Вы находитесь на странице: 1из 9

Jurnal Teknik Sipil

Universitas Abulyatama

ANALISIS ANGGARAN BIAYA DAN WAKTU OPTIMAL


DENGAN METODE LEAST COST SHEDULING
(STUDI KASUS REHABILITASI KANTOR CAMAT LAWE
ALAS KABUPATEN ACEH TENGGARA)
Muhammad Ridha1, Ulil Mustika Musakkir2
1) Prodi Teknik Sipil Universitas Abulyatama, Lampoh Keude-Aceh Besar 23372
2) Prodi Teknik Sipil Universitas Gunumg Leuser, Kutacane 24651

Email: ridha_sipil@abulyatama.ac.id, Ulil_bgt@yahoo.com

Abstract

Cost Scheduling aims to shorten project completion time and look for optimal project
schedules using direct, indirect and minimal total costs. This research is an optimal cost and
time budget analysis with least cost scheduling which is located in rehabilitation project of
Lawe alas subdistrict office of south aceh district. Least. This research was conducted to
determine the suitability of physical work in the field with the planning schedule, to find out
the optimum amount of time in the project and to know the comparison between the normal
costs and costs after the project has accelerated. The calculation results show the normal
project implementation time is 182 days with a normal charge of Rp. 160.151.592,33 by
adding 1 hour additional working hours hence can speed up time as much as 12 days with
additional cost equal to Rp. 2,564,736.09. By adding 2 hours additional hours working hours
can accelerate as much as 23 days with an additional cost of Rp. 33.460.241,48. By adding 3
hours additional hours working hours can accelerate as much as 33 days with an additional
charge of Rp. 64.355.746,88. By adding 4 hours additional hours working hours can
accelerate as much as 42 days with an additional charge of Rp. 95.251.252,27.
.

Keywords: least cost scheduling, rehabilitation project, accelerate time, additional cost

PENDAHULUAN optimal bisa mendukung percepatan waktu


perencanaan awal sebuah proyek yang dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan
konstruksi, aspek utama yang adanya analisis terhadap hal ini untuk
diperhitungkan adalah masalah waktu dan menghasilkan hasil yang optimal. Faktor-
biaya. Karena sesuai dengan realita yang faktor yang mempengaruhi keberhasilan
menjadi pertanyaan yang akan dihadapi sebuah proyek konstruksi adalah
pada saat memulai suatu proyek konstruksi pengendalian biaya pelaksanaan, kecepatan
adalah apakah perencanaan waktu yang waktu pelaksanaan dan pencapaian mutu
dibuat telah optimal, dapatkah perencanaan dari proyek tersebut. Mengacu dari
waktu yang telah direncanakan pelaksanaan ketiga faktor tersebut sehingga
dipersingkat, dapatkah penggunaan biaya akan diperoleh hasil yang maksimal. Untuk

