Вы находитесь на странице: 1из 41

SITOTAKSONOMI TUMBUHAN

A. PENGERTIAN TAKSONOMI TUMBUHAN-SITOTAKSONOMI

Istilah taksonomi
Mega's Blogg
 MegaBohari

Selasa, 27 Desember 2011


Taksonomi Tumbuhan Rendah

Tatanama Tumbuhan
1. Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan
(identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
2. Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan
pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud.
3. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan
sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
4. Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya
berurutan.
5. Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
6. Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku
untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.
7. Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda
berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk
dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae.
8. Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang
diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun
dalam cara sembarang.
9. Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang
berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin.
10. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama
ilmiah dalam bentuk singkatan.
[sunting] Klasifikasi
1. Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan
yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu
hierarki.
2. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung
orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan
pengklasifikasian itu.
3. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai
kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori)
di atasnya.
4. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan
adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang
ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
5. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama
takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).
6. Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan,
sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.
7. Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi
menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode sistem numerik, periode
sistem alam, dan periode sistem filogenetik.
8. Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada
dengan penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.
9. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap
perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan.
10. Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi
empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok
atau sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan
dipindahkan ke dalam dunia (regnum) baru atau regnum yang lain.
[sunting] TAKSONOMI TUMBUHAN
Identifikasi
1. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang
tepat dalam sistem klasifikasi.
2. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan.
3. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan
yang ada dalam KITT.
4. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia
ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
5. Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,
memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan
monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis.
6. Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis
tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.
7. Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis
tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah
tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia.
8. Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus
ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.
9. Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabnya,
berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi
dapat diketahui.
10. Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai
dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan.
Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi mengelompokkan dan
mengkategorikan spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup. Klasifikasi
modern berakar pada sistem Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut
sifat fisik yang dimiliki bersama. Pengelompokan ini sudah direvisi sejak Carolus
Linnaeus untuk menjaga konsistensi dengan asas sifat umum yang diturunkan dari
Darwin.
Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak mudah
sehingga dibuat klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup
adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau
unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah
(kepastian terakhir) adalah Kingdom(kerajaan), Phylum atau Filum (tumbuhan)/Divisio
(hewan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies
(Jenis).
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah untuk mengenali,
membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari
persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup.
Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki
makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang
memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh klasifikasi
makhluk hidup adalah :
• Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon,
perdu, dan semak.
• Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi
tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup di lingkungan
air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab (higrofit).
• Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-
obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
• Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan
pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan pemakan
hewan serta tumbuhan (omnivora).
Sistem Klasifikasi Lima Kingdom
Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu
kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Dasar para ahli mengelompokkan makhluk
hidup menjadi 2 kerajaan :
1. Kenyataan bahwa sel kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari
selulosa.
2. Tumbuhan memiliki klorofil sehingga dapat membuat makanannya sendiri melalui
proses fotosintesis dan tidak dapat berpindah tempat dan hewan tidak memiliki dinding
sel sementara hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, dan umumnya dapat
berpindah tempat.
Namun ada tumbuhan yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, yaitu jamur
(fungi). Berarti, tumbuhan berbeda dengan jamur maka para ahli taksonomi kemudian
mengelompokkan makhluk hidup menjadi tiga kelompok, yaitu Plantae (tumbuhan),
Fungi (jamur), dan Animalia (hewan).
Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup
dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Prokariot, Fungi, Plantae, dan Animalia,
Pengelompokan ini berdasarkan ada tidaknya membran inti sel. Sel yang memiliki
membran inti disebut sel eukariotik, sel yang tidak memiliki membran inti disebut sel
prokariotik.
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini
berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan
makhluk hidup.
Penjelasan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Lima Kingdom:
[sunting] Kingdom Monera
Para makhluk hidup di Kingdom Monera berupa makhluk hidup sel tunggal (uniseluler).
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki sel prokariotik (sel
sederhana yang mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan dinding sel
didalamnya). Kelompok Monera ini terdiri dari Eubacteria (selama ini kita mengenalnya
sebagai bakteri) dan Archaebacteria (bakteri yang hidup pada habitat ekstrim).
[sunting] Kingdom Protista
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik.
Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak
berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok
ini terdiri dari Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), Protista menyerupai jamur, dan
Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa
mempunyai klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora
(bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox, Noctiluca, Trypanosoma, dan Trichomonas),
Cilliata/Infusiora (rambut getar, contoh Paramaecium), Rhizopoda/Sarcodina (kaki semu,
contoh Amoeba), dan Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium).
[sunting] Kingdom Fungi (Jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara
makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga
hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali
jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara
lain:
a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contoh nya [[Physarum policephalius]].
b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopusorizae,
mucor mue
[sunting] Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat
membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof). Sel tumbuhan juga mempunyai dinding
sel, plastida, dan ukuran vakuola yang cenderung besar (melebihi ukuran nukleus/inti).
Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta),
tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae).
[sunting] Kingdom Animalia (Hewan)
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri
sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak
bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).
Pada tahun 1970-an seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari
university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan
berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan
bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem
klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera
lain yang kemudaian disebut Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai
sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.

Poaceae
Padi, Salah satu spesies dari Poaceae
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

(tidak termasuk) Monocots

(tidak termasuk) Commelinids (Eumonocots)

Ordo: Poales

Famili: Poaceae
(R.Br.) Barnhart
Diposting oleh Mega Bohari di 07.52
Reaksi:
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Label: TaksonomiTumbuhan Rendah

0 komentar:

Posting Komentar

« Posting Lebih Baru Posting Lama » Beranda

Translate
Powered by Translate

Blog Archive
 ► 2013 (23)

 ► 2012 (35)

 ▼ 2011 (57)

o ▼ Desember (57)

 PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

 POTENSI PENCEMARAN AIR TANAH OLEH PENGGUNAAN


PUPUK...

 Identifikasi Jenis-Jenis Poaceae di Area Kampus 2 ...

 KUALITAS AIR BERSIH UNTUK PEMENUHAN


KEBUTUHAN RUMA...

 “ PENCEMARAN AIR “

 Sitoskeleton

 Kuljar
 PARAMETER PENCEMAR UDARA DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KE...

 Uji Toksisitas Akut yang Diukur dengan Penentuan L...

 pencemaran tanah

 Makalah Toksikologi

 pengantar toksikologi

 Nama tanaman beserta deskripsinya

 Nama tanaman beserta deskripsinya

 Mikrobiologi Pangan

 PENGENDALIAN MIKROORGANISME DALAM BAHAN


MAKANAN AS...

 Taksonomi Tumbuhan Rendah

 Laporan Praktikum Struktur Hewan Sistem Rangka

 Nama Ilmiah Tumbuhan

 NAMA ILMIAH TUMBUHAN DAN FAMILY

 EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI CAHAYA MATAHARI


OLEH ...

 Laporan FisWan (enzim)

 LAPORAN EKWAN (KERAGAMAN KOMUNITAS)

 LAPORAN MIKROBIOLOGI (Sterilisasi)

 LAPORAN MIKROBIOLOGI (Pengenalan alat)

 LAPORAN MIKROBIOLOGI (Pengecatan Morfologi Mikroba...

 LAPORAN\LAPORAN MIKROBIOLOGI (Pengaruh Faktor


Ling...

 LAPORAN\LAPORAN MIKROBIOLOGI (Medium)


 LAPORAN\LAPORAN MIKROBIOLOGI (Analisa Kuantitatif ...

 LAPORAN\LAPORAN GENETIKA (Peranan Gen Yang


Dipenga...

 Laporan Genetika (pemeliharaan lalat buah)

 Laporan Genetika (pemeliharaan lalat buah)

 Laporan Genetika (alel ganda)

 Laporan Ekologi Tumbuhan SEBARAN INTRA POPULASI

 Laporan Ekologi Tumbuhan (metode titik)

 Lporan Ekologi Tumbuhan (metode jarak)

 Ekologi Tumbuhan (Gulma)

 Laporan Ekologi Tumbuhan (Adaptasi)

 Cyperaceae

 Manfaat Poaceae

 Gulma

 taksonomi Arecaceae

 Bambusa

 Identifikasi Bambu

 Anatomi Batang Bambu

 Tinjauan Umum Bambu

 Lingkungan

 Tinjauan umum SEL

 Mikrobiologi Lingkungan

 Mengenal Makanan Rusak


 anatomi tumbuhan

 klasifikasi famili poaceae

 Klasifikasi ilmiah

 identifikasi bambu

 Petunjuk membuat kunci determinasi

 kunci determinasi menuju genus poales

 <!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...

