Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Istilah taksonomi
Mega's Blogg
MegaBohari
Tatanama Tumbuhan
1. Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan
(identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
2. Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan
pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud.
3. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan
sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
4. Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya
berurutan.
5. Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
6. Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku
untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.
7. Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda
berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk
dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae.
8. Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang
diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun
dalam cara sembarang.
9. Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang
berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin.
10. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama
ilmiah dalam bentuk singkatan.
[sunting] Klasifikasi
1. Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan
yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu
hierarki.
2. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung
orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan
pengklasifikasian itu.
3. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai
kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori)
di atasnya.
4. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan
adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang
ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
5. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama
takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).
6. Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan,
sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.
7. Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi
menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode sistem numerik, periode
sistem alam, dan periode sistem filogenetik.
8. Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada
dengan penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.
9. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap
perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan.
10. Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi
empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok
atau sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan
dipindahkan ke dalam dunia (regnum) baru atau regnum yang lain.
[sunting] TAKSONOMI TUMBUHAN
Identifikasi
1. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang
tepat dalam sistem klasifikasi.
2. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan.
3. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan
yang ada dalam KITT.
4. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia
ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
5. Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,
memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan
monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis.
6. Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis
tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.
7. Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis
tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah
tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia.
8. Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus
ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.
9. Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabnya,
berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi
dapat diketahui.
10. Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai
dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan.
Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi mengelompokkan dan
mengkategorikan spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup. Klasifikasi
modern berakar pada sistem Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut
sifat fisik yang dimiliki bersama. Pengelompokan ini sudah direvisi sejak Carolus
Linnaeus untuk menjaga konsistensi dengan asas sifat umum yang diturunkan dari
Darwin.
Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak mudah
sehingga dibuat klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup
adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau
unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah
(kepastian terakhir) adalah Kingdom(kerajaan), Phylum atau Filum (tumbuhan)/Divisio
(hewan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies
(Jenis).
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah untuk mengenali,
membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari
persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup.
Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki
makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang
memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh klasifikasi
makhluk hidup adalah :
• Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon,
perdu, dan semak.
• Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi
tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup di lingkungan
air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab (higrofit).
• Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-
obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
• Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan
pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan pemakan
hewan serta tumbuhan (omnivora).
Sistem Klasifikasi Lima Kingdom
Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu
kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Dasar para ahli mengelompokkan makhluk
hidup menjadi 2 kerajaan :
1. Kenyataan bahwa sel kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari
selulosa.
2. Tumbuhan memiliki klorofil sehingga dapat membuat makanannya sendiri melalui
proses fotosintesis dan tidak dapat berpindah tempat dan hewan tidak memiliki dinding
sel sementara hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, dan umumnya dapat
berpindah tempat.
Namun ada tumbuhan yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, yaitu jamur
(fungi). Berarti, tumbuhan berbeda dengan jamur maka para ahli taksonomi kemudian
mengelompokkan makhluk hidup menjadi tiga kelompok, yaitu Plantae (tumbuhan),
Fungi (jamur), dan Animalia (hewan).
Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup
dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Prokariot, Fungi, Plantae, dan Animalia,
Pengelompokan ini berdasarkan ada tidaknya membran inti sel. Sel yang memiliki
membran inti disebut sel eukariotik, sel yang tidak memiliki membran inti disebut sel
prokariotik.
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini
berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan
makhluk hidup.
Penjelasan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Lima Kingdom:
[sunting] Kingdom Monera
Para makhluk hidup di Kingdom Monera berupa makhluk hidup sel tunggal (uniseluler).
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki sel prokariotik (sel
sederhana yang mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan dinding sel
didalamnya). Kelompok Monera ini terdiri dari Eubacteria (selama ini kita mengenalnya
sebagai bakteri) dan Archaebacteria (bakteri yang hidup pada habitat ekstrim).
[sunting] Kingdom Protista
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik.
Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak
berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok
ini terdiri dari Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), Protista menyerupai jamur, dan
Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa
mempunyai klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora
(bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox, Noctiluca, Trypanosoma, dan Trichomonas),
Cilliata/Infusiora (rambut getar, contoh Paramaecium), Rhizopoda/Sarcodina (kaki semu,
contoh Amoeba), dan Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium).
[sunting] Kingdom Fungi (Jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara
makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga
hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali
jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara
lain:
a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contoh nya [[Physarum policephalius]].
b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopusorizae,
mucor mue
[sunting] Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat
membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof). Sel tumbuhan juga mempunyai dinding
sel, plastida, dan ukuran vakuola yang cenderung besar (melebihi ukuran nukleus/inti).
Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta),
tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae).
[sunting] Kingdom Animalia (Hewan)
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri
sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak
bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).
Pada tahun 1970-an seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari
university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan
berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan
bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem
klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera
lain yang kemudaian disebut Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai
sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.
Poaceae
Padi, Salah satu spesies dari Poaceae
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
(R.Br.) Barnhart
Diposting oleh Mega Bohari di 07.52
Reaksi:
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Label: TaksonomiTumbuhan Rendah
0 komentar:
Posting Komentar
Translate
Powered by Translate
Blog Archive
► 2013 (23)
► 2012 (35)
▼ 2011 (57)
o ▼ Desember (57)
“ PENCEMARAN AIR “
Sitoskeleton
Kuljar
PARAMETER PENCEMAR UDARA DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KE...
pencemaran tanah
Makalah Toksikologi
pengantar toksikologi
Mikrobiologi Pangan
Cyperaceae
Manfaat Poaceae
Gulma
taksonomi Arecaceae
Bambusa
Identifikasi Bambu
Lingkungan
Mikrobiologi Lingkungan
Klasifikasi ilmiah
identifikasi bambu
Labels
Agama (1)
Botani (29)
Determinasi (4)
Ekologi (4)
fikologi (2)
Kecantikan (1)
kesehatan (21)
Lingkungan (1)
Mikrobiologi (3)
Pencemaran (4)
Sel (1)
SKRIPSI (1)
Tips (3)
Toksikologi (3)
Pengikut
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Design by Wordpress Themes.
About Me
Mega Bohari
Lihat profil lengkapku
My Litlle Brother
A. Muh. Yusril
My Big Brother
Abdul Wahab
Biover's
Silahkan Klik...!
eragamnya mahkluk hidup yang ada di bumi ini yang ditunjukkan dengan adanya variasi
bentuk, penampilan serta ciri-ciri yang lainnya, maka mendorong diperlukannya suatu
cara untuk mengelompokkan mahkluk hidup agar mudah dipelajari dan dipahami. Para
ilmuwan dari bidang biologi mengembangkan suatu sistem pengelompokan yang
memudahkan untuk memahami, mempelajari, dan mengenali mahkluk hidup dengan
suatu sistem klasifikasi. Cabang ilmu biologi yang mempelajari klasifikasi suatu mahkluk
hidup disebut dengan taksonomi atau sistematik. Bergantung pada golongan makhluk
hidup yang dijadikan obyek studi, apabila yang merupakan obyek studinya adalah
tumbuhan maka istilah yang digunakan adalah Taksonomi atau Sistematik Tumbuhan,
begitu juga berlaku pada obyek studi hewan. Unsur utama yang menjadi ruang lingkup
Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan
penggolongan atau klasifikasi.
Kata taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani Taxis yang artinya susunan
(arrangement) dan nomos artinya aturan (hukum), taksonomi merupakan susunan
berdasarkan aturan tertentu. Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular
Plants definisi dari taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah
ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi pada obyek
biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan taksonomi
tumbuhan.