1- Volume 5, No. 1 Januari 2019


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Abulyatama

itu diperlukan metode percepatan suatu Kegiatan estimasi dalam proyek


proyek kontruksi dimana berhubungan konstruksi dilakukan dengan tujuan tertentu
terhadap analisa biaya dan waktu. tergantung dari siapa/ pihak yang
Hubungan antara biaya dan waktu ini yang membuatnya. Pihak owner membuat
akan mempengaruhi ketepatan waktu estimasi dengan tujuan untuk mendapatkan
penyelesaian proyek tersebut. Analisis yang informasi sejelas-jelasnya tentang biaya
akan digunakan untuk mengatasi hal yang harus disediakan untuk merealisasikan
tersebut adalah Least Cost Scheduling. proyeknya, hasil estimasi ini disebut OE
Least Cost Scheduling bertujuan (Owner Estimate) atau EE (Engineer
untuk mempersingkat waktu penyelesaian Estimate). Pihak kontraktor membuat
proyek dan mencari jadwal proyek yang estimasi dengan tujuan untuk kegiatan
optimal dengan menggunakan biaya penawaran terhadap proyek konstruksi.
langsung, tak langsung dan biaya total yang Kontraktor akan memenangkan tender jika
minimal. Tulisan ini bertujuan menentukan penawaran yang diajukan mendekati Owner
biaya dan waktu optimal pada proyek Estimate (OE) atau Engineer Estimate
Rehabilitasi Kantor Camat Lawe Alas (EE). Tahap-tahap yang sebaiknya
Kabupaten Aceh Tenggara. Analisis dilakukan untuk menyusun anggaran biaya
dilakukan pada pekerjaan struktur dimana adalah sebagai berikut:
mempergunakan alternatif percepatan 1. Melakukan pengumpulan data
dengan mengadakan lembur, dan tentang jenis, harga serta
menambah tenaga kerja. kemampuan pasar menyediakan
Berdasarkan permasalahan diatas, bahan/ material konstruksi secara
maka perlu dilakukan kesesuaian waktu kontinu.
pekerjaan fisik dilapangan dengan jadwal 2. Melakukan pengumpulan data
perencanaan, mengetahui jumlah waktu tentang upah pekerja yang berlaku
yang optimum dalam proyek tersebut dan didaerah lokasi proyek dan atau
mengetahui perbandingan antara biaya upah pada umumnya jika pekerja
normal dan biaya setelah proyek tersebut didatangkan dari luar daerah lokasi
mengalami percepatan. proyek.
3. Melakukan perhitungan analisa
KAJIAN KEPUSTAKAAN bahan dan upah dengan
Rencana Anggaran Biaya menggunakan analisa yang

Volume 5, No. 1 Januari 2019 -2


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Abulyatama

dianggap cukup baik oleh pembuat berkurangnya durasi proyek konstruksi


anggaran. maka biaya langsung (direct cost) akan
4. Melakukan perhitungan harga meningkat sedangkan biaya tak langsung
satuan pekerjaan dengan (indirect cost) akan menurun. Untuk
memanfaatkan hasil analisa satuan mendapatkan hal tersebut dilakukan
pekerjaan dan daftar kuantitas tindakan percepatan yang dilanjutkan
pekerja. dengan proses least cost scheduling pada
lintasan kritis. Dalam kondisi normal,
Kurva S ( Hanumm Curve) proyek akan mempunyai waktu dan biaya
Kurva S merupakan grafik yang yang maksimum sedangkan pada kondisi
dikembangkan oleh Warren T. Hanumm kritis dibutuhkan percepatan durasi
dengan dasar pengamatan terhadap pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh
sejumlah besar proyek sejak awal hingga waktu minimum dan biaya maksimum
akhir proyek. Visualisasi kurva ini dapat dapat diterima.
memberikan informasi mengenai kemajuan
proyek dengan membandingkannya dengan Percepatan Waktu Proyek (Crashing
jadwal rencana sehingga dapat diketahui Project)
keterlambatan atau percepatan jadwal Crashing adalah suatu proses yang
proyek. Untuk membuat kurva ini, jumlah disengaja, sistematis, dan analitik dengan
persentase kumulatif bobot masing-masing cara melakukan pengujian dari semua
kegiatan pada suatu periode di antara durasi kegiatan proyek yang dipusatkan pada
proyek diplotkan terhadap sumbu vertikal kegiatan yang berada pada jalur kritis. Pada
sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan prosesnya dilakukan dengan perkiraan dari
garis maka akan membentuk kurva S. variabel cost untuk menentukan
pengurangan durasi yang maksimal dan
LCS ( Least Cost Shedulling)
paling ekonomis dari suatu kegiatan yang
LCS (least cost scheduling),
masih mungkin untuk direduksi. Crashing
bertujuan mempersingkat waktu
project dilakukan apabila suatu kegiatan
penyelesaian proyek dengan mencari jadwal
proyek terdapat berbagai pekerjaan dimana
proyek optimal yaitu jadwal dengan biaya
item kegiatan yang dilakukan mencapai
langsung (direct cost), tak langsung
puluhan ataupun ratusan kegiatan. Kegiatan
(indirect cost) dan total biaya proyek.
Menurut Husen (2009:160), dengan
3- Volume 5, No. 1 Januari 2019
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Abulyatama

