Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SALURAN TERTUTUP
DV
Re =
V
Menurut Reynolds :
Re < 2000 Aliran Laminer
Re > 4000 Aliran Turbulen
2000 < Re < 4000 Aliran Transisi
Re = 2000 Batas krisis bawah
Re = 4000 Batas krisis atas
k
dan perbandingan (kekasaran relatif).
D
Pada tahun 1944, Moody menyederhanakan prosedur hitungan
berdasarkan rumus :
1 k 2,51
2 Log
f 3,7 D Re f
0,98.{3,555.103 ).(5,596.104 )
= x 2.9,81.0,026
3 2 4 2
(3,555.10 ) (5,596.10 )
= 5,553 . 10-4 x 2.9,81.0,026
= 3,966 . 10-4 m3
Qrata rata
Q = V . A1 V =
A1
4,648 x10 4
=
3,555 x10 3
= 0,131 m/det
Dari contoh perhitungan di atas, maka di peroleh kecepatan seperti pada di bawah
ini:
Tabel 3.6:
Kecepatan Pada Eksperimen 1 - 5
Nomer Kecepatan
Eksperimen (V) m/dt
1 0,1115
2 0,1401
3 0,4838
4 0,1251
5 0,1285
Jumlah 0,9890
Rata - rata 0,1978
3.6.3 kesimpulan
dari hasil pengukuran di laboratorium, maka dapat kita simpulkan dalam
tabel 3.7 dibawah ini.
Tabel 3.7. Hasil Pengukuran Dari Data Di Laboratorium.
No. Uraian Besar Satuan
1 Debit pipa 1 (Q) 4,468 . 10-4 m3/dt
2 Kehilangan rata-rata belokan 1 0,0078 m
3 Kehilangan energi rata-rata gesekan 1 0,006 m
4 Kehilangan energi rata-rata belokan 2 0,0042 m
5 Kehilangan energi rata-rata gesekan 2 0,0038 m
6 Kehilangan energi total (hf) 0,0218 m
7 Kecepatan aliran pipa (V) 0,1978 m/dt
3.6.5 Perhitungan koefisien kehilangan energi pada pipa 1
3.6.3.1 Koefisien kehilangan energi akibat gesekan primer
Koefisien kehilangan energi akibat gesekan primer dengan
menggunakan persamaan.
Ll V 2
Hf = f . . ( rumus darcy werr bech )
D 2g
Q 1
Dimana : V = dan A = . . D2
A 4
Maka nilai f (koefisien kehilangan energi akibat gesekan) bisa di peroleh.
A . Kehilangan energi akibat gesekan 1 (P2 -P3 ) dapat di cari dengan P2 – P3
untuk hf = P2 – P3 = 0,5 cm = 0,005 m (ekperimen 1)
L V2
Hf = f. .
D 2g
1,27 0,115 2
0,000 = f 0,0381 .
2 9,81
0,000 = f . 0,0211
0,000
f = 0,0211
=0 m
Tabel 3.8. Hasil Koefisien Kehilangan Energi Primer Akibat Gesekan 1 Pada Pipa 1
No Hf (m) L D V F
Eksperimen P2 – P3 (m) (m) (m/dt) (m)
1 0 1,27 0,0381 0,1115 0
2 0 1,27 0,0381 0,1401 0
3 0 1,27 0,0381 0,4838 0
4 0,03 1,27 0,0381 0,1251 1,128
5 0 1,27 0,0381 0,1285 0
Jumlah 1,128
Rata-Rata 0,225
B. Kehilangan Energi Gesekan 2 (P4 – P5) Pada Pipa 1
Contoh perhitungan eksperimen 1
L V2
Hf = f x ( rumus darcy wers bech)
D 2g
Dimana L = 0,1m
0,1 0,1115 2
0,002 = f x
0,0381 2 x9,81
f = 1,202 m
Tabel 3.9. Hasil Koefisien Kehilangan Energi Primer Akibat Gesekan 2 Pada Pipa 1.
No Hf (m) L D V F
Eksperimen (P4 –P5) (m) (m) (m/dt) (m)
1 0,002 0,10 0,0381 0,1115 1,202
2 0,004 0,10 0,0381 0,1401 1,523
3 0,003 0,10 0,0381 0,4838 0,096
4 0,006 0,10 0,0381 0,1251 2,866
5 0,004 0,10 0,0381 0,1285 1,811
Jumlah 7,498
Rata-rata 1,499
Pada pipa I
1. Belokan 1
berikut adalah perhitungan kehilangan energi pada pipa 1 belokan 1
(P1 – P2) eksperimen 1
h = P1 – P2 = 0,5 cm 0,005 m
V2
hf = f 1.
