Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DOSEN PEMBIMBING :
Roy Fachraby Ginting, S.H., M.Kn
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Anggota :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil
diskusi kelompok yang berjudul “Interaksi Manusia dan Komputer”
Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapat bimbingan, bantuan, dan dukungan
serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Pak
Roy Fachraby Ginting, S.H., M.Kn selaku dosen pembimbing kami. Dalam penulisan laporan
hasil diskusi kelompok ini kami pun berharap mendapat banyak ilmu yang berguna, bagi diri
sendiri dan pembaca untuk kedepannya.
Laporan ini merupakan hasil diskusi kami, yaitu kelompok 4 (empat) yang
dilaksanakan pada hari Senin, 15 Oktober 2018 disusun untuk menyelesaikan tugas Pemicu 3
(Etika Ilmu dan Profesi). Semoga laporan hasil diskusi kelompok yang kami buat ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua.
Kami mohon maaf bila ada kesalahan dalam penyusunan atau penulisan laporan makalah ini,
dan kami mohon untuk saran dan kritiknya demi kesempurnaan laporan hasil diskusi kelompok
atau tugas yang akan datang.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang bereksistensi,
berarti makhluk yang ada. Manusia sebagai makhluk bereksistensi harus bertindak.
Tindakan yang dilakukan seharusnya dapat sesuai dengan mroal, etika, dan norma yang
berlaku dalam masyarakat. Manusia harus bertindak karena manusia merupakan makhluk
hidup yang menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial. Untuk memenuhi kebutuhan
hidup, manusia harus bertindak. Setiap tindakan yang dilakukan tentunya harus didasari
dengan rasa tanggung jawab. Manusia memiliki rasa tanggung jawab karena adanya akal
dan pikiran untuk menyadari akibat dari suatu perbuatan. Manusia dinilai berdasarkan
kemampuan berpikir. Adapun jenis manusia berdasarkan kemampuan berpikir, yaitu
manusia yang waras dan manusia yang terganggu jiwa dan mentalnya. Seperti ungkapan
terkenal dari seorang filsuf Prancis, Rene Descartes, yaitu ‘Cogito Ergo Sum’ atau ‘Aku
Berpikir, maka Aku Ada’ yang mengandung Cogito Ergo Sum mengandung makna bahwa
yang paling pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang sendiri dan kemampuan dalam
berpikir.
1.2 TUJUAN
1. Mampu bertindak sesuai norma
2. Mampu berpikir dengan logika
3. Mampu menjalankan nilai-nilai masyarakat
4. Memiliki pemahaman mengenai etika
5. Mengerti pengertian kebebasan dalam kehidupan manusia
6. Mampu bertanggung jawab sebagai manusia dalam profesinya
7. Mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial
4
1.3 DESKRIPSI PEMICU
Nama Pemicu : Etika Ilmu dan Profesi
Penyusun : Roy Fachraby Ginting, S.H., M.Kn, Dra. Sabariah Bangun, M.Soc.
Sc
Tanggal/Waktu : 15 Oktober 2018 / 13.30-15.30
Pertanyaan :
5
BAB II
PEMBAHASAN
2. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (1987), perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang
dilakukan oleh makhluk hidup. Adapun hal-hal yang menyebabkan manusia harus
berperilaku baik, yaitu
a. Tuntutan agama
Semua agama mengajarkan umatnya untuk berbuat baik.
b. Moral dan etika
6
Sebagai manusia yang memiliki moral dan etika, seharusnya manusia dapat berperilaku
baik.
c. Makhluk sosial
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam memenuhi
kebutuhan hidup.
d. Sebagai manusia, kita pasti ingin menjadi seseorang yang disenangi dan dihargai orang
lain. Agar dapat disenangi orang lain, kita hendaknya dapat berperilaku baik, seperti
kata bijak dari Aristoteles, yaitu ‘Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin
diperlakukan’. Kata bijak ini dapat menjadi pedoman untuk selalu berperilaku baik.
Maksud dari kata bijak ini adalah dengan kita berperilaku baik, maka kita juga akan
mendapat perilaku yang baik dari orang lain serta mendapatkan hasil yang baik untuk
diri sendiri maupun orang lain.
3. Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab berarti sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab adalah ciri - ciri manusia yang beradab atau
(berbudaya). Rasa tanggung jawab muncul saat manusia dapat diajari dan mengerti
mengenai hal tersebut, yang dapat dimulai dari tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Penyebab utama manusia memiliki tanggung jawab adalah manusia merupakan makhluk
hidup yang harus bertindak. Setiap tindakan yang dilakukan seseorang tentunya harus ada
pertanggungjawaban dari pihak yang melakukannya, yaitu manusia. Manusia memiliki rasa
tanggung jawab karena adanya akal dan pikiran untuk menyadari akibat dari suatu
perbuatan. Adapun macam-macam tanggung jawab, yaitu
a. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap manusia untuk
memenuhi kewajiban bagi dirinya sendiri. Contoh: sebagai mahasiswa, manusia
memiliki kewajiban mengikuti kuliah secara teratur, belajar dengan giat, mematuhi
semua peraturan akademik sehingga dalam ujian akhir lulus dengan pujian. Sebaliknya,
manakala melalaikan kuliah, tidak mengikuti peraturan akademik, malas belajar
sehingga gagal dalam studi, maka ia pun harus siap menanggung segala akibatnya.
b. Tanggung jawab terhadap keluarga
Tanggung jawab terhadap kelaurga menuntut kesadaran kepala keluarga untuk
memenuhi kewajibannya dalam kehidupan keluarga. Contoh: seorang kepala keluarga
bekerja keras demi kelangsungan hidup keluarganya.
c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Tanggung jawab terhadap masyarakat menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi
kewajibannya dalam hidup bermasyarakat, abik antarindividu maupun antara individu
dengan masyarakat. Contoh: mengikuti kegiatan gotong royong yang diadakan oleh
masyarakat.
d. Tanggung jawab terhadap alam lingkungan
Tanggung jawab terhadap alam lingkungan menuntut kesadaran manusia untuk
memenuhi kewajiban, pengabdian, dan pengorbanannya dalam menata, memelihara,
dan melestarikan alam lingkungan dengan baik, teratur, dan sehat. Contoh: membuang
sampah pada tempatnya.
7
e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tanggung jawab terhadao Tuhan menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi
kewajiban dan pengabdiannya kepada Tuhan sebagai wujud kasih saying dan rasa
syukur. Contoh: melaksanakan kewajiban menjalankan agama yang dipercayai.
4. Menurut Erbe Sentanu, manusia adalah makhluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa
dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk yang lain. Perbedaan yang paling pokok antara manusia yang waras dan manusia
yang terganggu jiwa dan mentalnya adalah cara berpikir. Manusia yang waras dapat
berpikir dengan jernih, berbeda dengan manusia yang terganggu jiwa dan mentalnya.
Sebenarnya, manusia yang terganggu jiwa dan mentalnya pada awalnya adalah manusia
yang waras. Hanya saja terdapat beberapa faktor yang membuatnya seperti itu. Faktor-
faktor yang dapat membuat manusia terganggu jiwa dan mentalnya, yaitu gangguan otak,
obat-obatan terlarang (narkoba), depresi, penyakit, keuangan, faktor genetik. Manusia
yang waras tentunya sadar akan segala perbuatan yang dilakukannya, kecuali ia berada
pada kondisi yang membuatnya kurang sadar, sedangkan manusia yang terganggu jiwa
dan mentalnya tidak akan sadar segala perbuatannya meskipun mencelakakan atau
merugikan orang lain sebab kemampuan berpikir jernihnya sudah berkurang. Manusia
yang waras senantiasa berpikir sebelum bertindak, memiliki moral dan etika, memiliki
tujuan hidup, dan dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Sedangkan manusia yang
terganggu jiwa dan mentalnya senantiasa bertindak sesuka hati dan tidak mampu
membedakan mana yang baik dan buruk lagi.
5. Cogito Ergo Sum (Aku Berpikir, maka Aku Ada) merupakan sebuah ungkapan dari seorang
filsuf Prancis ternama, Rene Descartes. Ungkapan ini muncul ketika Descartes ingin
mencari kebenaran dengan meragukan semua hal, seperti prinsip pengetahuan dan bahkan
keberadaan dirinya sendiri. Ia berpikiran bahwa mungkin saja pikiran manusia pada
hakikatnya tidak membawanya menuju kebenaran, melainkan membawanya kepada
kesalahan. Pada akhirnya, ia menyadari bahwa bagaimanapun pikiran mengarahkan dirinya
kepada kesalahan, namun ia tetaplah berpikir. Sehingga Cogito Ergo Sum mengandung
makna bahwa yang paling pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang sendiri dan
kemampuan dalam berpikir.
8
BAB III
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
1. http://mykebutuhandasarmanusiamenurutabraham.blogspot.com/
2. http://jiwareformasi.blogspot.com/2012/06/macam-macam-tanggung-
jawab.html
3. http://www.definisi-pengertian.com/2015/12/pengertian-manusia-definisi-
menurut-ahli.html
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Cogito_ergo_sum
10