Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang kita kenal sebagai penyakit kencing manis
adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun
relative. DM merupakan salah satu penyakit degenerative dengan sifat kronis yang
jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1983, prevalensi DM di
Jakarta baru sebesar ,7%; pada tahun 1993 prevalensinya meningkat menjadi 5,7% dan
pada tahun 2001 melonjak menjadi 12,8%.
Klasifikasi atau jenis diabetes ada bermacam-macam, tetapi di Indonesia yang
paling banyak ditemukan adalah DM tipe 2. Jenis diabetes yang lain ialah DM tipe 1;
diabetes kehamian/gestasional (DMG) dan diabetes tipe lain. Ada juga kelompok
individu lain dengan toleransi glukosa abnormal tetapi kadar glukosanya belum
memenuhi syarat masuk ke dalam kelompok diabetes mellitus, disebut toleransi glukosa
terganggu (TGT).
Sebenarnya penyakit diabetes tidaklah menakutkan bila diketahui lebih awal.
Kesulitan diagnosis timbul karena kadang-kadang dia datang tenang dan bila dibiarkan
akan menghanyutkan pasien ke dalam komplikasi fatal. Oleh karena itu, mengenal tandatanda
awal penyakit diabetes ini menjadi sangat penting
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Diabetes Melitus ?
2. Apa definisi Diabetes Melitus ?
3. Apa Penyebab Diabetes Melitus ?
4. Bagaimana Kebutuhan zat gizi pada penderita Diabetes Melitus ?
5. Apa akibat dari komplikasi diabetes mellitus?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Diabetes Melitus
2. Untuk mengetahui definisi Diabetes Melitus
3. Untuk mengetahui penyebab Diabetes Melitus
4. Untuk mengetahui Kebutuhan zat gizi pada penderita Diabetes Melitus
5. Untuk mengetahui akibat dari komplikasi diabetes melitus

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Diabetes Melitus


Penyakit kencing manis telah dikenal ribuan tahun sebelum masehi. Dalam
manuskrip yang ditulis George Ebers di Mesir sekitar tahun 1550 sM- kemudian dikenal
sebagai Papirus Ebers, mengungkapkan beberapa pengobatan terhadap suatu penyakit
dengan gejala sering kencing yang memberi kesan diabetes. Demikian pula dalam buku
India Aryuveda 600 sM penyakit ini telah dikenal. Dikatakan bahwa penyakit ini dapat
bersifat ganas dan berakhir dengan kematian penderita dalam waktu singkat.
Dua ribu tahun yang lalu Aretaeus sudah memberikan adanya suatu penyakit yang
ditandai dengan kencing yang banyak dan dianggapnya sebagai penyakit yang penuh
rahasia dan menamai penyakit itu diabetes dari kata diabere yang berarti siphon atau
tabung untuk mengalirkan cairan dari satu tempat ke tempat lain. Ia berpendapat bahwa
penyakit itu demikian ganas, sehingga penderita seolah-olah dihancurkan dan dibuang
melalui air seni.
Cendekiawan Cina dan India pada abad 3 s/d 6 juga menemukan penyakit ini, dan
mengatakan bahwa urin pasien-pasien itu rasanya manis. Willis pada tahun 1674
melukiskan urin tadi seperti digelimangi madu dan gula. Sejak itu penyakit itu ditambah
dengan kata mellitus yang artinya madu. Ibnu Sina pertama kali melukiskan gangrene
diabetic pada tahun 1000. Pada tahun Von Mehring dan Minkowski mendapatkan gejala
diabetes pada anjing yang diambil pancreasnya.
Akhirnya pada tahun 1921 dunia dikejutkan dengan penemuan insulin oleh
seorang ahli bedah muda Frederick Grant Banting dan asistennya yang masih mahasiswa
Charles Herbert Best di Toronto. Tahun 1954-1956 ditemukan tablet jenis sulfonylurea
generasi pertama yang dapat meningkatkan produksi insulin. Sejak itu banyak ditemukan
obat seperti sulfonylurea generasi kedua dan ketiga serta golongan lain seperti biguanid
dan penghambat glukosidase alfa.

