Вы находитесь на странице: 1из 20

Alat Kontasepsi Mekanik

a) Kondom
Pengertian
Kondom adalah alat kontrasepsi keluarga berencana yang terbuat dari karet dan
pemakaiannya dilakukan dengan cara disarungkan pada kelamin laki-laki ketika akan
bersenggama. (diknas.go.id). Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah
kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersanggama. Kondom biasanya
dibuat dari bahan karet latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita pada
keadaan ereksi sebelum bersanggama (bersetubuh) atau berhubungan suami-istri.
Kondom dalam berbagai jenis bentuk telah digunakan sejak beberapa abad yang
lalu. Kondom berfungsi sebagai barrier yang membungkus penis untuk melindungi dari
penyakit yang telah digunakan sejak 1350 sebelum masehi dan digunakan untuk mencegah
kehamilan sekitar abad ke-16 (Lubis, 2008).
Kondom merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Cara kerja
kondom, mencegah sperma bertemu dengan sel telur yang menyebabkan tidak terjadinya
pembuahan. Alat kontrasepsi ini lebih efektif digunakan tetapi jika penggunaannya secara
tepat dan benar

Mekanisme kerja
Menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina, sehingga pembuahan dapat
dicegah. Yaitu mencegah sperma masuk ke dalam alat reproduksi wanita. Manfaat,
keterbatasan maupun efek samping yang ditimbulkan kondom wanita, hampir sama dengan
kondom lelaki. Tingkat efektifitas kondom wanita akan tinggi, apabila cara
menggunakannya benar. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12
kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Klasifikasi
Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
kondom pria dan kondom wanita
1. Kondom Pria
1) Kondom pria merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis
sebagai tempat penampungan air mani yang dikeluarkan pria pada saat senggama
sehingga tidak tercurah pada vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu polos dan
berputing. Bentuk berputing ada kelebihannya yaitu untuk menampung sperma
setelah ejakulasi. Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma
atau mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita.
2) Jenis/tipe kondom pria adalah :
3) Kondom lateks
4) Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk silinder bulat,
umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08 mm, garis tengah sekitar 3,0-
3,5 cm, dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang
terbuka bertepi bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih
besar atau lebih kecil dari standar.
5) Kondom berpelumas
6) Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan variasi
kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside, berwarna, memiliki rasa, dan
beraroma.
7) Kondom anti alergi
8) Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan tidak
dipralubrikasi.
9) Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama untuk hubungan
intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan perlindungan tambahan
terhadap penularan HIV/AIDS
2. Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan panjang 15 cm dan
garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin polyurethane lentur.
Cincin polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan
kondom di vagina. Kondom wanita mengandung pelumas berbahan dasar silikon dan
tidak memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari
penggunaan kondom ini menunjukkan sama dengan efektivitas dari penggunaan
diafragma (USU, 2009).
Bahaya penggunaan kondom

1. Anafilaksis

Alergi yang mengancam nyawa seperti anafilaksis dapat terjadi pada anda yang
menggunakan kondom secara terus-menerus tanpa jeda. Dalam artian, saat
berhubungan selalu menggunakan kondom. Tingkat alergi yang menimbulkan
anafilaksis ini akan mengancam nyawa ketika tidak ditangani secara serius karena
sistem kekebalan tubuh terus merespon adanya zat berbahaya dari lingkungan sekitar.

2. Nyeri Alergi

Nyeri bisa menjadi keluhan bagi mereka yang sebenarnya alergi pada kondom baik
pelumas kondom maupun bahan utama kondom yang berupa plastik atau lateks
tersebut. Rasa nyeri akan berlangsung hingga beberapa saat usai berhubungan atau
bahkan bisa lebih lama bergantung pada kondisi alergi yang dirasakan. Oleh sebab itu,
saat nyeri dirasa semakin parah usai berhubungan menggunakan kondom, ada baiknya
memeriksakan diri untuk mengetahui jenis alergi yang sedang diderita.

3. Timbulnya Rasa Sakit

Rasa sakit bisa disebabkan karena satu diantara pasangan tersebut mengalami alergi
pada bahan lateks. Ya, bahan lateks memang sudah dinilai sebagai bahan yang super
halus sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kondom. Namun,
kulit kelamin yang sesungguhnya memiliki kepekaan tingkat tinggi tentunya akan
merespon hal ini dengan rasa sakit saat sedang berhubungan.

