Вы находитесь на странице: 1из 5

Preparasi Katalis CaO/Fly Ash dan Penggunaannya pada Reaksi

Transesterifikasi Minyak Sawit Off-Grade menjadi Biodiesel

Robi Maulana1, Zuchra Helwani1,*, Edy Saputra1


1Jurusan Teknik Kimia,

Fakultas Teknik, Universitas Riau


Kampus Binawidya Jl. HR Subrantas Km 12,5 Pekanbaru 28293
robimaul@gmail.com
*
Corresponding Author email: zuchra.helwani@lecturer.unri.ac.id

ABSTRACT

A palm fly ash supported calcium oxide (CaO) catalyst was prepared and used in
transesterification from off-grade palm oil for biodiesel production. The catalyst synthesized by
loading CaO of calcium nitrate tetrahydrate (Ca(NO3)2.4H2O) into fly ash through impregnation
method. The optimum catalyst preparation conditions were determined by influence of
calcination temperature and weight ratio of Ca(NO3)2.4H2O and fly ash. Catalyst with highest
catalytic activity was achieved when calcined at 800 oC and proportion of Ca(NO3)2.4H2O to fly
ash is 80:20. Under the conditions of oil : methanol ratio of 1:6, catalyst dosage of 6 wt% and
temperature of 70 oC for 2 h, the biodiesel yield reaches to 71,77%. CaO, SiO2, Ca(OH)2 and
Ca2SiO4 were found in the catalyst through X-ray diffraction (XRD) while the basic strength of
the catalyst H_ > 9,3 was determined by using Hammett indicator phenolphthalein. Surface area
of the developed catalyst is 24,342 m2/g through Brunauer-Emmett-Teller (BET). Characteristics
of biodiesel such as density, kinematic viscosity, acid value, flash point has been matched with
standard for biodiesel specification of Indonesia.

Keywords: calcium oxyde, catalyst, fly ash, biodiesel, off-grade palm oil, impregnation,
calcination, transesterification.

1. Pendahuluan (Liu dkk., 2010), dan CaO/fly ash (Ho dkk.,


Sawit off-grade sisa sortasi di Pabrik 2014). Namun, penggunaan CaO sebagai
Kelapa Sawit (PKS) dapat dijadikan bahan katalis memiliki kendala, ion oksigen (O2-)
baku pembuatan biodiesel melalui proses pada permukaannya mudah membentuk
transesterifikasi. Keuntungan menggunakan ikatan hidrogen dengan metanol atau
katalis heterogen dalam reaksi gliserol, meningkatkan viskositas gliserol
transesterifikasi adalah tidak korosif, ramah dan membentuk suspensoid dengan CaO
lingkungan, mudah dipisahkan, selektifitas sehingga menyulitkan proses pemisahan
tinggi, dapat digunakan kembali, dan tidak (Liu dkk., 2010). Untuk mengatasi masalah
banyak limbah (Liu dkk., 2008). Kalsium tersebut, CaO dapat disokong oleh suatu
Oksida (CaO) merupakan jenis katalis basa logam aktif (Liu dkk., 2008).
heterogen yang paling banyak Menurut Ho dkk., (2014) katalis CaO
dikembangkan diantaranya CaO, CaCO3 dan dapat disokong dengan fly ash (abu terbang)
Ca(OH)2 (Kouzu dkk., 2008), CaO/Fe3O4 sisa pembakaran fraksi ringan dari sabut dan