Taksonomi
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran,
penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi),
dan penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi. Taksonomi berasal
dari bahasa Yunani yaitu : Taxis yang artinya susunan (arrangement) dan Nomos artinya
aturan (hukum), taksonomi merupakan susunan berdasarkan aturan tertentu. Klasifikasi
tumbuhan adalah bagian dari taksonomi. Ilmu taksonomi tumbuhan mengalami banyak
perubahan cepat semenjak digunakannya berbagai teknik biologi molekular dalam
berbagai kajiannya. Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering kali
berubah-ubah tergantung dari sistem klasifikasinya.
Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular Plants definisi dari
taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah ilmu pengetahuan
yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi pada obyek biologi yang bila
dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan taksonomi tumbuhan.
Oleh :
Samiha 080914042
Karina Astri Intan K. 080914117
Diena Fukiha 081014002
Yoestini Marine Putri 081014003
Farida Ayu Rokhimaningrum 081014006
Dosen:
Dr. Hamidah
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2011
I. Definisi dan Ruang Lingkup Taksonomi
Istilah taksonomi diciptakan oleh A.P. de Candolle, seorang ahli tumbuhan bangsa
Swiss di herbarium Genewa, yang artinya teori tentang klasifikasi tumbuhan (Rideng,
1989). Secara etimologi taksonomi berasal dari bahasa Yunani: takson artinya unit atau
kelompok, dan nomos artinya hukum; jadi hukum atau aturan yang digunakan untuk
menempatkan suatu makhluk hidup pada takson tertentu.
Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah
pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
2. Periode System Habitus ( Pada abad ke-4 sebelum masehi sampai abad ke-17).
Taksonomi tumbuhan sebagai ilmu pengetahuanh baru di anggap pada abad ke-4
sebelum Masehi oleh orang-orang Yunani yang dipelopori oleh Theophrastes ( 370-285
SM) murid seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles. Aristoteles sendiri adalah murid
filsuf Yunani yang semashur yaitu plato. Sistem klasifikasi yang diusulkan bangsa Yunani
dengan Theophrastes sebagai pelopornya juga diikuti oleh kaum herbalis serta ahli-ahli
botani dan nama itu terus dipakai sampai selama lebih 10 abad. Pengklasifikaan
tumbuhan terutama didasarkan atas perawakan (habitus) yang golongan-golongan
utamanya disebut dengan nama pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat, dan terna.
System klasifikasi ini bersifat dominan dari kira-kira abad ke-4 sebelum masehi sampai
melewati abad pertengahan, dan selama periode-periode ini ahli-ahli botani, herbalis, dan
filsuf telah menciptakan sIstem-sistem klasifikasi yang pada umumnya masih bersifat
kasar, namun sering dinyatakan telah mencerminkan adanya hubungan kekerabatan
antara golongan yang terbentuk.
Theophrastes sendiri yang dianggap sebagai bapaknya ilmu tumbuhan, dalam
karyanya yang berjudul Historia Plantarum telah memperkenalkandan memberikan
deskripsinya untuk sekitar 480 jenis tumbuhan. Dalam karya ini system klasifikasi yang
diterapkan oleh Theoprastes telah mencerminkan falsafah guru dan eyang gurunya
( Aristoteles dan Plato), yaitu suatu suatu system klasifikasi tumbuhan berdasarkan
bentuk dan tekstur. Selain golongan-golongan pohon, perdu, semak seperti yang disebut
di atas, ia juga mengadakan pengelompokan menurut umur dan membedakan tumbuhan
berumur pendek (annual), tumbuhan berumur 2 tahun (biennial), serta tumbuhan berumur
panjang (perennial). Theophrastes juga telah dapat membedakan bunga majemuk yang
berbatas (centrifugal) dan yang tidak berbatas (centripetal), juga telah dapat membedakan
bunga dengan daun mahkota yang bebas (polipetal atau dialipetal) dan yang berlekatan
(gamopetal atau simpetal) bahkan ia telah dapat mengenali perbedaan letak bakal daun
yang tenggelam dan yang menumpang. Adapun yang telah dilakukan oleh theoprastes
hasil klasifikasi tumbuhan yang telah diciptakan masih dianggap nyata-nyata merupakan
suatu sistem artifisial.
