Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DI SUSUN OLEH :
PUNGKY PRAMITA PURI
201806050
Mahasiswa
( )
Mengetahui
( ) ( )
A. DEFINISI
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Menjadi tua adalah suatu proses natural dan kadang-
kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada hampir semua
sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran
pada waktu yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran
yang universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan
dan mengapa manusia menjadi tua pada usia yang berbeda-beda. (Nugroho,
2010)
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Constantinides, 1994).
Proses menua merupakan proses sepajang hidup, tidak hanya dimulai
dari suatu waktu tertentu, tapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti telah melalui 3 tahap kehidupannya
yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis
maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran,
misalnya pemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur,
rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan
semakin memburuk, gerakan lambat, dan postur tubuh tidak proporsional.
(Nugroho, 2010)
WHO dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun
adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan
proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif,
merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.Misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan pada saraf dan
jaringan lain, hingga tubuh mati sedikit demi sedikit. (Nugroho, 2010)
B. TEORI-TEORI PROSES MENUA
1. Teori Biologik
a) Teori Genetik
Teori genetik clock merupakan teori intristik yang menjelaskan
bahwa di dalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan
menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu
telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu. Secara teoritis,
memperpanjang umur mungkin terjadi, meskipun hanya beberapa
waktu dengan pengaruh dari luar, misalnya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit dengan pemberian obat-obatan atau tindakan
tertentu.
Teori mutasi somatik menjelaskan bahwa penuaan terjadi karena
adanya mutasi somatik akibat pengaruh lingkungan yang buruk.
Terjadi kesalahan proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses
translasi RNA protein atau enzim. Kesalahan ini terjadi terus menerus
sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan
sel menjadi kanker atau penyakit.
b) Teori Non Genetik
i. Teori Penurunan Sistem Imun Tubuh (Auto-immune theory)
Ketuaan dianggap disebabkan oleh adanya penurunan fungsi
sistem immun.Perubahan itu lebih tampak secara nyata pada
Limposit–T,disamping perubahan juga terjadi pada Limposit-B.
Perubahan yang terjadi meliputi penurunan sistem imun humoral,
yang dapat menjadi faktor predisposisi pada orang tua untuk:
Menurunkan resistansi melawan pertumbuhan tumor dan
perkembangan kanker.
Menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses
dan secara agresif memobilisasi pertahanan tubuh terhadap
pathogen
Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada
semakin meningkatnya resiko terjadinya penyakit yang
berhubungan dengan autoimmune.
ii. Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas
Proses menua terjadi akibat kurang efektif fungsi kerja tubuh
dan hal itu dipengaruhi oleh adanya berbagai radikal bebas dalam
tubuh. Radikal bebas yang reaktif mampu merusak sel, termasuk
mitokondria, yang akhirnya mampu menyebabkan cepatnya
kematian (apoptosis) sel, menghambat proses reproduksi sel.
iii. Teori Menua Akibat Metabolisme
Setiap makhluk hidup mempunyai ketersediaan kemampuan
yang sudah ditentukan sesuai dengan kapasitas energi yang
digunakan untuk selama menempuh kehidupannya. Energi yang
digunakan terlalu banyak dimasa awal kehidupannya akan habis
sebelum usia optimalnya, atau mempunyai usia yang relative
lebih pendek dari pada yang menggunakan energi secara optimal
sepanjang usia kehidupannya. Individu mempunyai lama usia
yang optimal jika energi yang digunakan merata sepanjang
hidupnya, tidak terlalu berlebih digunakan, diimbangi dengan
istirahat serta asupan energi yang cukup.
iv. Teori Rantai Silang (Cross link theory)
Proses menua terjadi sebagai akibat adanya ikatan-ikatan
dalam kimiawi tubuh. Teori ini menyebutkan bahwa secara
normal, struktur molekular dari sel berikatan secara bersama-
sama membentuk reaksi kimia, termasuk didalamnya adalah
kolagen yang merupakan rantai molekul yang relatif panjang yang
dihasilkan oleh fibroblast. Terbentuknya jaringan baru, maka
jaringan tersebut akan bersinggungan dengan jaringan yang lama
dan membentuk ikatan silang kimiawi. Hasil akhir dapi proses
ikatan silang ini adalah peningkatan densitas kolagen dan
penurunan kapasitas untuk transport nutrient serta untuk
membuang produk-produk sisa metabolisme dari sel.
v. Teori Fisiologis
Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik terdiri atas
teori oksidasi stress. Dalam teori ini dijelaskan terjadi kelebihan
usaha dengan stress menyebabkan sel tubuh lelah terpakai
regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal
2. Teori Sosial
a) Teori Interaksi Sosial
Teori ini menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi
tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss
(1954), Homans (1961) dan Blau (1964) mengemukakan bahwa
interaksi sosial didasarkan atas hukum pertukaran barang dan jasa,
sedangkan pakar lain Simmons (1945) mengemukakan bahwa
kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan
kunci untuk mempertahankan status sosialnya untuk melakukan tukar
menukar.
b) Teori Aktivitas atau Kegiatan
Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al.
