Вы находитесь на странице: 1из 58

Universitas Kristen Krida Wacana

Evaluasi Program Imunisasi Dasar Bayi


di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang, Periode Agustus 2015 sampai dengan Juli 2016

Oleh

Beby Pricilia Tanesia

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, September 2016

1
Universitas Kristen Krida Wacana

Evaluasi Program Imunisasi Dasar Bayi


di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang, Periode Agustus 2015 sampai dengan Juli 2016

Oleh

Beby Pricilia Tanesia

(11.2014.073)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, September 2016

2
Evaluasi Program Imunisasi Dasar Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang, Periode Agustus 2015 sampai dengan Juli 2016

Lembar Persetujuan

Disetujui, September 2016

Pembimbing :

Prof. Dr. dr. A. Aris Susanto, MS, Sp.OK

Penguji I Penguji II

dr. Djap Hadi Sutanto, MKes dr. Melda Suryana,M. Epid

3
Evaluasi Program Imunisasi Dasar Bayi

di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten


Karawang, Periode Agustus 2015 sampai dengan Juli 2016

Beby Pricilia Tanesia

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak
Imunisasi adalah pemberian suatu vaksin untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga terhindar dari penyakit bila terpapar
kuman atau virus yang infeksius yang dituju dengan tujuan untuk menurunkan angka
kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I), yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Data dari
WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta kematian bayi
berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi.
Berdasarkan data WHO menunjukkan bahwa Infant Mortality Rate (IMR) di dunia pada
tahun 2014 sebesar 34,46 per 1000 kelahiran. Evaluasi program Imunisasi dasar di pusat
kesehatan masyarakat Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Agustus
2015 sampai dengan Juli 2016 ini dilakukan dengan membandingkan data cakupan program
di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok terhadap tolok ukur yang ditetapkan
menggunakan pendekatan sistem. Didapatkan masalah yaitu cakupan desa Universal Child
Immunization (UCI) yang baru mencapai 33,33%. Penyebabnya antara lain adalah
penyuluhan perorangan yang kurang informatif dan singkat, juga tidak dilaksanakannya
kegiatan penyuluhan kelompok dalam lingkup posyandu. Untuk menyelesaikan masalah ini
perlu dilakukan sweeping imunisasi bagi bayi yang imunisasi belum lengkap, dan juga
kegiatan penyuluhan kelompok harus diadakan.
Kata kunci: Imunisasi dasar, desa UCI, Infant mortality rate

4
Daftar Isi

Halaman Judul ........................................................................................................i

Lembar Persetujuan ................................................................................................ii

Abstrak ....................................................................................................................iii

Daftar Isi .................................................................................................................iv

Bab I Pendahuluan……………………………………… .....................................1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan…………….. ........................................................................................3
1.3.1. Tujuan Umum............................................................................3
1.3.2. Tujuan Khusus ...........................................................................4
1.4. Manfaat Evaluasi Program ...............................................................................4
1.5. Sasaran .............................................................................................................5
Bab II Materi dan Metode………. ..........................................................................6
2.1. Materi ...................................................................................................6
2.2. Metode ..................................................................................................6
Bab III Kerangka Teoritis
3.1. Sistem ...................................................................................................7
3.2. Tolok Ukur Keberhasilan .....................................................................8
Bab IV Penyajian Data
4.1. Sumber Data .........................................................................................9
4.2. Data Umum ..........................................................................................9
4.2.1 Data Geografis .............................................................................9
4.2.2 Data Demografis .........................................................................10
4.3 Data Khusus .....................................................................................................11
4.3.1 Masukan ......................................................................................11
4.3.2 Proses ..........................................................................................20
4.3.3 Keluaran ......................................................................................29
4.3.4 Lingkungan..................................................................................31
4.3.5 Dampak .......................................................................................31

5
4.3.6 Umpan Balik………………………………………………....31
Bab V Pembahasan Masalah ...................................................................................32
Bab VI Perumusan Masalah....................................................................................35
Bab VII Prioritas Masalah ......................................................................................36
Bab VIII Penyelesaian Masalah ..............................................................................37
8.1. Masalah 1...............................................................................................37
8.2. Masalah 2...............................................................................................38
Bab IX Penutup ....................................................................................................39
9.1. Kesimpulan ............................................................................................39
9.2. Saran ......................................................................................................39

Daftar Pustaka ......................................................................................................41

Lampiran ..............................................................................................................42

6
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit dengan cara pemberian suatu vaksin sehingga
bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.1 Secara umum tujuan imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I), yaitu
tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B.2 Kegiatan imunisasi ini
dilaksanakan secara rutin di seluruh Indonesia sejak tahun 1956. Kegiatan imunisasi ini telah
berhasil membasmi penyakit cacar, dibuktikan dengan Indonesia dinyatakan bebas cacar oleh
WHO pada tahun 1974. Kemudian pada tahun 1977, WHO memulai pelaksanaan program
imunisasi sebagai upaya global secara resmi dan disebut suatu Expanded Program on
Immunization (EPI) yang dikenal di Indonesia sebagai Program Pengembangan Imunisasi
(PPI). Di Indonesia program imunisasi secara resmi dimulai di 55 Puskesmas pada tahun
1977. Beberapa antigen mulai menjadi program imunisasi nasional seperti BCG tahun 1973,
TT Ibu Hamil tahun 1974, DPT tahun 1976. Polio tahun 1981, Campak tahun 1982, dan
Hepatitis B tahun 1997. Pada tahun 1990 secara nasional Indonesia mencapai status
Universal Child Immunization (UCI) yaitu mencakup minimal 80% (Campak) sebelum anak
berusia satu tahun dan cakupan untuk DPT-3 minimal 90%..3
Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta
kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan
imunisasi.4 Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator terpenting yang
menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. 5 Berdasarkan data WHO
menunjukkan bahwa Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia
pada tahun 2014 sebesar 34,46 per 1000 kelahiran hidup.4Adapun data yang berasal dari
Current World Infant Mortality Rate menunjukkan bahwa Infant Mortality Rate (IMR) di
dunia pada tahun 2015 sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan, AKB 32 per 1.000
kelahiran hidup, turun sedikit dibandingkan tahun 2007, yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup.6
AKB ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan dalam tujuan ke empat Millenium
Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan angka kematian bayi. Dalam MDGs, target
7
AKB yang ingin dicapai tahun 2015 adalah 23 per 1000 kelahiran hidup. Angka harapan
hidup untuk anak yang berusia 1 tahun ke atas sangat ditentukan oleh pelayanan kesehatan
saat bayi terutama melalui program imunisasi. Sehingga Departemen Kesehatan
menganjurkan agar semua anak sebelum berusia satu tahun telah mendapatkan imunisasi
dengan lengkap dan teratur agar keefektifan imunisasi dapat mencapai 85-90%, sehingga
dapat menurunkan AKB
Departemen Kesehatan pada tahun 2008 menganjurkan agar semua anak sebelum
berusia satu tahun telah mendapatkan imunisasi dasar dengan lengkap dan teratur sehingga
dapat memiliki kesehatan yang baik sekaligus memutus mata rantai penularan.7 Teratur
dalam hal ini adalah teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi. Imunisasi
dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis hepatitis B-0, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis
polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak.1,7 Jika imunisasi dilaksanakan dengan baik dan
menyeluruh, maka efektivitas imunisasi dapat mencapai 85-90%. Menurut Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan imunisasi dasar secara nasional yaitu Hep B-0
(79,1%), BCG (87,6%), campak (82,1%), polio-4 (77,0%), dan DPT-HB-3 (75,6%).8
Sedangkan berdasarkan Status Kelengkapan Imunisasi, status imunisasi lengkap (59,2%),
imunisasi tidak lengkap (32,1%), dan tidak imunisasi (8,7%).8 Semua cakupan itu belum
memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional. Berdasarkan hasil laporan imunisasi
dasar untuk Kabupaten Karawang pada tahun 2014 oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Karawang, didapatkan cakupan imunisasi Hepatitis B 94%, BCG 95%, polio-3 96%, DPT-3
96%, dan campak 95%.9
Keberhasilan pelaksanaan imunisasi dasar diukur dengan pencapaian UCI
desa/kelurahan. UCI adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (anak
dibawah usia 1 tahun).7 Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap AKB. Pada tahun 2010,
pemerintah mencanangkan program Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child
Immunization 2010-2014 (GAIN-UCI 2010-2014). Pada program ini pemerintah
menargetkan cakupan desa/kelurahan yang mencapai UCI adalah sebanyak 100% pada tahun
2014. Namun, pada tahun 2014 target UCI ini hanya mencapai 81.82% sehingga pemerintah
membuat target baru yaitu cakupan desa/kelurahan UCI sebanyak 84% pada tahun 2015 dan
92% pada tahun 2019.1 Target untuk Kabupaten Karawang adalah 80%. Data tahun 2014, di
Kabupaten Karawang cakupan desa/kelurahan UCI didapatkan sebanyak 50,81% sehingga
belum mencapai target yang ditentukan.

8
Menurut Dinas Kesehatan Jawa Barat, AKB di provinsi Jawa Barat pada tahun 2012
adalah 30 per 1.000 kelahiran hidup, dan untuk di Kabupaten Karawang pada tahun 2010
adalah sebesar 42,60 per 1.000 kelahiran hidup.9

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah :
1. Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta
kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak
mendapatkan imunisasi.
2. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menyebutkan, AKB di Indonesia 32 per 1.000 kelahiran hidup, turun sedikit
dibandingkan tahun 2007, yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan Imunisasi Dasar
secara nasional yaitu Hep B-0 (79,1%), BCG (87,6%), Campak (82,1%), Polio-4
(77,0%), dan DPT-HB-3 (75,6%), belum memenuhi target cakupan Imunisasi
Dasar Nasional.
4. Menurut Profil Kesehatan Nasional 2014 UCI tidak mencapai target 100%,
melainkan hanya 81.82% .
5. Data tahun 2014, di Kabupaten Karawang cakupan desa/kelurahan UCI
didapatkan sebanyak 50,81% sehingga belum mencapai target yang ditentukan.
6. Menurut Dinas Kesehatan Jawa Barat, AKB di provinsi Jawa Barat pada tahun
2012 adalah 30 per 1.000 kelahiran hidup, dan untuk di Kabupaten Karawang
pada tahun 2010 adalah sebesar 42,60 per 1.000 kelahiran hidup.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui cakupan program imunisasi dasar pada bayi dan permasalahan yang
terdapat di dalamnya di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok,
Kabupaten Karawang, periode Agustus 2015 hingga Juli 2016.

