Вы находитесь на странице: 1из 7

KEUTAMAAN SALAM

Marilah kita senantiasa menyanjungkan puji syukur ke hadhirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian sehingga kita masih diberi
kesempatan dan kemauan untuk bersama-sama menjalankan ibadah shalat Jum’at sebagai sarana
peningkatan ketakwaan kita kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya.

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw
yang telah menyampaikan Islam kepada kita sekalian sebagai pedoman hidup yang mengantarkan
kita kepada keselamatan dunia dan akhirat.
Diantara akhlak terpuji yang diperintahkan Islam adalah memberi salam. Salam merupakan
ungkapan yang menggambarkan bahwa natara si pmberi salam dan yang diberi salam tidak ada sengketa
apa pun. Yang ada hanya perasaan cinta, persahabatan, dan persaudaraan.
Ucapan salam memang kelihatannya sederhana, tapi siapa nyana di balik kesederhanaannya itu
mengandung hikmah dan keutamaan yang agung. Beberapa hikmah dan keutamaan salam adalah karena
salam merupakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau shallallahu ’alaihi
wa sallam bersabda, ”(1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) Apabila
engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat
kepadanya; (4) Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’),
doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) Apabila dia sakit, jenguklah dia;
dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR.
Muslim) [HR. Muslim, no. 2162]
Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/17362-bulughul-maram-adab-enam-hak-sesama-
muslim.html
Salam merupakan juga amalan yang terbaik dalam Islam. Dari Abdullah bin Amr bin Ash
menceritakan bahwa seorang laki-laki datang dan bertanya kepada Rasulullah saw,

Berkah dan kebaikan dari Allah SWT akan tercurah untuk si pemberi salam. "Maka ketika kamu
masuk rumah, ucapkan salam untuk dirimu sebagai perhormatan dari Allah yang berisi berkat dan
kebaikan." (QS. An Nur (24) : 61)

Mengucapkan salam akan menjadi amalan yang akan memasukkan pelakunya ke dalam surga.
"Wahai manusia, tebarkanlah salam, brikanlah makan, lakukan silaturrahmi, dan shalatlah malam ketika
orang lain tertidur, maka engkau akan masuk surga dengan selamat." (HR. at Tirmidzi)

Salam dapat diucapkan ketika bertemu dengan seseorang, baik yang sudah dikenal maupun yang
belum dikenal selama dia muslim. "Apabila kamu bertemu dengan saudaramu, maka ucapkanlah salam,
jika terhalang oleh pohon, tembok atau batu, maka ucapkan salam ketika menemuinya." (HR. Muslim)

Salam juga diucapkan ketika memasuki rumah orang lain, begitu pula rumah sendiri. "Hai orang-
orang yang beriman, janganlah kamu masuk orang lain hingga kamu minta izin dan mengucapkan salam
kepada penghuninya." (QS An Nur (24) : 21)

Ketika masuk dan keluar sebuah majlis, "Apabila seorang masuk ke sebuah majlis, maka
hendaknya mengucapkan salam. Dan jika dia akan pergi hendaklah mengucapkan salam, tidaklah (salam)
yang pertama tadi lebih berhak (untuk diucapkan) daripada yang akhir." (HR. Abu Daud) Apabila ada yang
menitip salam, maka yangmenerima mengucapakan "Wa'alaihissalam warahmatullahi wabarakatuh."
Bukhari mengeluarkan sebuah hadits dalam Adabul Mufrod dengan sanad yang shohih dari Ibnu
Mas’ud. Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa dia melewati seseorang, lalu orang tersebut
mengucapkan, “Assalamu ‘alaika, wahai Abu ‘Abdir Rahman.” Kemudian Ibnu Mas’ud
membalas salam tadi, lalu dia berkata,

Ibnu Hajar mengatakan, “Mengucapkan salam kepada orang yang tidak kenal merupakan tanda
ikhlash dalam beramal kepada Allah Ta’ala, tanda tawadhu’ (rendah diri) dan menyebarkan
salam merupakan syi’ar dari umat ini.” (Lihat Fathul Bari, 17/459)