B. Definisi Diabetes Melitus


Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Berasal dari
istilah kata Yunani, Diabetes yang berarti pancuran dan Melitus yang berarti madu atau
gula. Kurang lebih istilah Diabetes Melitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak
terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karena mengandung gula. Oleh
karena demikian, dalam istilah lain penyakit ini disebut juga “Kencing Manis”.
Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek
gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun relatif.
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia
akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Kelainan pada
sekresi/kerja insulin tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal,
saraf, jantung dan pembuluh darah.
Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula
normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110
mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar pankreas.
Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan
(karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula darah
ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.
Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk
ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai
bahan energi dalam sel tersebut.
Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai
energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian
tersebut diubah menjadi lemak dan protein.
Klasifikasi DM :
1) Diabetes Melitus Tipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan
hormon insulin pada proses penyerapan
makanan.
Fungsi utama hormon insulin
dalam menurunkan kadar gula darah
secara alami dengan cara :
· Meningkatkan jumlah gula yang
disimpan di dalam hati.
· Merangsang sel-sel tubuh agar
menyerap gula.
· Mencegah hati mengeluarkan terlalu
banyak gula.
Jika insulin berkurang, kadar
gula di dalam darah akan meningkat.
Gula dalam darah berasal dari makanan
kita yang diolah secara kimiawi oleh
hati. Sebagian gula disimpan dan
sebagian lagi digunakan untuk tenaga.
Disinilah fungsi hormon insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa
dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi
gangguan pada proses penyerapan hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi
terjadinya diabetes melitus sangat besar sekali.
2) Diabetes Melitus Tipe 2
Jika pada Diabetes Melitus 1 penyebab utamanya adalah dari malfungsi kalenjar
pankreas, pada Diabetes Melitus Tipe 2, gangguan utama justru terjadi pada volume
reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah.
5
Dalam kondisi ini produktifitas hormon insulin bekerja dengan baik, namun tidak
terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal
dengan resistensi insulin.
Walau belum dapat dipastikan penyebab utama resistensi insulin, dibawah ini
terdapat beberapa faktor-faktor yang memiliki berperan penting terjadinya hal tersebut:
· Obesitas, terutama yang besifat sentral (bentuk tubuh apel)
· Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
· Kurang gerak badan (olahraga)
· Faktor keturunan (herediter)
3) Diabetes mellitus tipe lain
· Defek genetik fungsi sel beta
Beberapa bentuk diabetes dihubungkan dengan defek monogen pada
fungsi sel beta, dicirikan dengan onset hiperglikemia pada usia yang relatif muda
(<25 tahun) atau disebut maturity-onset diabetes of the young (MODY). Terjadi
gangguan sekresi insulin namun kerja insulin di jaringan tetap normal. Saat ini
telah diketahui abnormalitas pada 6 lokus di beberapa kromosom, yang paling
sering adalah mutasi kromosom 12, juga mutasi di kromosom 7p yang mengkode
glukokinase. Selain itu juga telah diidentifikasi kelaian genetik yang
mengakibatkan ketidakmampuan mengubah proinsulin menjadi insulin.
· Defek genetik kerja insulin
Terdapat mutasi pada reseptor insulin, yang mengakibatkan
hiperinsulinemia, hiperglikemia dan diabetes. Beberapa individu dengan kelainan
ini juga dapat mengalami akantosis nigricans, pada wanita mengalami virilisasi
dan pembesaran ovarium.
· Penyakit eksokrin pancreas
Meliputi pankreasitis, trauma, pankreatektomi, dan carcinoma pankreas.
· Endokrinopati
Beberapa hormon seperti GH, kortisol, glukagon dan epinefrin bekerja
mengantagonis aktivitas insulin. Kelebihan hormon-hormon ini, seperti pada
sindroma Cushing, glukagonoma, feokromositoma dapat menyebabkan diabetes.
6
Umumnya terjadi pada orang yang sebelumnya mengalami defek sekresi insulin,
dan hiperglikemia dapat diperbaiki bila kelebihan hormon-hormon tersebut
dikurangi.
· Karena obat/zat kimia
Beberapa obat dapat mengganggu sekresi dan kerja insulin. Vacor (racun
tikus) dan pentamidin dapat merusak sel beta. Asam nikotinat dan glukokortikoid
mengganggu kerja insulin.
· Infeksi
Virus tertentu dihubungkan dengan kerusakan sel beta, seperti rubella,
coxsackievirus B, CMV, adenovirus, dan mumps.
· Imunologi
Ada dua kelainan imunologi yang diketahui, yaitu sindrom stiffman dan
antibodi antiinsulin reseptor. Pada sindrom stiffman terjadi peninggian kadar
autoantibodi GAD di sel beta pankreas.
· Sindroma genetik lain
Down’s syndrome, Klinefelter syndrome, Turner syndrome, dll.
4) Diabetes kehamilan/gestasional
Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan onset pada
waktu kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi pada sekitar 1-14%
kehamilan. Biasanya toleransi glukosa akan kembali normal pada trimester ketiga.
Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) di akibatkan oleh kombinasi dari
kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, seperti tipe 2
di beberapa kesaksian. Biasanya terjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah
melahirkan. GDM kemungkinan dapat merusak kesehatan janin atau kesehatan ibu,
dan sekitar 20-50 % dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
GDM terjadi di sekitar 2-5 % dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan
bisa menyebabkan permasalahan dengan kehamilan, termasuk macrosomia (kelahiran
yang tinggi menimbang), janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung
sejak lahir. Penderita memerlukan pengawasan secara medis sepanjang kehamilan