9
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya cakupan pelayanan dan pelaksanaan imunisasi dasar bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang,
periode Agustus 2015 hingga Juli 2016.
2. Diketahuinya pelaksanaan kegiatan promosi Imunisasi Dasar Bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode
Agustus 2015 hingga Juli 2016.
3. Diketahuinya pelaksanaan kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dan
analisa cakupan desa UCI di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Rengasdengklok periode Agustus 2015 hingga Juli 2016.
4. Diketahuinya cakupan penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang periode Agustus 2015 hingga Juli 2016.
5. Diketahuinya hasil pencatatan dan pelaporan dalam manajemen program
imunisasi dasar bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Agustus 2015 hingga Juli
2016.

1.4 Manfaat Evaluasi Program


1.4.1 Bagi Evaluator
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh pada saat kuliah dan
membandingkan dengan keadaan sebenarnya di dalam masyarakat.
2. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam mengevaluasi suatu program
kesehatan di puskesmas.
3. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam mengevaluasi program
puskesmas.
4. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas mengenai program
imunisasi dasar di puskesmas.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi


1. Mewujudkan UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan masyarakat.
2. Mewujudkan UKRIDA sebagai universitas yang menghasilkan dokter yang
berkualitas dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan masyarakat luas.
10
1.4.3 Bagi Puskesmas yang Dievaluasi
1. Mengetahui masalah – masalah yang timbul dalam pelaksanaan program
imunisasi dasar pada bayi disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan
masalah.
2. Memberikan masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran
serta masyarakat dalam melaksanakan program imunisasi dasar pada bayi
secara optimal.
3. Membantu kemandirian puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program
imunisasi dasar pada bayi sehingga dapat memenuhi target cakupan program
imunisasi dasar.

1.4.4 Bagi Masyarakat


1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kegiatan imunisasi
dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok,
Kabupaten Karawang.
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang.
3. Menurunkan angka kematian bayi yang diakibatkan oleh penyakit yang dapat
dicegah dengan pemberian vaksin.

1.5 Sasaran
Bayi yang berusia 0-11 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok,
Kabupaten Karawang periode Agustus 2015 hingga Juli 2016.

11
Bab II
Materi dan Metode

2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini didapatkan dari catatan bulanan hasil
kegiatan program imunisasi dasar bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang dari bulan Agustus 2015 hingga Juli 2016 yang
terdiri dari:
a. Cakupan pelayanan imunisasi dasar bayi di Puskesmas dan Posyandu.
b. Kegiatan promosi imunisasi dasar
c. Data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dan hasil analisa cakupan UCI.
d. Kegiatan pemantauan dan penanggulangan KIPI
e. Pencatatan dan pelaporan dalam manajemen program imunisasi dasar.

2.2 Metode
Metode evaluasi program imunisasi dasar ini menggunakan pendekatan sistem
dengan pengumpulan data, analisis data, dan pengolahan data sehingga dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah program imunisasi dasar dan cakupan desa UCI di
Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok dari bulan Agustus 2015 hingga Juli 2016
terhadap tolok ukur yang ditetapkan terutama pada variabel keluaran. Hasil evaluasi
disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

12
Bab III
Kerangka Teoritis

3.1 Sistem

Lingkungan

Masukan Proses Keluaran Dampak

Umpan Balik

Gambar 3.1. Skema Sistem

Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan
mempunyai suatu tujuan yang jelas. Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari
elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi
sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah
ditetapkan.
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan
pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada
dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Ada 6 unsur yang
saling berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu :
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Terdiri dari
sumber daya atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem, misalnya:
Man (staf), Money (dana operasional), Material (logistic, obat, vaksin, alat
medis), Method (ketrampilan/cara, prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan).
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang

13
direncanakan. Mulai dari perencanaan (planning), organisasi (organization),
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
6. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

3.2 Tolok Ukur Keberhasilan


Tolok ukur keberhasilan yang dipakai dalam mengevaluasi program imunisasi
dasar ini adalah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Tolk ukur terdiri dari variabel
masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik, dan dampak yang digunakan
sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program imunisasi dasar dan
cakupan desa/kelurahan UCI di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok
dari bulan Agustus 2015 hingga Juli 2016.

14
Bab IV
Penyajian Data

4.1 Sumber Data

Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:
 Data umum, data wilayah, data penduduk dan data sumber daya Puskesmas
Kecamatan Rengasdengklok tahun 2015.
 Data cakupan pelayanan Imunisasi Dasar Bayi di Puskesmas Kecamatan
Rengasdengklok periode Agustus 2015 hingga Juli 2016.
 Data cakupan desa/kelurahan UCI di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok
periode Agustus 2015 hingga Juli 2016.

4.2 Data Umum

4.2.1 Data Geografi


Lokasi Puskesmas

Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok adalah Puskesmas dengan DTP PONED yang


merupakan puskesmas induk dan tidak memiliki Puskesmas pembantu (Pustu).
Puskesmas ini terletak di Jalan Tugu Proklamasi RT 022/ RW 012, Rengasdengklok,
Karawang.

Batas Wilayah Kerja

Batas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok:

 Sebelah Utara : Wilayah Puskesmas Jayakerta & Medangasem


 Sebelah Selatan : Wilayah Pusesmas Kalangsari Kec.Rengasdengklok
 Sebelah Barat : Dibatasi Sungai Citarum Kabupaten Bekasi
 Sebelah Timur : Wilayah Puskesmas Kutamukti & Kutawaluya

Luas Wilayah Kerja

Luas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok ± 1.575 Ha yang terdiri dari tanah darat
215 ha (20%), sawah 1260 ha (80%), kepadatan penduduk ± 479 jiwa/ km2, terdiri atas 6
desa (Dewisari, Kertasari, Rengasdengklok Utara, Rengasdengklok Selatan, Amansari,
dan Dukuhkarya), dengan 32 dusun dan 157 RT.

15
4.2.2 Data Demografis

Berdasarkan data penduduk proyeksi tahun 2015 wilayah Puskesmas


Rengasdengklok memiliki penduduk 79.922 orang terdiri dari laki – laki 40.951
orang dan perempuan 38.871 orang, jumlah KK 21.342 dengan jumlah bayi (0-11 bln)
2.002, balita (1-4 th) 5.820, balita ( 0-4 th ) sebanyak 7.822, ibu hamil 2.202, ibu
bersalin 2.102, ibu menyusui 2.102.

Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang


adalah pedagang sebanyak 55.086 penduduk (72,39%). Tingkat pendidikan penduduk
Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang yang terbanyak adalah tingkat
pendidikan rendah sebanyak 52.164 penduduk (68,55%). Agama yang paling banyak
dianut di Kecamatan Rengasdengklook Kabupaten Karawang adalah agama Islam
(96,30%)

4.2.3 Data Fasilitas Kesehatan


Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas
Rengadengklok, antara lain:

 Puskesmas :1  Praktek sore :3

 Rumah Sakit :1  Posbindu :7

 Rumah Bersalin :1  Praktek drg :2

 Klinik 24 Jam :4  Institusi tempat kerja : 26

 Praktek bidan : 26  Tempat-tempat Umum :322

 Dokter praktek :8  Pendidikan : 29

 Posyandu : 57

16
4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan
4.3.1.1 Tenaga
 Kepala Puskesmas : 1 orang dokter
 Koordinator Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan :1
orang
 Koordinator Program Imunisasi : 1 orang bidan
 Tim Imunisasi Lapangan : 12 orang bidan desa dan 10 orang bidan
Puskesmas
 Kader Posyandu : 175 orang

4.3.1.2 Dana
 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) : Tersedia dan cukup
untuk program imunisasi dasar.
 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK): Tersedia dan cukup untuk program
imunisasi dasar.
4.3.1.3 Sarana
a) Medis
 Peralatan suntik
Spuit 0,05 cc : cukup
Spuit 0,5 cc : cukup
Spuit 5 cc : cukup
 Alkohol 70 % : Ada
 Safety box : Ada
 Cold Chain
Lemari es : 1 buah
Vaccine carrier (termos) : 16 buah
Cool pack : Cukup
Cold pack : Cukup
Cold box : 1 buah
Termometer : 1 buah
 Vaksin
BCG + Pelarut : Cukup

17
DPT-HB/DPT-HB-HIB : Cukup
Polio + Pipet : Cukup
Campak + Pelarut : Cukup
HepB-0 PID : Cukup
 Alat dan obat KIPI
Stetoskop : 2 buah
Infus set : Ada
Cairan infus : Ada
Alat suntik : Ada
Dexamethasone injeksi : Ada
Adrenalin : Ada
Paracetamol : Ada
 Kapas dan tempatnya : Ada
b) Sarana Non Medis
 Gedung Puskesmas
Ruang pendaftaran : 1 ruang
Ruang tunggu : 1 ruang
Ruang periksa : 1 ruang
Kamar obat : 1 ruang
 Gedung Posyandu
- Jumlah gedung : 57 posyandu
 Dewisari : 8 posyandu (1 bidan desa)
 Kertasari : 8 posyandu (2 bidan desa)
 Rengasdengklok Utara : 12 posyandu (3 bidan desa)
 Rengasdengklok Selatan : 16 posyandu (3 bidan desa)
 Amansari : 8 posyandu (2 bidan desa)
 Dukuh Karya : 5 posyandu (1 bidan desa)
- System pelaksanaan : Tidak 5 meja
 Alat bantu lainnya
Laptop : 1 buah
Proyektor : 1 buah
Buku pencatatan hasil imunisasi : 1 buah
Buku pencatatan stok vaksin : 1 buah
18
Kartu pencatatan suhu lemari es : 1 lembar/bulan
Kartu pencatatan suhu freezer : 1 lembar/bulan
Buku KIA : Ada
Buku Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi : Ada
Poster : Ada

