Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak.
Penelitian ini mengkaji permasalahan limbah kayu yang sedang terjadi pada saat ini di Kraton
kecamatan Pasuruan. Berdasarkan fakta yang ada potensi limbah industri kayu lapis mencapai
60% sedangkan pada industri penggergajian berkisar 50,2% dari bahan baku yang diolah,
berdasarkan data tersebut potensi limbah kayu cukup besar dan ternyata hanya sebagian saja
(35%-49%) kayu yang digunakan hanya beberapa bagian saja, selebihnya berupa limbah yang
tidak dimanfaatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut penelitian ini menggunakan model
pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Dari hasil pembahasan Model Sains Teknologi
Masyarakat, model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yang terkait
permasalahan yang ada dimasyarakat, dengan 4 sintak yang dimilikinya 1) tahap
invitasi, menggali permasalahan yaitu berupa limbah kayu yang ada di kraton, 2) tahap
eksplorasi, melakukan percobaan pemanfaatan limbah kayu, dalam tahap ini siswa memikirkan
dengan adanya banyak limbah dapat dimanfaatkan apa untuk pengumpulan data, 3) pengajuan
eksplanasi dan solusi, dari permasalahan limbah kayu dan dalam pengumpulan data maka solusi
yang diberikan yaitu memanfaatkan limbah kayu menjadi arang briket 4) tindak lanjut,
menginformasikan konsep yang baru saja dibangun yaitu berupa limbah kayu ternyata dapat
dimanfaatkan menjadi arang briket sebagai energi biomassa, sehingga dengan adanya tahapan
tersebut dapat membantu pemanfaatan limbah kayu menjadi arang briket. Dengan memilih
model pembelajaran STM maka dapat mengatasi permasalahan limbah kayu dengan
mengelolanya menjadi arang briket, maka masyarakat sekitar dapat memanfaatkan kembali
limbah kayu tersebut.
Penelitian dengan jenis kualitatif deskriptif ini menyajikan paparan data yang
telah dilakukan terhadap pengolahan limbah industri pengolahan kayu yang berupa
serbuk-serbuk kayu. Pemanfaatan limbah kayu ini merupakan salah satu pengaplikasian
dari model pembelajaran sains teknologi masyarakat yang mecoba memberikan solusi
terhadap permasalahan yang terjadi dimasyarakat dengan tekonologi dan sains.
Kayu yang merupakan bagian dari sebuah tanaman penghasil oksigen. Kayu
sendiri sering dimanfaatkan oleh masyarkat sebagai prabot rumah tangga atau bisa
disebut sebagai furniture akan tetapi dari pengolahan tersebut masih menyisahkan
serpihan serbuk kayu yang sangat sayang sekali bila berakhir sebagai sampah yang
merugikan masyarakat.
Limbah kayu menjadi salah satu masalah pencemaran lingkungan khususnya
dikawasan industri pengolahan kayu dipasuruan. Untuk menanggapi permasalahan yang
diakibatkan oleh limbah kayu khususnya serbuk kayu ini makan didalam pembelajaran
sains peneliti mencoba untuk memberikan solusi dengan membuat inovasi sains berupa
pembuatan arang briket dari olahan limbah kayu.
Selama ini kayu yang sudah rapuh karena dimakan usia dan rayap
banyak menimbulkan masalah dalam penanganannya yang selama ini
dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak
negatif terhadap lingkungan. Tapi, bagi mereka yang kreatif kayu yang sudah
tua dan dimakan rayap bisa dihancurkan dan diambil serbuk kayu nya, serbuk
kayu dapat diolah lagi menjadi briket serbuk kayu. Cara membuat briket
serbuk kayu ini cukup mudah apalagi serbuk kayu mudah terbakar. Briket
serbuk kayu ini dapat digunakan untuk memasak dalam kebutuhan sehari-
hari. Briket serbuk kayu yang terbuat dari limbah gergaji kayu ini memiliki
harga yang jauh lebih murah dari pada briket batubara.
Prosedur pembuatan :
Peralatan :
Bahan :
Tahapan pembuatan :
1. Pengarangan
Kayu sisa yang telah berupa serbuk dibuat arang dengan pengarangan manual
(dibakar).
2. Pengayakan
Pengayakan maksud untuk menghasilkan arang serbuk kayu yang lembut dan halus.
Arang serbuk gergaji diayak dengan saringan ukuran kelolosan 50 mesh
3. Pencampuran media
Arang serbuk gergaji yang telah disaring selanjutnya dicampur lem kanji sebanyak
2,5 % dari seluruh campuran arang serbuk gergaji dan
Manfaat arang briket untuk masyarakat digunakan sebagai bahan bakar baik
untuk keperluan rumah tangga atau restauran dan, home industri. kemudian dapat
menghemat pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau elpiji. Kenapa
harus memanfaatkan limbah kayu menjadi arang briket, karena arang briket dapat
meningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran
udara, karena selama ini serbuk gergaji dibakar begitu saja, aman dan ramah
lingkungan karena diolah tanpa menggunakan bahan kimia, pada saat digunakan
abunya tidak berterbangan dan tidak berasap, tidak meninggalkan noda hitam pada
peralatan yang digunakan (alat-alat dapur dan lainnya) tidak mengeluarkan bau
menyengat/aroma tidak sedap yang dapat menggangu aktifitas kerja kesehatan
maupun lingkungan, aman dan praktis tidak menimbulkan ledakan dan mudah
perawatan jika digunakan dengan kompor.
Model pembelajaran STM ini didalam pembelajaran dapat memberikan kontribusi pada
masyarakat, kontribusinya yaitu dalam tahap ke 4 berupa tindak lanjut atau mengiinformasikan,
memberikan informasi bahwa limbah kayu ternyata dapat dimanfaatkan sebagai arang briket.
Dengan informasi berikut maka masyarakat dapat memanfaatkan atau menerapkan apa yang
sudah diinformasikan, sehingga dengan adanya kemauan menggunakan arang briket dapat
meminimalisisr banyaknya limbah kayu dilingkungannya.
D. KESIMPULAN
REFRENSI
Yager, Robert. E. 1992. The STS Aproach Parallels Constructivist Practices. Science Education
International, Vol. 3, No. 2.
Amilda, dkk. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Kelas VII
MTs Paradigma Palembang. Bioilmi,Vol. 3, No.1.
Lestari, Hidayah. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Sains Tekonologi Masyarakat (STM)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Mataram. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Teknologi, Vol II, No.3.
Maryono, dkk. 2013. Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Klapa di Tinjau
Dari Kadar Kanji. Jurnal Chemica, Vol 14, No.1.
Purnomo Sidi, dkk. 2014. Pembelajaran Model STS Berbantuan Media Untuk Meningkatkan
Aktivitas, Sikap, dan Hasil belajar IPS. Harmoni Sosial, Vol 1, No.2.