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 1


cangkang pada boiler yang tidak oksalat, indikator PP dan KOH.
dimanfaatkan (Ranjbar dkk., 2014). Menurut
Zahrina dkk. (2012) fly ash sawit dapat Alat yang dipakai
dijadikan sebagai sumber silika dalam Alat-alat yang digunakan adalah
pembuatan katalis. Kandungan silika di ayakan 100 dan 200 mesh, labu leher tiga
dalam fly ash sawit mampu berperan sebagai 500 ml, oven, furnace, heating mantel, hot
adsorben yang efektif, baik untuk ditempati plate, timbangan analitik, kondenser, spindle
oleh situs aktif dalam reaksi. Kadar silika press, piknometer 10 ml, viskometer
yang tinggi akan meningkatkan sifat Oswald, buret, Cleveland Flash Point
mekanik, sifat kekerasan dan morfologi Tester, Brunnaur-Emmett-Teller (BET),
(Bahruddin dkk., 2012). Di lain pihak, sifat statif, GC–MS (Kromatografi Gas-
mekanik yang tinggi pada katalis akan Spektrometer Massa), XRD (X-Ray
mencegah terjadinya leaching (Helwani Diffraction).
dkk., 2016).
Suhu dan waktu kalsinasi dapat Prosedur Penelitian
mempengaruhi pembentukan CaO Tahapan penelitian akan diuraikan
(Marinkovic dkk., 2016). Penelitian oleh Ho dibawah ini:
dkk., (2014) diperoleh bahwa semakin tinggi 1. Persiapan Bahan Baku
suhu kalsinasi dan semakin lama waktu Langkah pertama adalah pencucian
kalsinasi maka yield biodiesel yang buah dari kotoran. Selanjutnya buah dikukus
diperoleh cenderung menurun. Suhu sebanyak 3 kg dalam dandang selama 120
kalsinasi tergantung pada bahan utama menit. Setelah itu, buah dipres
(prekursor) untuk pembentukan CaO yang menggunakan spindle hydraulic press. Hasil
digunakan. Kuat basa menerangkan sisi aktif ekstraksi dimasukkan ke dalam corong
katalis untuk transesterifikasi. Kuat basa pisah. Minyak yang diperoleh kemudian
ditentukan menggunakan indikator Hammett dianalisa untuk mengetahui kadar ALB dan
seperti phenolphthalein (H_= 9,8), Nile blue kadar air.
(H_ =10,1) dan 2,4-dinitroaniline (H_ =
18,4). Kesic dkk. (2012) menggunakan 2. Reaksi Esterifikasi
katalis CaO:ZnO, dengan kondisi optimum Minyak hasil ekstraksi ditimbang
yield biodiesel mencapai 99%. Semakin sebanyak 60 gram dan dimasukkan ke dalam
besar kuat basa, semakin tinggi aktifitas reaktor esterifikasi. Setelah suhu mencapai
katalitik katalis. Tang dkk. (2012) 60oC, pereaksi metanol dengan rasio mol
menggunakan katalis CaO/Fe3O4 untuk metanol : minyak = 12:1 dan katalis H2SO4
melihat pengaruh rasio molar n(Ca) : n(Fe) 1%-b ditambahkan. Reaksi berlangsung
pada suhu kalsinasi 600 oC selama 6 jam. selama 1 jam dan kecepatan pengaduk 400
Kondisi terbaik didapat dengan rasio molar rpm. Campuran berupa katalis H2SO4 dan
Ca:Fe sebesar 5:1, yield biodiesel meningkat metanol sisa dipisahkan menggunakan
dengan meningkatnya kandungan Ca. corong pisah. Lapisan bawah diperiksa
kadar ALB-nya (Budiawan dkk., 2013),
2. Metode Penelitian kemudian dilanjutkan ke tahap reaksi
Bahan yang digunakan transesterifikasi.
Bahan yang digunakan yaitu minyak
dari sawit off-grade hasil ekstraksi, 3. Reaksi Transesterifikasi
Ca(NO3)2.4H2O, fly ash, aquades, metanol Lapisan bawah pemisahan produk
p.a, H2SO4 pekat, etanol teknis, asam esterifikasi dimasukkan ke dalam reaktor
transesterifikasi sebanyak 50 gram,
Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 2
dipanaskan hingga suhu 70 oC, metanol tertinggi diperoleh sebanyak 71,77%
ditambahkan dengan rasio mol metanol : menggunakan katalis variasi suhu kalsinasi
minyak = 6:1, katalis CaO/fly ash sebesar sebesar 800 oC dan rasio berat
6%-b minyak dan kecepatan pengadukan Ca(NO3)2.4H2O : FA sebesar 80:20, dimana
400 rpm. Setelah 3 jam, campuran kadar CaO dalam katalis sebesar 48,69%.
didinginkan dan disaring dengan kertas Perbedaan yang terjadi dikarenakan
saring wathman. Endapan katalis dipisahkan katalis pada suhu kalsinasi 800 oC, rasio
dari filtratnya. Filtrat yang didapat berat Ca(NO3)2.4H2O : FA 80:20 memiliki
dilanjutkan ke proses pemisahan dan kandungan CaO yang tinggi diantara katalis
pemurnian biodiesel. yang lainnya, sehingga memberikan kuat
basa yang lebih tinggi. Semakin besar kuat
3. Hasil dan Pembahasan basa, semakin tinggi aktifitas katalitik
3.1 Ekstraksi Sawit Off-grade katalis sehingga yield biodiesel yang
Buah sawit off-grade diekstraksi dihasilkan juga semakin tinggi (Kesic dkk.,
menggunakan alat spindle press dan 2012). Suhu kalsinasi sebesar 800 oC tidak
menghasilkan minyak sawit off-grade terlalu menyebabkan struktur kimia katalis
sebesar 18,53% atau sekitar 556 gr. Kadar berubah yang menyebabkan deaktivasi
ALB tinggi maka dilakukan proses katalis. Luas permukaan katalis pada suhu
esterifikasi sebelum transesterifikasi. Kadar 850 oC yang terlalu besar menyebabkan
ALB minyak sawit off-grade yang awalnya distribusi situs-situs aktif tidak merata di
adalah 6,19% menurun menjadi 0,96%. seluruh pori dan permukaan katalis sehingga
Karakteristik minyak sawit off-grade tidak seluruhnya bereaksi (Samik dkk.,
ditampilkan pada Tabel 1. 2014). Sedangkan menurut Liu dkk. (2010)
jumlah CaO yang terlalu sedikit maka sisi
Tabel 1. Karakteristik Minyak Sawit Off- aktif dari katalis semakin sedikit sehingga
grade yield yang dihasilkan kecil. Dengan
Standar demikian, luas permukaan (BET) tidak
Hasil CPO terlalu berpengaruh pada aktivitas katalis
Karakteristik CaO/FA.
Ekstraksi SNI 01-
2901-2006 Di sisi lain, tingginya suhu kalsinasi
Densitas (40oC) 892,11 - 900 oC katalis dengan rasio berat
3
(kg/m ) Ca(NO3)2.4H2O:FA 90:10 menurunkan sisi
Viskositas 29,47 - basa katalis. Peningkatan lebih lanjut dari
o 2
(40 C) (mm /s) suhu kalsinasi menyebabkan bagian
Kadar air (%) 3,5 Maks 0,5 komponen aktif dari katalis menjadi hilang
Kadar ALB (%) 6,19 Maks 0,5 dan menyebabkan aglomerasi katalis.
Jingga Jingga Terlalu tingginya kadar CaO yang terdapat
Warna dalam katalis sebesar 68,11% menyebabkan
kemerahan kemerahan
intensitas CaO menurun dikarenakan CaO
3.2 Karakteristik dan yield Biodiesel telah banyak bereaksi dengan SiO2 dari fly
Yield biodiesel terendah diperoleh ash membentuk Ca2SiO4 sehingga
sebanyak 45,19% menggunakan katalis menurunkan kuat basanya. Kelebihan CaO
variasi suhu kalsinasi sebesar 900 oC dan didalam katalis dapat menyebabkan adanya
rasio berat Ca(NO3)2.4H2O : FA sebesar kemungkinan permukaan padatan CaO tidak
90:10, dimana kadar CaO dalam katalis dapat lagi menguraikan metanol menjadi ion
sebesar 68,11%. Sedangkan yield biodiesel metoksida sehingga reaksi transesterifikasi