4.3.1.4 Metode
4.3.1.4.1 Pelayanan Imunisasi Dasar
Sesuai dengan kebijakan program Imunisasi Dasar berdasarkan Permenkes RI Nomor
42 tahun 2013, pelayanan Imunisasi Dasar dilaksanakan di Puskesmas dan Posyandu
dengan rincian sebagai berikut:
a. Rincian Pemberian Imunisasi Dasar
Tabel 1. Rincian Pemberian Imunisasi Dasar
Jenis Frekuensi Dosis Cara Tempat Usia
Vaksin pemberian pemberian
BCG 1x 0,05 cc Intrakutan Lengan kanan Sedini mungkin
atas 0-2 bulan
HB 0 1x 0,5 cc Intramuskular Paha Segera setelah
lahir
DPT-HB- 3x 0,5 cc Intramuskular Paha Diberikan pada
HIB usia 2 – 11
bulan, dengan
jarak minimal 4
minggu.
Polio 4x 2 tetes Oral Mulut 0 – 11 bulan,
dengan jarak
minimal 4
minggu
Campak 1x 0,5 cc Subkutan Lengan kiri 9-11 ulan
atas

19
b. Penentuan Besar Sasaran Imunisasi Dasar Rutin Bayi
Jumlah bayi baru lahir dihitung berdasarkan angka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) atau sumber resmi lainnya. Dapat dihitung juga dengan rumus CBR
dikalikan jumlah penduduk. Sasaran ini digunakan untuk menghitung imunisasi
Hepatitis B-0, BCG, dan Polio-1
𝐁𝐚𝐲𝐢 = 𝐂𝐁𝐑 𝐱 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐞𝐧𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤

Jumlah bayi yang bertahan hidup (Surviving Infant) dihitung berdasarkan jumlah bayi
baru lahir dikurangi dengan jumlah kematian bayi yang didapat dari Infant Mortality
Rate (IMR) dikalikan dengan jumlah bayi baru lahir. Sasaran ini digunakan untuk
menghitung imunisasi yang diberikan pada bayi usia 2-11 bulan.
𝑺𝒖𝒓𝒗𝒊𝒗𝒊𝒏𝒈 𝑰𝒏𝒇𝒂𝒏𝒕 (𝑺𝑰) = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐲𝐢 − (𝑰𝑴𝑹 𝐱 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐲𝐢)

c. Perhitungan Cakupan Desa/Kelurahan UCI


Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah
Desa/Kelurahan dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Imunisasi dasar lengkap
pada bayi (0 – 11 bulan) meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB, 4 dosis Polio, 1
dosis Hepatitis PID, 1 dosis Campak.
Cakupan Jumlah Desa/Kelurahan UCI di satu wilayah kerja
Desa/Kelurahan Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
= x 100%
Universal Child Jumlah seluruh Desa/Kelurahan di wilayah kerja
Immunization (UCI) Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

d. Penghitungan Kebutuhan Logistik Imunisasi Dasar


1) Kebutuhan Vaksin
Dalam menghitung jumlah kebutuhan vaksin, harus diperhatikan beberapa hal,
yaitu jumlah sasaran bayi, Indeks Pemakaian vaksin tahun sebelumnya, dan
target cakupan. Indeks pemakaian vaksin adalah pemakaian riel setiap jenis
vaksin.
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐚𝐤𝐮𝐩𝐚𝐧
𝐈𝐏 𝐕𝐚𝐤𝐬𝐢𝐧 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐯𝐚𝐤𝐬𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐚𝐤𝐚𝐢

20
Rumus perhitungan kebutuhan vaksin :
 BCG
𝐒𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐗 𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 (𝟗𝟖%)
𝐕𝐚𝐤𝐬𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚𝐧 =
𝐈𝐏 𝐁𝐂𝐆

 Hepatitis B
𝐒𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐱 𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 (𝟗𝟖%)
𝐕𝐚𝐤𝐬𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚𝐧 =
𝐈𝐏 𝐇𝐞𝐩𝐚𝐭𝐢𝐭𝐢𝐬 𝐁

 DPT-HB-HiB
𝐕𝐚𝐤𝐬𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚𝐧
(𝐒𝐚𝐬 𝐱 𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐃𝐇 − 𝟏) + (𝐒𝐚𝐬 𝐱 𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐃𝐇 − 𝟐) + (𝐒𝐚𝐬 𝐱 𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐃𝐇 − 𝟑)
=
𝐈𝐏 𝐃𝐏𝐓 − 𝐇𝐁 − 𝐇𝐈𝐁

 Polio
𝐕𝐚𝐤𝐬𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚𝐧
(𝐒𝐚𝐬 𝐱 𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐏𝟏) + (𝐒𝐚𝐬 𝐱 𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐏𝟐) + (𝐒𝐚𝐬 𝐱 𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐏𝟑) + (𝐒𝐚𝐬 𝐱 𝐭𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐏𝟒)
=
𝐈𝐏 𝐏𝐨𝐥𝐢𝐨

 Campak
𝐒𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐱 𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 (𝟗𝟎%)
𝐕𝐚𝐤𝐬𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚𝐧 =
𝐈𝐏 𝐂𝐚𝐦𝐩𝐚𝐤

2) Kebutuhan Alat Suntik


Logistik imunisasi terdiri dari vaksin, Single Use Disposable Syringe ukuran 0,05
ml, 0,5 ml, dan 5 ml, serta safety box. Dalam menghitung kebutuhan alat suntik
berdasarkan jumlah cakupan yang akan dicapai tahun ini dan jumlah pemberian
dosis imunisasi.
 Kebutuhan alat suntik 0,05 ml untuk BCG
𝐁𝐂𝐆 = 𝐬𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐗 𝐭𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐜𝐚𝐤𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐁𝐂𝐆

 Kebutuhan alat suntik 0,5 ml untuk DPT-HB-HIB, Campak


𝐃𝐏𝐓 − 𝐇𝐁 − 𝐇𝐈𝐁
= 𝐬𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐗 𝐭𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐜𝐚𝐤𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐃𝐏𝐓 − 𝐇𝐁 − 𝐇𝐈𝐁(𝟏, 𝟐, 𝟑)
𝐂𝐚𝐦𝐩𝐚𝐤 = 𝐬𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐗 𝐭𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐜𝐚𝐤𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐂𝐚𝐦𝐩𝐚𝐤 𝐛𝐚𝐲𝐢

21
 Kebutuhan alat suntik 5 ml untuk melarutkan vaksin BCG dan Campak
𝐀𝐥𝐚𝐭 𝐬𝐮𝐧𝐭𝐢𝐤 𝟓 𝐦𝐥
= 𝐉𝐦𝐥 𝐊𝐞𝐛. 𝐯𝐚𝐤𝐬𝐢𝐧 𝐁𝐂𝐆 + 𝐉𝐦𝐥 𝐊𝐞𝐛. 𝐯𝐚𝐤𝐬𝐢𝐧 𝐂𝐚𝐦𝐩𝐚𝐤

3) Menghitung Kebutuhan Safety Box


Safety box adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dengan ukuran
keamanan bagi petugas, sasaran, dan masyarakat. Ada dua jenis safety box, yaitu
ukuran 2,5 liter yang mampu menampung 50 alat suntik bekas, dan ukuran 5 liter
yang mampu menampung 100 alat suntik bekas. Limbah selain alat suntik bekas
tidak boleh dimasukkan ke dalam safety box.

e. Pendistribusian dan Pengelolaan Vaksin Imunisasi Dasar


Pendistribusian merupakan tanggung jawab pemerintah daerah secara berjenjang
dengan mekanisme diantar oleh level yang lebih atas atau diambil oleh level yang
lebih bawah, tergantung masing – masing kebijakan daerah. Seluruh distribusi vaksin
dari pusat sampai ke tingkat pelayanan, harus mempertahankan kualitas vaksin agar
mampu memberikan kekebalan yang optimal kepada sasaran. Cara yang dapat
dilakukan untuk mengelola vaksin dan peralatan vaksinasi adalah:
- Permintaan vaksin dilakukan setiap 1 bulan dengan stock yang disimpan di
puskesmas adalah stock 1 bulan + 1 minggu cadangan.
- Semua vaksin disimpan pada suhu 20C - 80C pada lemari es.
- Khusus vaksin hepatitis B pada bidan desa disimpan pada suhu ruangan,
terlindung dari sinar matahari langsung.
- Memperhatikan keterpaparan vaksin terhadap panas, masa kadaluarsa
vaksin, waktu penerimaan vaksin, dan pemakaian vaksin sisa.
- Monitoring vaksin dan logistik.
Untuk menjaga kualitas vaksin tetap tinggi sejak diterima sampai didistribusikan ke
tingkat berikutnya atau digunakan, vaksin harus disimpan pada suhu yang telah
ditetapkan, yaitu +2˚C s/d +8˚C untuk semua vaksin. Tata cara penyimpanan vaksin di
Puskesmas:
 Semua vaksin disimpan pada suhu +2˚C s/d +8˚C
 Bagian bawah lemari es diletakkan kotak dingin cair (cool pack) sebagai
penahan dingin dan kestabilan suhu.