4. Gangguan Reproduksi

Bahan kondom yang mengandung N-Nitrosamin ternyata juga bisa menimbulkan


gangguan reproduksi seperti infeksi serviks, maupun peradangan pada serviks.
Kondisi ini tentunya sangat merugikan bagi para wanita karena bisa menimbulkan
risiko penyakit yang lebih serius.
Artikel Terkait: Pusing Setelah Minum Kopi , Cara Yoga Untuk Pemula

5. Pengaruh Psikologis

Macam pengaruh psikologis yang dialami adalah adanya ketidaknyamanan bagi


pengguna kondom, terutama si pria. Hal ini dikarenakan pada proses ereksi sebaiknya
penis mengalami keleluasaan gerak. Namun, hal tersebut tidak terjadi saat si pria
menggunakan kondom pada alat kelaminnya. Bahan kondom yang terbuat dari plastik
tetap saja menghalangi pergerakan otot penis meskipun dinilai sudah fleksibel.
Kondisi ini yang menyebabkan adanya pengaruh psikologis berupa berkurangnya
kenikmatan yang dirasakan terutama bagi si pria.

6. Kebocoran

Kebocoran kondom termasuk yang paling sering dialami oleh pasangan. Gerakan saat
berhubungan intim yang terlalu dipaksakan atau keras akan menimbulkan kebocoran
pada kondom. Hal ini akan berisiko kehamilan yang mungkin tidak sedang diinginkan
oleh pasangan yang menggunakan kondom.

7. Tidak Nyaman Berhubungan Intim

Bagi sebagian pasangan yang menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi


mengaku bahwa hubungan intim yang dilakukan justru menjadi tidak menarik dan
tidak nyaman. Keleluasaan gesekan antara vagina dan penis menjadi terganggu
dengan adanya benda lain yang menghalangi. Oleh karenanya, kondom juga dianggap
mengganggu kenyamanan pasangan saat berhubungan seksual.

Artikel Terkait: Cara Cepat Menurunkan Tekanan Darah , Minuman Penurun Gula
Darah

8. Infeksi Kelamin

Infeksi pada kelamin (pria dan wanita) dapat terjadi jika ternyata bahan pembuatan
kondom sudah tidak steril. Kondom yang baik tentunya diperhatikan mulai dari masa
penyimpanan dan suhu penyimpanan. Kesalahan dalam mengamati kedua faktor
tersebut akan membahayakan penggunanya, salah satunya adalah menyebabkan
infeksi pada kelamin.

9. Risiko Kanker

Pemakaian kondom juga bisa meningkatkan ririko kanker. Seperti yang dijelaskan
pada awal pembahasan bahaya kondom, memang bahan N-Nitrosamin sangat
berpengaruh pada kesehatan rahim wanita. Jadi, apabila pemakaian kondom dilakukan
secara terus-menerus saat berhubungan akan menimbulkan risiko kanker rahim yang
berakibat fatal bagi pasangan anda.

10. Ejakulasi Dini dan Impotensi

Ejakulasi dini dapat terjadi pada diri si pria saat sering menggunakan kondom ketika
berhubungan intim. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh zat kimia yang ada pada
kondom karean sejatinya zat tersebut juga mengandung bahan aktif meningkatkan
vitalitas. Semakin sering menggunakan kondom secara otomatis akan meningkatkan
hormon saat berhubungan seksual. Namun, jika anda tidak membatasinya maka zat
tersebut justru akan menyebabkan ejakulasi dini dan impotensi jangka panjang.

Artikel Lainnya: Cara Memperpanjang Napas, Makanan Penurun Androgen

Pemakaian kondom sebagai alat kontrasepsi sepenuhnya bergantung pada


kesepakatan pasangan yang menjalaninya. Akan tetapi ada baiknya untuk
memperhatikan hal seperti berikut ini untuk mencegah risiko kerugian yang bisa
diakibatkan penggunaan kondom tersebut:

Kelebihan Pemakaian Kondom


Kelebihan kondom secara kontrasepsi antara lain:
1. Efektif bila pemakaian benar.
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak mengganggu kesehatan klien.
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5. Murah dan tersedia di berbagai tempat.
6. Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.
7. Metode kontrasepsi sementara

Kelebihan kondom secara non kontrasepsi antara lain:


1. Peran serta suami untuk ber-KB.
2. Mencegah penularan PMS.
3. Mencegah ejakulasi dini.
4. Mengurangi insidensi kanker serviks.
5. Adanya interaksi sesama pasangan.