2g
0,1115 2
0,005 = f1 .
2 x9,81
0,005 = f1 . 0,000674
0,005
f1 = 0,000674
= 7,891
Tabel 3.10. Hasil Perhitungan Koefisien Kehilangan Energi Akibat Belokan 1
No. H (m) V
2xg f1
Eksperimen P1 – P2 (m/dt)
1 0,005 0,1115 19,62 7,891
2 0,008 0,1401 19,62 7,997
3 0,009 0,4838 19,62 0,754
4 0,01 0,1251 19,62 12,537
5 0,007 0,1285 19,62 8,317
Jumlah 37,496
Rata-rata 7,499
2. Belokan 2
Berikut adalah contoh perhitungan koefisien kehilangan energi
akibat belokan 2 ( P3 – P4 ) pada pipa 1 eksperimen 1
V2
h = f 1.
2g
0,1115 2
0,007 = f 1.
2 x9,81
0,007 = f 1 . 0,000674
f1 = 11,047
Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Kehilangan Energi Akibat Belokan 2 Pada Pipa 1
No. H (m)
V ( m/dt ) 2g ( m/dt ) f1
eksperimen P3 – P4
1 0,007 0,1115 19,62 11,047
2 0,003 0,1401 19,62 2,999
3 0,001 0,4838 19,62 0,084
4 0,01 0,1251 19,62 12,537
5 0 0,1285 19,62 0
Jumlah 26,666
Rata-rata 5,333
Tabel 3.13. Hasil Perhitungan Koefisien Kehilangan Energi Menggunakan Rumus
Darcy Pada Pipa 1 di Ambil Eksperimen 1
F
Keterangan
(m)
Akibat gesekan primer 1 (P2 - P3 ) 0,225
Akibat gesekan primer 2 (P4 - P5) 1,499
Akibat belokan 1 (P1 - P2) 7,499
Akibat belokan 2 (P3 - P4) 5,333
= 0,0382
Tabel 3.14:
Hasil Perhitungan Nilai f Berdasarkan Rumus Blasius Pada Pipa1
No. V D
Re F
eksperimen ( m/dt ) (m)
1 0,1115 0,0381 4.334,8 0,0389
2 0,1401 0,0381 5.446,7 0,037
3 0,4838 0,0381 18.808,9 0,027
4 0,1251 0,0381 4.863,5 0,038
5 0,1285 0,0381 4.995,7 0,037
Jumlah 0,178
Rata-rata 0,036
3.6.3.4 Diagram Moody
Berikut adalah salah satu perhitungan dengan menggunakan data pada
ekspeimen 1 pada pipa 1
Diketahui : K pipa pralon = 0,05 mm
= 0,98 x10-6 m2/s
D pipa = 0,0381 m = 38,1 mm
V = 0,8677 m/s
K 0,05
Sehingga : = = 0,00131
D 38,1
Re = 4,536
K
Dari perhitungan nilai dan Re di atas, bisa di dapatkan nilai f dengan
D
melihat diagram moody sebesar 0,0382.