Labels
 Agama (1)

 Anatomi Tumbuhan (1)

 Biologi Laut (1)

 Botani (29)

 Determinasi (4)

 Ekologi (4)

 Farming system (1)

 fikologi (2)

 Filsafat Ilmu (3)

 Kecantikan (1)

 kesehatan (21)

 Kultur Jaringan (1)

 Laporan Ekologi Hewan (1)

 Laporan Ekologi Tumbuhan (5)


 Laporan Fisiologi Hewan (1)

 Laporan Genetika (4)

 Laporan Mikrobiologi (6)

 Lingkungan (1)

 Mikrobiologi (3)

 Mikrobiologi Pangan (2)

 Morfologi Tumbuhan (2)

 Pencemaran (4)

 Penyakit dan pencegahannya (1)

 Sel (1)

 sistem-sistem pertanian (1)

 SKRIPSI (1)

 Struktur hewan (2)

 TaksonomiTumbuhan Rendah (1)

 Tips (3)

 Toksikologi (3)

 Visi Misi (2)

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Design by Wordpress Themes.

Themes By Buy My Themes, Elf Coupons And Macys Printable Coupons.


Lencana Facebook
Ny Mega

Buat Lencana Anda

About Me

Mega Bohari
Lihat profil lengkapku

My Litlle Brother

A. Muh. Yusril

My Big Brother
Abdul Wahab

Biover's

Mahasiswa Jurusan Biologi Sains UIN Alauddin Makassar Angkatan 2007


Ada kesalahan di dalam gadget ini

Silahkan Klik...!

Copyright (c) 2010 Mega's Blogg and Powered by Blogger.

eragamnya mahkluk hidup yang ada di bumi ini yang ditunjukkan dengan adanya variasi
bentuk, penampilan serta ciri-ciri yang lainnya, maka mendorong diperlukannya suatu
cara untuk mengelompokkan mahkluk hidup agar mudah dipelajari dan dipahami. Para
ilmuwan dari bidang biologi mengembangkan suatu sistem pengelompokan yang
memudahkan untuk memahami, mempelajari, dan mengenali mahkluk hidup dengan
suatu sistem klasifikasi. Cabang ilmu biologi yang mempelajari klasifikasi suatu mahkluk
hidup disebut dengan taksonomi atau sistematik. Bergantung pada golongan makhluk
hidup yang dijadikan obyek studi, apabila yang merupakan obyek studinya adalah
tumbuhan maka istilah yang digunakan adalah Taksonomi atau Sistematik Tumbuhan,
begitu juga berlaku pada obyek studi hewan. Unsur utama yang menjadi ruang lingkup
Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan
penggolongan atau klasifikasi.

Kata taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani Taxis yang artinya susunan
(arrangement) dan nomos artinya aturan (hukum), taksonomi merupakan susunan
berdasarkan aturan tertentu. Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular
Plants definisi dari taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah
ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi pada obyek
biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan taksonomi
tumbuhan.
Taksonomi
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran,
penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi),
dan penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi. Taksonomi berasal
dari bahasa Yunani yaitu : Taxis yang artinya susunan (arrangement) dan Nomos artinya
aturan (hukum), taksonomi merupakan susunan berdasarkan aturan tertentu. Klasifikasi
tumbuhan adalah bagian dari taksonomi. Ilmu taksonomi tumbuhan mengalami banyak
perubahan cepat semenjak digunakannya berbagai teknik biologi molekular dalam
berbagai kajiannya. Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering kali
berubah-ubah tergantung dari sistem klasifikasinya.
Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular Plants definisi dari
taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah ilmu pengetahuan
yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi pada obyek biologi yang bila
dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan taksonomi tumbuhan.

My Dazzling World :')


me, you and our world (ˇ▼ˇ)-c<ˇ_ˇ)
Sunday, 21 October 2012
PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TAKSONOMI TUMBUHAN

PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TAKSONOMI TUMBUHAN

Oleh :

Samiha 080914042
Karina Astri Intan K. 080914117
Diena Fukiha 081014002
Yoestini Marine Putri 081014003
Farida Ayu Rokhimaningrum 081014006

Dosen:
Dr. Hamidah
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2011
I. Definisi dan Ruang Lingkup Taksonomi
Istilah taksonomi diciptakan oleh A.P. de Candolle, seorang ahli tumbuhan bangsa
Swiss di herbarium Genewa, yang artinya teori tentang klasifikasi tumbuhan (Rideng,
1989). Secara etimologi taksonomi berasal dari bahasa Yunani: takson artinya unit atau
kelompok, dan nomos artinya hukum; jadi hukum atau aturan yang digunakan untuk
menempatkan suatu makhluk hidup pada takson tertentu.
Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah
pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.

II. Sejarah Perkembangan Taksonomi Tumbuhan


Dalam garis besarnya, perkembangan sistem klasifikasi dari masa ke masa adalah
sebagai berikut:
1. Periode tertua
Dalam periode ini secara formal belum dikenal adanya system klasifikasi yang
diakui (sejak ada kegiatan dalam taksonomi sampai kira-kira abad ke-4 sebelum masehi).
Sejak awal kehidupan manusia bergantung pada bahan-bahan yang berasal dari
tumbuhan, manusia sejak dahulu telah melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk
dalam lingkup taksonomi, seperti mengenali dan memilah-milah tumbuhan mana yang
berguna baginya dan yang mana yang tidak, termasuk pemberian nama, sehingga apa
yang ditemukan dapat dikomunikasikan kapada pihak lain.
Dalam zaman prasejarah orang telah mengenal tumbuh-tumbuhan penghasil
bahan pangan yang penting seperti yang kita kenal sampai saat ini. Jenis-jenis tumbuhan
ini diperkirakan telah diperkenal sejak 7 sampai 10 ribu tahun yang telah lalu, telah
dibudidayakan oleh bangsa Mesir, China, Asiria dan Tigris Di Timur Tengah serta
bangsa-bangsa Indian di Amerika Utara dan Selatan, sejak beberapa ribu tahun yang lalu
telah dikenal berbagai jenis tumbuhan yang merupakan penghasil bahan pangan, sandang,
dan bahan obat yang berarti bahwa sebenarnya merekapun telah menerapkan suatu sistem
klasifikasi, dalam hal ini suatu system klasifikasi yang didasarkan atas manfaat
tumbuhan, sehingga tidak dapat dianggap sebagai system buatan yang tertua. Jelaslah
bahwa sejak berpuluh - puluh abad yang lalu orang telah terjun dalam kegiatan - kegiatan
taksonomi tumbuhan, walaupun pengetahuan yang telah mereka kumpulkan belum begitu
berarti, juga belum ditata, belum menunjukan hubungan sebab dan akibat, sehingga
belum dapat disebut sebagai “ilmu pangetahuan”(science) menurut ukuran sekarang.
Sekalipun tidak ada bukti-bukti konkrit yan g berewujud peninggalan-peninggalan
yang berupa dokumen-dokumen atau bentuk karya tulis lainnya, tidak perlu diragukan
lagi bahwa sesuai dengan pernyataan Bloembergen-permulaan taksonomi tumbuhan
harus digali dari kedalaman sejarah peradaban manusia di bumi ini.

