Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization menyatakan sehat adalah suatu keadaan

sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada

bebas dari kelainan dan penyakit saja, salah satunya penyakit hipertensi. Hipertensi

merupakan masalah kesehatan yang kronik yang menjadi masalah kesehatan

masyarakat. Menurut kriteria the Seventh Report of the Joint Nasional Committee

on Detection, Evaluation and Treatment of Hight Blood Pressue (JNC 7, 2003),

tekanan darah normal adalah kurang dari 120/80 mmHg. Dikatakan hipertensi bila

tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Di antara keduanya terdapat rentang yang

di sebut prehipertensi, dimana seseorang harus berhati-hati supaya tidak berlanjut

kea rah hipertensi (WHO, 2004).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jumlah penderita hipertensi

akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar pada tahun

2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi.

Prosentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di Negara

berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari

WHO menyebutkan, 40% negara ekonomi berkembang memiliki penderita

hipertensi, sedangkan Negara maju hanya 35%.

1
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007) menunjukan sebagian besar

kasus hipertensi di masyarakat belum terdianosis. Hal ini terlihat dari hasil

pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi

hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah

mengetahui memilki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obar hipertensi.

Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) prevalensi hipertensi di

indonesia terjadi penurunan dari 31,7% tahun 2007 menjadi 25,8% tahun 2013.

Prevalensi hipertensi di jawa barat sendiri pada tahun 2013 sebesar 29,4%

Menurut data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014,

hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik menyebabkan komplikasi

seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan kebutaan.

Hipertensi dengan komplikasi sebesar (5,3%) merupakan penyebab kematian no 5

pada semua umur. Hipertensi juga telah mengakibatkan kematian 8 juta orang

setiap tahun. Dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang sepertiga

populasinya menderita hipertensi. Hipertensi tidak hanya terjadi pada usia lanjut

melainkan bisa terjadi pada usia muda atau produktif.

Hipetensi pada usia produktif dipengaruhi pola hidup tidak sehat seperti

sering mengkonsumsi makanan yang kurang bergizi, kurang gerak, merokok dan

stress. Gaya hidup merupakan faktor risiko penting timbulnya hipertensi pada

seseorang di usia produktif. Semakin tidak sehat pola makan seseorang maka

peluang untuk terjadinya kejadian hipertensi semakin tinggi. Dari banyaknya

penderita hipertensi di usia produktif tersebut diantaranya tidak menyadari sebagai

2
penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat

karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya (Depkes RI, 2005).

Kemampuan perawatan diri untuk mencegah dan meminimalkan resiko

yang terjadi akibat dari hipertensi pada seriap orang tidak sama. Banyak hal yang

menyebabkan ketidakmampuan mengendalikan hipertensi ini. Menurut peneitian

Callaghan, et al. (2005), self-care dan perilaku kesehatan pada pasien hipertensi

dipengaruhi oleh basic conditioning factor, pendapatan, pendidikan, ras dan agama.

Strategi self-care dalam gaya hiduppenting untuk mencegah peningkatan tekanan

darah dan modifiksi gaya hidup merupakan aspek yang diperlukan dalam

perawatan pada ssemua tahap hipertensi.

Teori keperawatan self-care deficit yang dikembangkan oleh Dorothea E.

Orem sejak tahun 1959 merupakan salah satu model konseptual yang mendukung

perkembangan ilmu dan praktek keperawatan dan merupakan model yang banyak

digunakan dalam keperawatan. Focus utama dari model konseptual ini adalah

kemampuan seeorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga

tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatannya. Teori ini juga

merupakan suatu landasan bagi perawat dalam memandirikan pasien sesuai tigkat

ketergantungannya bukan menempatkan klien dalam posisi ketergantungan, karena

menurut Orem self-care bukan merupakan proses intuisi tetapi merupakan suatu

perilaku yang dapat dipelajari (didapatkan dari proses belajar).

Berasarkan data yang didapat maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Gambaran Self care pada Penderita Hipertensi dengan Usia

Produktif”

3
B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka

penulis merumuskan masalah ”Bagaimanakah Gambaran Self care pada Penderita

Hipertensi dengan Usia Produktif”

C. Tujuan

1. Tujuan umum : Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana Gambaran Self care pada Penderita Hipertensi dengan Usia

Produktif.

2. Tujuan Khusus :

a. Mengidentifikasi Self care pada Penderita Hipertensi.

b. Mengidentifikasi Self care pada Hipertensi dengan Usia Produktif.

c. Mengidentifikasi Gambaran Self care pada Penderita Hipertensi dengan

Usia Produktif.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktik

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

4
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi terhadap ilmu

kesehatan di istitusi pendidikan, khususnya keperawatan komunitas dan kritis

mengenai gambaran self are pada penderita hipertensi dengan usia produktif.

2. Manfaat praktisi

a. Bagi Institusi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan

dalam kelengkapan data-data bagi para pelaksana pelayanan kesehatan

yang terkait dengan self care pada penderita hipertensi dengan usia

produktif.

b. Bagi peneliti

Penelitian ini berguna bagi peneliti untu mengembangkan studi

dan memperluas ilmu pengetahuan mengenai gambaran Self care pada

penerita hipertensi dengan usia produktif.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi

ilmiah yang dapat bermanfaat da menambah literatur kepustakaan serta

bacaan bagi mahasiswa/i untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut

terutama penelitian di bidang keperawatan komunitas dan kritis.

Вам также может понравиться