22
 Penempatan vaksin Heat Sensitive (HS), yaitu BCG, Campak, dan Polio
diletakkan di dekat evaporator.
 Penempatan vaksin Freeze Sensitive (FS), yaitu DPT-HB-HIB, Hepatitis B
diletakkan lebih jauh dari evaporator.
 Beri jarak antara kota vaksin minimal 1 – 2 cm atau satu jari tangan, agar
terjadi sirkulasi udara yang baik.
 Letakkan satu buah termometer Muller dibagian tengah lemari es dan
letakkan satu buah freeze tag diantara vaksin Hepatitis B atau DPT.
 Vaksin selalu disimpan di dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar
ultra violet.
 Pelarut vaksin campak dan BGC disimpan pada suhu kamar, pelarut tidak
boleh beku.

f. Pemeliharaan Cold Chain


Pemeliharaan harian
a) Melakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermometer atau
alat pemantau suhu digital setiap pagi dan sore, termasuk hari libur.
b) Memeriksa apakah terjadi bunga es dan memeriksa ketebalan bunga
es. Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting (pencairan
bunga es).
c) Melakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada
termometer atau pemantau suhu dikartu pencatatan suhu setiap pagi
dan sore.
Pemeliharaan Mingguan
a) Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan obeng
untuk mengencangkan baut.
b) Melakukan pengamatan terhadap tanda-tanda steker hangus dengan
melihat perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker
dengan yang baru.
c) Agar tidak terjadi konsleting saat membersihkan badan lemari es,
lepaskan steker dari stop kontak.
d) Lap basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun dipergunakan
untuk membersihkan badan lemari es.

23
e) Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering.
f) Selama membersihkan badan lemari es, jangan membuka pintu lemari
es agar suhu tetap terjaga 2oC - 80C.
4.3.1.4.2 Promosi mengenai Imunisasi Dasar
a. Perorangan
Dengan memberikan penyuluhan langsung kepada orang tua bayi yang dibawa
untuk imunisasi dasar di posyandu. Pelaksana imunisasi harus memberikan
informasi lengkap tentang imunisasi meliputi vaksin, cara pemberian, manfaat
dan kemungkinan terjadinya KIPI.
b. Kelompok
Dilakukan terhadap kelompok orang atau masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok melalui ceramah dan diskusi. Penyuluhan dan
promosi imunisasi dasar juga dapat menggunakan media massa dan/atau media
informasi kepada masyarakat.
4.3.1.4.3 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
Data yang dikumpulkan dan disusun hanya akan berguna jika data ini digunakan
untuk meningkatkan kinerja program sehingga sejalan dengan ketentuan program. Hal
ini adalah salah satu fungsi Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Alat pemantauan
ini berfungsi untuk meningkatkan cakupan, jadi sifatnya lebih memantau kuantitas
program. Kegiatan PWS ini harus dilakukan rutin dan tepat waktu sebulan sekali.
Dalam kegiatan untuk mencapai dan mempertahankan UCI desa, análisis PWS
berguna untuk validasi data sasaran imunisasi, menganalisis cakupan dan
kecenderungan setiap bulan, dan menjadi dasar untuk tindak lanjut kegiatan imunisasi
berikutnya.
Prinsip PWS (Pemantauan Wilayah Setempat):
- Memanfaatkan data yang ada tentang cakupan imunisasi.
- Menggunakan indikator sederhana.
- Dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan setempat.
- Teratur dan tepat waktu setiap bulannya.
- Lebih dimanfaatkan sendiri atau sebagai umpan balik untuk dapat mengambil
tindakan daripada hanya dikirimkan sebagai laporan.
- Membuat grafik dan menganalisa data dengan software PWS.

24
Tabel 2. Kriteria Desa Universal Child Immunization (UCI)
Cakupan Imunisasi tiap
Imunisasi
Desa untuk Mencapai UCI
BCG 80%
DPT-HB-HIB 3 80%
Polio 4 80%
Campak 80%

4.3.1.4.4 Pemantauan dan Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)


Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) adalah kejadian medik yang
berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek samping,
toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis, atau kesalahan program, koinsidensi,
reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
Penemuan kasus KIPI atau diduga kasus KIPI dilakukan dari laporan orang
tua, masyarakat ataupun petugas kesehatan dan dilaporkan ke tingkat administrasi
yang lebih tinggi
Tujuan utama pemantauan KIPI adalah untuk mendeteksi dini, merespon KIPI
dengan cepat dan tepat, mengurangi dampak negatif imunisasi terhadap kesehatan
individu dan terhadap imunisasi. Pemantauan KIPI pada dasarnya terdiri dari
penemuan, pelacakan, análisis kejadian, tindak lanjut, pelaporan, dan evaluasi.

4.3.1.4.5 Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan meliputi:
a. Sasaran imunisasi (mencatat identitas bayi dan status imunisasi di buku
pencatatan posyandu/puskesmas dan di buku KIA)
b. Hasil cakupan imunisasi (rekapitulasi data puskesmas, posyandu, balai
pengobatan swasta)
c. Pencatatan vaksin. (keluar-masuk nya vaksin, nomor batch, tanggal kadaluarsa,
sisa stock vaksin)
d. Pencatatan suhu lemari es. (2 kali sehari: pagi waktu datang dan sore sebelum
pulang)
e. Pencatatan logistik imunisasi. (pencatatan logistik cold chain, safety box, dll).
Pelaporan dilakukan secara berjenjang ke tingkat atasnya sesuai waktu yang telah
ditetapkan.

25
4.3.2. Proses
4.3.2.1 Perencanaan
4.3.2.1.1 Pelayanan Imunisasi Dasar
a. Menentukan besarnya sasaran dan target cakupan Imunisasi Dasar
 Besar sasaran: 2002 bayi
 Target cakupan:
Tabel 3. Target Imunisasi dalam 1 tahun dan pencapaian Periode Agustus 2015- Juli
2016.
Imunisasi Target Pertahun
HB 0 90%
BCG 98%
DPT-HB-HIB 1 98%
DPT-HB-HIB 2 95%
DPT-HB-HIB 3 90%
Polio 1 98%
Polio 2 95%
Polio 3 93%
Polio 4 90%
Campak 90%

b. Merencanakan logistik Imunisasi Dasar untuk 1 tahun


I. Kebutuhan vaksin
IP Vaksin ditentukan berdasarkan pemakaian tahun sebelumnya yaitu :
 Hepatitis B :1
 BCG : 3,5
 DPT-HB-HIB : 3,5
 Polio :6
 Campak : 3,5

26
Kebutuhan vaksin
[ sasaran x target cakupan (%)]
IP Vaksin

 BCG = 2002 x 98 % =561 ampul


3,5
 DPT-HB-HIB= (2002 x 98%) + (2002 x 95%) + (2002 x 90%)
3,5
= 1619 vial
 Polio = (2002x98%)+(2002x95%)+(2002x93%)+(2002x90%)
6
= 1255 vial
 Campak = 2002 x 90%
3,5
= 515 vial
 HB 0 = Sasaran x target cakupan(%)
= 2002 x 90%
= 1802 buah
II. Kebutuhan alat suntik = Jumlah sasaran x target cakupan
 Alat suntik 0,05 cc untuk BCG = 2002 x 98% = 1962 buah
 Alat suntik 0,5 cc untuk DPT-HB-HIB dan Campak = 7468 buah
{2002 x (98%+95%+90%)} = 5665,66
{2002 x 90%} = 1801,8 +
7467,46 buah
 Menyediakan safety box untuk menampung alat suntik bekas
pelayanan imunisasi sebelum dimusnahkan.
III. Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi
- Permintaan vaksin dilakukan setiap 1 bulan dengan stock yang
disimpan di puskesmas adalah stock 1 bulan + 1 minggu cadangan.
- Semua vaksin disimpan pada suhu 20C-80C pada lemari es.
- Khusus vaksin hepatitis B pada bidan desa disimpan pada suhu
ruangan, terlindung dari sinar matahari langsung.

27
- Memperhatikan keterpaparan vaksin terhadap panas, masa
kadaluarsa vaksin, waktu penerimaan vaksin, dan pemakaian vaksin
sisa.
- Monitoring vaksin dan logistik.
IV. Pemeliharaan Cold Chain
1) Pemeliharaan harian
d) Melakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermometer
atau alat pemantau suhu digital setiap pagi dan sore, termasuk hari
libur.
e) Memeriksa apakah terjadi bunga es dan memeriksa ketebalan
bunga es. Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukandefrosting
(pencairan bunga es).
f) Melakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada
thermometer atau pemantau suhu dikartu pencatatan suhu setiap
pagi dan sore.
2) Pemeliharaan Mingguan
g) Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan
obeng untuk mengencangkan baut.
h) Melakukan pengamatan terhadap tanda-tanda steker hangus
dengan melihat perubahan warna pada steker, jika itu terjadi
gantilah steker dengan yang baru.
i) Agar tidak terjadi konsleting saat membersihkan badan lemari es,
lepaskan steker dari stop kontak.
j) Lap basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun dipergunakan
untuk membersihkan badan lemari es.
k) Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering.
l) Selama membersihkan badan lemari es, jangan membuka pintu
lemari es agar suhu tetap terjaga 2 s.d. 80C.
c. Tenaga pengelola
Jenis dan jumlah ketenagaan minimal yang harus tersedia di tingkat puskesmas
adalah:
 1 orang koordinator imunisasi dan surveilans KIPI
 1 orang atau lebih pelaksana imunisasi (vaksinator)

28
 1 orang pengelola vaksin.
Kegiatan imunisasi hanya dapat dilaksanakan oleh petugas imunisasi yang mempunyai
pendidikan latar belakang pendidikan medis atau keperawatan atau petugas kesehatan
lain yang kompeten dan telah memperoleh pelatihan.
d. Membuat jadwal Imunisasi Dasar di Puskesmas dan Posyandu
 Di Puskesmas:
BCG, DPT-HB-HIB, Polio, Campak: Setiap hari Selasa di puskesmas, pukul 08.00-
12.00 WIB
 Di Posyandu:
Setiap hari Senin hingga Sabtu di 57 posyandu yang berbeda yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Rengasdengklok pukul 08.30-12.00 WIB.

4.3.2.1.2 Promosi Imunisasi Dasar


Memberikan penyuluhan dan edukasi mengenai Imunisasi Dasar
a. Perorangan
Memberikan penyuluhan langsung kepada orang tua bayi yang dibawa untuk
imunisasi dasar di posyandu. tentang jenis vaksin, cara pemberian, manfaat dan
kemungkinan terjadinya KIPI.
b. Kelompok
Dilakukan terhadap kelompok orang atau masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok melalui ceramah dan diskusi. Dilakukan minimal
sebulan sekali.
Penyuluhan dan edukasi ini juga dapat berupa pemasangan poster maupun
pembagian leaflet mengenai jadwal dan pentingnya imunisasi di puskesmas dan
di posyandu.