2. Periode System Habitus ( Pada abad ke-4 sebelum masehi sampai abad ke-17).
Taksonomi tumbuhan sebagai ilmu pengetahuanh baru di anggap pada abad ke-4
sebelum Masehi oleh orang-orang Yunani yang dipelopori oleh Theophrastes ( 370-285
SM) murid seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles. Aristoteles sendiri adalah murid
filsuf Yunani yang semashur yaitu plato. Sistem klasifikasi yang diusulkan bangsa Yunani
dengan Theophrastes sebagai pelopornya juga diikuti oleh kaum herbalis serta ahli-ahli
botani dan nama itu terus dipakai sampai selama lebih 10 abad. Pengklasifikaan
tumbuhan terutama didasarkan atas perawakan (habitus) yang golongan-golongan
utamanya disebut dengan nama pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat, dan terna.
System klasifikasi ini bersifat dominan dari kira-kira abad ke-4 sebelum masehi sampai
melewati abad pertengahan, dan selama periode-periode ini ahli-ahli botani, herbalis, dan
filsuf telah menciptakan sIstem-sistem klasifikasi yang pada umumnya masih bersifat
kasar, namun sering dinyatakan telah mencerminkan adanya hubungan kekerabatan
antara golongan yang terbentuk.
Theophrastes sendiri yang dianggap sebagai bapaknya ilmu tumbuhan, dalam
karyanya yang berjudul Historia Plantarum telah memperkenalkandan memberikan
deskripsinya untuk sekitar 480 jenis tumbuhan. Dalam karya ini system klasifikasi yang
diterapkan oleh Theoprastes telah mencerminkan falsafah guru dan eyang gurunya
( Aristoteles dan Plato), yaitu suatu suatu system klasifikasi tumbuhan berdasarkan
bentuk dan tekstur. Selain golongan-golongan pohon, perdu, semak seperti yang disebut
di atas, ia juga mengadakan pengelompokan menurut umur dan membedakan tumbuhan
berumur pendek (annual), tumbuhan berumur 2 tahun (biennial), serta tumbuhan berumur
panjang (perennial). Theophrastes juga telah dapat membedakan bunga majemuk yang
berbatas (centrifugal) dan yang tidak berbatas (centripetal), juga telah dapat membedakan
bunga dengan daun mahkota yang bebas (polipetal atau dialipetal) dan yang berlekatan
(gamopetal atau simpetal) bahkan ia telah dapat mengenali perbedaan letak bakal daun
yang tenggelam dan yang menumpang. Adapun yang telah dilakukan oleh theoprastes
hasil klasifikasi tumbuhan yang telah diciptakan masih dianggap nyata-nyata merupakan
suatu sistem artifisial.
Selama periode system habitus yang cukup panjang ini dapat dikemukakan tokoh-
tokoh lain yang memainkan peran yang cukup penting dan dianggap telah memberikan
saham yang cukup besar dalam perkembangan taksonomi tumbuhan antara lain:
a. Discorides
Tokoh ini adalah seorang berkebangsaan Romawi dan hidup dalam zaman
pemerintahan Kaisar Nero dalam abad pertama sebelum masehi. Discorides yang rupa-
rupanya tidak mengenal karya Theoprastes menyatakan pentingnya pemberian Chandra
atau deskripsi orang akan dapat menggambarkan tumbuhan yang dimaksud dan
menggunakannya untuk pengenalan tumbuhan. System klasifikasi ini diciptakan
Dioscorides didasarkan atas manfaat dan sifat-sifat morfologi tumbuhan.
b. Plinius
Hanya menghasilkan karya-karya yang merupakan kompilasi saja dari karya-
karya yang telah terbit sebelumnya dan ditambahkan dengan bahan-bahan dari dongeng,
takhayul, dan kepercayaan-kepercayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi secara
lisan ke kalangan rakyat. Ia berpendapat bahwa semua tumbuhan di bumi ini diciptakan
tuhan untuk kepentingan manusia. System klasifikasi yang diikuti Plinius adalah
sistemnya Dioscorides yang telah membedakan pohon-pohonan, sayuran, tanaman obat-
obatan, dan seterusnya. Menjelang abad ke-16, bangkit lagi perhatian terhadap ilmu
tumbuhan yang akan membawa perkembangan taksonomi kearah yang lain. Gambar-
gambar tumbuhan yang dibuat semakin bermutu, lebih lengkap namun masih bercampur
dengan data-data mengenai penggunaannya. Dari sederetan nama-nama tokoh terkemuka
dalam bidang taksonomi tumbuhan dari masa itu dapat kita sebut antara lain :
c. O. Brunfels (1464-1534)
Yang tergolong dalam kaum herbalis, telah menghasilkan karya tentang terna
yang dihiasi gambar, yang sebagian besar merupakan bahan-bahan kompilasi dari karya-
karya Theoprastes , Dioscorides, dan Plinius. Sayang , buku itu memuat banyak konsep-
konsep yang keliru serta kekisruhan akibat dimasukkannya berbagai informasi yang
bersumber dari cerita rakyat dan takhayul (Gugon Tuhon). Kaum herbalis terutama
dianggap berjasa karena karya-karyanya yang dapat dikualifikasikan sebagai Taksonomi
Deskriptif. Dalam golongan mereka ini nama-nama yang patut diketengahkan adalah:
d. J. Bock (1489-1554) (Hieronymus Tragus)
Adalah seorang herbalis yang pernah menjadi guru, pendeta dan kemudian dokter
yang mempunyai hobi ilmu tumbuhan. Ia masih menggolongkan tumbuhan menjadi
terna, semak dan pohon, tetapi ia mengaku telah berupaya untuk menempatkan tumbuhan
yang menurut anggotanya sekerabat dalam katagori yang sama.
e. L. Fuchs (1501-1566)
Kelahiran Bavaria (Jerman Barat), adalah seorang guru besar dalam ilmu
kedokteran di Tubingen Jerman Barat. Dia terkenal dengan karya-karyanya dalam bidang
ilmu tumbuhan yang benar pada masaanya.
F. R. Dodoneus (1516-1518)
Seorang dokter kelahiran Mechelen, Belgia. Dia pernah menjelajahi Prancis,
Jerman dan Italia serta menjadi dokter di kota kelahirannya. Dia adalah penulis Het
Cruyde Boek yang pada masanya sangat mashur.
G. M. De L’obel(1545-1612)
Berkebangsaan Inggris dan pernah mengadakan mengadakan perjalanan di
Denmark dan Rusia. Dia memiliki sebuah kebun botani di London dan penulis sebuah
karya besar tentang ilmu tumbuhan. Dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya dengan
karya-karyanya yang tidak kalah menariknya tentang Taksonomi Deskriptif.
3. Periode Sistem Numerik
Periode ini terjadi pada permulaan abad ke 18, yang ditandai dengan sifat sistem
yang murni artifisial, yang sengaja dibuat sebagai sarana pembantu dalam identifikas
tumbuhan. Sistem ini tidak menggunakan bentuk dan tekstur tumbuhan sebagai dasar
utama pengklasifikasian. Tetapi pengambilan kesimpulan mengenai kekerabatan antara
tumbuhan. Dalam periode ini tokoh yang paling menonjol adalah Karl Linne (Carolus
Linneaus).
Dibawah bimbingan Dr. Rudbeck ia menerbitkan karyanya yang pertama kali
mengenai seksualitas tumbuhan. Setelah menjadi dosen ia menerbitkan karyanya yang
berjudul Hortus Uplandikus yang memuat nama-nama semua tumbuhan yang terdapat
dikebunraya di Upsala, yang susunannya mengikuti sistem de Tournefort. karena jumlah
tumbuhan dikebun raya tadi makin besr jumlahnya maka linneaus menerbitkaan Hortus
Uplandikus edisi baru yang disusun menurut ciptaannya sendiri yang dikenal sebagai
Sistema Sexsuale atau sistem seksual. Doktor Gronovius seorang dokter dan naturalis,
begitu oleh Linneaus, dan Lawson menawarkan kepada Linneaus untuk membiayai
penerbitan naskahnya yaitu Sistema Naturae yang memuat dasar-dasar pengklasifikasian
tumbuhan hewan dan mineral. Selama tahun 1737 sewaktu dinegeri Belanda karya
Linneaus yang diterbitkan berjudul Genera Plantarum dan Flora Lavonica sambil
menunggu pencetakan naskah-naskah itu Linneaus diberi kesempatan oleh Clifford untuk
berkunjung ke Inggris, dan sekembalinya dari Inggris selama sembilan bulan ia
menyiapkan naskah Hortus Cliffortianus yang berisi jenis-jenis tumbuhan yang
dipelihara dalam kebunnya Clifford selama tiga tahun di Belanda dari tahun 1737 sampai
1739 merupakan masa yang paling produktif bagi Linneaus. Kurang lebih ada 14 judul
tulisannya terbit waktu itu, yang sebagian besar telah dipersiapkan ketika ia masih di