suatu proyek dapat dipercepat dengan penambahan kerja bervariasi, untuk


berbagai cara, yaitu: penambahan waktu kerja satu jam pertama,
1. Dengan mengadakan shift pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5
pekerjaan. kali upah perjam waktu normal, dan untuk
2. Dengan memperpanjang waktu penambahan waktu kerja berikutnya pekerja
kerja (lembur). mendapatkan 2 kali upah perjam waktu
3. Dengan menggunakan alat bantu normal.
yang lebih produktif. Adapun perhitungan biaya
4. Menambah jumlah pekerja. tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai
5. Dengan menggunaka material yang berikut, yaitu:
dapat lebih cepat pemasangannya. 1. Normal ongkos pekerja perhari =
6. Menggunakan metode konstruksi produktivitas harian x harga satuan
lain yang lebih cepat. upah pekerja
indikasi penurunan produktivitas pekerja 2. Normal ongkos pekerja perjam =
terhadap penambahan jam kerja dapat produktivitas perjam x harga satuan
dilihat pada grafik, sebagai berikut. upah pekerja
3. Biaya lembur pekerja = 1,5 x upah
normal untuk jam kerja lembur
pertama + 2 x n x upah sejam
normal untuk jam kerja lembur
berikutnya
Dimana:
Gambar 1. Penurunan Produktivitas Akibat n = jumlah penambahan jam
Penambahan Jam Kerja (Soeharto, 1998)
kerja
Biaya Tambahan (Crash Cost) 4. Crash Cost pekerja perhari = (8 jam
Dengan penambahan waktu kerja x normal cost pekerja) + (n x biaya
(lembur), maka biaya untuk pekerja lembur perjam)
konstruksi akan bertambah dari biaya 5. Cost Slope (Penambahan biaya
normal tenaga kerja. Berdasarkan langsung untuk mempercepat suatu
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan aktifitas persatuan waktu) =
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡
KEP. 102/MEN/VI/2004 menyatakan upah 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Volume 5, No. 1 Januari 2019 -4


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Abulyatama

1. Membuat tabel ketergantungan item


Hubungan Antara Biaya dan Waktu pekerjaan.
Biaya total proyek sama dengan jumlah 2. Membuat Diagram Jaringan kerja.
biaya langsung ditambah biaya tidak 3. Menghitung percepatan waktu dan
langsung. Biaya total proyek sangat biaya proyek dengan 4 jam
tergantung terhadap waktu penyelesaian penambahan kerja.
proyek, semakin lama proyek selesai makan 4. Menghitung biaya setelah percepatan
biaya yang dikeluarkan akan semakin besar. dengan 4 jam penambahan jam kerja.
Hubungan antara biaya dengan waktu dapat 5. Menghitung Biaya Tak Langsung
dilihat pada gambar. Proyek.
6. Menghitung Biaya Total Proyek.
Adapun bagan alir metode penelitian
tersebut seperti diperlihatkan pada gambar
dibawah

Gambar 2. Hubungan Waktu – Biaya Normal Yang


Dipersingkat Untuk Suatu Kegiatan (Soeharto, 1998)

METODE PENELITIAN
Langkah pertama dalam penelitian ini
adalah Pengumpulan data teknik
perencanaan yang diperoleh dari konsultan
perencana yang berupa rancangan anggaran Gambar 3. Bagan Alir Metode Penelitian

biaya (RAB) dan gambar detail struktur.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam proses pengolahan data tersebut
Hasil
kemudian dilakukan analisa data. Tahapan
Menghitung Percepatan Waktu
analisis data yang dilakukan adalah sebagai
Dalam menghitung percepatan waktu
berikut:
dan biaya proyek item pekerjaan ring balok
ukuran 15x20 cm, digunakan sebagai

