Вы находитесь на странице: 1из 29

TRIGEMINAL

NEURALGIA

OLEH :
SHOFIYYATUNNISA’ W.S.

PEMBIMBING :
DR. ANDAR SETYAWAN, SP.S

Laboratorium Ilmu Penyakit Saraf


RSUD Blambangan Banyuwangi
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
Latar Belakang

 Nyeri kepala merupakan keluhan utama yang paling sering


dijumpai dalam praktek sehari – hari.
 Salah satunya dapat disebabkan oleh karena gangguan pada
cabang saraf kranialis ke 5 yaitu Nervus Trigeminus.
Latar Belakang

 Penyakit yang melibatkan nervus trigeminus bisa


menyebabkan trigeminal neuralgia, yaitu gangguan fungsi
sensori atau fungsi motorik dalam distribusi nervus
trigeminus
Definisi

Trigeminal neuralgia adalah suatu peradangan pada


saraf trigeminal yang menyebabkan rasa sakit yang hebat
dan kejang otot di wajah. Serangan intens, nyeri wajah
seperti kejutan listrik dan dapat terjadi secara mendadak
atau dipicu dengan menyentuh area tertentu dari wajah
Definisi

Definisi menurut IASP Definisi menurut IHS

Tiba-tiba, biasanya unilateral, Nyeri unilateral pada wajah, nyeri seperti


sifat nyeri hebat, menusuk, sengatan listrik yang berdistribusi ke salah
berulang dan berdistribusi di satu atau lebih dari nervus 6.
salah satu atau lebih cabang dari Nyeri biasanya ditimbulkan oleh hal-hal
nervus 5. sepele seperti mencuci muka, bercukur,
merokok, berbicara, dan menggosok gigi.
Namun juga dapat terjadi secara mendadak.
Epidemiologi

 Insidens 15,5 per 100.000 populasi /tahun


 60% penderita neuralgia adalah wanita.
- Wanita sekitar 5,9 per 100.000
- Pria sekitar 3,4 kasus per 100.000
 Sering pada usia dewasa setelah 40 thn, ditemukan
juga pada anak usia 12 thn.
Anatomi
Status Psikiatri
Area Distribusi Persyarafan
Area Distribusi Persyarafan Nervus Trigeminus

Division Areas Affected Function

V1 Opthalmic eye, forehead and Sensory-1


nose

V2 Maxillary upper teeth, gums Sensory-1


and lip, the cheek,
lower eyelid and the
side of the nose
V3 Mandibular lower teeth, gums Sensory-1
and lip

Jaw Motor-2
Etiologi

 Intrakranial
- Penekanan mekanik oleh pembuluh darah
- Malformasi arteri vena disekitarnya
- Penekanan oleh lesi atau tumor
- Sklerosis multipel
- Kerusakan secara fisik dari nervus trigeminus oleh karena
pembedahan atau infeksi
Etiologi

 Ekstrakranial
- Pulpitis
- Impaksi
- Sinusitis
Patofisiologi

Penekanan mekanik Penekanan


pembuluh darah pada Iritasi
akar nervus yang berulang

penghantaran sinyal peningkatan Hilangnya lapisan


abnormal ke nukleus aktivitas aferen mielin (demielinisasi)
nervus trigeminus serabut saraf pada serabut saraf

Serangan nyeri
pada cabang
saraf trigeminus
Klasifikasi

 Neuralgia trigeminal menurut International


Headache Society, dibagi atas 2 yaitu:

Idiopatik : Simptomatik :

Jika dalam pemeriksaan Penyebab nyeri wajahnya


anamnesis, pemeriksaan fisik dan dapat diketahui dari
neurologis serta pemeriksaan pemeriksaan penunjang.
penunjang tidak ditemukan
penyebab dari nyeri wajah.
Trigeminal Neuralgia
Idiopatik

 Nyeri bersifat paroksimal dan terasa di wilayah sensorik

cabang oftalmikus, sensorik cabang maksilaris dan atau


mandibularis.

 Timbulnya serangan bisa berlangsung 30 menit yang

berikutnya menyusul antara beberapa detik sampai menit.


Trigeminal Neuralgia
Idiopatik

 Nyeri merupakan gejala tunggal dan utama.