4.3.2.1.3 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)


a. Memanfaatkan data cakupan imunisasi dan melakukan pemetaan cari catatan
petugas dan kader posyandu.
b. Melakukan monitoring dengan pemantauan wilayah setempat yang dilakukan
sekali setiap bulan secara teratur dan tepat waktu.
c. Melakukan analisa dengan software PWS

29
d. Hasil analisa PWS dilaporkan kepada kepala puskesmas dan dipaparkan kepada
masyarakat sebagai umpan balik.
4.3.2.1.4 Pemantauan dan Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI)
Melakukan penatalaksanaan KIPI: Jika ada kasus, setiap hari.
4.3.2.1.5 Pencatatan dan Pelaporan
Melakukan pencatatan dan pelaporan: sekali dalam sebulan. Melakukan pencatatan
secara lengkap mengenai sasaran imunisasi, hasil cakupan imunisasi, pencatatan
vaksin, pencatatan suhu lemari es, dan pencatatan logistik imunisasi. Pencatatan dan
pelaporan berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah (puskesmas,
posyandu) dan swasta dengan keakuratan data yang baik sesuai wilayah kerja.
4.3.2.2 Pengorganisasian
Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya:

Kepala Puskesmas
dr. Hj. Siti Yulyana

KA. SUBAG TU
Khaerul Anwar,
SKM

Koordinator Koodinator Koordinator Kesehatan Koordinator Petugas Koordinator Puskesmas


Pengendalian Penyakit & Pelayanan dan Keluarga dan Promosi Farmasi dan Pembantu dan Bidan
Penyehatan Lingkungan Jaminan Kesehatan Kesehatan Pengawasan Institusi Desa
Nugroho Widayanto, SKM
dr. Eliza Qhadri Riabussolihin,SKM Hj. Yayah Umayah Hj. Juliastati, AM.Keb

Koordinator
Imunisasi
Meineni,Am. Keb

Tim Imunisasi
Lapangan
Bidan Puskemas
Bidan Desa

Gambar 2. Skema Pengorganisasian Program Imunisasi Dasar

30
Pengorganisasian dalam program Imunisasi Dasar dibagi berdasarkan jabatan:
a. Kepala Puskesmas (dr.Hj. Siti Yulyana):
 Sebagai penanggung jawab program.
 Monitoring pelaksanaan program Imunisasi Dasar tingkat kecamatan.
 Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan program imunisasi di
wilayah kerja.
b. Koordinator Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan
 Sebagai koordinator dan pelaksana program.
 Monitoring pelaksanaan program Imunisasi Dasar
 Melakukan perencanaan kegiatan program imunisasi.
 Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil kegiatan program kepada
kepala puskesmas.
c. Koordinator Imunisasi (Meineni, Am.Keb) :
 Pelaksana perencanaan kegiatan program imunisasi
 Pelaksana pengelolaan program imunisasi
 Pelaksana monitoring, evaluasi pencatatan dan pelaporan, pengelolaan
program imunisasi
 Pelaksana analisa Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
 Melaporkan hasil kegiatan program imunisasi kepada koordinator
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
d. Petugas Tim Imunisasi Lapangan (bidan desa)
 Sebagai vaksinator dan pengelola vaksin
 Melakukan pencatatan buku KIA dan pencatatan dibuku posyandu
mengenai kegiatan imunisasi, dan melaporkannya kepada coordinator
imunisasi.
 Mendata sasaran baru berdasarkan catatan kader.

4.3.2.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan,
dilaksanakan secara berkala:

31
4.3.2.3.1 Sasaran dan target cakupan Imunisasi Dasar
a. Besar sasaran: 2002 bayi
Tabel 5. Data Jumlah Bayi yang di Imunisasi
Periode Agustus 2015-Juli 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok
BCG Polio Polio Polio Polio DPT DPT DPT Campa
HB
Bulan (bayi 1 2 3 4 1 2 3 k
(bayi)
) (bayi) (bayi) (bayi (bayi) (bayi) (bayi) (bayi) (bayi)
Agustus 139 165 165 177 146 143 151 147 143 138
September 146 152 152 159 148 142 161 142 132 96
Oktober 153 155 157 138 152 141 138 151 140 130
November 156 166 166 150 137 159 150 137 159 140
Desember 150 141 143 151 141 152 151 143 153 112
Januari 134 145 161 164 163 151 162 164 151 131
Februari 129 129 128 128 147 145 130 148 146 131
Maret 147 130 140 136 153 165 136 153 170 144
April 146 151 150 139 140 148 149 141 147 146
Mei 146 147 143 148 157 132 146 157 135 121
Juni 149 150 149 142 149 147 142 150 147 144
Juli 139 138 153 149 147 144 149 148 147 144
Total 1734 1769 1807 1781 1780 1769 1765 1781 1770 1577
Sumber: Data cakupan imunisasi dasar bulanan Puskesmas Rengasdengklok
Periode Agustus 2015-Juli 2016
b. Logistik Imunisasi Dasar
 Kebutuhan vaksin [sasaran x target cakupan (%)]
IP Vaksin
- BCG = 561 ampul
- DPT-HB-HIB = 1619 vial
- Polio = 1255 vial
- Campak = 515vial
- HB0 = 1802 Hep B-0 PID
 Kebutuhan alat suntik (Jumlah sasaran x target cakupan)
- Alat suntik 0,05 cc untuk BCG = 655 buah
- Alat suntik 0,5 cc untuk DPT-HB-HIB dan Campak = 2489 buah
- Safety box disediakan untuk menampung alat suntik bekas pelayanan
imunisasi sebelum dimusnahkan.
 Pengelolaan vaksin dan peralatan vaksinasi
- Permintaan vaksin dilakukan setiap 1 bulan dengan stock yang
disimpan di puskesmas adalah stock 1 bulan + 1 minggu cadangan.
32
- Semua vaksin disimpan pada suhu 20C-80C pada lemari es.
- Vaksin hepatitis B pada bidan desa disimpan pada suhu ruangan,
terlindung dari sinar matahari langsung.
- Pengelola memperhatikan keterpaparan vaksin terhadap panas, masa
kadaluarsa vaksin, waktu penerimaan vaksin, dan pemakaian vaksin
sisa.
- Pengelola melakukan monitoring vaksin dan logistik.
c. Pemeliharaan cold chain
Pemeliharaan cold chain harian dan mingguan sudah dilakukan dengan
baik.
d. Tenaga pengelola
 1 orang koordinator imunisasi dan surveilans KIPI
 12 orang bidan desa sebagai vaksinator, pada saat tertentu dibantu oleh
mahasiswi akademi kebidanan
 1 orang pengelola vaksin.
e. Jadwal pelayanan Imunisasi Dasar
Pelayanan imunisasi dasar telah dilaksanakan sesuai dengan jadwal pada perencanaan
yaitu:
 Di Puskesmas: BCG, DPT-HB, Polio, Campak: Setiap hari Selasa di
puskesmas, jam 08.00-12.00 WIB.
 Di Posyandu: Setiap hari Senin hingga Sabtu di 57 posyandu yang berbeda
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok pukul 08.30-12.00
WIB.
4.3.2.3.2 Promosi Imunisasi Dasar
Memberikan penyuluhan dan edukasi mengenai Imunisasi Dasar
a. Perorangan
Penyuluhan diberikan langsung kepada orang tua bayi yang dibawa untuk
imunisasi dasar di posyandu namun penyuluhan hanya singkat dan tidak
lengkap.
b. Kelompok
Penyuluhan kelompok tidak dilaksanakan. Pemasangan poster di posyandu
juga tidak dilakukan. Pertemuan dengan kader posyandu dan tokoh masyarakat
kurang membahas tentang imunisasi.

33
4.3.2.3.3 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
Monitoring dengan pemantauan wilayah setempat dilakukan setiap bulan sekali
setiap tanggal 25 tiap bulannya. Analisa data PWS sudah dilakukan dan dilaporkan
kepada kepala puskesmas. Laporan berupa data cakupan imunisasi di tiap desa,
angka drop out dan analisa data berupa grafik.

4.3.2.3.4 Pemantauan dan Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi


(KIPI)
Melakukan penatalaksanaan KIPI: Tidak ada kasus

4.3.2.3.5 Pencatatan dan Pelaporan


- Pencatatan dan pelaporan dilakukan 1 bulan sekali.
- Pencatatan sasaran imunisasi kurang lengkap. Terdapat ketidaksesuaian data
mengenai imunisasi yang sudah/belum didapatkan antara data buku KIA dan
pernyataan ibu.
- Pencatatan hasil cakupan imunisasi belum lengkap karena tidak terdapat
pencatatan dan pelaporan fasilitas pelayanan kesehatan swasta.
- Pencatatan vaksin, suhu lemari es, dan logistik imunisasi lengkap.

4.3.2.3.6 Pengawasan
- Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap satu bulan sekali.
- Rapat
Kegiatan rapat di dalam puskesmas dan di dinas kesehatan dilakukan setiap 1
bulan, 3 bulan, dan 6 bulan sekali untuk menentukan apakah perlu diadakaan
sweeping atau backlog fighting.