5- Volume 5, No. 1 Januari 2019


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Abulyatama

contoh perhitungan, seperti yang tertera


pada gambar dibawah. Menghitung Biaya Tambahan Jam Kerja
Biaya normal ongkos pekerja
perhari untuk item pekerjaan Beton
bertulang ring balok ukuran 15x20 cm
= 0,43 x 182.305 = 78.087,31/𝐻𝑎𝑟𝑖.
Biaya normal ongkos pekerja
perjam untuk item pekerjaan Beton
bertulang ring balok ukuran 15x20 cm
= 0,05 x 182.305 = 9.760,91/jam.
Biaya lembur 4 jam pekerja untuk
Gambar 3. Volume dan Durasi Pekerjaan item item pekerjaan ring balok 15x20 cm.
= (1,5 x 9.670,91) + (2 x 9.670,91 x 3)
Produktivitas Harian = = 73.206,85.
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 5,14 Crash Cost Penambahan 4 Jam
= = 0,43 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 12
Kerja pekerja perhari pekerjaan untuk item
pekerjaan ring balok ukuran 15 x 20 cm
Produktivitas Perjam =
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 = (8 x 9.760,91) + (73.206,85)
8 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 151.294,16
0,43
= = 0,054 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚 Total Crash Cost Penambahan 4
8 Jam Kerja. Crash Cost pekerja = Crash Cost
pekerja perhari x Crash Duration Total
Produktivitas harian sesudah crash untuk Crash Cost untuk item pekerjaan ring balok
ukuran 15 x 20 cm
item pekerjaan Beton bertulang ring balok
= 151.294,16 x 9,23
ukuran 15 x 20 cm = 1.396.561,48
= (8 x 0.05) + (4 x 0.6 x 0.05) Cost Slope adalah pertambahan
= 0,56 m3/hari biaya langsung untuk mempercepat suatu
aktifitas per satuan waktu.
Crash Duration pekerjaan Beton bertulang Cost Slope percepatan proyek=
ring balok ukukuran 15x20 cm 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡
5,14 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
= = 9,23 ℎ𝑎𝑟𝑖
0,56

Volume 5, No. 1 Januari 2019 -6


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Abulyatama

Cost Slope percepatan proyek


255.402.844,60 – 160.151.592,3
=
182−140
Cost Slope percepatan proyek
95.251.252,27
=
42
Cost Slope percepatan proyek Gambar 5. Hasil perhitungan biaya tak
langsung proyek durasi normal
= 2.267.886,96 / hari

Gambar 6. Hasil perhitungan biaya tak


Gambar 4. Aspal terlebih
Hasil Analisis dahulu diperiksa
Penambahan sifat-sifat
1 s/d 4 Jam Kerja langsung proyek penambahan 1 jam kerja

Menghitung Biaya Tak Langsung


Biaya tak langsung proyek adalah
biaya tidak tetap selama proyek
berlangsung yang menjadi komponen
Gambar 7. Hasil perhitungan biaya tak
permanen, seperti biaya manajemen proyek, langsung proyek penambahan 2 jam kerja

gaji tenaga kerja administrasi. Biaya tak


langsung nilainya bergantung terhadap
waktu dimana semakin lama waktu
pekerjaan proyek maka biaya tak langsung
akan semakin besar. Berikut hasil Gambar 8. Hasil perhitungan biaya tak
langsung proyek penambahan 3 jam kerja
perhitungan biaya tak langsung proyek
dengan durasi hari normal, penambahan 1
jam kerja sampai dengan 4 jam kerja, dibuat
dalam bentuk tabulasi seperti diperlihatkan pada penelitian ini terdiri dari empat
pada gambar 5 s/d 9.
Gambar 9. Hasil perhitungan biaya tak
langsung proyek penambahan 4 jam kerja

7- Volume 5, No. 1 Januari 2019


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Abulyatama

penyelesaian proyek memerlukan waktu


Menghitung Biaya Total Biaya Proyek 170 hari dengan biaya Rp. 162.716.328,41,

Biaya total proyek adalah maka biaya bertambah Rp. 2.564.736,09

penjumlahan antara biaya langsung proyek dari biaya normal. Dengan penambahan 2

dan biaya tak lansung proyek, seperti jam kerja penyelesaian proyek memerlukan

diperlihatkan pada gambar dibawah ini : waktu 159 hari dengan biaya Rp.
193.611.833,81, maka biaya bertambah Rp.
33.460.241,48 dari biaya normal. Dengan
penambahan 3 jam kerja penyelesaian
proyek memerlukan waktu 149 hari dengan
Gambar 10. Analisa Biaya dan Waktu
Penyelesaian Proyek biaya Rp. 224.507.339,20, maka biaya
bertambah Rp. 64.355.746,88 dari biaya
normal. Dengan penambahan 4 jam kerja
penyelesaian proyek memerlukan waktu
140 hari dengan biaya Rp. 255.402.844,60,
maka biaya bertambah Rp. 95.251.252,27
dari biaya normal.