Tabel 3.15 : Hasil perhitungan nilai f dengan menggunakan diagram moody pada pipa I
No. V D
K/D Re F
Eksperimen (m/dt) (m)
1 0,1198 0,0381 0,00131 5,7492
2 0,1695 0,0381 0,00131 5,4574
3 0,1384 0,0381 0,00131 5,6247
4 0,1468 0,0381 0,00131 5,5776
5 0,1547 0,0381 0,00131 5,5311
6 0,1622 0,0381 0,00131 5,4941
Tabel 3.16 :
Hasil perhitungan nilai kekasaran pipa I Ø: 0,0381
No. D
F K/D Re K
Eksperimen (mm)
1 0,0381 0,00131 5,7492 0,05
2 0,0381 0,00131 5,4574 0,05
3 0,0381 0,00131 5,6247 0,05
4 0,0381 0,00131 5,5776 0,05
5 0,0381 0,00131 5,5311 0,05
6 0,0381 0,00131 5,4941 0,05
1,27 V2
= 0,036 1
0,0381 2 g
V12
= 1,2
2g
0,10 V2
= 0,036 1
0,0381 2 g
V12
= 0,12
2g
V12
= (0,0760 + 1,6667 + 0,0760 + 0,1312 + 0,0760)
2g
V12
= 2,0259
2g
V12
H = 2,0259
2g
V12
1,27 = 2,0259
2g
2 g H
V1 =
2,0259
2 9,81 1,27
=
2,0259
= 3,5071 m3/det
Menghitung debit aliran
Q = ¼ x x D12 x V1
= ¼ x 3,14 x 0,03812 x 3,5071
= 0,003996 m3/dt
Menghitung kehilangan energi total
V12
hf1 =K
2g
3,50712
= 0,0760 x
2 9,81
= 0,0476 m (belokan 1)
L V12
hf2 = f
D 2g
1,27 3,50712
= 0,05
0,0381 2 9,81
= 1,0448 m (gesekan 1)
V12
hf3 =K
2g
3,50712
= 0,0760 x
2 9,81
= 0,0476 m (belokan 2)
L V12
hf4 = f
D 2g
0,10 3,50712
= 0,05
0,0381 2 9,81
= 0,0823 m (gesekan 2)
V12
Hf5 = K
2g
3,50712
= 0,0760 x
2 9,81
= 0,0476 m (belokan 5)
3,50712
= 1,2699
2 9,81
= 1,8968 m
3.6.5 Kesimpulan
Setelah melakukan perhitungan dari hasil praktikum di laboratorium,
maka dapat kita simpiulkan sebagai berikut;
Tabel 3.17: Hasil perhitungan pada pipa I
Besarnya
No. Uraian Satuan
Pengukuran Rumus
-4
1 Debit pipa I (Q) 5,2815 x 10 0,003996 m3/dt
2 Koefisien gesekan (f) 0,0363 0,050 m
3 Kehilangan energi akibat belokan 1 (hf1) 0,0103 0,0476 m
4 Kehilangan energi akibat gesekan 1 (hf2) 0,0053 1,0448 m
5 Kehilangan energi akibat belokan 2 (hf3) 0,0163 0,0476 m
6 Kehilangan energi akibat gesekan 2 (hf4) 0,0077 0,0823 m
7 Kehilangan energi total 0,0473 1,2699 m
8 Tinggi air didalam pipa I (H) - 1,8968 m
9 Kecepatan aliran (V) 0,148 3,5071 m3/dt
Pipa II (Venturimeter)
Diketahui D1 = 0,0381 m, dan D2 = 0,0169 m
Gambar 3.9: Alat Venturimeter
Gambar : saluran pipa yang mengalami belokan dan pengecilan penampang
1 1
D1 = 0,067 m → . .D12 =
A1 = . 3,14 . 0,0672 = 3,523 . 10-3 m2
4 4
1 1
D2 = 0,0266 m → A2 = . .D22 = . 3,14 . 0,02662 = 5,554 . 10-4 m2
4 4
C = 0,98
G = 9,81 m/dt
CxA1 xA2
Q = x 2 xgxh
A12 A22
Jadi:
o kehilangan energi rata-rata akibat belokan I adalah = 0.36 m
o kehilangan energi rata-rata akibat pengecilan penampang = 0.37 m
o kehilangan energi rata-rata akibat gesekan II adalah = 1.086 m
o kehilangan energi rata-rata akibat belokan II adalah = 1.62 m
- kehilangan energi total (∆h) = 0,36 + 0,37 + 1,086 + 1,62
= 3,43 m
Gambar 3.9: Sketsa Pipa 2
Gambar : saluran pipa yang mengalami belokan dan pengecilan
penampang
1 1
D1 = 0,0381 m → A1 = . .D12 = . 3,14 . 0,03812
4 4
= 1,1395 . 10-3 m2
1 1
D2 = 0,01905 m → A2 = . .D22 = . 3,14 . 0,01692
4 4
= 2,8488 . 10-4 m2
0,000457
=
3,52 10 3
= 0,130
Luas Penampang 2
Q2 = 0,000457
A2 = 5,55 . 10-4
Q
Q = V x A2 → V2 =
A 2
0,000457
=
5,55 10 4
= 0,822
No. Q A1 A2 V1 V2 Vrata-rata
Eksperimen (m3/dt) (m2) (m2) (m/dt) (m/dt) (m/dt)
