Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Estimasi biaya erat kaitannya dengan analisis biaya , yaitu perkerjaan yang
menyangkut pengkajian biaya kegiatan-kegiatan terdahulu yang akan dipakai
sebagi bahan untuk menyusun perkiraan biaya. Dengan kata lain, menyusun
estimasi biaya berarti melihat masa depan, memperhitungkan dan mengadakan
perkirakan atas hal-hal yang mungkin akan terjadi. Sedangkan analis biaya
menitik neratkan pada pekajian dan pembahasan biaya kegiatan masa lalu akan di
pakai sebagai biaya masukan.
a. Untuk melihat apakah perkiraan biaya kontruksi dapat terpengaruh biaya yang
ada
b. Untuk mengatur aliran dana ketika pelaksana kontruksi sedang berjalan
c. Untuk kompetisi pada saat penawaran
Menurut Soeharto (1995) “salah satu pemikiran biaya yang sering dipakai
adalah metode yang menganalisa unsur-unsurnya”. Pada metode elemental
analysis cost estimating, lingkup proyek di uraikan menjadi unsur-unsur menurut
fungsinya. Struktur yang diperoleh menjadi sedemikian rupa sehingga perbaikan
secara bertahap dapat dilakukan sesuai dengan kemajuan proyek,dalam arti
masukan yang berupa data dan informasi yang baru diperoleh, dapat ditampung
dalam rangka meningkatkan kualitas perkiraan biaya. Klarifikasi fungsi dari
unsur-unsurnya menghasilkan bagian atau komponen lingkup proyek yang
berfungsi sama. Agar penggunanya dalam biaya menjadi efektif, maka pemilihan
fungsi hendaknya didasarkan atas:
Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang tersedia. Proyek konstruksi adalah
suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan/infrastruktur.
Unsur utama dari sebuah struktur beton bertulang adalah beton dimana Mc
Cormac (2004) menyebutkan bahwa salah satu ciri khas beton adalah
kemampuanya untuk dicetak menjadi bentuk yang beragam, mulai dari pelat,
balok, kolom yang sederhana sampai atap kubah dan cangkang besar. Biaya
adalah sejumlah uang yang dikeluarkan dalam pembuatan atau pembangunan
suatu property (Tumorang, 2006).
Biaya beton dalam suatu struktur beton bertulang umumnya terdiri dari
biaya bahan, tenaga kerja dan peralatan yang meliputi biaya bahan dari agregat,
semen, air, alat-alat dalam mengecor, dan tenaga kerja dalam mencampur,
mengangkut, dan menuang beton. Penggunaan beton ini dapat diperoleh dengan
dua cara, yaitu dengan mencampur sendiri atau memesan ready mix. Tenaga kerja
diperlukan untuk mencampur beton, mengangkut, dan menaruhnya di cetakan-
cetakan yang sudah ada. Sedangkan alat-alat yang diperlukan ialah alat untuk
menimbang, mengaduk beton, mengangkut dan mengecor beton, untuk pekerjaan
penyelesaian, dan pemeliharaan (Sastraatmadja, 1994).
Biaya pembesian terdiri dari harga dasar, biaya sisa pemotongan, dan
termasuk pula biaya untuk kait, bantalan tulangan dan overlapping (Peurifoy &
Oberlender, 1989).
Lima hal pokok yang perlu diperhatikan dalam menghitung biaya antar lain:
1. Bahan
Menghitung biaya yang dipakai dan harganya,. Biasanya dibuat daftar bahan
yang menjelaskan mengenai banyaknya, ukuran,berat, dan ukura lain yang
diperlukan .
2. Buruh
4. Overhead
Menghitung biaya-biaya tak terduga yang perlu diadakan. Biaya tak terduga
yang terdapat didalam proyek misalnya sewa kantor, peralatan kantor dan alat
tulis, biaya air, listrk, asuransi, pajak, biaya notaris, dan lain sebagainya.
5. Profit
jenis bahan yang disebut disini bergantung pada item pekerjaannya (material
pokok) dan metodenya (material penunjang). Bahan bangunan dapat berupa bahan
dasar (raw material) yang harus di proses proyek. Atau berupa bahan
jasi/setengah jadi yang tinggal dipasang saja pada saaat pekerjaan dilapangan saja.
Dalam melakikan pekerjaan pada suatu proyek, faktor waste bahan adalah
sejumlah bahan yang dipergunakan/telah dibeli, tetapi tidak menambah nilai jual
dari produknya.
Analisa K adalah harga satuan bahan dan upah yang diperoleh dari harga
satuan Kabupaten/Kota lokasi pekerjaan itu sendiri. Dalam menghitung dan
menyusun anggaran biaya dari suatu bangunan atau proyek, harus berpedoman
pada harga satuan bahan atau tenaga kerja di pasaran dan lokasi pekerjaan. Harga
satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenga kerja berdasarkan
perhitungan analisis.
