial Gauge di posisi Rocker arm Injector #1 dengan prosedur sebagai berikut:
- ! Dial Gauge HARUS terpasang pada posisi tegak lurus dan paralel dengan
tanda referensi PANAH yang ada di RockerArm.
- ! Jarak shaft Dial Gauge dengan pinggir rocker arm ± 1 mm.
4. Pre Load Dial Gauge +/- 6 mm (Lebih pendek lebih baik karena semakin pendek shaft Dial
Gauge akan semakin mengurangi faktor kesalahan baca)
5. Putar FlyWheel searah dengan arah jarum jam sampai jarum di Dial Gauge berhenti bergerak.
7. Putar balik FlyWheel secara perlahan-lahan (berlawanan dengan jarum jam) sampai
Mendapatkan nilai 5,33 ± 0,05 mm.
8. Check :
- Apakah Lock Pin FlyWheel P/N: 99360612 dapat masuk dengan baik?
- Dari Jendela intip di Bell Housing bagian bawah, terlihat tanda Referensi (l)?
9. Apabila kriteria yang disebutkan di point 8 tidak dapat dilakukan atau tidak tepat, berarti
Timing belum tepat, lakukan:
- Putar FlyWheel dengan perlahan agar Lock Pin P/N: 99360612 dapat masuk di
lubang Flywheel dengan baik.
- Check tanda referensi dilubang intip di Bell Housing bagian bawah berada pada
posisi (l)?
- Check Cam Lobe Intake #2, pada posisi jam 12?
- Lubang Dowel Pin dibelakang Timing Gear atas berada pada posisi jam 2?
10. Apabila kriteria yang disebutkan pada point 9 jawabannya adalah YA, berarti Timing engine
sudah benar berada pada posisi TOP 1 (TDC).
11. Kemudian, baca Dial Gauge, UMPAMANYA pembacaan Dial Gauge menunjukkan Nilai
5,45
offset, maka lakukan:
o Putar Balik FlyWheel sampai Jarum di Dial Gauge berhenti bergerak (BTDC) .
o Putar balik FlyWheel sampai Dial Gauge menunjukkan angka 5,31.
o Kendorkan SEDIKIT baut 4 Gigi Timing Atas.
o Putar balik FlyWheel ± ½ putaran.
o Putar balik FlyWheel sampai mendapatkanTOP 1 /TDC dengan memperhatikan
tandareferensi (l) melalui lubang intip di Bell Housing bagian bawah dan Lock Pin
P/N:99360612 dapat masuk dengan baik (TOP 1 / TDC), hati-hati pada proses ini
karenaanda harus benar-benar memperhatikan dan menghitung perputaran jarum di
DialGauge, pada posisi putaran mendekati 5 putaran, lakukan pemutaran fly wheel
denganperlahan dan Lock Pin P/N: 99360612 sudah harus berada pada posisi siap
masuk;
o Kencangkan baut 4 Gigi Timing Atas sesuai dengan torsi.
VALVE ADJUSTMENT
Firing Order; 1 – 4 – 2 – 6 – 3 – 5
1 and 6 at TDC 6 1 5
120º 3 4 1
120º 5 2 4
120º 1 6 2
120º 4 3 6
120º 2 5 3