1 4.57.E-04 3.52.E-03 5.55.E-04 0.130 0.822 0.476
2 3.86.E-04 3.52.E-03 5.55.E-04 0.110 0.695 0.402
3 3.78.E-04 3.52.E-03 5.55.E-04 0.107 0.681 0.394
4 3.94.E-04 3.52.E-03 5.55.E-04 0.112 0.709 0.410
5 3.70.E-04 3.52.E-03 5.55.E-04 0.105 0.667 0.386
Jumlah 0.563 3.574 2.069
Rata – rata 0.113 0.715 0.414
3.6.4.2 Kesimpulan.
Setelah melakukan pengukuran seperti diatas, maka dapat kita simpulkan
sebagai berikut
Tabel 3.22. Hasil pengukuran pada pipa II
= 0,178501
Tabel 3.23. Hasil perhitungan koefeisen kehilangan energi akibat gesekan pada pipa II.
No. Hf(P4-P5) L D V1 2
F
eksperimen (m) (m) (m) (m/dt)
1 0,94 0,5 0,0169 0.017 36,67
2 0,958 0,5 0,0169 0.012 37,378
3 0,96 0,5 0,0169 0.012 37,456
4 0,998 0,5 0,0169 0.012 38,938
5 0,997 0,5 0,0169 0.011 38,899
Jumlah 189,34
Rata-rata 37,86
0,017
0,361 = f’c 2 9,81
F’c = 416,636
Tabel 3.24. Perhitungan koefisien kehilangan energi akibat pengecilan penampang (Pipa
II)
No. V2
Hf(P2-P3) 2g F’c
eksperimen (m/dt)
1 0,361 0.017 19,62 416,636
2 0,368 0.012 19,62 601.68
3 0,37 0.012 19,62 604,95
4 0,375 0.012 19,62 613,125
5 0,376 0.011 19,62 670,647
Jumlah 2907,038
Rata-rata 581,407
a. Belokan 1
Belokan 1 ini terjadi anatara P1-P2, berikut adalah contoh
perhitungan pada eksperimen 1,dengan hb = 0,008 m dan V =
0,2299 m/dt.
2
V
hb = f’b 2 g
0,027 2
0,356 = f’b
2 9,81
F’b = 262,99
b. Belokan 2
Belokan 2 ini terjadi anatara P3-P4, berikut adalah contoh
perhitungan pada eksperimen 1,dengan hb =1,0499 m dan V = 0,27
m/dt.
V2
hb = f’b
2 g
0,9197 2
0,05 = f’b
2 9,81
F’b = 1,1598
Tabel 3.27b. Hasil perhitungan koefeisen kehilangan energi (f2) berdasarkan rumus
Balsius pada pipa II.
No. V1 D2
µ Re2 f2
eksperimen (m/dt) (m)
1 0,163 0,0169 0,98 x 10-6 2235.36 0.046
2 0,138 0,0169 0,98 x 10-6 1889.22 0.048
-6
3 0,135 0,0169 0,98 x 10 1851.05 0.048
-6
4 0,14 0,0169 0,98 x 10 1926.64 0.048
5 0,132 0,0169 0,98 x 10-6 1812.08 0.048
Jumlah 9714.34 0.238
Rata-rata 1942.87 0.048
Tabel 3.27c. Hasil perhitungan koefeisen kehilangan energi rata-rata (frata-rata) berdasarkan
rumus Balsius pada pipa II
No.
f1 f2 frata-rata
eksperimen
1 0.038 0.046 0.042
2 0.039 0.048 0.044
3 0.039 0.048 0.044
4 0.039 0.048 0.043
5 0.040 0.048 0.044
Jumlah 0,18 0.238 0.216
Rata-rata 0,04 0.048 0.043
Diagram moody
Berikut ini adalah salah satu contoh perhitungan dengan
menggunakan diagram moody pada saluran tertutup pipa II (eksperimen
1).
Diketahui : Diketahui :
K pipa pralon = 0,05 mm K pipa pralon = 0,05 mm
= 0,98 x10-6 m2/s = 0,98 x10-6 m2/s
D1 pipa = 0,0381 m = 38,1 mm D2 pipa = 0,0169 m = 16,9 mm
V1 = 0,163 m/dt V2 = 0,828 m/dt
Sehingga : Sehingga :
K 0,05 K 0,05
= = 0,00131 = = 0,00295
D 38,1 D 16,9
Tabel 3.28a . Hasil perhitungan nilai f1 pipa (D1) dengan menggunakan diagram moody
pada pipa diameter II.