Swedia. Setelah kembali lagi ke Swedia tidak lagi terbit karyanya yang berarti dari
linneaus selain spesies plantarum yang terbit 1 mei 1753. Pada tahun 1775 ia
mengundurkan diri sebagai guru besar dan tiga tahun kemudian meninggal dunia setelah
menderita sakit selama kurang lebih 2 tahun (10 januari 1778).
Sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Linnaeus masih dikategorikan
sebagai sistem artivisial. Nama Sistema Sexsuale untuk sistem yang diciptakan
sebenarnya tidak begitu tepat karena pada dasarnya sistem ini tidak ditekankan pada
masalah jenis kelamin, tetapi pada kesamaan jumlah alat-alat kelamin seperti jumlah
benangsari. Nama-nama golongan tumbuhan yang diciptakan oleh linnaeus seperti
monandria (berbenang sari tunggal), diandria (berbenangsari dua), triandria
berbenangsari tiga dan seterusnya. Itulah sebabnya sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan
Linnaeus dikenal pula sebagai sistem numerik.
Ciptaan Linnaeus ini meupakan sistem yang dinilai revolusioner untuk masa itu,
dan memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada sumbangan linnaeus yang lain,dan
sistem ini sengaja dirancang sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi tumbuhan dan ia
juga dianggap sebagai pencipta sistem tatanama ganda yang ia terapkan dalam bukunya
Species plantarum yang diterbitkan pada tanggal 1 mei 1753 yang menjadi pangkal tolak
berlakunya tatanama tumbuhan yang diakui.
Sesungguhnya linnaeus dianggap tidak tepat bila ia sebagai pencipta tatanama
ganda. Sebelum linnaeus, sistem tatanama ganda telah dirintis oleh caspar bauhin, yang
dalam tahun 1623 dalam bukunya pinax theatri botanici telah menerapkan sistem
tatanama ganda pada tumbuhan. Karena besar jasa-jasa yang diberikan oleh linnaeus bagi
perkembangan taksonomi umumnya dan taksonomi tumbuha n khususnya bagi dunia
ilmu hayat linnaeus mendapatkan gelar sebagai “ bapak taksonomi” baik hewan maupun
tumbuhan dan juga mendapat pengakuan dari negara yang diberikan oleh raja swedia
yang mengangkat linnaeus ke jenjang bangsawan, sehingga nama karl linne diubah
menjadi karl von linne.
Linneaus juga berperan penting dalam taksonomi tumbuhan yang
membangkitkan minat dan semangat siswa yang kemudian beberapa diantaranya menjadi
tokoh seperti gurunya :
A. Peter Kalm ( 1716 – 1779)
Yaitu salah seorang murid linnaeus yang berkebangsaan swedia yaitu sebagai
kolektor dan penjelajah dengan ekspedisinya ke finlandia dan rusia.
B. F. Hasselquist ( 1722 – 1752 )
Yaitu salah satu murid favrite linnaeus yang selama 2 tahun mengadakan koleksi
di timur tengah. Ia mengkoleksi tumbuhan asli dari Palestina, Arab, Mesir, Suriah dan
Smyrna.
C. P Forskal ( 1731 – 1760 )
Yaitu salah satu murid Linnaeus dari Finlandia yang pernah terpaksa berpakaian
sebagai petani untuk menghindari penganiayaan orang-orang badui ketika mengadakan
ekspedisi dari Denmark, dari koleksi Forskal inilah Linnaeus dapat mengetahui flora
Mesir, terutama yag ada disekiatar Kairo.
D. C.P. Thunberg ( 1743- 1828)
Yaitu murid Linnaeus yang telah menulis dua buku flora dari sejumlah besar
karya – karya ilmiah lainnya. Ia pernah mengadakan koleksi didaerah tanjung harapan di
Afrika Selatan dan menemukan sekitar 300 jenis tumbuahan yang baru untuk ilmu
pengetahuan.
E. J.A Murray ( 1740- 1791)
Yaitu salah seorang murid Linnaeus yang sangat pandai, yang kemudian menjadi
guru besar di Universitas Goningen, Jerman barat, penerbit karya Linnaeus system
vegetabilum edisi ke 13,14,dan 15. Ia juga menulis berbagai publikasi dalam bidang
tumbuhan.
F. J. Roemer ( 1763- 1819)
Yairu seorang guru besar di Zurich,Swis, yang bersama schules menerbitkan
karya linnaeus systema vegetbilum edisi 16.
G. Cl.Wildenow ( 1765- 1812)
Adalah guru besar dalam ilmu hayat di Universitas Berlin dan direktur kebun raya
Berlin, yang bertindak pula sebagai penyunting (editor) species plantarum edisi ke-IV
yang ditulis kembali dan diperluas.
H. J.Schultes (1773- 1831)
Yaitu guru besar di Wina dan di universitas lain, penulis flora austria dan
bersama-sama roemer menerbitkan karya Linnaeus systema vegetabilum edisi 16. Setelah
meninggalnya linnaeus pada tahun 1783, koleksi tersebut dibeli oleh J.E.Smith (1758-
1828) yang akhirnya dijual tiga kali lipat kepada himpunan Linnaeus d London (linnean
society of London) yang memiliki seluruh koleksi Linneaus dan menyimpannya hingga
sekarang.
4. Periode Sistem Klasifikasi Yang Didasarkan Atas Kesamaan Bentuk Atau Sistem
Alam ( Pada Akhir Abad Ke-18 Sampai Pertengahan Abad Ke-19).
Menjelang berakhirnya abad ke-18 terjadi perubahan-perubahan yang
revolusioner dalam pengklasifikasiaan tumbuhan. Sistem klasifikasi yang baru ini disebut
“sistem alam” yaitu golongan yang terbentuk merupakan unit-unit ynag wajar (natural)
bila terdiri dari anggota-anggota itu,dan dengan demikian dapat tercermin pengertian
manusia mengenai yang disebut yang dikehendaki oleh alam. Secara harfiah istilah
“sistem alam” untuk aliran baru dalam klasifikasi ini tidak begitu tepat karena pada
hakekatnya semua sistem klasifikasi adalah sistem buatan. Untuk sitem klasifikasi yang
digunakan dalam periode ini, digunakan nama “sistem alam” (natural system) dengan
maksud untuk memenuhi keinginan manusia akan adanya penataan yang tepat yang lebih
baik dari sistem-sistem sebelumnya
Dalam periode ini tokoh-tokoh yang dikemukakan dalam periode ini adalah:
A. M.Adanson ( 1727- 1806)
Yaitu seorang ahli tumbuhan berkebangsaan Perancis dan seorang anggota
akademi ilmu pengetahuan di Universitasa Sorbonne,Paris. Yaitu ia menolak semua
sistem artifisial, menggantikan dengan sistem alam, ia termasuk orang yang pertama-
tama mengadakan eksplorasi tumbuhandidaerah tropika yang dalam bukunya families des
plantes ia telah membedakan dan mendeskripsi unit –unit pada waktu sekarang setar
dengan yang kita kenal sebgai bangsa (ordo) dan suku ( familia).
B. G.C. Oeders (1728- 1791)
Seorang ahi tumbuhan berkebangsaan denmark yang antara lain telah menulis
flora Sleeswijk Holstein dan Denmark.
C. J.R. de Lamarck (1744-1829)
Seorang ahli ilmu hayat berkebangsaan Perancis,yang bagi para ahli taksonomi
tumbuhan dikenal sebagai penulis flora francoise yang ditulis berupa kunci untuk
pengidentifiasian tumbuh-tumbuhan diperncis, dan Lamarck juga dikenal sebgai penulis
fhilosophie zoologique dan echele animale dan dianggap sebagai slaha seorang perintis
lahirnya teori evolusi. Teorinya dikenal dengan nama “lamarckisme”, yang menyatakan
perubahan lingkungan yang dapat mengubah struktur organisme, menimbulkan yang
herediter sering menjadi bahan ejekan dikalangan ahli ilmu hayat.
D. De Jussieu bersaudara Antoine de jussie ( 1686- 1758)
Benard de jussie (1699-1776), joseph de jussieu (1704-1779). Tiga saudara de
jussie yang merupakan putera-puteri seorang apoteker di Lyon. Perancis. Yang ketiga-
tiganya kemudian menjadi ahli taksonomi tumbuhan yang bernama Antoine dan Benard
adalah murid Pierre Magnol (1638-1715) yang menjadi guru besar dan direktur kebun
raya di mompellier. Perancis. Benard menyusun kembali klasifikasi menurut sistem
ciptaannya sendiri,tetapi banyak kemiripannya dengan sistem linnaeus yang ditetapkan
dalam karyanya yang berjudul fragmenta methodi naturalis dan sistem ray dalam
bukunya methodue plantarum benard membagi tumbuhan bangsa dalam tumbuhan biji
tunggal dan tumbuhan biji belah, dan diadakan pembagian lebih lanjut mengenai
kedudukan bakal buah, ada atau tidaknya mahkota bunga,dan ada tidaknya pelekatan
daun-daun mahkota bunga.

