Вы находитесь на странице: 1из 3

TUGAS BUSINESS AND MANAGEMENT

Pemanfaatan Big Data di dalam Bisnis Go-Jek

Go-jek mempunyai tim khusus untuk mengelola Big Data mereka. Dimana tugas ini
diserahkan pada divisi Bussines Intellingence yang di dalamnya berisi orang-orang dengan
kemampuan analisa data yang baik. Crystal Widjaja yang menjabat sebagai SVP Bussines
Intellingence Go-Jek Indonesia mengatakan bahwa mereka bertugas membangun fondasi data.
Data itu adalah segala yang masuk dari sistem back-end di Go-jek seperti lokasi, profil
pengguna, profil mitra, transaksi, dan semuanya bisa menjadi data mulai dari Go-Ride sampai
Go-Tix.

Tugas yang dilakukan bisa menciptakan sebuah alat agar data tertentu bisa diakses dan
dipakai oleh divisi lain. Mereka menyediakan tools agar tim Go-Food bisa mencari tahu jenis
makanan atau pedagang apa saja yang sedang ramai diorder pengguna. Detail dari pedagang
bisa diacak seperti berapa banyak yang order dan besar transaksinya. Semua bisa dicari secara
self-service oleh tim Go-Food.

Semua interaksi yang dilakukan pengguna dalam aplikasi merupakan data mentah yang
bisa mereka ketahui dalam Big Data. Go-Jek adalah perusahaan yang memiliki jumlah
pengguna yang besar, dimana pasti memiliki data mentah dalam jumlah besar. Data itu
kemudian diolah dan dianalisa agar menjadi informasi yang berguna bagi divisi dan
perusahaan. Dalam pengaturan data Go-Jek melalukannya berdasarkan pengelompokan jenis-
jenis jasa yang disediakannya seperti Go-Food, Go-Ride, Go-Box dan lain sebagainya. Selain
itu Go-Jek juga melakukan pengaturan data yang dikelompokan berdasarkan unit bisnis seperti
keuangan, pemasaran, operasional, dan lain sebagainya. Go-Jek juga melakukan pengaturan
data berdasarkan jenis acara seperti pemesanan, penawaran, dan pembatalan.

Go-Jek belajar tentang pentingnya North Star Metric dan setiap metrik memiliki
penanggung jawab berupa analis, developer, atau karyawan tertentu sesuai bidangnya. Ini
berlaku sampai metrik mendetail, seperti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencari
lokasi penjemputan, atau kecepatan loading aplikasi. North Star Metric memiliki satu
karakteristik utama, yaitu melibatkan semua pihak. Sebagai metrik yang mewakili core value,
pada akhirnya usaha yang dilakukan semua karyawan akan kembali kepada metrik ini. Metrik
ini menentukan ke mana arah perusahaan bergerak, apakah suatu fitur dibutuhkan atau tidak,
dan menjadi arahan bagi metrik-metrik lainnya.
Go-Jek mengukur jumlah transaksi yang berhasil terselesaikan di platform mereka.
Satu transaksi selesai artinya ada satu konsumen yang menghemat waktu dan biaya, dan ada
satu orang driver yang mendapatkan penghasilan, inilah North Star Metric milik Go-Jek. Di
Go-Jek ada orang yang bertanggung jawab akan jumlah pesanan Go-Food yang dibatalkan
setiap harinya.

Semua orang yang ada di dalam perusahaan mengetahui akan apa tujuan perusahaan
dan Go-Jek akan menjadi transaksi yang lengkap selama Go-Jek meningkatkan jumlah
transaksi lengkap maka telah membuat tujuan. Infromasi dan wawasan yang didapat dari hasil
pengolahan Big Data tidak hanya digunakan untuk optimalisasi bisnis Go-Jek yang sudah ada,
namun juga membuka peluang untuk menciptakan bisnis baru. Go-Jek sebagai jasa berbasis
aplikasi dengan berbagai layanan-layanannya juga mengumpulkan data dari para pengguna
aplikasi mereka. Go-Jek mengetahui profil para pengunanya.

Data tersebut bisa mendorong model bisnis baru, misalnya layanan pesan makanan atau
Go-Food. Go-Jek yang awalnya hanya menyediakan layanan transportasi (Go-Ride dan Go-
Car) melihat kecenderungan destinasi tujuan pengguna terkait kuliner. Dari data tersebut
mereka mendapatkan infomasi dan wawasan sehingga membuat layanan pesan antar makanan
seperti Go-Food.

Go-Jek melihat profil penggunanya dengan jenis makanan yang sering dikomsumsi
atau destinasi lokasi sering dikunjungi oleh pengguna, kemudian data yang memuat perilaku
dan aktifitas pengguna ini membuka kemungkinan model bisnis yang baru. Dengan Big Data
yang berisi perilaku pengguna aplikasi, Go-Jek melihat serta memanfaatkan data yang
berkaitan dengan perilaku dan interaksi pengguna mereka yang dimana nantinya data tersebut
diolah untuk informasi yang mengarah pada pengambilan keputusan dan strategi bisnis mereka
yang lebih baik.

Dengan Big Data, wawasan dan informasi yang didapat tidak hanya digunakan untuk
optimalisasi bisnis yang sudah ada, tetapi juga berpeluang menciptakan bisnis baru. Analisis
big data mengacu pada proses mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisa. Big data
merupakan sekumpulan besar data untuk mendapatkan pola-pola dan informasi yang berguna.
Analisis big data tidak hanya membantu untuk memahami informasi yang terkandung di dalam
data tetapi juga membantu untuk mengidentifikasi data yang paling penting untuk keputusan
bisnis saat ini dan masa datang. Go-Jek sendiri tumbuh dengan sangat pesat sampai saat ini
sejak didirikan pada tahun 2010. Terbukti dengan pertumbuhan ini membuat Go-Jek kini
bernilai lebih dari $3 milliar. Go-Jek fokus kepada service uptime dan drivers supply hours.

 Pemanfaatan big data yang digunakan oleh Go-Jek di dalam bisnisnya merupakan
startegi glokalisasi. Seiring degan adanya revolusi digital yang memicu aktivitas
berbasis digital yang makin meluas maka menciptakan ledakan informasi maupun
banjir data, selain jumlahnya yang sangat besar dan dihasilkan dengan sangat cepat,
variasi data yang tercipta juga sangat beragam. Dalam mengelola sumber daya
informasi, perusahaan perlu membuat sebuah sistem informasi yang terintegrasi
sehingga informasi tersebut bisa di manajerial mulai dari perolehan datanya dan
pengefektifan penggunaannya. Saat ini semakin banyak perusahaan yang terus
mengembangkan teknologi informasi mereka. Hal tersebut dilakukan perusahaan
karena sistem informasi memegang peranan penting dalam bisnis mereka. Maka dari
itu, stategi yang digunakan oleh Go-Jek dapat selalu digunakan di Indonesia karena big
data dapat mempermudah perusahaan untuk menganalisa konsumennya.

Вам также может понравиться