Selama periode system habitus yang cukup panjang ini dapat dikemukakan tokoh-
tokoh lain yang memainkan peran yang cukup penting dan dianggap telah memberikan
saham yang cukup besar dalam perkembangan taksonomi tumbuhan antara lain:
a. Discorides
Tokoh ini adalah seorang berkebangsaan Romawi dan hidup dalam zaman
pemerintahan Kaisar Nero dalam abad pertama sebelum masehi. Discorides yang rupa-
rupanya tidak mengenal karya Theoprastes menyatakan pentingnya pemberian Chandra
atau deskripsi orang akan dapat menggambarkan tumbuhan yang dimaksud dan
menggunakannya untuk pengenalan tumbuhan. System klasifikasi ini diciptakan
Dioscorides didasarkan atas manfaat dan sifat-sifat morfologi tumbuhan.
b. Plinius
Hanya menghasilkan karya-karya yang merupakan kompilasi saja dari karya-
karya yang telah terbit sebelumnya dan ditambahkan dengan bahan-bahan dari dongeng,
takhayul, dan kepercayaan-kepercayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi secara
lisan ke kalangan rakyat. Ia berpendapat bahwa semua tumbuhan di bumi ini diciptakan
tuhan untuk kepentingan manusia. System klasifikasi yang diikuti Plinius adalah
sistemnya Dioscorides yang telah membedakan pohon-pohonan, sayuran, tanaman obat-
obatan, dan seterusnya. Menjelang abad ke-16, bangkit lagi perhatian terhadap ilmu
tumbuhan yang akan membawa perkembangan taksonomi kearah yang lain. Gambar-
gambar tumbuhan yang dibuat semakin bermutu, lebih lengkap namun masih bercampur
dengan data-data mengenai penggunaannya. Dari sederetan nama-nama tokoh terkemuka
dalam bidang taksonomi tumbuhan dari masa itu dapat kita sebut antara lain :
c. O. Brunfels (1464-1534)
Yang tergolong dalam kaum herbalis, telah menghasilkan karya tentang terna
yang dihiasi gambar, yang sebagian besar merupakan bahan-bahan kompilasi dari karya-
karya Theoprastes , Dioscorides, dan Plinius. Sayang , buku itu memuat banyak konsep-
konsep yang keliru serta kekisruhan akibat dimasukkannya berbagai informasi yang
bersumber dari cerita rakyat dan takhayul (Gugon Tuhon). Kaum herbalis terutama
dianggap berjasa karena karya-karyanya yang dapat dikualifikasikan sebagai Taksonomi
Deskriptif. Dalam golongan mereka ini nama-nama yang patut diketengahkan adalah:
d. J. Bock (1489-1554) (Hieronymus Tragus)
Adalah seorang herbalis yang pernah menjadi guru, pendeta dan kemudian dokter
yang mempunyai hobi ilmu tumbuhan. Ia masih menggolongkan tumbuhan menjadi
terna, semak dan pohon, tetapi ia mengaku telah berupaya untuk menempatkan tumbuhan
yang menurut anggotanya sekerabat dalam katagori yang sama.
e. L. Fuchs (1501-1566)
Kelahiran Bavaria (Jerman Barat), adalah seorang guru besar dalam ilmu
kedokteran di Tubingen Jerman Barat. Dia terkenal dengan karya-karyanya dalam bidang
ilmu tumbuhan yang benar pada masaanya.
F. R. Dodoneus (1516-1518)
Seorang dokter kelahiran Mechelen, Belgia. Dia pernah menjelajahi Prancis,
Jerman dan Italia serta menjadi dokter di kota kelahirannya. Dia adalah penulis Het
Cruyde Boek yang pada masanya sangat mashur.
G. M. De L’obel(1545-1612)
Berkebangsaan Inggris dan pernah mengadakan mengadakan perjalanan di
Denmark dan Rusia. Dia memiliki sebuah kebun botani di London dan penulis sebuah
karya besar tentang ilmu tumbuhan. Dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya dengan
karya-karyanya yang tidak kalah menariknya tentang Taksonomi Deskriptif.