 Penderita berusia lebih dari 45 tahun , wanita lebih sering

terkena dibanding laki-laki.


Trigeminal Neuralgia
Simptomatik

 Nyeri berlangsung terus menerus dan terasa dikawasan

cabang optalmikus atau nervus infra orbitalis.

 Nyeri timbul terus menerus dengan puncak nyeri lalu

hilang timbul kembali.


Trigeminal Neuralgia
Simptomatik

 Disamping nyeri terdapat juga anethesia/hipestesia atau

kelumpuhan saraf kranial, berupa gangguan autonom


(Horner syndrom).

 Tidak memperlihatkan kecendrungan pada wanita atau

pria dan tidak terbatas pada golongan usia.


Maniestasi Klinis

Nyeri 20 – 30 detik , hilang


Timbul setelah umur 40 th
kemudian timbul lagi.
Cabang 2 atau 3 adalah yg Dapat disertai spasme
plg sering terkena wajah sesisi

Unilateral, kanan lebih sering Pem neurologis hampir


selalu normal
Intensitas nyeri yg tinggi di
trigger point (cuping hidung, Pd N.T bilateral  sering
mulut ) pd multiple sklerosis

chu
editing
Diagnosis

 Tidak ada pemeriksaan penunjang yang khas


 Anamnesa & klinis yg baik dan lengkap
 Bila penyebabnya tumor fossa posterior, perlu
dilakukan foto kepala (skul foto), CT scan atau
MRI
Anamnesa

 Tipe nyeri
 Lokasi nyeri, untuk menentukan cabang nervus
trigeminus mana yang terkena
 Menentukan waktu dimulainya neuralgia
trigeminal dan mekanisme pemicunya
 Menentukan interval bebas nyeri
Pemeriksaan Fisik

 Sensorik N. V
Pemeriksaan sensibilitas pada daerah dermatom N.V, yakni
daerah V1 oftalmikus, V2 maksilaris, dan V3 mandibularis
bilateral

 Motorik N. V
- Merapatkan gigi: raba m. masseter dan m. temporalis,
bandingkan kiri dan kanan.
Pemeriksaan Fisik

- Buka mulut: melihat adanya deviasi rahang dan jika ada


trismus.
- Menggerakan rahang ke kiri-kanan melawan tahanan
pemeriksa dan menonjolkan rahang: untuk mengetahui sisi
yang paresis.
- Menggigit tongue spatula dengan geraham:
membandingkan kedalaman bekas gigitan kiri-kanan.
Penatalaksanaan

 Medikamentosa
1. Carbamazepin
 Efek analgesik yang selektif
 Efek samping : drowsiness, mental confusion,
dizziness, nystagmus, ataxia, diplopia, nausea,
dan anorexia
 Dosis: 200 – 1600 mg/hari
2. Phenytoin
 Efek anti konvulsan
 Efek samping: nystagmus, dysarthria,
ophthalmoplegia dan juga mengantuk serta
kebingungan
 Dosis: 200-300 mg dibagi dalam 3 dosis perhari
3. Baclofen
 Skeletal muscle relaxant
 Efek samping: mengantuk, pusing, nausea dan
kelemahan kaki
 Tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba setelah
pemakaian lama karena dapat terjadi halusinasi
atau serangan jantung.
 Dosis: 2 - 3 x 5 mg/hari
4. Gabapentin
 Efek anti konvulsan
 Efek samping: somnolen, ataksia, fatique dan
nystagmus
 Dosis: 3 x 300 mg/hari
Penatalaksanaan

 Non medikamentosa (Pembedahan)


a. Prosedur perkutaneus (Percutaneous procedures)
1. Percutaneous radiofrequency trigeminal gangliolysis (PRTG)
2. Percutaneous balloon microcompression (PBM)
3. Percutaneous retrogasserian glycerol rhizotomy (PRGR)
b. Gamma Knife Surgery (GKS)
c. Dekompresi mikrovaskular
d. Sensory Rhizotomy
Prognosis

 Terhadap Kematian : Dubia ad Bonam


 Terhadap Kecacatan : Dubia ad Malam
Terima kasih 

Вам также может понравиться