Kelebihan kondom
a) Murah dan dapat dibeli secara umum.
b) Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
c) Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga kesehatan
d) Mudah cara pemakaiannya.
e) Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap infeksi menular seksual (PMS)
f) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
g) Tidak mengganggu produksi.
h) Tidak memerlukan pengawasan.
.

Kerugian Kondom
Kerugian menggunakan kondom antara lain:
1. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
2. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung).
3. Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi.
4. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.
5. Perlu menghentikan sementara aktifitas dan spontanitas hubungan seks guna
memasang kondom.
6. Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati, dan terus-menerus setiap senggama
(kurang praktis).
Kekurangan pemakaian kondom berdasakan klasifikasinya.
Pria :Penurunan kenikmatan seks lebih besar daripada kondom wanita
Penggunaan kondom
Tahap 1 : Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan
badan.
Tahap 2 : Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah
tengah.Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.
Tahap 3 : Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara
masuk kedalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.
Tahap 4 : Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil
menekan ujungkondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus, jika
kondom menggulung, tarik kembali gulungan ke pangkal penis.
Tahap 5 : Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak
penis dan kondom dari pasangan Anda.
Tahap 6 : Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.
b) Spermatisida
Definisi
Spermisida adalah metode kontrasepsi untuk mencegah hamil, yang biasanya
mengandung bahan kimia nonoxynol-9 yang dapat membunuh sperma atau
menghentikan pergerakannya. Alat KB ini tersedia dalam bentuk krim, gel, foam, atau
supositori. Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan
sampai membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau
aerosol. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina.
Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan. Penggunaan
spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom
atau diafragma.

Cara Menggunakan Spermisida

Sebelum menggunakan spermisida, hal penting pertama yang harus dilakukan adalah
memastikan memiliki persediaan yang cukup bersama dengan aplikatornya dan belum
lewat tanggal kadaluwarsanya. Lebih baik Anda memiliki persediaan spermisida
sebagai cadangan, terutama jika menggunakan produk dalam bentuk foam, karena
sulit untuk mengetahui seberapa banyak yang tersisa di dalam kemasannya. Simpan
spermisida di tempat yang kering dan sejuk. Beberapa jenis spermisida bisa meleleh
ketika suhu terlalu hangat.

Cara penggunaan spermisida bergantung pada jenis produknya, jadi ikuti instruksi
pada label yang ada dengan hati-hati. Sebelum mulai mengaplikasikannya, cuci dulu
kedua tangan. Jika menggunakan foam, kocok kaleng kemasan dengan baik. Bila
menggunakan spermisida disertai dengan kap serviks, ikuti instruksi yang ada pada
alat dan gunakan jumlah gel atau krim yang sesuai sebelum memasukkannya ke dalam
vagina. Pilih posisi berbaring atau berjongkok untuk memasukkan spermisida ke
dalam vagina. Lalu masukkan foam, krim atau gel dengan dibantu aplikator.

Sangat penting untuk menempatkan spermisida dalam ke vagina hingga mendekati


serviks. Spermisida bentuk foam, krim, dan jeli biasanya bisa segera bekerja efektif.
Umumnya, satu dosis spermisida berfungsi dengan baik untuk satu jam setelah
memasukkannya. Jadi bila pasangan mengalami ejakulasi pada waktu tersebut, maka
perlu mengaplikasikan spermisida kembali. Selalu ingat untuk memasukkan dosis
baru pada tiap kali hubungan seks, meski jika terjadi kurang dari satu jam sejak yang
terakhir.

Setelah pasangan mengalami ejakulasi, spermisida dan sperma akan mengalir keluar
dari vagina. Anda bisa mencucinya, tapi jangan mandi, cukup bilas vagina Anda, atau
semprotkan air selama 6 jam setelah berhubungan seks karena bahan kimia yang ada
pada produk ini memerlukan waktu untuk membunuh semua sperma. Anda bisa
menggunakan pembalut tipis untuk menyerap kebocoran.

Ada baiknya memiliki persediaan pil kontrasepsi darurat agar bisa bersiap ketika
sewaktu-waktu lupa menggunakan spermisida atau tidak tepat mengaplikasikannya.
Lebih cepat menggunakan kontrasepsi darurat setelah melakukan hubungan seks tanpa
perlindungan, lebih tinggi kemungkinannya untuk mencegah kehamilan.