34
4.3.3. Keluaran
4.3.3.1 Pelayanan Imunisasi Dasar
a. Cakupan pelayanan Imunisasi Dasar
Tabel 6. Cakupan Imunisasi Dasar Periode Agustus 2015-Juli 2016
Puskesmas Rengasdengklok.
Cakupan Periode
Imunisasi
Agustus 2015 – Juli 2016
HB 0 86,61%
BCG 88,36%
DPT-HB-HIB 1 88,16%
DPT-HB-HIB 2 88,91%
DPT-HB-HIB 3 88,41%
Polio 1 90,25%
Polio 2 88,96%
Polio 3 88,91%
Polio 4 88,36%
Campak 78,77%

b. Logistik imunisasi dasar terpenuhi dengan baik.


c. Tenaga pengelola sudah memenuhi kriteria minimal.
d. Jadwal pelayanan imunisasi dasar sudah dilakukan sesuai jadwal.
4.3.3.2 Promosi Imunisasi Dasar
Penyuluhan diberikan langsung kepada orang tua bayi hanya singkat dan tidak
lengkap. Penyuluhan kelompok tidak dilaksanakan. Pemasangan poster di posyandu
juga tidak dilakukan. Pertemuan dengan kader dan tokoh masyarakat kurang
membahas tentang imunisasi
4.3.3.3 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
Pemantauan Wilayah Setempat dari Agustus 2015 hingga Juli 2016:
 Telah dilakukan rutin setiap bulan
12 kali x 100% = 100%
12 kali
 Cakupan desa UCI dari Agustus 2015 hingga Juli 2016:
2 dari 6 desa (33,33%)

35
Tabel 7. Data Cakupan Imunisasi Dasar dan Desa UCI di Puskesmas Rengasdengklok
Periode Agustus 2015 hingga Juli 2016.

% Pencapaian Desa UCI


Sasaran
No Desa BCG DPT-HB- Polio 4 Campak atau Non-UCI
Bayi
HIB 3
1 Dewisari 211 84,4 91,46 83,41 87,20 UCI
2 Kertasari 285 88,42 99,64 90,52 78,94 Non-UCI
3 Rengasdengklok 520 82,69 86,53 75,19 84,03 Non-UCI
Utara
4 Rengasdengklok 601 82,52 88,18 81,69 75,04 Non-UCI
Selatan
5 Amansari 261 95,78 89,27 78,16 90,03 Non-UCI
6 Dukuh Karya 124 149,1 99,19 91,12 95,96 UCI
PUSKESMAS 2002 97,15 92,37 83,34 85,2 UCI 2 dari 6
desa
Non-UCI

 Angka Drop Out


DPT-HB-HIB 1 vs DPT-HB-HIB 3 = 0,24%
Jumlah bayi yang diimunisasi DPT 1–Jumlah bayi diimunisasi DPT 3 x 100%
Cakupan DPT-HB-HIB 1
Keterangan:
 Cakupan DPT 1<90%, DPT1-3 DO <8% = Access Problem.
 Nilai DO positif (+) = mendapat DT 1 tetapi tidak mendaat DPT 3.
4.3.3.4 Pemantauan dan Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI)
Melakukan penatalaksanaan KIPI: Tidak ada kasus

4.3.3.5 Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan dilakukan 1 bulan sekali.
12 kali x 100% = 100%
12 kali

36
Pencatatan sasaran imunisasi dan hasil cakupan imunisasi kurang lengkap. Karena
terdapat ketidaksesuaian data mengenai imunisasi yang sudah/belum didapatkan
antara data buku KIA dan pernyataan ibu dan tidak terdapat pencatatan dan
pelaporan fasilitas pelayanan kesehatan swasta.

4.3.4. Lingkungan

4.3.3.1. Lingkungan Fisik


a. Lokasi : Terjangkau oleh masyarakat
b. Transportasi : Tidak menjadi faktor penghambat.
4.3.3.2. Lingkungan Non Fisik
a. Pendidikan : Rata-rata penduduk berpendidikan terakhir tamat SMP
b. Sosial ekonomi : Tidak menjadi faktor penghambat
c. Agama dan kepercayaan: Tidak menjadi faktor penghambat

4.3.5. Dampak
a. Langsung : Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat
penyakit yang dapat dicegah oleh pemberian vaksin.
b. Tidak Langsung : Meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup
masyarakat di wilayah kerja.

4.3.6 Umpan Balik


Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas dan lintas program untuk
mengevaluasi program yang telah dijalankan setiap bulannya.

37
Bab V
Pembahasan Masalah

5.1 Masalah Menurut Unsur Keluaran

Masalah (%)
Variabel Tolok Ukur Pencapaian
E-O x 100%
E
 Cakupan HB 3,76%
90% 86,61%
0
 Cakupan 9,83%
98% 88,36%
BCG
 Cakupan
DPT-HB- 98% 88,16% 10,04%

HIB 1
 Cakupan
DPT-HB- 95% 88,91% 6,41%

HIB 2
 Cakupan
DPT-HB- 90% 88,41% 1,76%

HIB 3
 Cakupan 7,90%
98% 90,25%
Polio 1
 Cakupan 6.35%
95% 88,96%
Polio 2
 Cakupan 4,39%
93% 88,91%
Polio 3
 Cakupan 1,82%
90% 88,36%
Polio 4
 Cakupan 12,47%
90% 78,77%
Campak
 Cakupan 59,67%
93% 33,33%
desa UCI

38
 Penyuluhan perorangan
sesuai dengan
kunjungan, dan  Penyuluhan perorangan
diberikan informasi singkat dan tidak lengkap,
lengkap.  Tidak ada penyuluhan
 Penyuluhan kelompok kelompok
 Promosi
sebulan sekali  Tidak ada poster
imunisasi +
 Di posyandu terdapat imunisasi di posyandu
dasar
poster promosi  Pada pertemuan dengan
imunisasi tokoh masyarakat dan
 Pertemuan dengan kader kurang membahas
tokoh masyarakat dan tentang posyandu.
kader untuk membahas
imunisasi
 Tidak lengkap
 Lengkap  Ditemukan
 Pencatatan di buku KIA ketidaksesuaian
 Kualitas
lengkap pencatatan buku KIA
Pencatatan
 Pencatatan cakupan dengan imunisasi yang +
dan
lengkap dari puskesmas sudah didapat
pelaporan
maupun fasilitas  Tidak ada data cakupan
kesehatan swasta imunisasi fasilitas
kesehatan swasta

39
5.2 Masalah Menurut Unsur Masukan
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
Tenaga
 Keaktifan Semua kader berperan Tidak semua kader posyandu sudah +
kader aktif bekerja secara aktif
posyandu

 Jumlah bidan Jumlah bidan desa Bidan desa yang bertugas tiap kali +
desa memadai sesuai dengean posyandu hanya 1 orang terkadang
jumlah pengunjung tidak memadai dengan jumlah
posyandu pengunjung yang banyak.
Sarana
 Posyandu Posyandu berjalan Posyandu tidak berjalan dengan +
dengan system 5 meja system 5 meja

5.3 Masalah Menurut Unsur Proses


Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
 Penyuluhan dan Penyuluhan Penyuluhan lebih ke +
Edukasi Imunisasi dilakukan perorangan dan tidak
Dasar perorangan dan lengkap, di posyandu
kelompok tidak terdapat poster
imunisasi.
 Pengisian pencatatan Pencatatan dan Pencatatan dan +
dan pelaporan pelaporan lengkap pelaporan kurang
mencakup seluruh lengkap karena tidak
wilayah kerja ada laporan dari
puskesmas fasilitas kesehatan
swasta

Selain dari variable diatas tidak ditemukan adanya masalah.

40
Bab VI
Perumusan Masalah

Dari pembahasan Evaluasi Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Rengasdengklok


periode Agustus 2015 hingga Juli 2016 didapatkan beberapa masalah seperti berikut:
1. Masalah menurut keluaran
 Cakupan HB 0 hanya 86,61% dari target 90%, besar masalah 3,76%.
 Cakupan BCG hanya 88,36% dari target 98%, besar masalah 9,83%.
 Cakupan DPT-HB-HIB 1 hanya 88,16% dari target 90%, besar masalah 10,04%.
 Cakupan DPT-HB-HIB 2 hanya 88,91% dari target 90%, besar masalah 6,41%.
 Cakupan DPT-HB-HIB 3 hanya 88,41% dari target 90%, besar masalah 1,76%.
 Cakupan Polio 1 hanya 98% dari target 90,25%, besar masalah 7,90%.
 Cakupan Polio 2 hanya 95% dari target 88,96%, besar masalah 6,35%.
 Cakupan Polio 3 hanya 93% dari target 88,91%, besar masalah 4,39%.
 Cakupan Polio 4 hanya 88,36% dari target 90%, besar masalah 1,82%.
 Cakupan Campak hanya 78,77% dari target 90%, besar masalah 12,47%.
 Cakupan desa UCI hanya 2 dari 6 desa.
 Promosi imunisasi dasar kurang berjalan dengan baik.
 Kualitas pencatatan dan pelaporan kurang lengkap.
2. Masalah menurut unsur lain (penyebab masalah)
Dari Masukan
 Keaktifan kader posyandu yang belum merata di semua posyandu
 Jumlah bidan desa kurang memadai karena bidan desa yang betugas tiap kali posyandu
hanya 1 orang terkadang tidak memadai dengan jumlah pengunjung yang banyak.
 Posyandu yang dijalankan tidak menggunakan system 5 meja.
Dari Proses (Pelaksanaan)
 Penyuluhan dan edukasi Imunisasi Dasar lebih ke perorangan dan tidak lengkap, tidak
ada penyuluhan kelompok, di posyandu juga tidak terdapat poster imunisasi.
 Pengisian pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap karena tidak disertai
pencatatan dan pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan swasta.

41
Bab VII
Prioritas Masalah

Masalah:
A. Cakupan HB 0 hanya 86,61% dari target 90%, masalah 3,76%.
B. Cakupan BCG hanya 88,36% dari target 98%, masalah 9,83%.
C. Cakupan DPT-HB-HIB 3 hanya 88,11% dari target 90%, masalah 1,76%.
D. Cakupan Polio 4 hanya 88,36% dari target 90%, masalah 1,82%.
E. Cakupan Campak hanya 77,87% dari target 90%, masalah 12,47%.
F. Cakupan desa UCI hanya 2 dari 6 desa target 93%, masalah 59,67%
G. Promosi imunisasi dasar kurang berjalan dengan baik.
H. Kualitas pencatatan dan pelaporan kurang lengkap.
Tabel 8. Prioritas Masalah
No Parameter Masalah
A B C D E F G H
1. Besarnya masalah 3 4 3 3 4 5 3 5
2. Berat ringannya akibat
4 4 4 4 4 5 3 3
yang ditimbulkan
3. Keuntungan sosial yang
4 4 4 4 3 5 5 4
diperoleh
4. Teknologi yang tersedia 4 4 4 4 4 4 4 5
5. Sumber daya tersedia 3 3 4 4 4 4 4 3
Total 18 19 19 19 19 22 19 20
Koding:
5 Sangat penting 2 Kurang
4 Penting 1 Sangat Kurang
3 Cukup / Sedang
Prioritas masalah :
1. Cakupan desa UCI sebesar 33,33% dari target 93%. Besar masalah 59,67%.
2. Kualitas pencatatan dan pelaporan kurang lengkap.