Dan tidak tepat berdalil dengan hadits di atas untuk memulai mengucapkan salam pada orang
kafir karena memulai salam hanya disyari’atkan bagi sesama muslim. Jika kita tahu bahwa orang
tersebut muslim, maka hendaklah kita mengucapkan salam padanya. Atau mungkin dalam
rangka hati-hati, kita juga tidak terlarang memulai mengucapkan salam padanya sampai kita
mengetahui bahwa dia itu kafir. (Lihat Fathul Bari, 17/459)
Mengucapkan Salam dapat Mencapai Kesempurnaan Iman

Dari ‘Amar bin Yasir, beliau mengatakan,

(Diriwayatkan oleh Bukhari secara mu’allaq yaitu tanpa sanad. Syaikh Al Albani dalam Al Iman
mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Ibnu Hajar mengatakan, “Memulai mengucapkan salam menunjukkan akhlaq yang mulia,
tawadhu’ (rendah diri), tidak merendahkan orang lain, juga akan timbul kesatuan dan rasa cinta
sesama muslim.” (Fathul Bari, 1/46) Siapa yang Seharusnya Mendahului Salam?
Ibnu Baththol mengatakan, “Dari Al Muhallab, disyari’atkannya orang yang muda mengucapkan
salam pada yang tua karena kedudukan orang yang lebih tua yang lebih tinggi. Orang yang muda
ini diperintahkan untuk menghormati dan tawadhu’ di hadapan orang yang lebih tua.” (Subulus
Salam, 7/31)

Jika orang yang bertemu sama-sama memiliki sifat yang sama yaitu sama-sama muda, sama-
sama berjalan, atau sama-sama berkendaraan dengan kendaraan yang jenisnya sama, maka di
antara kedua pihak tersebut sama-sama diperintahkan untuk memulai mengucapkan salam. Yang
mulai mengucapkan salam, itulah yang lebih utama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod dan Al Baihaqi dalam Sunannya. Syaikh Al
Albani dalam Shohih Adabil Mufrod mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Namun jika orang yang seharusnya mengucapkan salam pertama kali tidak memulai
mengucapkan salam, maka yang lain hendaklah memulai mengucapkan salam agar salam
tersebut tidak ditinggalkan. Jadi ketika ini, hendaklah yang tua memberi salam pada yang muda,
yang sedikit memberi salam pada yang banyak, dengan tujuan agar pahala mengucapkan salam
ini tetap ada. (Huquq Da’at Ilaihal Fithroh, 47)

Jika yang Diberi Salam adalah Jama’ah

Jika yang diberi salam adalah jama’ah (banyak orang), maka hukum menjawab salam adalah
fardhu kifayah jika yang lain telah menunaikannya. Jika jama’ah diberi salam, lalu hanya satu
orang yang membalasnya, maka yang lain gugur kewajibannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sudah cukup bagi jama’ah (sekelompok orang), jika mereka lewat, maka salah seorang dari
mereka memberi salam dan sudah cukup salah seorang dari sekelompok orang yang duduk
membalas salam tersebut.” (HR. Abu Daud no. 5210. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shohih). Dan sebagaimana dijelaskan oleh Ash Shon’ani bahwa hukum jama’ah (orang
yang jumlahnya banyak) untuk memulai salam adalah sunnah kifayah (jika satu sudah
mengucapkan, maka yang lain gugur kewajibannya). Namun, jika suatu jama’ah diberi salam,
maka membalasnya dihukumi fardhu kifayah. (Subulus Salam, 7/8)