Efek Penggunaan Spermisida

Beberapa wanita dan pria sensitif terhadap produk spermisida. Biasanya bahan kimia
pada spermisida yang menjadi penyebabnya, tapi bisa juga berasal dari salah satu
bahan pembuat lain. Iritasi lebih mungkin terjadi karena penggunaan yang sering. Jika
vagina atau penis pasangan mengalami iritasi, hentikan penggunaan spermisida
selama beberapa hari hingga kondisi pulih. Gunakan kondom untuk sementara waktu.
Jika masih tetap terasa tidak nyaman, temui dokter untuk memastikan tidak
mengalami infeksi vagina atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks

c) Vaginal diagfragma
Definisi
Diafragma adalah cangkir silikon yang menutupi serviks. Diafragma membuat
spermisida (gel atau krim yang membunuh sperma) di dekat leher leher rahimnya.
Tanpa sperma, Anda tidak bisa hamil. Tidak ada metode kontrasepsi yang 100%
efektif. Jika Anda menggunakan diafragma dengan spermisida benar setiap kali Anda
melakukan hubungan seks, itu adalah 94% efektif. Jika Anda tidak menggunakannya
Spermisida atau menyisipkan / menghapus diafragma salah, adalah 88% efektif.

Cara kerja

Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja
sebagai berikut:

1. Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur
(tuba falopi).
2. Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.

Manfaat

Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua manfaat secara kontrasepsi dan non
kontrasepsi.

Manfaat kontrasepsi

1. Efektif bila digunakan dengan benar.


2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Tidak mengganggu kesehatan klien.
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

Manfaat non kontrasepsi

1. Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.


2. Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid

Keuntungan dan kerugian


keuntungan
a) Memberikan perlindungan yang tinggi terhadap infeksi menular seksual (IMS).
b) Tidak mengganggu produksi.
c) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
d) Bagi pasangan pria, penurunan kenikmatan seks lebih kecil dibandingkan
kondom laki-laki.
e) Tidak memerlukan pengawasan
kerugian
1. Kenikmatan bisa terganggu karena timbul suara gemerisik saat berhubungan
intim.
2. Penampilan kurang menarik.
3. Pada awal menggunakan alat ini, proses pemasangannya agak sulit.
4. Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya ke dalam vagina.
5. Harganya masih mahal.

Cara penggunaan

 Taruh kira-kira satu sendok makan spermisida dalam cangkir dan sekitar tepi
diafragma. [Diagram 1]
• Cari posisi yang nyaman (misalnya: berbaring atau berdiri dengan satu kaki di kursi).
Dengan satu tangan, lipatlah diafragma menjadi setengah dengan spermisida di dalam
lipat Dengan tangan yang lain membuka vagina Anda. [Diagram 2]
• Letakkan diafragma di dalam vagina Anda. Dengan satu jari, dorong diafragma jadi
di dalam vagina Anda yang Anda bisa. Anda harus bisa merasakan leher rahim Anda
di bawah diafragma (terasa seperti ujung hidung Anda). Jika Anda tidak bisa rasakan
cervix, masukkan lebih banyak spermisida ke dalam cangkir dan masukkan diafragma
lagi. [Diagram 3]
• Jika Anda melakukan hubungan seks lagi dalam 6 jam ke depan, tinggalkan diafragma
sebagai gantinya. Taruh lebih banyak spermisida di vagina Anda dengan aplikator atau
denganjari-jarimu

d) IUD
Definisi
IUD ( Intra Uterine Device ) adalah alat kontrasepsi non hormonal jangka panjang
yang disisipkan di dalam rahim dan terbuat dari bahan semacam plastik / tembaga dan
bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang paling umum dan banyak dikenal oleh
masyarakat adalah bentuk spiral. IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR )
bagi kebanyakan Perempuan merupakan alat kontrasepsi yang paling baik karena ia
sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pada penggunaan pil.
Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun
kadar air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh
informasi yang lengkap tentang alat kontrasepsi.

Cara kerja dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut.

1. IUD mampu menahan sperma yang akan masuk ke tuba fallopi.


2. IUD mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3. IUD akan mencegah sperma dan ovum bertemu.
4. IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
5. Dapat mencegah implantasi telur dalam uterus.