E. Joseph (1709-1779)
Yang termuda dari ketiga De jussieu bersaudara ini tinggal bertahun-tahun di
Amerika Selatan untuk studi dan pembuatan koleksi.
F. All de Jussieu (1748-1836)
Telah mempublikasikan karyanya yang pertama yang memuat suatu sistem
klasifikasi tumbuhan yang baru. Saran klasifikasi tumbuhan dari De jussie adalah sebagai
berikut:
i. Acotyledoneae terdiri atas satu kelas dengan 6 suku fungi, algae, hepaticae, musci,
filices, njades.
ii. Monocotyledoneae terdiri atas 3 kelas dengan 16 suku .
iii. Dicotyledoeae yang terbagi dalam:
· Monoclinae yang dibag lagi dalam 3 golongan
a. apetalae terdiri atas 3 kelas dengan 11 suku
b. monopetalae terdiri atas 4 kelas dengan 25 suku
c. polypetalae terdiri atas 3 kelas dengan 57 suku

· Diclinae terdiri atas 1 kelas dengan 5 suku


De jussie menjadi guru besar yang dikenal sebagai De Candolle, nama ini
merupakan nama keluarga yang tiga generasi berturut-turut menghasilkan tokoh-tokoh
yang sangat mashur dalam dunia ilmu tumbuhan, khususnya taksonomi. Mereka itu
adalah :
a. Augustin Pyramus De Candolle (1778-1841)
Yang adalah murid R.L Desfontaines (1752-1833 yang bertahun-tahun menjabat
Guru Besar ilmu tumbuhan di Paris dan direktur Kebun Raya di sana, penulis Flora
Atlantica dan berbagai publikasi lainnya. De candolle sendiri kemudian menjadi Guru
Besar di Montpellier (Prancis) dan akhirnya di Geneva (swiss). Ia menjadi sangat mashur
sebagai pemrakarsa dan penulis sepuluh jilid pertama sebuah karya monumental yang
berjudul Prodromus SystematisNatural Regni Vegetabilis, previsi edisi ke-III karya
Lamarck Flora Francoise, dan pencipta system klasifikasi tumbuhan disebut menurut
namanya (system de Candolle), yang banyak hal mirip sistemnya de Jussieu, tetapi jauh
lebih luas. Ia juga berpendapat, bahwa sifat-sifat anatomi dapat dijadikan dasar klasifikasi
yang lebih kuat dari pada sifat-aifat fisiologi. Garis besar system klasifikasi de Candolle
adalah sebagai berikut :
I. Kelas Dicotyledoneae (exogenae)
1. Anak kelas thalamiflorae, yang terdiri atas 4 kohor dan 51 marga
2. Anak kelas Calicyflorae, yang terdiri atads 64 marga
3. Anak kelas Corolliflorae dengan 23 marga
4. Anak kelas Monochlamydeae dengan 20 bangsa
II. Kelas Monocotyledonea (Endogenae)
1. Anak kelas Phanerogamae dengan 21 marga
2. Anak kelas Cryptogamae dengan 5 bangsa
III. Kelas Acotyledonae (Cellulares)
1. Anak kelas Foliaceae, yang mencakup Musci dan Hepaticae.
2. Anak kelas Aphyllae, yang meliputi Lichenes, HIpoxyla, Fungi dan Algae.
b. Alphonso De Candolle (1806-1893)
Anak Augustin de Candolle yang menyelesaikan tugas ayahnya, sehingga
Prodromus yang tersisa itu ditulis oleh spesialis-spesialis dengan Alpohso de candolle
sebagai penyuntingnya. Ia sendiri menulis jilid pertama buku-buku Suites au Prodromus
dan penyunting kelima jilid buku-buku yang merupakan kelanjutan Prodromus yang
diprakarsai ayahnya.
c. Casimir De Candolle (1838-1918)
Adalah anak Alfonso yang menulis berbagai monografi antara lain tentang
Meliaceae dan Piperaceae, dan bertindak sebagai editor untuk menyrlesaikan keempat
jilid Suites au Prodromus yang masih tersisa.
d. Robert Brown (1773-1858)
Adalah kolektor tumbuhan dan penulis publikasi yang penting. Sekalipun ia
sendiri tidak menciptakan suatu system klasifikasi, tetapi karya-karyanya mempunyai
pengaruh yang besar terhadap system-sistem klasifikasi yang diciptakankemudian. Ia
telah menunjukan bahwa Gymnospermae adalah golongan tumbuhan yang ditandai
dengan adanya bakal biji yang telanjang dan harus dipisahkan dari angiospermae. Ia juga
orang pertana yang menjelaskan morfologi bunga dan penyerbukan pada asclepiadeaceae
dan Polygalaceae. Ia pun dikenal sebagai penemu suatu fenomenon yang hingga sekarang
kita kenal sebagai “gerakan Brown”
e. John Llindley (1799-1865)
Adalah Guru Besar ilmu Tumbuhan di London. Ia sangat tenar dengan ahli
Anggerik. Ia mengusulkan suatu system klasifikasi yang didasarkan atas aspek-aspek
terbaik yang ia ambil dari para pendahulunya. System Lindley merupakan system alam
yang pertama yang secara luas digunakan Inggris dan Amerika, antara lain juga
merupakan system klasifikasi alam yang paling komprehensif yang ditulis dalam bahasa
inggris.
f. Brongniart (1801-1847)
Adalah Guru Besar ilmu Tumbuhan dan anggota Akademik Ilmu Pengetahuan di
Paris dan merupakan seorang ahli paleobotani dan taksonomi. Sebagai penulis sejumlah
besar karya-karya dalam ilmu tumbuhan, ia antara lain mengusulkan suatu system
klasifikasi tumbuhan sebagai berikut :
I. Cryptogamae
1. Amphigenes (Algae, fungie, lichenes)
2. Aerogenes (Musci, Cryptogamae beberkas angkutan dan characeae)
II. (Phanerogamae)
1. Monocotyledonae
b. Perispermae
c. Aperispermae
2. Dicotyledonae
A. Angiospermae
a) Gamopetalae
b) Dialypetalae
B. Gymnospermae
Letak kelemahan system Brongniart ini adalah penempatan angiospermae dan
gymospermaedalam lingkungan Dicotyledonae
g. St. L. Endlicher (1804-1849)
Adalah Guru besar Ilmu Tumbuhan, Direktur Kebun Raya dan Museum Botani di
Wina. Dari sekian banyak publikasinya, ia tercatat sebagau salah seorang penganjur
system alam yang termuat dalam bukunya Genera Plantarum yang memuat 8835 marga
yang 6235di antaranya adalah dari tumbuhan berberkas angkutan. System klasifikasinya
yang termuat dalam General Plantarum itu terbit kira-kira pada masa yang bersamaan
dengan terbitnya system bronkniart, dan dianggap sebagai salah satu sumbangan yang
besar dalam sejarah klasifikasi tumbuhan. Endlicher mengklasifikasikan tumbuhan
sebagai berikut :
Region I Thallophyta
Sectio 1. Protophyta (Algaedan Lichenes)
SEctio 2. HYsterophita (fungi)
Region II Cormophyta
SEctio 3. Acrobrya
Kohor 1. Acrybrya anophyta (Hepaticae dan Musci)
Kohor 2. Acrybrya protophyta (calamariae, felices, hidropterides)
Kohor 3. Acrobrya Hysterophyta (Rhizantheae)
Sectio 4. Ampibrya (Monocotiledonae)
Sectio 5. Acramphibrya
Kohor 1. Gymnospermae
Kohor 2. Apetalae
Kohor 3. Gamepetalae
Kohor 4. Dialypetalae

h. G. Benmtham (1800-1884) dan J. D Hooker (1817-1911)