KESIMPULAN DAN SARAN


Gambar 11. Grafik Hubungan antara waktu,
biaya normal dan biaya dipersingkat Kesimpulan
1. Dengan menambah 1 jam penambahan
jam kerja maka dapat mempercepat
Pembahasan
waktu penyelesaian 12 hari dengan biaya
Analisis proyek rehabilitasi kantor camat
tambahan sebesar Rp. 2.564.736,09,
lawe alas kabupaten aceh tenggara.
bertambah 1,6% dari biaya normal.
Berdasarkan data dari CV. Serinen Arsindo
2. Dengan penambahan 2 jam kerja dapat
Konsultan di peroleh keterangan bahwa
mempercepat waktu penyelesaian
penyelesaian proyek memerlukan waktu
sebesar 23 hari dengan biaya tambahan
182 hari , dan membutuhkan biaya total
sebesar Rp. 33.460.241,48, bertambah
sebesar Rp.160.151.592,33.
20,89% dari biaya normal.
Dengan menggunakan metode least
3. Dengan penambahan 3 jam kerja dapat
cost scheduling penambahan 1 jam kerja
mempercepat waktu penyelesaian

Volume 5, No. 1 Januari 2019 -8


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Abulyatama

sebesar 33 hari dengan biaya tambahan Adianto, L.D Yohannes, dkk. 2006. Analisis Biaya
dan Waktu Oprimal Pada Proyek Ruko
sebesar Rp. 64.355.746,88, bertambah Paskal Hypersquare dengan Least Cost
Scheduling. Jurusan Teknik Sipil
40,18% dari biaya normal. Universitas Katolik Parahyangan. Bandung.
Frederika, Ariany. 2010. Analisis Percepatan
4. Dengan penambahan 4 jam kerja dapat Dengan Menambah Jam Kerja Optimum
mempercepat waktu penyelesaian Pada Proyek Kontruksi (Studi Kasus:
Proyek Pembangunan Super Villa, Peti
sebesar 42 hari dengan biaya tambahan Tenget-Badung). Jurusan Teknik Sipil
Universitas Udayana. Denpasar.
sebesar Rp. 95.251.252,27, bertambah
59,48% dari biaya normal.

Saran
Untuk penelitian selanjutnya disarankan
penambahan jam kerja dilakukan hanya
pada pekerjaan – pekerjaan yang tergolong
kritis ( pekerjaan yang harus segera
diselesaikan agar tidak menyebabkan
keterlambatan pada pekerjaan berikutnya ),
apabila dilakukan pada semua pekerjaan
termasuk yang tidak kritis, maka akan
menambah biaya, sementara waktu yang
dipercepat tetap.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahuja, Hira, N Project Management Techniques in
Planning and Controlling Construction
Projects. Wiley. Toronto.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek
dan Konstruksi Jilid 1&2. Kanisius.
Yogyakarta.
Ervianto, W.I. 2002. Manajemen Proyek
Konstruksi.Andi. Yogyakarta.
Ervianto, W.I. 2004. Teori – Aplikasi Manajemen
Proyek Konstruksi.Andi. Yogyakarta.
Husen, Abrar. Ir.,MT.,2008. Manajemen Proyek.
Andi. Yogyakarta.
Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek: Dari
Konseptual Sampai Operasional Jilid 1.
Erlangga. Jakarta.
Soeharto, Iman. 1998. Manajemen Proyek: Dari
Konseptual Sampai Operasional Jilid 2.
Erlangga. Jakarta.

9- Volume 5, No. 1 Januari 2019

Вам также может понравиться