3. Periode Sistem Numerik
Periode ini terjadi pada permulaan abad ke 18, yang ditandai dengan sifat sistem
yang murni artifisial, yang sengaja dibuat sebagai sarana pembantu dalam identifikas
tumbuhan. Sistem ini tidak menggunakan bentuk dan tekstur tumbuhan sebagai dasar
utama pengklasifikasian. Tetapi pengambilan kesimpulan mengenai kekerabatan antara
tumbuhan. Dalam periode ini tokoh yang paling menonjol adalah Karl Linne (Carolus
Linneaus).
Dibawah bimbingan Dr. Rudbeck ia menerbitkan karyanya yang pertama kali
mengenai seksualitas tumbuhan. Setelah menjadi dosen ia menerbitkan karyanya yang
berjudul Hortus Uplandikus yang memuat nama-nama semua tumbuhan yang terdapat
dikebunraya di Upsala, yang susunannya mengikuti sistem de Tournefort. karena jumlah
tumbuhan dikebun raya tadi makin besr jumlahnya maka linneaus menerbitkaan Hortus
Uplandikus edisi baru yang disusun menurut ciptaannya sendiri yang dikenal sebagai
Sistema Sexsuale atau sistem seksual. Doktor Gronovius seorang dokter dan naturalis,
begitu oleh Linneaus, dan Lawson menawarkan kepada Linneaus untuk membiayai
penerbitan naskahnya yaitu Sistema Naturae yang memuat dasar-dasar pengklasifikasian
tumbuhan hewan dan mineral. Selama tahun 1737 sewaktu dinegeri Belanda karya
Linneaus yang diterbitkan berjudul Genera Plantarum dan Flora Lavonica sambil
menunggu pencetakan naskah-naskah itu Linneaus diberi kesempatan oleh Clifford untuk
berkunjung ke Inggris, dan sekembalinya dari Inggris selama sembilan bulan ia
menyiapkan naskah Hortus Cliffortianus yang berisi jenis-jenis tumbuhan yang
dipelihara dalam kebunnya Clifford selama tiga tahun di Belanda dari tahun 1737 sampai
1739 merupakan masa yang paling produktif bagi Linneaus. Kurang lebih ada 14 judul
tulisannya terbit waktu itu, yang sebagian besar telah dipersiapkan ketika ia masih di
Swedia. Setelah kembali lagi ke Swedia tidak lagi terbit karyanya yang berarti dari
linneaus selain spesies plantarum yang terbit 1 mei 1753. Pada tahun 1775 ia
mengundurkan diri sebagai guru besar dan tiga tahun kemudian meninggal dunia setelah
menderita sakit selama kurang lebih 2 tahun (10 januari 1778).
Sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Linnaeus masih dikategorikan
sebagai sistem artivisial. Nama Sistema Sexsuale untuk sistem yang diciptakan
sebenarnya tidak begitu tepat karena pada dasarnya sistem ini tidak ditekankan pada
masalah jenis kelamin, tetapi pada kesamaan jumlah alat-alat kelamin seperti jumlah
benangsari. Nama-nama golongan tumbuhan yang diciptakan oleh linnaeus seperti
monandria (berbenang sari tunggal), diandria (berbenangsari dua), triandria
berbenangsari tiga dan seterusnya. Itulah sebabnya sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan
Linnaeus dikenal pula sebagai sistem numerik.
Ciptaan Linnaeus ini meupakan sistem yang dinilai revolusioner untuk masa itu,
dan memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada sumbangan linnaeus yang lain,dan
sistem ini sengaja dirancang sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi tumbuhan dan ia
juga dianggap sebagai pencipta sistem tatanama ganda yang ia terapkan dalam bukunya
Species plantarum yang diterbitkan pada tanggal 1 mei 1753 yang menjadi pangkal tolak
berlakunya tatanama tumbuhan yang diakui.