42
Bab VIII
Pemecahan Masalah
Masalah 1
Cakupan desa UCI sebesar 33,33% dari target 93%. Besar masalah 59,67%.

Penyebab masalah:
 Kurangnya cakupan imunisasi campak di Desa Kertasari, Rengasdengklok Utara,
Rengasdengklok Selatan dan Amansari untuk mencapai UCI.
 Kurangnya pemanfaatan data PWS untuk meningkatan cakupan imunisasi agar desa
mencapai kriteria UCI.
 Pencatatan dan pelaporan yang kurang lengkap terutama dalam pengisian buku KIA
dan analisa sasaran baru imunisasi di posyandu.
 Kurangnya promosi imunisasi dasar dalam bentuk penyuluhan.

Penyelesaian masalah:
 Mendata dan melakukan sweeping dengan mendatangi bayi yang belum diimunisasi
hingga Juli 2016 demi mewujudkan tercapainya desa UCI khususnya daerah yang
sulit dijangkau.
 Memanfaatkan data PWS dalam berbagai pertemuan baik dengan kader maupun
tokoh masyarakat desa untuk bekerja sama mencapai desa UCI.
 Melibatkan kader dalam pencatatan dan pelaporan (menganalisa sasaran baru).
 Melakukan pencatatan yang lengkap di buku KIA. Petugas juga harus menjelaskan
kepada ibu pentingnya membawa buku KIA saat imunisasi.
 Meningkatkan komitmen pemangku kebijakan desa dalam meningkatkan cakupan
Imunisasi Dasar dengan turut serta mendukung secara aktif kegiatan posyandu di
desanya.
 Menjadwalkan penyuluhan kelompok tentang pentingnya imunisasi.

43
Masalah 2
Kualitas pencatatan dan pelaporan kurang lengkap.

Penyebab masalah:
 Pencatatan di buku KIA tidak dilakukan secara lengkap oleh petugas.
 Orang tua bayi tidak menjaga dengan baik atau lupa membawa buku KIA pada saat
pelaksanaan imunisasi.
 Kurangnya kerjasama dengan fasilitas kesehatan swasta dalam mendata sasaran
imunisasi yang sudah mendapat imunisasi.
Penyelesaian masalah:
 Mencatat secara lengkap data imunisasi di buku KIA dan menjelaskan kepada orang
tua bayi kapan dan imunisasi apa yang harus didapatkan berikutnya.
 Menjelaskan kepada orang tua bayi pentingnya menjaga dengan baik buku KIA dan
membawa buku KIA pada saat pemeriksaan di posyandu atau saat pelaksanaan
imunisasi.
 Bekerja sama dengan fasilitas kesehatan swasta untuk melaporkan data sasataran
imunisasi yang sudah mendapat imunisasi di tempatnya secara lengkap.
 Mendata dan melengkapi ulang sasaran dan cakupan program imunisasi dasar.

44
Bab IX
Penutup
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program Imunisasi Dasar yang dilakukan dengan cara pendekatan
sistem di Puskesmas Rengasdengklok pada periode Agustus 2015 hingga Juli 2016
sebagian besar belum berjalan dengan baik. Ditemukan beberapa kekurangan yang
menjadi masalah, yaitu:
 Cakupan HB 0 hanya 86,61% dari target 90%, besar masalah 3,76%.
 Cakupan BCG hanya 88,36% dari target 98%, besar masalah 9,83%.
 Cakupan DPT-HB-HIB 1 hanya 88,16% dari target 90%, besar masalah 10,04%.
 Cakupan DPT-HB-HIB 2 hanya 88,91% dari target 90%, besar masalah 6,41%.
 Cakupan DPT-HB-HIB 3 hanya 88,41% dari target 90%, besar masalah 1,76%.
 Cakupan Polio 1 hanya 98% dari target 90,25%, besar masalah 7,90%.
 Cakupan Polio 2 hanya 95% dari target 88,96%, besar masalah 6,35%.
 Cakupan Polio 3 hanya 93% dari target 88,91%, besar masalah 4,39%.
 Cakupan Polio 4 hanya 88,36% dari target 90%, besar masalah 1,82%.
 Cakupan Campak hanya 78,77% dari target 90%, besar masalah 12,47%.
 Cakupan desa UCI hanya 2 dari 6 desa.
 Promosi imunisasi dasar kurang berjalan dengan baik.
 Kualitas pencatatan dan pelaporan kurang lengkap.
Dengan prioritas masalah:
1. Cakupan desa UCI sebesar 33,33% dari target 93%. Besar masalah 59,67%.\
2. Kualitas pencatatan dan pelaporan kurang lengkap.
9.2 Saran
Agar Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Rengasdengklok di Periode yang akan
datang dapat berhasil dan berjalan dengan baik, maka Puskesmas sekiranya dapat
menyempurnakan program dengan penyelesaian masalah sebagai berikut:
Disarankan kepada Kepala Puskesmas Rengasdengklok sebagai penanggung jawab
program dalam 6 bulan kedepan diharapkan untuk:
 Mendata bayi yang belum lengkap imunisasi dan dilakukan sweeping agar tercapai
desa UCI.

45
 Mengadakan pertemuan dengan kader maupun tokoh masyarakat untuk memaparkan
hasil analisa PWS mengenai masalah-masalah imunisasi dasar di wilayah masing-
masing.
 Dapat bekerja sama dengan programmer bidang lainnya (lintas program) seperti
bidang promosi kesehatan dan juga bekerja sama lintas sektoral dengan aparat desa
dalam melaksanakan penyuluhan tentang imunisasi demi terwujudnya desa UCI.
 Bekerja sama dengan fasilitas kesehatan swasta untuk melengkapi data cakupan
imunisasi.

46
Daftar Pustaka

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penyelenggaraan imunisasi. Permenkes


No.42/2013. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
2. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Modul
Pelatihan Imuniasi bagi Petugas Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2013.
3. World Health Organization. Global health observatory data on immunization. 2013.
Diunduh dari http://www.who.int/gho/immunization/en/. Diunduh pada 14 September
2016.
4. World Health Organization. Global and regional immunization profile. 2015. Diunduh
dari http://www.who.int/immunization/monitoring_surveillance/data/. Diunduh pada
14 September 2016.
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia tahun 2014.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Gerakan Akselarasi Imunisasi Nasional
Universal Child Immunization 2010-2014. Kepmenkes RI
No.482/MENKES/SK/2010. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2010.
7. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan; 2013. 189-94.
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rencana strategis Kementerian
Kesehatan tahun 2015-2019. Kepmenkes RI No.HK.02.02/MENKES/52/2015.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2015.
9. Profil Kesehatan provinsi Jawa Barat tahun 2014. Dinas Kesehatan Bandung Provinsi
Jawa Barat 2014. Diunduh dari: http://www.depkes.go.id/downloads/profil/prov%20
jabar% 202014.pdf. Pada 14 September 2016.

47
Lampiran

48
Lampiran I

Tolak Ukur Keberhasilan dan Pencapaian

MASUKAN
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
Tenaga
 Keaktifan kader Semua kader berperan aktif Tidak semua kader +
posyandu posyandu sudah bekerja
secara aktif
 Jumlah bidan Jumlah bidan desa memadai Bidan desa yang betugas
desa sesuai dengean jumlah tiap kali posyandu hanya 1 +
pengunjung posyandu orang terkadang tidak
memadai dengan jumlah
pengunjung yang banyak.
Dana
 Dana APBN Tidak ada hambatan Tidak ada hambatan -
dan APBD
Sarana
 Sarana medis Tidak ada hambatan Tidak ada hambatan -
 Sarana non- Tidak ada hambatan Ada hambatan
medis Posyandu yang dijalankan +
tidak system 5 meja
Metode
 Pelayanan Pemberian imunisasi BCG, Pemberian imunisasi dasar
Imunisasi dasar HB 0, DPT-HB-HiB, Polio, sesuai dengan pedoman
-
Campak sesuai dengan imunisasi
pedoman imunisasi
 Promosi Pemberian penyuluhan Penyuluhan imunisasi
imunisasi dasar lengkap perorangan dan dilakukan perorangan dan
kelompok. Melakukan kelompok. Melakukan -
pertemuan dengan kader dan pertemuan dengan kader
tokoh masyarakat. dan tokoh masyarakat

49
mengenai masalah
imunisasi
 Pemantauan Pemantauan dengan PWS Melakukan pemantauan
setiap bulan dan menjadi PWS setiap bulan -
umpan balik untuk puskesmas
 Pemantauan dan Pemantauan secara bertingkat Pemantauan secara
penatalaksanaan dan dilakukan bertingkat ke administasi
KIPI penanggulangan yang lebih tinggi dan -
dilakukan penanganan jika
ada kasus
 Pencatatan dan Pencatatan dan pelaporan Pencatatan secara lengkap
pelaporan meliputi sasaran imunisasi, yang meliputi sasaran
hasil cakupan imunisasi, imunisasi, hasil cakupan
pencatatan vaksin, pencatatan imunisasi, pencatatan -
suhu lemari es, dan logistik vaksin, pencatatan suhu
imunisasi lemari es, dan logistik
imunisasi

50
PROSES
Variabel Perencanaan Pelaksanaan Masalah
 Pelayanan Besar sasaran 2002 bayi Besar sasaran 2002 bayi
Imunisasi dasar sesuai dengan jumlah -
kelahiran bayi tahun 2014