C. Penyebab Diabetes Melitus


1) Banyak Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Gula
Kita semakin sulit menghindari makanan yang mengandung gula, hal tersebut
sangat mudah di jumpai seperti es krim, sirup, minuman dalam kemasan, permen, aneka
jajanan kue dan lain-lain. Semua makanan dan minuman tersebut kadang tanpa kita
sadari mengandung banyak gula. Yang patut diwaspadai adalah gula yang terkandung
8
dalam makanan dan minuman tersebut tidak pernah kita ketahui berapa takarannya.
Berbeda jika kita minum teh atau kopi buatan sendiri, yang sudah diketahui berapa
sendok teh takarannya. Kita boleh minum teh manis dan kopi selama dalam batas yang
wajar.
2) Kurang tidur
Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya sistem kekebalan tubuh sehingga
tubuh mudah terserang penyakit. Selain itu kebiasaan begadang sambil minum kopi dan
merokok mempunyai resiko terkena penyakit diabetes. Oleh karena itu hindarilah
kebiasaan begadang, istirahatlah secara cukup, yaitu 8 jam dalam sehari agar tubuh dapat
fit kembali.
3) Makan terlalu banyak karbohidrat dari nasi atau roti
Perlu Anda ketahui bahwa tubuh mempunyai kemampuan yang terbatas dalam
mengolah makanan yang Anda makan. Jika Anda makan terlalu banyak karbohidrat,
maka tubuh akan menyimpannya dalam bentuk gula dalam darah (glikogen). Jika hal ini
berlangsung setiap hari, maka dapat dibayangkan besarnya penumpukan glikogen yang
disimpan dalam tubuh. Inilah pemicu awal terjadinya gejala diabetes.
4) Merokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik selain minum minuman
beralkohol. Merokok dapat menjadi pemicu terjadinya diabetes. Selain merusak paruparu,
merokok juga dapat merusak hati dan pankreas dimana hormon insulin diproduksi
sehingga dapat mengganggu produksi insulin di dalam kelenjar pankreas.
5) Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada dikantor,
duduk terlalu lama di depan komputer serta kurangnya aktivitas fisik lainnya membuat
sistem sekresi tubuh berjalan lambat. Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di dalam
tubuh yang lambat laun berat badan menjadi berlebih.
Sebagai pencegahan, Anda dapat memperbanyak aktivitas fisik selama bekerja.
Misalnya jalan kaki ketika berangkat ke kantor, naik tangga, melakukan senam ringan
sehabis duduk terlalu lama dan lain-lain.
9
6) Faktor Keturunan
Diabetes juga dapat disebabkan karena faktor keturunan atau genetika. Biasanya
jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes, maka kemungkinan besar anaknya
juga menderita penyakit yang sama. Para ahli diabetes telah sepakat menentukan
persentase kemungkinan terjadinya diabetes karena keturunan. Jika kedua orang tuanya
(bapak dan ibu) menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit
diabetes yaitu 83%. Jika salah satu orang tuanya (bapak atau ibu) adalah penderita
diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu 53%. Sedangkan
jika kedua orang tuanya normal/tidak menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya
menderita penyakit diabetes yaitu 15%.

D. KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS


1. Protein.

ADA pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi dari protein
total.Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia kebutuhan protein untuk orang
dengan diabetes adalah 10–15% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg perhari
atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65%
hendaknya bernilai biologi tinggi.

2. Total Lemak.

Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energi dari lemak
tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 – 70% total energi dari lemak tidak jenuh
tunggak dan karbohidrat. Anjuran persentase energi dari lemak tergantung dari hasil pemeriksaan
glukosa, lipid, dan berat badan yang diinginkan. Untuk individu yang mempunyai kadar lipid
normal dan dapat mempertahankan berat badan yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan normal pada anak dan remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan
energi dari lemak total dan < 10% energy dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak
di Indonesia adalah 20 – 25% energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama,
dapat diikuti anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi total dari lemaj jenuh, tidak
lebih dari 30% energi dari lemak total dan kandungan kolesterol 200 mg/hari. Apabila
peningkatan trigliserida dan VLDL merupakan masalah utama, pendekatan yang mungkin
menguntungkan selain menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas adalah peningkatan
sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan < 10% masing energi masing-
masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan asupan karbohidrat lebih rendah.

3. Lemak Jenuh dan Kolesterol.

Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolestrol adalah untuk menurunkan resiko
penyakit kardiovaskuler.Oleh karena itu < 10% asupan energi sehari seharusnya dari lemak
jenuh dan asupan makanan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg
perhari.

4. Karbohidrat dan Pemanis.

Rekomendasi tahun 1994 lebih menfokuskan pada jumlah total karbohidrat dari pada

jenisnya. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik menyerupai roti, nasi dan
kentang. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda,
prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi dari pada sumber
karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah 60
– 70% energi.
5. Sukrosa.

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan
tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa
dan makanan yang mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat
makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan.

6. Pemanis.

a. Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan kebanyakannya
karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan
sebagai bahan pemanis pada diet diabetes.Namun demikian, karena pengaruh penggunaan dalam
jumlah besar (20% energi) yang potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak
seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan diabetes.

b. Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa (polyols) yang menghasilkan respon
glikemik lebih rendah dari pada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut
secra berlebihan dapat mempunyai pengaruh laxatif.

c. Sakarin, aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima

sebagai pemanis pada semua penderita DM.

7. Serat.

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak
diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20 – 35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan
makanan.Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut.

8. Natrium.

Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari
3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg
natrium perhari.