No. V1 D1
K (m) Y (m2/dt) K/D1 Re1 f
Eksperimen (m/dt) (mm)
1 0,00005 0,163 0,98x10-6 0,0381 0,00131 5039.47
-6
2 0,00005 0,138 0,98x10 0,0381 0,00131 4259.13
3 0,00005 0,135 0,98x10-6 0,0381 0,00131 4173.08
-6
4 0,00005 0,140 0,98x10 0,0381 0,00131 4343.48
5 0,00005 0,132 0,98x10-6 0,0381 0,00131 4085.22
Jumlah
Rata-rata
Tabel 3.28a . Hasil perhitungan nilai f2 pipa (D2) dengan menggunakan diagram moody
pada pipa diameter II.
No. V1 D2
K (m) Y (m2/dt) K/D2 Re2 f
Eksperimen (m/dt) (mm)
1 0,00005 0,130 0,98x10-6 0,0169 0,00296 2235.36
-6
2 0,00005 0,110 0,98x10 0,0169 0,00296 1889.22
3 0,00005 0,107 0,98x10-6 0,0169 0,00296 1851.05
-6
4 0,00005 0,112 0,98x10 0,0169 0,00296 1926.64
-6
5 0,00005 0,105 0,98x10 0,0169 0,00296 1812.08
Jumlah
Rata-rata
Gambar 3.8: tertutup letak pengecilan penampang, belokan dan gesekan pada saluran
pipa II
mencari koefisien gesekan f, sifat aliran turbulen sempurna atau
E=0,3mm (kekasaran pipa) diketahui maka f dapat di cari dengan
diagram moody.
Pipa II
Pipa dengan Ø = 3/2” atau 0,0381m,
E 0,3
= 0,0078 = 7,8740 x 10-3
D1 38,1
V12
hf2 =K
2g
V12
= 0,443 → pengecilan penampang
2g
V12
hf3 =K
2g
V12
= 0,0758 x
2g
0,10 V2
= 0,05 1
0,0169 2 g
V12
= 0,295
2g
V12
H = 0,865
2g
V12
0,5 = 0,865
2g
2 g h
V1 =
0,865
2 9,81 0,5
=
0,865
= 3,367 m/dt
3,367 2
= 0,0512 x
2 9,81
= 0,0295 m → belokan I
2
V
hf2 =K 1
2g
3,367 2
= 0,1570
2 9,81
V12
hf3 =K
2g
3,367 2
= 0,0758
2 9,81
= 0,0437 m → belokan I
V12
hf4 =K
2g
3,367 2
= 0,4152
2 9,81
= 0,239 m → gesekan
3,367 2
= + (0,4029)
2 9,81
= 0,980 m
3.7.2. Pipa 2
Debit dan kehilangan energi pada Pipa 2:
Tabel 3.34: Hasil perhitungan pada pipa II
Besarnya
No. Uraian satuan
Pengukuran Perhitungan
1 Debit pipa II (Q) 0,000226 0,0427 m3/dt
2 Koefisien gesekan (f) 0,0520 0,052 M
3 Kehilangan energi akibat belokan I (hf1) 0,004 2,5598 M
4 Kehilangan energi akibat pengecilan (hf1) 0,001 7,8495 M
5 Kehilangan energi akibat belokan II (hf3) 0,002 3,7898 M
6 Kehilangan energi akibat gesekan II (hf4) 0,003 3,2803 M
7 Kehilangan energi total 0,010 17,4794 M
8 Tinggi air didalam pipa I (H) - 67,48 M
9 Kecepatan aliran (V) 1,006 31,32 m/dt
Tabel 3.35. Koefisien Kehilangan Energi Pipa 2
Rumus Darcy-Weisbach
Diagram
Pengecilan Rumus Blassius
Gesekan Belokan 1 Belokan 2 Moody
Penampang
0,0766 0,0786 0,0468 0,9994 0,0225 0,0225
3.8. Kesimpulan.
Dari hasil semua perhitungan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil perhitungan. Hal ini dimungkinkan oleh ketidaktelitian
pembacaan dan pengukuran pada saat praktikum.
2. Pengambilan nilai f dari Diagram Moody memiliki ketelitian dan kecermatan
yang masih kurang.
3. Ketidak stabilan pada alat-alat yang digunakan dalam praktikum