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 3


tidak dapat berlangsung dengan baik (Fanny Kesimpulan
dkk., 2012). Biodiesel dapat dihasilkan dari minyak
sawit off-grade menggunakan katalis
Tabel 2. Karakteristik Biodiesel Hasil CaO/FA pada tahap transesterifikasi. Katalis
Penelitian heterogen CaO/fly ash dapat disintesis dan
Standar memiliki nilai kuat basa sebesar H_ > 9,3
Hasil
Karakteristik SNI menggunakan indikator Hammett
Penelitian
7182:2015 fenolftalein. Yield biodiesel tertinggi
Densitas (kg/m3) 860,49 850 – 890 diperoleh sebesar 71,77% menggunakan
Viskositas 3,75 2,3 – 6,0 katalis pada suhu kalsinasi 800 oC dan rasio
2 berat Ca(NO3)2.4H2O : FA sebesar 80:20,
Kinematik (mm /s)
Titik nyala (oC) 135 Min. 100 kadar CaO dalam katalis sebesar 48,69%.
Angka asam (mg- 0,24 Maks. 0,5 Semakin tinggi suhu kalsinasi, yield
KOH/g-biodiesel) biodiesel yang diperoleh semakin rendah.
Yield biodiesel cenderung meningkat dengan
Biodiesel hasil penelitian diuji dan meningkatnya kadar CaO di dalam katalis.
dikarakterisasi sebelum digunakan ke mesin. Aktivitas katalis CaO/fly ash tidak
Adapun spesifikasi ataupun standar mutu dipengaruhi oleh luas permukaannya (BET)
biodiesel yang diperoleh dibandingkan melainkan dipengaruhi oleh kuat basa
dengan karakteristik biodiesel berdasarkan katalisnya.
SNI 7182:2015 ditampilkan pada Tabel 2.
Karateristik yang diuji adalah densitas, Daftar Pustaka
viskositas kinematik, angka asam dan titik Bahruddin, L. Saktiani, Yanuar dan R.
nyala karena merupakan parameter paling Satoto. 2012. Pemanfaatan Limbah
penting (Romero dkk., 2011). Fly Ash Pabrik Kelapa Sawit Sebagai
Seperti yang ditunjukan pada Tabel 2, Filler Substitusi untuk Material Karet
karakteristik biodiesel yang didapatkan Alam Termoset: Penagaruh Nisbah
besarnya sudah memenuhi syarat kelayakan Fly Ash/Carbon Black dan Kadar
menurut SNI atau standar mutu biodiesel Coupling Agent Maleated Natural
Indonesia. Biodiesel dengan yield tertinggi Rubber. Prosiding Insentif Riset
diuji menggunakan Gas Chromatography - SINas. 0404.
Mass Spectrometry (GC-MS), kromatografi Budiawan, R.Zulfansyah, W. Fatra dan Z.
ditampilkan pada Gambar 1. Dari hasil Helwani. 2013. Off-grade Palm Oil as
analisis pola fragmentasi GC-MS A Reneweble Raw Material for
menunjukan puncak-puncak metil ester Biodiesel Production by Two-Step
dengan kadar yang besar memiliki waktu Processes. ChESA Conference.
retensi (tr) yaitu (39,407; 43,167; 43,402 Januari. Banda Aceh.7: 40 – 50.
dan 44,095) menit. Komposisi terbesar Fanny W. A., Subagjo dan T. Prakoso. 2012.
adalah metil palmitat sebesar 42,84%. Pengembangan Katalis Kalsium
Sedangkan komposisi yang paling sedikit Oksida untuk Sintesis Biodiesel.
pada biodiesel adalah metil stearat sebesar Jurnal Teknik Kimia Indonesia. 11 (2)
3,10%. Hasil konversi dari gugus asam : 66-73.
karboksilat menjadi metil ester pada proses Helwani, Z., N. Aziz, J. Kim dan M. R.
produksi biodiesel mencapai 80,79%. Othman. 2016. Improving The Yield
of Jatropha Curcas’s FAME through
Sol-Gel Derived Meso-porous