Balaslah Salam dengan Yang Lebih Baik atau Minimal dengan Yang Semisal

Allah Ta’ala berfirman,


Bentuk membalas salam di sini boleh dengan yang semisal atau yang lebih baik, dan tidak boleh
lebih rendah dari ucapan salamnya tadi. Contohnya di sini adalah jika saudara kita memberi
salam: Assalaamu ‘alaikum, maka minimal kita jawab: Wa’laikumus salam. Atau lebih lengkap
lagi dan ini lebih baik, kita jawab dengan: Wa’alaikumus salam wa rahmatullah, atau kita
tambahkan lagi: Wa’alaikumus salam wa rahmatullah wa barokatuh. Begitu pula jika kita diberi
salam: Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah, maka minimal kita jawab: Wa’alaikumus salam wa
rahmatullahi, atau jika ingin melengkapi, kita ucapkan: Wa’alaikumus salam wa rahmatullahi wa
barokatuh. Ini di antara bentuknya.

Bentuk lainnya adalah jika kita diberi salam dengan suara yang jelas, maka hendaklah kita jawab
dengan suara yang jelas, dan tidak boleh dibalas hanya dengan lirih.

Begitu juga jika saudara kita memberi salam dengan tersenyum dan menghadapkan wajahnya
pada kita, maka hendaklah kita balas salam tersebut sambil tersenyum dan menghadapkan wajah
padanya. Inilah di antara bentuk membalas. Hendaklah kita membalas salam minimal sama
dengan salam pertama tadi, begitu juga dalam tata cara penyampaiannya. Namun, jika kita ingin
lebih baik dan lebih mendapatkan keutamaan, maka hendaklah kita membalas salam tersebut
dengan yang lebih baik, sebagaimana yang kami contohkan di atas. (Lihat penjelasan ini di Syarh
Riyadhus Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin pada Bab ‘Al Mubadaroh ilal
Khiyarot)

Peringatan

Hendaklah jika kita memberi salam (terutama melalui sms, email, surat, beri comment),
janganlah ucapan salam tersebut kita ringkas menjadi: Ass. atau Ass.wr.wb. atau yang lainnya.
Bentuk semacam ini bukanlah salam. Salam seharusnya tidak disingkat. Seharusnya jika ingin
mengirimkan pesan singkat, maka hendaklah kita tulis: Assalamu’alaikum. Itu lebih baik
daripada jika kita tulis: Ass., tulisan yang terakhir ini tidak ada maknanya dan bukanlah salam.
Salam adalah bentuk do’a yang sangat bagus dan baik, kenapa kita harus menyingkat-nyingkat
[?] Kenapa tidak kita tulis lengkap, bukankah itu lebih baik dan lebih utama [?] Janganlah kita
dikepung dengan sikap malas ketika ingin berbuat baik, ubahlah sikap semacam ini dengan
menulis salam lebih lengkap.

Jika salam tersebut melalui tulisan, sms, email dan sebagainya, maka hendaklah kita yang
membaca salam tersebut, juga membalasnya dengan ditulis secara lengkap dan jangan disingkat-
singkat.
Itulah peringatan dari kami. Kami ingatkan demikian karena salam adalah do’a yang sangat baik
sekali. Para ulama menjelaskan bahwa As Salam itu termasuk nama Allah. Sehingga jika kita
mengucapkan Assalamu’alaikum, maka ini berarti kita mendo’akan saudara kita agar dia selalu
mendapat penjagaan dari Allah Ta’ala. Ada juga sebagian ulama mengartikan bahwa As Salam
dengan keselamatan. Sehingga jika kita mengucapkan Assalamu’alaikum, maka ini berarti kita
mendo’akan saudara kita agar dia mendapatkan keselamatan dalam masalah agama ataupun
dunianya. Jadi makna salam yang terakhir ini berarti kita mendo’akan agar saudara kita
mendapatkan keselamatan dari berbagai macam kerancuan dalam agama, selamat dari syahwat
yang menggelora, juga agar diberi kesehatan, terhindar dari berbagai macam penyakit, dan
bentuk keselamatan lainnya. Dengan demikian, salam adalah bentuk do’a yang sangat bagus
sekali.

Вам также может понравиться