Harga dapat diperoleh di pasaran yang dalam suatu daftar yang dinamakan
daftar harga satuan bahan dan upah. Harga bahan dan upah tenaga kerja disetiap
daerah berbeda-beda jadi, dalam menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu
proyek, harus berpedoman pada harga satuan dan upah tenaga kerja dilokasi
pekerjaan atau dipasaran.
2.3 Produktivitas
2.3.1 Pengertian Produktivitas
1. Tingkat upah
Keterangan :
Hasil kerja adalah sejumlah hasil, tugas, atau proses yang bisa
dilaksanakan dalam 1 (satu) priode tertentu (dapat berupa hari atau jam). Satuan
hasil kerja dapat berupa m3/jam,m2/jam,m’/jam.
Waktu kerja atau jam kerja adalah sejumlah waktu yang digunakan secara
efektif dalam melaksanakan tugas dalam 1 (satu) priode. Satu priode yang
dimaksud disini adalah waktu (jam) kerja normal dalam satu hari kerja yaitu 8 jam
(Susanto,1984). Orang hari standar atau satu hari orang bekerja adalah 8 jam
,terdiri atas 7 jam kerja efektif dan 1 jam istirahat.
2.4 Waktu Efektif
Jam kerja yang dipakai secara optimal akan menghabiskan produktivitas
yang optimal juga sehingga perlu juga diperhatikan efektivitas jam kerja, sepert
ketetapan jam mulai dan akhir kerja serta jam istirahat yang tepat.
Dalam proses produksi terdapat dua jenis waktu yaitu, waktu produktif
(productive time) dan waktu nonproduktif (nonproductive time). Idealnya tenaga
kerja hanya dibayar hanya untuk waktu produktifnya saja, akan tetapi tidak dapat
dipungkiri adanya waktu nonprodiktif dalam suatu proses produksi, sehingga
tenaga kerja tersebut juga dibayarkan waktu nonproduktifnya. Waktu efektif
kemudian menjadi salah satu cara untuk memperhitungkan waktu nonprduktif
dalam satu hari atau satu jam. Waktu efektif merupakan indeks waktu produktif
yang digunakan leh tenaga kerja dalam satu jam atau hari. Oleh karena itu, secara
teknis tidak perlu ditentukan terlebih dahulu yang mana waktu produktif dan
mana waktu nonproduktifnya.
a. Kerugian standar
Kerugian standar terdiri dari waktu yang digunakan untuk beberapa item yang
kegiatan yang mendukung proses produksi tetapi tidak termasuk proses
produksi. Misalnya, safety meeting,intruksi, pekerjaan persiapan, dan
pembersihan.
b. Waktu istirahat pada jam kerja
Waktu istirahat pada jam kerja di luar jam istirahat dimasukan dalam waktu
nonproduktif karena ini merupakan suatu yang tidak dapat dipungkiri
terjadinya.
c. Kerugian keterampilan
Setiap pekerjaan kontruksi diperhitungkan perlindungan tenaga kerja. Dalam
kondisi tertentu tenaga kerja harus mengenakan pakaian khusus alat
pelindungdiri(APD) untuk melindung keselamatannya. Penggunaan APD dapat
memengaruhi keterampilan tenaga kerja, dalam hal ini jika tidak digunakan
dapat mengganggu sehingga menyebabkan produktivitas tenaga kerja dibawah
kondisi normal. Waktu produktif diperleh denganmenggunakan waktu
nnproduktif terhadap total waktu dalam proses prduksi yang
dibayarkan,misalnya 8 jam kerja perhari. Akan tetapi, dari 8 jam tersebut hanya
7 jam yang dihitung sebagai proses produksisisanya 1 jam diasumsikan sebagai
waktu penundaan untuk persiapan. Terdiri dari 10 menit untuk safety meeting
dan intruksi , 10 menit untuk pembersihan dan 40 menit untuk istirahat. Waktu
kerja efektif dapat dihitung dengan persamaan berikut
Waktu Kerja Efektif = Waktu Kerja Rill x100%...................2.8
Waktu Kerja Teoritis
2.5 Kelompok Tenaga Kerja
Chasin (1986), “menjelaskan bahwa tenaga kerja adalah usaha dari fisik
atau mental yang dipakai untuk memproduksi suatu produk”. Dan Musanef (1986)
menjelaskan “ tenaga kerja dalah orang-orang yang berkerjapada suatu organisasi
baik pada instansi pemerintah maupun pada perusahaan suwasta atau usaha-usaha
sosial dia memperoleh balas jasa tertentu”.
Manajer Proyek
Juru Ukur
Gambar 2.1 Klasifikasi Tenaga Kerja Menurut SNI