Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
h. Defisit neurologis
lesi
- Gangguan eksteroseptif
kontralateral
- Gangguan propriosetif
sensibilitas
- Gangguan eksteroseptif,
proprioseptif normal
- Disfungsi sfingter
bervariasi
(disestesia/hipersetesai) di
- Disosiasi sensibilitas
seksual
(nyeri/perstesia) pada
- Gangguan proprioseptif
bilateral
sensibilitas
dan berat
- Refleks bulbocavernosus
ejakulasi
atropi
sensibilitas (-)
asimetris
- Gangguan reflex bervariasi
seksual jarang
Pungsi Lumbal dapat dilakukan pada myelitis, biasanya tidak didapati blockade aliran
likuor, pleoitosis moderat (antara 20-200 sel/mm3) terutama jenis limfosit, protein
sedikit meninggi (50-120 mg/100 ml) dan kadar glukosa normal.
Torakal segmen :
f. T1 – Lengan dalam
g. T2 – Lengan dalam atas
h. T3 – intercosta 3 dan 4
i. T4 – setinggi puting susu intercosta 4 dan 5
j. T6 – Prosesus Xiphoideus
k. T10 – Umbilicus
l. T12 – setinggi SIAS, pubis
Lumbar segmen
m. L1 – Ligamentum Inguinal
n. L2 – paha medial
o. L3 – Lutut
p. L4 – Medial maleolus
q. L5 – Dorsal kaki
r. L5 – Digiti 1-3 pedis
Sakral segmen
Refleks dalam dapat dinamai menurut otot yang bereaksi menurut tempat
merangsang, yaitu tempat insersio otot. Misalnya reflex kuadriseps femoris
disebut juga reflex tendon lutut atau reflex patella. Timbulnya reflex ini ialah
karena teregangnya otot oleh rangsang yang diberikan dan sebagai jawaban otot
berkontraksi. Rasa-regan (ketok) ini ditangkap oleh alat penangkap (reseptor)
rasa-proprioseptif, karena itu reflex ini juga dinamakan refleks proprioseptif.
Contoh :