Sesungguhnya linnaeus dianggap tidak tepat bila ia sebagai pencipta tatanama
ganda. Sebelum linnaeus, sistem tatanama ganda telah dirintis oleh caspar bauhin, yang
dalam tahun 1623 dalam bukunya pinax theatri botanici telah menerapkan sistem
tatanama ganda pada tumbuhan. Karena besar jasa-jasa yang diberikan oleh linnaeus bagi
perkembangan taksonomi umumnya dan taksonomi tumbuha n khususnya bagi dunia
ilmu hayat linnaeus mendapatkan gelar sebagai “ bapak taksonomi” baik hewan maupun
tumbuhan dan juga mendapat pengakuan dari negara yang diberikan oleh raja swedia
yang mengangkat linnaeus ke jenjang bangsawan, sehingga nama karl linne diubah
menjadi karl von linne.
Linneaus juga berperan penting dalam taksonomi tumbuhan yang
membangkitkan minat dan semangat siswa yang kemudian beberapa diantaranya menjadi
tokoh seperti gurunya :
A. Peter Kalm ( 1716 – 1779)
Yaitu salah seorang murid linnaeus yang berkebangsaan swedia yaitu sebagai
kolektor dan penjelajah dengan ekspedisinya ke finlandia dan rusia.
B. F. Hasselquist ( 1722 – 1752 )
Yaitu salah satu murid favrite linnaeus yang selama 2 tahun mengadakan koleksi
di timur tengah. Ia mengkoleksi tumbuhan asli dari Palestina, Arab, Mesir, Suriah dan
Smyrna.
C. P Forskal ( 1731 – 1760 )
Yaitu salah satu murid Linnaeus dari Finlandia yang pernah terpaksa berpakaian
sebagai petani untuk menghindari penganiayaan orang-orang badui ketika mengadakan
ekspedisi dari Denmark, dari koleksi Forskal inilah Linnaeus dapat mengetahui flora
Mesir, terutama yag ada disekiatar Kairo.
D. C.P. Thunberg ( 1743- 1828)
Yaitu murid Linnaeus yang telah menulis dua buku flora dari sejumlah besar
karya – karya ilmiah lainnya. Ia pernah mengadakan koleksi didaerah tanjung harapan di
Afrika Selatan dan menemukan sekitar 300 jenis tumbuahan yang baru untuk ilmu
pengetahuan.
E. J.A Murray ( 1740- 1791)
Yaitu salah seorang murid Linnaeus yang sangat pandai, yang kemudian menjadi
guru besar di Universitas Goningen, Jerman barat, penerbit karya Linnaeus system
vegetabilum edisi ke 13,14,dan 15. Ia juga menulis berbagai publikasi dalam bidang
tumbuhan.
F. J. Roemer ( 1763- 1819)
Yairu seorang guru besar di Zurich,Swis, yang bersama schules menerbitkan
karya linnaeus systema vegetbilum edisi 16.
G. Cl.Wildenow ( 1765- 1812)
Adalah guru besar dalam ilmu hayat di Universitas Berlin dan direktur kebun raya
Berlin, yang bertindak pula sebagai penyunting (editor) species plantarum edisi ke-IV
yang ditulis kembali dan diperluas.
H. J.Schultes (1773- 1831)
Yaitu guru besar di Wina dan di universitas lain, penulis flora austria dan
bersama-sama roemer menerbitkan karya Linnaeus systema vegetabilum edisi 16. Setelah
meninggalnya linnaeus pada tahun 1783, koleksi tersebut dibeli oleh J.E.Smith (1758-
1828) yang akhirnya dijual tiga kali lipat kepada himpunan Linnaeus d London (linnean
society of London) yang memiliki seluruh koleksi Linneaus dan menyimpannya hingga
sekarang.
4. Periode Sistem Klasifikasi Yang Didasarkan Atas Kesamaan Bentuk Atau Sistem
Alam ( Pada Akhir Abad Ke-18 Sampai Pertengahan Abad Ke-19).