George Bentham pada mulanya adalah seorang amatir, tetapi setelah mencapai usia
separuh baya telah memberikan sepenuh perhatiannya kepada Ilmu taksonomi tumbuhan.
Ia menjadi ahli taksonomi yang sangat mashur, disamping itu juga ahli bahasa dan
menguasai bahasa latin dengan baik, dan penulis berbagai karya dalam bidang taksonomi
tumbuhan, antara lain Flora of Australia, hongkong, dan nomografi-monografi dunia
untuknsejumlah suku seperti Polygonaceae, labiatae, dll.SS
5. Periode Sistem Filogenetik (Pada Pertengahan abad ke 19 hingga sekarang).
Teori evolusi, teori desendensd atau teori keturunan seperti yang diciptakan oleh
darwin merupakan suatru teori hingga sekarang oleh sebagian orang terutama tokoh
agama masih dianggap kontroversial dan tetap ditentang kendati ajaran itu tetap diterima
dan cepat tersebar luas dikalangan kaum ilmuan yang begitu fanatik terhadap teori ini
sampai ada yang menyatakan, bahwa “ evolusi bukannya teori lagi, tetapi adalah suatu
aksioma yang tidak perlu diragukan kebenarannya, dan oleh krenanya tidak perlu
diperdebatkan lagi “.
Sistem klasifikasi dalam periode ini berupaya untuk mengadakan penggolongan
tumbuhan yang sekaligus mencerminkan urutan - urutan golongan itu dalam sejarah
perkembangan filogenetiknya dan demikian juga menunjukan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan yang satu dengan yang lain. Jadi dalam klasifikasi ini dasar yang digunakan
adalah “filogeni” dan dari sini lahirlah nama “sistem filogenetik” kenyataanya, bahwa
kemudian muncul sistem klasifikasi yang berbeda, membuktikan bahwa persepsi dan
interpretasi para ahli biologi mengenai yang disebut filogeni itu masih berbeda – beda.
Contoh tokoh – tokoh ahli taksonomi tumbuhan sebagai berikut :
A. Alexander Braun (1805 – 1877)
Merupakan seorang ahli tumbuhan yang dikenal sebagai pakar morfologi dan
pengenal baik “Flora Eropa Tengah”. Sebagai pelopor sistem filogenetik ia membedakan
tumbuhan seperti dibawah ini :
I. Tingkat Briophyta
1. Kelas Thallodae (Algae, Lichenes, Fungi)
2. Kelas Thallophyllodae (Chorinae, Muscinae)
II. Tingkat Cormophyta (Felices)
III. Tingkat Anthophyta
a. Bagian besar Gymnospermae
b. Bagian besar Angiospermae
1. Kelas Monocotyledonae
2. Kelas Dicotiledonae
1e. Apetalae
2e. Sympetalae
3e. Eleutheropetalae
B. A.W. Eichler (1839 – 1887)
Seorang ahli tumbuhan yang sangat termashur karena publikasinya melalui
diagram – diagram bunga, dan editor Flora Braziliensis yang ditulis oleh von Martius
(1794 – 1868), yang waktu menjadi guru besar di Munich pernah mengambil Eichler
sebagai asitennya. Eichler juga pernah menjadi penulisbab tentang Coniferaedalam edisi
pertama buku Die Naturlichen Pllanzen familienyang diterbitkan oleh engler (1844 –
1930) dan K. Prantl. Klasifikasi alam tumbuhan menurut Eichler adalah sebagai berikut:
Crytogamae
I. Afdeling Thallophyta
1. Kelas Algae
2. Kelas Fungi (sebagai kelompok demikian pula Lichenes)
II. Afdeling bryophyta
III. Afdeling Pterydophyta
Phanerogamae
I. Afdeling Gymnospermae
II. Afdeling Panerogamae
1. Kelas Monokotiledoneae
2. Kelas Dikotiledonae
C. Adolp Engler (1844-1930)
Merupakan ahli taksonomi tumbuhan yang berkebangsaan Jerman yang sangat
termashur, penulis atau editor sejumlah karya-karya dalam taksonomi yang sangat
penting, antara lain Die Naturlichen Pflanzenfamilien yang meliputi lebih dari 20 jilid
dari bersama-sama dengan K. Prantl. Sistem engler membagi alam tumbuhan dalam
sejumlah Afdeling yang garis-garis besarnya sebagai berikut :
ü Afdeling Schizophyta
ü Afdeling Phytosarcodyna
ü Afdeling Flagellatae
ü Afdeling Diniflagellatae
ü Afdeling Conjugate
ü Afdeling Clorophyceae
ü Afdeling Charophyta
ü Afdeling Phaeophyceae
ü Afdeling Rhodophyceae
ü Afdeling Eumycetes
ü Afdeling embryophyta asiphonogama
1. Sub Afdeling Bryophyita
2. Sub Afdeling Pteridophyta
ü Afdeling Embryophyta siphonogama
1. Sub Afdeling gymnospermae
2. Sub Afdeling Angiospermae
a. Kelas Monocotiledoneae
b. Kelas Dicotyledoneae
Salah satu penyebab mengapa engler diterima secara luas oleh ahli – ahli
tumbuhan ialah karena engler dan Plantl dalam bukunya Die Naturlichen
Pflanzenfamilien menerapkan sitemnya untuk seluruh tumbuhan mulai dari Algae sampai
kepada Spermatophyta. Engler berpendapat bahwa Monocotiledoneae lebih primitif dari
pada Dicotiledoneae, dan bahwa Orchidaceae (anggrek) lebih maju dari pada Gramineae
(rumput).
D. Charles E. Besseu (1845 – 1915)
Menjadi orang pertama yang menyajikan suatu sistem klasifikasi secara
filogenetik. Ia tidak dapat menrima hipotesi – hipotesisnya Eichler dan Engler, dan
sebagai ahli ilmu tumbuhan sangat dipengaruhi masalah asalnya jenis dan teori evolusi
seperti yang dikemukakan oleh darwin dan wallace. Pada umunya sistem Bessey adalah
seperti sistemnya Benthan dan Hooker yang ditatakembali dengan menerapkan asas-asas
evaluasi dengan mengubah istilah “cohor” menjadi “bangsa” (ordo), “orders” menjadi
“suku” (familia).
E. Richard Wettstein (1862 – 1831)
Salah seorang guru besar ilmu tumbuhan di Winadimana dalam sistem
klasifikasinya menggunakan istilah “stamm” untuk kategori tertinggi barangkali sering
menggunakan kata “divisi”. “Abteilung” untuk bagian “stamm” yang barangkali dapat
dinamakan sekarang dengan “anak divisi”. Selain itu dia juga masih menggunakan istilah
“unter abteilung” yang sekarang sukar dicari padananya.
F. Alfred B. Rendle (1865 – 1939
Ia terkenal bukan hanya studinya mengenai Gramineae, Oricidaceae, Najadaceae
tetapi juga karena kepemimpinanyabertalian dengan penyusuan peraturan-peraturan
pemberian nama secar internasional. Ia juga menulis Classification of Flowering Plants
yang terdiri atas dua jilid, yang memuat sistem kjlasifikasinya yang pada dasarnya
mengikuti sistemnya Engler dan Prantl. Sistem ciptaan Rendle lebih merupakan sistem
filogenetik modern dalam arti yang sesungguhnya. Seperti Engler dan Plantl, ia juga
berpendapat bahwa Monocotiledoneae adalah golongan paling primitif dibandingkan
dengan Dicotiledoneae.
G. Karl C. Mets (1866 – 1944)
Metode penetuan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar tumbuhan yang
dikembangkan Metz dan dibantu oleh Ziengenpix ini timbul dari anggapan bahwa setiap
jenis tumbuhan mengandung protein yang pas bagi jenis itu dan timbul lain yang
mempunyai hubungan kekerabatan dengan jenis itu di anggap mempunyai protein yang
sejenis yang dpat dibuktikan melalui reaksi serologi atau teori serodinostik. Metode ini
ternyata berkembang pesat dalam fiorlogi dan lazim diterapkan dalam mengidentifiikasi
virus. Penerpannya dalam duniaa tumbuhan adlah sebagai berikut, mulai dari suatu jenis
tumbuhan yang telah diketahui identifikasinya diakstrasi protein yang dianggap
karasteristik untuk jenis itu.
Jelas kiranya bahwa metode ini merupakan metode yang cukup rumit yang tidak
dikuasai oleh rata-ratanya ahli biologi, hingga aspek ini tidak begitu banyak oleh ahli-ahli
taksonomi tumbuhan yang tidak memiliki latarbelakang pendidikan kimia yang kuat.
Namun demikian, dikalangan ahli-ahli farmasi, melaui studi formakognosi, fitokima dan
lain-lain, terutama untuk menpatkan bahan-bahan kimia dengan tumbuhan yang
dimanfaatkan sebagai pengobatan.
H. Hans Halliers (Johan Gottfried Hallier) (1868 – 1932)
Diantara sekian banyak publikasinya, termuat sistem filogenetik ciptaanya, yang
masih berdasarkan atas asas-asas filetik seperti yang dilakukan oleh Bessey, namun ia
masih banyak menggunakan hasil-hasil penelitian dalam paleobotani, anatomi, serologi,
dan antogeni. Ia menolak konsep Engler mengenai bunga yang masih dianggap primitif
tetapi memilih tipe strobiloid sebagai tipe bunga yang primitif. Penangananya pada
Monocotiledoneae tidak bgitu cermat terhadap yang ia lakukan pada Dicotiledoneae.
I. August A. Pulle (1878)
Ia menggolongkan tumbuhan berbiji dengan nama Spermatophyta, tetapi menolak
konsep engler yang membagi divisi itu menjadi dua anak divisi yaitu Monocotiledoneae
dan Dicotiledoneae.
J. Carl Skottberg (1880)
Sistem skottberg berbeda baik dengan pendapat Engler maupun Wattstein, btetapi
menerima baik bebrapa pendapat Bentham dan Bessei. Seperti ia tunjukan pada
penetapan Amentiferae setelah Roasales, dan berbeda pula dengan sistem Pulle dengan
memepertahankanb Primulales dalam Sympatalae.
K. John Hutchinson (1884 – 1972)
Sistem klasifikasi Hutchinson menujukan kaitan – kaitan yang lebih dekat dengan
sistemnya Bentham dan Hooker serta sistemnya Bessey dari pada Engler. Walaupun
sistem Hutchinson merupkan sistem klasifikasi tumbuhan yang termasuk sistem
filogenetik paling mutakhir dan cukup terperinci tetapi hanya terbatas pada tumbuhan
berbiji saja dan dari golongan ini hanya sebagain yaitu angiospermae.