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 4


Hydrotalcites. Renewable Energy. 86: Samik, R. Ediati dan D. Prasetyoko. 2014.
68-74. Review: Pengaruh Kebasaan dan Luas
Ho, W.W.S., H.K. Ng, S.Gan dan S.H. Tan. Permukaan Katalis Terhadap Aktivitas
2014. Evaluation of Palm Oil Mill Fly Katalis Basa Heterogen untuk
Ash Supported Calcium Oxide as A Produksi Biodiesel. Jurusan Kimia
Heterogenous Base Catalyst in Fakultas MIPA Institut Teknologi
Biodiesel Synthesis from Crude Palm Sepuluh Nopember, Surabaya.
Oil. Energy Conversion and Tang, S., L. Wang, Y. Zhang, S. Li, S. Tian,
Management. 88 : 1167-1178. dan B. Wang. 2012. Study on
Kesic, Z., I. Lukic, M. Zdujic, H. Liu dan D. Preparation of Ca/Al/Fe3O4 Magnetic
Skala. 2012. Mechanochemically Composite Solid Catalyst and Its
synthesized CaO·ZnO catalyst for Application in Biodiesel
biodiesel production. Procedia Transesterification. Fuel Processing
Enginering. 42 : 1278-1287. Technology. 95 : 84-89.
Kouzu, M., T. Kasuno, M. Tajika, Y. Zahrina, I., Yelmida dan F. Akbar. 2012.
Sugimoto, S. Yamanaka dan J. Sintesis ZSM-5 dari Fly Ash Sawit
Hidaka. 2008. Calcium Oxide as Solid Sebagai Sumber Silika dengan Variasi
Base Catalyst for Transesterification Nisbah Molar Si/Al dan Temperatur
of Soybean Oil and its Application to Sintesis. Jurnal Rekayasa Kimia dan
Biodiesel Production. Fuel. 87:2798 - Lingkungan. 9 : 94-99
2806.
Liu, C., L.V., Pengmei. Yuan, Z., F. Yan
dan W. Luo. 2010. The Nanometer
Magnetic Solid Base Catalyst for
Production of Biodiesel. Renewable
Energy.15 : 1531-1536.
Liu, X.J., He, H.Y., Y. Wang dan S. Zhu.
2008. Transesterfication of Soybean
Oil to Biodiesel Using CaO as A Solid
Base Catalyst. Fuel. 87 :216-221.
Marinkovic, D.M., M.V. Stankovic, A.V.
Velickovic, J.M. Avramovic, M.R.
Miladinovic, O.O. Stamenkovic, V.B.
Veljkovic dan D.M. Jovanovic. 2016.
Calcium Oxide as a promising
heterogenous catalyst for biodiesel
production: Current state and
perspectives. Renewable and
Sustainable Energy Reviews. 56 :
1387-1408.
Romero, R., S.L Martinez dan R. Natividad.
2011. Biodiesel Production by Using
Heterogenous Catalysts. Centro
Conjunto de Investigacion en Quimica
Sustentable UAEM-UNAM. Mexico.

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 5

Вам также может понравиться