Target imunisasi 1 tahun: HB Target imunisasi 1 tahun : HB 0


0 (90%), BCG (98%), DPT- (86,61%), BCG (88,36%), DPT- +
HB-HiB 3 (90%), Polio 4 HB-HiB 3 (88,41%), Polio 4
(90%), Campak (90%) (88,36%), Campak (78,77%)

Merencanakan logistic dasar Logistik terpenuhi -


berdasarkan rumus
[sasaranx target cakupan
(%)]
IP Vaksin Jadwal imunisasi berjalan -
dengan baik
Jadwal imunisasi di
puskesmas setiap hari Selasa
pukul 08.00-12.00, di
posyandu setiap hari Senin-
Sabtu pukul 08.30-12.00
 Promosi Penyuluhan dilakukan Penyuluhan lebih ke perorangan +
imunisasi dasar perorangan dan kelompok. dan tidak lengkap, di posyandu
Memanfaatkan pertemuan tidak terdapat poster imunisasi.
dengan kader dan tokoh Pertemuan dengan tokoh
masyarakat untuk promosi masyarakat dan kader kurang
imunisasi. membahas masalah imunisasi
 Pemantauan Monitoring dengan PWS PWS dilakukan 1 bulan 1 kali -
(Monitoring) dilakukan 1 bulan sekali

51
 Pemantauan dan Dilakukan pemantauan dan Tidak dilakukan karena tidak ada -
Penatalaksanaan penatalaksanaan bila ada kasus
KIPI kasus

 Pengisian Pencatatan dan pelaporan Pencatatan dan pelaporan kurang +


pencatatan dan lengkap mencakup seluruh lengkap karena tidak ada laporan
pelaporan wilayah kerja puskesmas dari fasilitas kesehatan swasta

 Pengawasan Pencatatan dan Dilakukan pencatatan dan -


pelaporan pelaporan 1 bulan sekali dan
dilakukan 1 bulan dilakukan rapat setiap 1 bulan, 3
sekali dan bulan dan 6 bulan sekali
dilakukan rapat
dalam puskesmas
dan di dinas
kesehatan

LINGKUNGAN
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
 Lingkungan Fisik Tidak ada Terjangkau oleh -
hambatan masyarakat

 Lingkungan Non fisik Tidak ada Tidak ada hambatan -


(Pendidikan, social hambatan
ekonomi, agama dan
kepercayaan)

KELUARAN
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

 Cakupan HB 0 90% 86,61% 3.76%

 Cakupan BCG 98% 88,36% 9,83%

52
 Cakupan DPT-HB-
98% 88,16% 10,04%
HIB 1
 Cakupan DPT-HB-
95% 88,91% 6,41%
HIB 2
 Cakupan DPT-HB-
90% 88,41% 1.76%
HIB 3

 Cakupan Polio 1 98% 90,25% 7,90%

 Cakupan Polio 2 95% 88,96% 6,35%

 Cakupan Polio 3 93% 88,91% 4.39%

 Cakupan Polio 4 90% 88,36% 1.82%

 Cakupan Campak 90% 78,77% 12,47%

 Cakupan desa UCI 93% 33,33% 59,67%

 Jadwal pemberian
Sesuai jadwal Sesuai jadwal -
imunisasi
 Penyuluhan
perorangan singkat
 Penyuluhan
dan tidak lengkap,
perorangan sesuai
 Tidak ada
dengan
penyuluhan
kunjungan,dan
kelompok
diberikan informasi
 Tidak ada poster
 Promosi imunisasi lengkap.
imunisasi di +
dasar  Penyuluhan
posyandu
kelompok sebulan
 Kurangnya
sekali
pemanfaatan
 Di posyandu
pertemuan kader dan
terdapat poster
tokoh masyarakat
promosi imunisasi
dalam membahas
imunisasi.

53
 Pemantauan
Sebulan sekali Sebulan sekali -
Wilayah Setempat
 Angka drop out
Cakupan >90% dan Cakupan < 90%, DO
DPT-HB-HiB 1 dan +
DO < 8% 0,26%
DPT-HB-HiB 3
 Pemantauan dan
Tidak dilaksanakan
penatalaksanaan Dilaksanakan -
karena tidak ada kasus
KIPI
 Tidak lengkap
 Lengkap  Ditemukan
 Pencatatan di buku ketidaksesuaian
KIA lengkap pencatatan buku KIA
 Kualitas Pencatatan  Pencatatan cakupan dengan imunisasi
+
dan pelaporan lengkap dari yang sudah didapat
puskesmas maupun  Tidak ada data
fasilitas kesehatan cakupan imunisasi
swasta fasilitas kesehatan
swasta

DAMPAK DAN UMPAN BALIK


Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
 Dampak
o Langsung (menurunkan
jumlah kesakitan dan
menurunkan jumlah Menurunnya jumlah (Belum dapat dinilai) Belum dapat
kematian kesakitan dan jumlah dinilai
o Tidak langsung kematian akibat PD3I
(meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat)
 Umpan balik Adanya rapat kerja bulanan Dilakukan rapat kerja -
bersama Kepala Puskesmas bulanan berupa lokakarya
dan lintas program untuk bulanan bersama kepala
mengevaluasi program puskesmas dan lintas

54
yang telah dijalankan setiap program
bulannya.

55
Lampiran II

Data Geografis dan Demografis Wilayah Kerja UPTD Rengasdengklok

A. Situasi Umum dan Lingkunga

U
Dewisari
Kec. Jayakerta
Pddk=8.403,KK=2308
Dsn= 4, RT.=13 Kertasari
Posy.=8,Posb=1 pddk.=11.356, KK.= 2.796,
Bides.= 1 Dsn=3, RT.=15
Posy.=8, Posb.=1, Bides = 2
Bayi (0-11bl.) = 285, Balita (0-4th.)=
1.113
Rengasdengklok Utara
Bumil = 313, Bulin = 299
pddk= 20.728, KK.= 5.693, Dsn= 8,
RT.=44
3
Posy.=12, Posb.=1, Bides.= 3, Bayi
(0-11bl)=520 3
Rengasdengklok Selatan Bumil=
Balita =2.031
572, Bulin 3 Byi.(0-
= 546 9, RT.= 57,
pddk.=23.966, KK.= 5.734, Dsn.=
Kecamatan
11bl)=601 Balita (1-4th ) = 2.349, Bumil= 661,
Rengasdengklok Bulin.=631, Posy.=16, Kec. Kutawaluya
Posb.=2, Bides = 3
Amansari
Pddk.= 10.410, KK. = 2.981,
Dsn= 5 Dukuh Karya
RT.= 18, Posy.=8, Posb.=1, Pddk.=4.959, KK.= 1.486,
Bides =2 Dsn.= 3
Bayi (0-11bl.)=261, Balita = RT.= 10, Posy.=5, Posb.=1,
Kec. Rawamerta
1.020 Bides = 1
Bumil = 287, Bulin = 274 Bayi.(0-11bl) = 125, Balita
= 486
Bumil.= 137, Bulin.=131

Gambar 1. Keadaan Geografis dan Luas Wilayah Kerja

56
B. Jumlah penduduk per desa di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok 2015

Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

di Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok Tahun 2015

JENIS
TOTAL BAYI BALITA DEWASA
KELAMIN

NO DESA BUMIL BULIN BUPAS 12-


6-11 0-11 0-59
LAKI PEREM 59 18-44 TH
BLN BLN BLN
BLN

1 AMANSARI 5341 5069 10410 287 274 274 131 261 1020 759 4633

2 RDK SELATAN 12295 11671 23966 661 631 631 301 601 2349 1747 11263

3 RDK UTARA 10634 10094 20728 572 546 546 260 520 2031 1511 9119

4 KERTASARI 5826 5530 11356 313 299 299 142 285 1113 828 5245

5 DEWISARI 4311 4092 8403 232 221 221 105 211 823 613 3839

6 DUKUH KARYA 2544 2415 4959 137 131 131 62 124 486 362 2154

Analisa Data :

Dari tabel di atas diketahui bahwa dari jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan
kelompok umur lebih banyak penduduk laki-laki dari pada perempuan, dan bayi yang
menjadi sasaran imunisasi dasar yaitu bayi 0-11 bulan sebanyak 2002 bayi.

B.2. Luas Area Wilayah Kerja

Luas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok ± 1.575 Ha yang terdiri dari tanah darat
215 ha (20%), sawah 1260 ha (80%), kepadatan penduduk ± 479 jiwa/ km2 , terdiri atas 6
desa (Dewisari, Kertasari, Rengasdengklok Utara, Rengasdengklok Selatan, Amansari,
dan Dukuhkarya), dengan 32 dusundan 157 RT.

a) Mata Pencaharian
 Petani : 13.27 %
 Pedagang : 72.43 %
 Pegawai Negeri : 05.09 %
 TNI / POLRI : 00.04 %
 Lain – lain : 09.17 %
b) Agama

57
 Islam : 96.30 %
 Budha : 01.90 %
 Protestan : 01.68 %
 Katolik : 01.10 %
 Hindu : 00.01 %
c) Derajat Pendidikan
 Buta hurup : 03.02 %
 SD : 19.30 %
 SMP : 46.79 %
 SMA : 30.04 %
 Sarjana : 00.85 %
d) Sarana Pendididkan
 TK : 12 buah
 RA : 2 buah
 SD Negeri : 20 buah
 SD Swasta : 1 buah
 MI : 3 buah
 SMP Negeri : 2 buah
 SMP Swasta : 1 buah
 SMK Negeri : 1 buah
 SMK Swasta : 1 buah
e) Sarana Kesehatan
 Puskesmas : 1 buah
 RS swasta : 1 buah
 Klinik 24 Jam : 3 buah
 Praktek dr perorangan : 10 orang
 Praktek Bidan : 27 orang
 Rumah Bersalin : 1 orang
 BP Sore : 3 buah
 Praktek drg : 2 orang
 Apotik : 10 buah
 Posyandu : 57 buah
 Posbindu : 7 buah

58

Вам также может понравиться