6. Sistem Klasifikasi Kontemporer


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dalam abad ke-20 ini pasti
akan berpengaruh pula terhadap perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan.
Kecenderungan untuk mengkuantitatifkan data penelitian dan penerapan matematika
dalam pengolahan data yang diperoleh telah menyusup pula ke dalam ilmu-ilmu sosial
yang semula tak pernah atau belum memanfaatkan matematika serta belum
mempertimbangkan pula kemungkinan-kemungkinanyang dapat di capai dengan
penerapan pendekatan kuantitatif matematik.
Perkembangan teknologi, khusus nya di bidang elektronika yang dalam abad
nukluer maju dengan pesat ini, telah pula menjamah bidang taksonomi tumbuhan, yang
sejak beberapa dasawarsa belakangan ini juga sudah di jalari “penyakit” penerapan
metode penelitian kuantitatif yang pengelohan datanya memanfaatkan jasa-jasa komputer
pula. Kumputer telah digunakan secara luas dalam pengembangan metode kuantitatif
dalam klasifikasi tumbuhan, yang melahirkan bidang baru dalam taksonomi tumbuhan
yang dikenal sebagai taksonomi numerik,taksometri atau taksonometri.
Pengolahan data secara elektronik (EDP—Elektronic Data Processing), juga
sudah diterapkan untuk berbagai prosedur dalam penilitian taksonomi antara lain dalam
penyimpanan dan pengambilan laporan-laporan atau informasi.
Taksonomi numerik didefinisikan sebagai metode evaluasi kuantitatif mengenai
kesamaan atau kemiripan sifat antar golongan organisme dan penataan golongan-
golongan itu melalui suatu analisisyang dikenal sebagai”analisis kelompok” (cluster
annalysis) kedalam katagori takson yang lebih tinggi atas dasar kesamaan-kesamaan
tersebut. Peranan komputer adalah unutk mengerjakan perbandingan kuantitatif antara
organisme mengenai sejumlah besar ciri-ciri secara simultan.
Taksonomi numerik didasarkan atas bukti-bukti fenetik, artinya didasarkan atas
kemiripan yang diperlihatkan objek studi yang diamati dan di catat, dan bukan atas dasar
kemungkinan-kemungkinan perkembangan filogenetiknya. Kegiatan-kegiatan dalam
taksonomi numerik bersifat empirik oprasional, dan data serta kesimpulannya selalu
dapat diuji kembali melalui obsevarsi dan eksperimen. Langkah-langkah yang perlu
diambil dalam melaksanakan kegiatannya, meliputi berturut-turut :

1. Pemilihan objek studi, yang dapat berupa individu, galur, varietas, jenis, dst. Yang
penting diperhatikan ialah unit-unit yang dijadikan objek-objrk studi harus benar
mewakili golongan organisme yang sedang di garap.

2. Pemilihan ciri-ciri yang akan diberi angka (score). Jumlah ciri yang dipilih untuk
pemberian angka harus cukup banyak. Sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) ciri,
yang masinhg-masing diberi kode dan selanjutnya disusun dalam bentuk tabel
atayu matriks.

3. Penguksran kemiripan. Kemiripan ditentukan dengan membandingkan tiap ciri


pada masing unit taksonomi operasional. Banyaknya atau besanya kesamaan
diberi angka yang dinyatakan dalam persen (%).
4. Analisis kelompok (cluster analysis). Matriks kemiripan kemudian didata kembali
sehingga unit-unit taksonomi operasional yang mempunyai kemiripam bersama
yang paling tinggi dapat dikumpulkan menjadi satu. Ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara yang memungkinkan penentuan takson atau kelompok yang
sekerabat. Kelompok-kelompok itu disebut fenon dan ditata secara hirerki dalam
suatu diagram yang disebut dendogram.

5. Diskriminasi. Metode yang diterapkan dalam taksonometri itu dalah metode


morfologi komparatif yang secara konfesional telah lazim digunakan, dengan
perbedaan dalam taksonomi numerik dimanfaatkan bantuan peralatan yang
canggih tyaitu komputer dan alat yang digunakan untuk menghitung lainnya.

III. Beda Taksonomi dengan Sistematik


Taksonomi Sistematik
Fokus klasifikasi dan penamaan taksonomi dan sistem
organisme evolusi
Cakupan lebih sempit lebih luas
Kegiatan Identifikasi, tata nama, Jenis-jenis organisme,
klasifikasi obyek keanekaragaman, hubungan
kekerabatan, dan filogeni

IV. Manfaat Taksonomi


a) Pemanfaatan Di Bidang Sandang
Sandang merupakan kebutuhan primer yang berarti memakai. Artian memakai
yaitu mengenakan helaian benang pintal atau kain yang menutupi tubuh (berpakaian).
Sandang meliputi baju, celana, maupun topi.
Tidak selamanya bahan baku tersedia sehingga ketergantungan satu jenis bahan
baku mendorong manusia untuk mencari jenis yang lain yang memiliki ciri yang hampir
sama dan memiliki keunggulan sendiri. Bahan baku dari sandang pun berasal dari alam.
Seperti kulit batang yang berguna sebagai pewarna alami kain, kapas yang merupakan
bahan baku dari kain, dan lain-lain.
Biasanya kita menggunakan getah sebagai zat pewarna alami kain berwarna
coklat. Dengan taksonomi tumbuhan, kita bisa menggunakan kulit batang mahoni yang
juga memiliki ciri khas menghasilkan warna yang sama. Zat warna alam adalah zat warna
yang diperoleh dari alam baik secara langsung maupun tidak langsung. Pewarna alam
banyak terkandung pada bagian tumbuh-tumbuhan seperti: daun, batang, kulit batang,
buah, bunga, akar dan sebagainya, dengan kadar dan jenis “colourring matter” yang
bervariatif. Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang mampu memberikan warna pada proses
pencelupan secara dingin sudah cukup dianggap punya potensi, sehingga ketahanan
warnanya akan diuji.
Tanaman Murbei merupakan makanan dari ulat sutera. Ulat sutera akan
mengkonsumsinya hingga ia merasa cukup untuk masa tidurnya (kepompong).
Kepompong ulat sutera nantinya akan diolah menjadi pintalan hingga terbentuk kain
sutera.. Bila pasokan murbei habis, kita bisa mengganti pohon murbei dengan tanaman
lain yang semarga.