Menjelang berakhirnya abad ke-18 terjadi perubahan-perubahan yang
revolusioner dalam pengklasifikasiaan tumbuhan. Sistem klasifikasi yang baru ini disebut
“sistem alam” yaitu golongan yang terbentuk merupakan unit-unit ynag wajar (natural)
bila terdiri dari anggota-anggota itu,dan dengan demikian dapat tercermin pengertian
manusia mengenai yang disebut yang dikehendaki oleh alam. Secara harfiah istilah
“sistem alam” untuk aliran baru dalam klasifikasi ini tidak begitu tepat karena pada
hakekatnya semua sistem klasifikasi adalah sistem buatan. Untuk sitem klasifikasi yang
digunakan dalam periode ini, digunakan nama “sistem alam” (natural system) dengan
maksud untuk memenuhi keinginan manusia akan adanya penataan yang tepat yang lebih
baik dari sistem-sistem sebelumnya
Dalam periode ini tokoh-tokoh yang dikemukakan dalam periode ini adalah:
A. M.Adanson ( 1727- 1806)
Yaitu seorang ahli tumbuhan berkebangsaan Perancis dan seorang anggota
akademi ilmu pengetahuan di Universitasa Sorbonne,Paris. Yaitu ia menolak semua
sistem artifisial, menggantikan dengan sistem alam, ia termasuk orang yang pertama-
tama mengadakan eksplorasi tumbuhandidaerah tropika yang dalam bukunya families des
plantes ia telah membedakan dan mendeskripsi unit –unit pada waktu sekarang setar
dengan yang kita kenal sebgai bangsa (ordo) dan suku ( familia).
B. G.C. Oeders (1728- 1791)
Seorang ahi tumbuhan berkebangsaan denmark yang antara lain telah menulis
flora Sleeswijk Holstein dan Denmark.
C. J.R. de Lamarck (1744-1829)
Seorang ahli ilmu hayat berkebangsaan Perancis,yang bagi para ahli taksonomi
tumbuhan dikenal sebagai penulis flora francoise yang ditulis berupa kunci untuk
pengidentifiasian tumbuh-tumbuhan diperncis, dan Lamarck juga dikenal sebgai penulis
fhilosophie zoologique dan echele animale dan dianggap sebagai slaha seorang perintis
lahirnya teori evolusi. Teorinya dikenal dengan nama “lamarckisme”, yang menyatakan
perubahan lingkungan yang dapat mengubah struktur organisme, menimbulkan yang
herediter sering menjadi bahan ejekan dikalangan ahli ilmu hayat.
D. De Jussieu bersaudara Antoine de jussie ( 1686- 1758)
Benard de jussie (1699-1776), joseph de jussieu (1704-1779). Tiga saudara de
jussie yang merupakan putera-puteri seorang apoteker di Lyon. Perancis. Yang ketiga-
tiganya kemudian menjadi ahli taksonomi tumbuhan yang bernama Antoine dan Benard
adalah murid Pierre Magnol (1638-1715) yang menjadi guru besar dan direktur kebun
raya di mompellier. Perancis. Benard menyusun kembali klasifikasi menurut sistem
ciptaannya sendiri,tetapi banyak kemiripannya dengan sistem linnaeus yang ditetapkan
dalam karyanya yang berjudul fragmenta methodi naturalis dan sistem ray dalam
bukunya methodue plantarum benard membagi tumbuhan bangsa dalam tumbuhan biji
tunggal dan tumbuhan biji belah, dan diadakan pembagian lebih lanjut mengenai
kedudukan bakal buah, ada atau tidaknya mahkota bunga,dan ada tidaknya pelekatan
daun-daun mahkota bunga.
E. Joseph (1709-1779)
Yang termuda dari ketiga De jussieu bersaudara ini tinggal bertahun-tahun di
Amerika Selatan untuk studi dan pembuatan koleksi.