E. Akibat/efek/komplikasi Diabetes Melitus


Diabetes Mellitus (DM) dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah
tinggi) dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi berupa komplikasi akut (yang
terjadi secara mendadak) dan komplikasi kronis (yang terjadi secara menahun).
Komplikasi akut dapat berupa :
1) Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula darah < 60 mg/dl
2) Keto Asidosis Diabetika (KAD) yaitu DM dengan asidosis metabolic dan
hiperketogenesis
3) Koma Lakto Asidosis yaitu penurunan kesadaran hipoksia yang ditimbulkan oleh
hiperlaktatemia.
4) Koma Hiperosmolar Non Ketotik, gejala sama dengan no 2 dan 3 hanya saja tidak
ada hiperketogenesis dan hiperlaktatemia.
Komplikasi kronis :
Biasanya terjadi pada penderita DM yang tidak terkontrol dalam jangka waktu
kurang lebih 5 tahun. Dapat dibagi berdasarkan pembuluh darah serta persarafan yang
kena atau berdasakan organ. Pembagian secara sederhana sebagai berikut :
10
1) Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang dapat dilihat
secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung / Penyakit Jantung Koroner,
pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.
2) Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah mikroskopis antara lain retinopati
diabetika (mengenai retina mata) dan nefropati diabetika (mengenai ginjal).
3) Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita bisa mengeluh rasa pada kaki/tangan
berkurang atau tebal pada kaki atau kaki terasa terbakar/bergetar sendiri.
Selain di atas, komplikasi kronis DM dapat dibagi berdasarkan organ yang terkena yaitu
1) Kulit :
Furunkel, karbunkel, gatal, shinspot (dermopati diabetik: bercak hitam di kulit daerah
tulang kering), necrobiosis lipoidica diabeticorum (luka oval, kronik, tepi keputihan),
selulitis ganggren,
2) Kepala/otak : stroke, dengan segala deficit neurologinya
3) Mata :
Lensa cembung sewaktu hiperglikemia (myopia-reversibel,katarax irreversible),
Glaukoma, perdarahan corpus vitreus, Retinopati DM (non proliperative, makulopati,
proliferatif), N 2,3,6 (neuritis optika) & nerve centralis lain
4) Hidung : penciuman menurun
5) Mulut :
mulut kering, ludah kental = verostamia diabetic, Lidah (tebal, rugae, gangguan rasa),
ginggiva (edematus, merah tua, gingivitis, atropi), periodontium (makroangiopati
periodontitis), gigi (caries dentis)
6) Jantung : Penyakit Jantung Koroner, Silent infarction 40% kr neuropati otonomik,
kardiomiopati diabetika (Penyakit Jantung Diabetika)
7) Paru : mudah terjangkit Tuberculosis (TB) paru dengan berbagai komplikasinya.
8) Saluran Cerna : gastrointestinal (neuropati esofagus, gastroparese diabetikum
(gastroparese diabeticum), gastroatropi, diare diabetic)
11
9) Ginjal dan saluran kencing : neuropati diabetik, sindroma kiemmelstiel Wilson,
pielonefritis, necrotizing pappilitis, Diabetic Neurogenic Vesical Disfunction, infeksi
saluran kencing, disfungsi ereksi/ impotensi, vulvitis.
10) Saraf : Perifer: parestesia, anestesia, gloves neuropati, stocking, neuropati, kramp
11) Sendi : poliarthritis
12)Kaki diabetika (diabetic foot), merupakan kombinasi makroangiopati, mikroangopati,
neuropati dan infeksi pada kaki.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Melitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejal yang
timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan ke
dalam komplikasi yang lebih fatal.
Jika berlangsung menahun, kondisi penderita Diabetes Melitus berpeluang besar
menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia.
Memang penyakit diabetes tidak bisa disembuhkan, kecuali beberapa jenis
diabetes. Tetapi dengan kemauan keras, penyakit ini dapat dikendalikan. Dengan
berbekal pengetahuan yang cukup, disiplin dan keinginan yang besar, maka penyakit
diabetes ini bukan merupakan penyakit yang menakutkan. Ibarat delman, penderita
adalah kusir dan diabetes adalah kudanya. Sepanjang pak kusir masih memegang
kendalinya, selama itu pula kudanya akan menuruti apa keinginan kusir. Dengan prinsip
hidup yang positif, pada akhirnya penyandang DM dapat hidup bahagia bersama
diabetes, seperti orang lain berbahagia tanpa diabetes.
B. Saran
Lakukan pemeriksaan dini pada tubuh, tidak perlu menunggu hingga timbul
gejala. Karena dengan dilakukan diagnosis dini, dokter dan pasien dapat menanggulangi
diabetes melitus dengan baik agar kita mampu mencegah tersebut sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Fitri rahayu yogaprawati.2010. Manajemen Nutrisi Pada Pasien Diabetes Mellitus,


https://fitrirahayuyoga1979.wordpress.com/2010/12/28/manajemen-nutrisi-pada-pasien-diabetes-
melitus/, (diakses 12 april 2016)

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2012-1-00536-mtif%201.pdf, (diakses 12 april


2016)

Dirjen Pelayanan Medik Dep Kes Sos RI dan World Healt Organisation. 2002. Pedoman Diet
Diabetes Melitus. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran.

Sibuea,dkk. 1997. Perencanaan Makan Penderita Diabetes dengan Sistem Unit. Jakarta:
CV.Infomedika .

Вам также может понравиться