B. Pemanfaatan Di Bidang Pangan


Taksonomi tumbuhan juga mempunyai peranan dalam program-progam
pembangunan menuju ke swasembada pangan mencakup:
a. Intensifikasi yaitu dengan memberikan saran dalam memilih tumbuhan antar varietas atau
antar jenis yang hendak disilangkan untuk memperoleh bibit unggul.
b. Diversifikasi (pembudidayaan berbagai jenis tanaman) yaitu taksonomi tumbuhan dapat
membantu memilih jenis-jenis tumbuhan yang cocok untuk tujuan tersebut.
c. Ekstensifikasi (perluasan areal) yaitu taksonomi dapat memilih jenis tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai indikator tanah.
Dari taksonomi, kita bisa mengungkapkan nilai ekonomi tumbuhan. Dibantu
dengan ilmu botani ekonomi, kita bisa mengetahui tanaman-tanaman bernilai yang
memenuhi kebutuhan manusia.
Di sektor pertanian, kita bisa melakukan penyilangan padi yang memiliki karakter
kuat terhadap penyakit dengan padi yang memiliki masa panen cepat sehingga diperoleh
bibit unggul yang kuat terhadap penyakit dan memiliki masa panen yang cepat. Di sektor
kesehatan, biasanya kita mengobati penyakit yang diderita dengan obat x yang sulit
diperoleh di sekitar kita, dengan adanya taksonomi kita bisa mengetahui tanaman apa
yang mengandung kandungan obat yang sama yang ada di sekitar kita.
Taksonomi dapat berperan dalam memilih jenis-jenis lain yang semarga dengan
kedelai (bahan baku tempe) yang mempunyai kadar lemak dan protein yang lebih tinggi,
sehingga secara teoritis dapat juga dipakai sebagai bahan baku tempe di samping kedelai
yang sudah umum dikenal. Misal, kita juga bisa menggunakan kacang-kacangan lain.
Taksonomi tumbuhan juga bisa membantu manusia untuk bisa memilih makanan
apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan sehat yang mengenyangkan, beracun,
atau juga sebagai obat.
Pada kelompok tanaman obat-obatan kita bisa mengambil contoh famili
Zingiberaceae. Famili yang memiliki banyak jenis yang berkhasiat sebagai obat ini
merupakan tumbuhan perenial dengan adanya rimpang menjalar datar atau berumbi,
jarang dengan akar serabut. Batang berbraktea dan berupa batang pendukung bunga atau
batang berdaun, sangat pendek atau panjang. Memiliki famili mempunyai 47 genre
dengan 1400 spesies. Genus yang mempunyai banyak anggota seperti Alpinia (sekitar
225 ssp), Costus (sekitar 140 ssp), Globba (sekitar 100 ssp), Amonium (sekitar 90 ssp),
Zingiber (sekitar 80 ssp), Renealmia (sekitar 70 ssp).

C. Pemanfaatan Di Bidang Papan


Kebutuhan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan terus meningkat.
Demikian pula untuk keperluan bahan bangunan. Kayu-kayu yang beredar di pasaran
sebagian besar berasal dari hutan alam yang dikelompokkan atas jenis-jenis komersial
seperti kamper, bangkirai, keruing, kayu campuran (borneo). Karena kecepatan antara
pemanenan dan penanaman tidak seimbang, menyebabkan pasokan kayu dari hutan alam
kian menurun baik volume maupun mutunya yang mengakibatkan harga kayu menjadi
relatif mahal.
Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai
sebelum orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus
memenuhi syarat : mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman
dalam jangka waktu yang direncanakan, mempunyai ketahanan dan keawetan yang
memadai melebihi umur pakainya, serta mempunyai ukuran penampang dan panjang
yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi.
Biasanya kayu yang sering digunakan yaitu kayu jati, kayu sengon, glugu (batang
pohon kelapa). Karena jenis-jenis kayu ini memenuhi syarat sebagai bahan konstruksi
bangunan daripada menggunakan jenis kayu randu, batang pohon pisang, batang pohon
pepaya dan lain-lain yang memiliki jenis batang herbaceous.
Adanya klasifikasi makhluk hidup mempunyai manfaat sangat besar yang langsung dapat
dirasakan manusia, yaitu sebagai berikut:
a. Pengklasifikasian melalui pengelompokkan dapat memudahkan dalam mempelajari
organisme yang beraneka ragam.
b. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan tingkat kekerabatan antara
organisme satu dengan lainnya.

Daftar Pustaka
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Umum (Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Singh, Gurcharan. 1999. Plant Systematics. Enfield: Science Publisher, Inc.
Pudjoarianto, Agus, dkk. 1999. Taksonomi Tumbuhan II. Yogyakarta: Fakultas Biologi
UGM.
Judd, S. Walter, dkk. 1999. Plant Systematic A Phylogenetic Approach . Massachusetts
USA: Sinauer Associates, Inc.
Posted by faridaayur at 20:25
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: Biology, semester 5, Taksonomi Tumbuhan, Universitas Airlangga

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home


Subscribe to: Post Comments (Atom)

Search box
About Me

faridaayur
just call me rida (': ♥ I'm unpredictable, with moods changing as quickly as an
ocean.. do and aim for the best, plan and prepare for the worst ! ;D
View my complete profile

Facebook Badge
Farida Ayu Rokhimaningrum

Create your badge

Follow my Instagram

@faridaayur
@faridaayur
There was an error in this gadget

Time to Relax!
Yafie Lucky Sukmana
Total Pageviews
20881
Blog Archive
 ► 2014 (2)

 ► 2013 (11)

 ▼ 2012 (19)

o ► December (3)

o ► November (5)

o ▼ October (10)

 Ah wanita ...

 I hope you understand ...

 "SEBERAPA PANTAS KAU UNTUK KU TUNGGU"

 Organogenesis Amphibia

 Pizza Time~

 Kajian Ilmiah tentang CINTA

 Mencit Terinfeksi Bakteri Methan

 Artikel Ilmiah Skuter Ramping

 PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TAKSONOMI


TUMBUHAN

 ALAS PURWO X-PEDITION 2012

o ► January (1)

 ► 2011 (29)

Followers
Labels
2pm (1) anniversary (1) Artikel Ilmiah (1) beach (5) beautiful of INDONESIA (8)
Biology (9) birthday (1) Bromo mountain (1) campus (6) cigarettes in INDONESIA (1)
cinta (5) dish (2) Embriology Vertebrae (1) F U N (8) food (2) Frog (1) holiday (5)
Indonesia (4) IU (1) jodoh (5) Kebun Raya Purwodadi (1) korean (2) Korean Drama
Series (2) kpop (2) lyric (3) me and my thought (26) mencit (1) my life and the story
behind (10) new year (1) nichkhun (1) opening (1) organogenesis (1) perempuan hebat
(3) pizza hut (1) PKM (1) random (16) semester 5 (4) Skuter Ramping (1) SMAN 15
Surabaya (4) snack (1) song (1) Taksonomi Tumbuhan (2) tentang kamu (2) travelling (9)
Unit Layanan Rumah Hewan (1) Universitas Airlangga (6) Yoo Seung Ho (1)

Popular Posts

PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TAKSONOMI TUMBUHAN

Rincian Kegiatan dan Biaya Berlibur di Pulau Lombok

Memories about RSBI SMAN 15 Surabaya

 Artikel Ilmiah Skuter Ramping

Organogenesis Amphibia

RSS feedAbout Author


Powered by Blogger.
.Sitologi

Data sitologi umumnya bersal dari nucleus,jumlah dan morfologi kromosom, dan
kelakuan kromosom pada waktu meosis.Sitotaksonomi adalah di siplin ilmu yang
mempelajari variasi dan menerangkan ketidaksinambungan variasional dan kekerabatan
dalam batas-batas sitologi.
f. Fisiologi

Вам также может понравиться