F. All de Jussieu (1748-1836)
Telah mempublikasikan karyanya yang pertama yang memuat suatu sistem
klasifikasi tumbuhan yang baru. Saran klasifikasi tumbuhan dari De jussie adalah sebagai
berikut:
i. Acotyledoneae terdiri atas satu kelas dengan 6 suku fungi, algae, hepaticae, musci,
filices, njades.
ii. Monocotyledoneae terdiri atas 3 kelas dengan 16 suku .
iii. Dicotyledoeae yang terbagi dalam:
· Monoclinae yang dibag lagi dalam 3 golongan
a. apetalae terdiri atas 3 kelas dengan 11 suku
b. monopetalae terdiri atas 4 kelas dengan 25 suku
c. polypetalae terdiri atas 3 kelas dengan 57 suku
1. Pemilihan objek studi, yang dapat berupa individu, galur, varietas, jenis, dst. Yang
penting diperhatikan ialah unit-unit yang dijadikan objek-objrk studi harus benar
mewakili golongan organisme yang sedang di garap.
2. Pemilihan ciri-ciri yang akan diberi angka (score). Jumlah ciri yang dipilih untuk
pemberian angka harus cukup banyak. Sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) ciri,
yang masinhg-masing diberi kode dan selanjutnya disusun dalam bentuk tabel
atayu matriks.
Daftar Pustaka
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Umum (Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Singh, Gurcharan. 1999. Plant Systematics. Enfield: Science Publisher, Inc.
Pudjoarianto, Agus, dkk. 1999. Taksonomi Tumbuhan II. Yogyakarta: Fakultas Biologi
UGM.
Judd, S. Walter, dkk. 1999. Plant Systematic A Phylogenetic Approach . Massachusetts
USA: Sinauer Associates, Inc.
Posted by faridaayur at 20:25
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: Biology, semester 5, Taksonomi Tumbuhan, Universitas Airlangga
No comments:
Post a Comment
Search box
About Me
faridaayur
just call me rida (': ♥ I'm unpredictable, with moods changing as quickly as an
ocean.. do and aim for the best, plan and prepare for the worst ! ;D
View my complete profile
Facebook Badge
Farida Ayu Rokhimaningrum
Follow my Instagram
@faridaayur
@faridaayur
There was an error in this gadget
Time to Relax!
Yafie Lucky Sukmana
Total Pageviews
20881
Blog Archive
► 2014 (2)
► 2013 (11)
▼ 2012 (19)
o ► December (3)
o ► November (5)
o ▼ October (10)
Ah wanita ...
Organogenesis Amphibia
Pizza Time~
o ► January (1)
► 2011 (29)
Followers
Labels
2pm (1) anniversary (1) Artikel Ilmiah (1) beach (5) beautiful of INDONESIA (8)
Biology (9) birthday (1) Bromo mountain (1) campus (6) cigarettes in INDONESIA (1)
cinta (5) dish (2) Embriology Vertebrae (1) F U N (8) food (2) Frog (1) holiday (5)
Indonesia (4) IU (1) jodoh (5) Kebun Raya Purwodadi (1) korean (2) Korean Drama
Series (2) kpop (2) lyric (3) me and my thought (26) mencit (1) my life and the story
behind (10) new year (1) nichkhun (1) opening (1) organogenesis (1) perempuan hebat
(3) pizza hut (1) PKM (1) random (16) semester 5 (4) Skuter Ramping (1) SMAN 15
Surabaya (4) snack (1) song (1) Taksonomi Tumbuhan (2) tentang kamu (2) travelling (9)
Unit Layanan Rumah Hewan (1) Universitas Airlangga (6) Yoo Seung Ho (1)
Popular Posts
Organogenesis Amphibia
Data sitologi umumnya bersal dari nucleus,jumlah dan morfologi kromosom, dan
kelakuan kromosom pada waktu meosis.Sitotaksonomi adalah di siplin ilmu yang
mempelajari variasi dan menerangkan ketidaksinambungan variasional dan kekerabatan
dalam batas-batas sitologi.
f. Fisiologi