Resiko penggunaan IUD

 Jika menggunakan KB spiral tembaga maka akan rentan mengalami perdarahan


menstruasi ataupun kram
 Penggunaan KB spiral membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk proses
pemasangannya
 Jika menggunakan KB spiral hormon makan akan menimbulkan efek samping
layaknya PMS, seperti sakit kepala, tumbuhnya jerawat, pegal linu di beberapa area
badan, dan nyeri di bagian payudara.
 Tidak semua orang bisa menggunakan KB spiral khususnya bagi mereka yang
memiliki penyakit radang panggul, kelainan pada rahim, kanker serviks, kanker
payudara, liver, dan penyakit menular seksual.

Keuntungan dan kerugian penggunaan IUD

Keuntungan

 Jika menggunakan KB spiral tembaga maka akan rentan mengalami perdarahan


menstruasi ataupun kram
 Penggunaan KB spiral membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk proses
pemasangannya
 Jika menggunakan KB spiral hormon makan akan menimbulkan efek samping
layaknya PMS, seperti sakit kepala, tumbuhnya jerawat, pegal linu di beberapa area
badan, dan nyeri di bagian payudara.
 Tidak semua orang bisa menggunakan KB spiral khususnya bagi mereka yang
memiliki penyakit radang panggul, kelainan pada rahim, kanker serviks, kanker
payudara, liver, dan penyakit menular seksual.
 Tingkat efektifitas mencapai 0,6 – 0,8 kehamilan per 100 wanita yang
menggunakannya. Atau dengan kata lain 1 kegagalan pada 125 – 170 pengguna,
 Langsung Efektif begitu terpasang di rahim,
 Anda hanya perlu melakukan pengecekan satu tahun sekali ke dokter yang
memasang IUD.
 Tidak menimbulkan efek samping hormonal seperti pada alat kontrasepsi hormonal
yang lain,
 Dianjurkan untuk ibu menyusui karena tidak akan mempengaruhi volume dan
kualitas ASI,
 Apabila tidak terjadi infeksi bisa dipasang setelah melahirkan,
 Dapat digunakan setelah 1 tahun atau lebih masa haid terakhir (masa menopause)
 Membantu mencegah kehamilan di luar kandungan.
 Dapat dipasang kapan saja, tidak perlu pada saat masa haid saja asal anda tidak
sedang hamil atau diperkirakan hamil.

Kerugian

 Memerlukan prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik sebelum dipasang Alat


Kontrasepsi Intrauterine Device IUD, dan pemasangan harus oleh petugas terlatih
(bidan atau dokter),
 Bagian organ reproduksi wanita mungkin akan terasa sakit dan kejang selama 3 - 5
hari setelah pemasangan IUD,
 Terjadi perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama, setelah pemasangan,
 Terjadi pendarahan diantara masa menstruasi, hal ini dikarenakan Alat IUD
mengenai dinding rahim dan menimbulkan luka,
 Darah Haid biasanya akan lebih lama dan lebih banyak. Dan apabila pendarahan
haid sangat banyak dapat menyebabkan anemia
 Terjadi Keluhan pada suami saat berhubungan badan, karena pemasangan benang
IUD terlalu panjang. Hal ini bisa diatasi dengan memotong benang lebih pendek
atau melipatnya ke dalam rahim yang dilakukan oleh bidan atau dokter spesialis
kandungan,
 Apabila pemasangan IUD tidak benar, menyebabkan perforasi pada dinding uterus,
 Tidak dapat mencegah infeksi penyakit menular seksual, sehingga tidak disarankan
untuk perempuan yang sering berganti pasangan. Infeksi ini akan memicu
terjadinya penyakit radang panggul.

Cara penggunaan

Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru IUD ini
melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima
tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian
metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis
ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan
kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama
seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.

MultLoad
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau
375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,
small (kecil), dan mini.

LippesLoop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe
A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C
berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan
dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
Daftar pustaka

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/spermisida-membunuh-sperma/

http://20thplus.com/bahaya-menggunakan-kondom

http://www.stikeskusumahusada.ac.id/images/file/20.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Kondom

https://www.reproductiveaccess.org/wp-content/uploads/2016/06/factsheet_diaphragm_sp.pdf

https://www.inppares.org/sites/default/files/Diafragma.pdf

http://www.prefeitura.sp.gov.br/cidade/secretarias/upload/saude/arquivos/mulher/diafragma.pdf

https://duniabidan.com/knowledge/kelebihan-dan-kekurangan-kb-spiral-iud.html

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/pertimbangan-sebelum-pasang-iud/

Вам также может понравиться