(1972) yang mengatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung dari
bagaimana lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktifitas dan
mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.Pokok-pokok
teori aktivitas adalah:
Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan
keterlibatan sepenuhnya dari lansia di masyarakat.
Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.
c) Teori Kesinambungan (Continuity theory)
Kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia, dengan demikian
pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan
gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia Gaya hidup perilaku
dan harapan seorang ternyata tak berubah walaupun ia menjadi lansia.
Pokok-pokok dari continuity theory adalah:
Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif
dalam proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada
pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus
dipertahankan atau dihilangkan.
Peran lansia yang hilang tak perlu diganti.
Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai macam cara
adaptasi.
d) Teori Pembebasan atau penarikan diri
Cumming dan Henry ( 1961) mengemukakan bahwa kemiskinan
yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan
seseorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan
sekitarnya. masyarakat juga mempersiapkan kondisi agar para lansia
menarik diri, keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia
menurun baik secara kualitas maupun secara kuantitas.
e) Teori Perkembangan (Development theory)
Joan Birchenall RN, Med dan Mary E Streight RN (1973)
menekankan perlunya mempelajari psikologi perkembangan guna
mengerti perubahan emosi dan sosial seseorang selama fase
kehidupannya.Pokok-pokok dalam development theory adalah:
Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa
kehidupannya.
Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan
sosial yang baru yaitu pensiun dan atau menduda atau menjanda.
Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir
dalam keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya
akibat pensiun, ditinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-
temannya.
f) Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory)
Wiley (1971), menyusun stratifikasi lansia berdasarkan usia
kronologis yang menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan
kapasitas peran, kewajiban, serta hak mereka berdasarkan usia. Dua
elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah struktur
dan prosesnya. Pokok-pokok dari teori ini adalah :
Arti usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakat
Terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompok
Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran diantara penduduk.
3. Teori Psikologis
a) Teori Kebutuhan Manusia Menurut Hierarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow,
1954).
b) Teori Individual Jung
Carl Jung (1960) merupakan psikolog swiss yang
mengembangkan teori bahwa perkembangan personal individu dilalui
melalui tahapan-tahapan: masa kanak-kanak, masa remaja dan remaja
akhir, usia pertengahan, dan usia tua. Kepribadian personal ditentukan
oleh adanya ego yang dimiliki, ketidaksadaran personal dan
ketidaksadaran kolektif. Teori ini mengungkapkan bahwa sejalan
dengan perkembangan kehidupan, pada masa usia petengahan maka
seseorang mulai mencoba menjawab hakikat kehidupan dengan
mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan dan meninggalkan khayalan.
Pada masa ini dapat terjadi “krisis usia pertengahan” yang dapat
mempengaruhi/menghambat proses ketuaan itu sendiri secara
psikologis.
c) Teori Proses Kehidupan Manusia
Charlotte Buhler (1968) menyusun sebuah teori yang
menggambarkan perkembangan manusia yang didasarkan pada
penelitian ektensif dengan menggunakan biografi dan melalui
wawancara. Mengidentifikasi dan mencapai tujuan hidup manusia
yang melewati klima fase proses perkembangan. Pemenuhan
kebutuhan diri sendiri merupakan kunci perkembangan yang sehat dan
itu membahagiakan, dengan kata lain orang yang tidak dapat
menyesuaikan diri berarti dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya
dengan beberapa cara.
d) Teori Tugas Perkembangan
Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada
masa tua antara lain adalah :
a) Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan
kesehatan
b) Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya
penghasilan
c) Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
d) Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya
e) Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
f) Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
e) Terori Delapan Tingkat Kehidupan
Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat
adanya kondisi dimana kondisi psikologis mencapai pada tahap-tahap
kehidupan tertentu. Ericson (1950) yang telah mengidentifikasi tahap
perubahan psikologis (depalan tingkat kehidupan) menyatakan bahwa
pada usia tua, tugas perkembangan yang harus dijalani adalah untuk
mencapai keeseimbangan hidup atau timbulnya perasaan putus asa.
2. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b) Kehatan umum
c) Tingkat pendidikan
d) Keturunan
e) Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a) Kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu
b) Kenangan jangka pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
b) Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor
terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan
dari faktor waktu.
3. Perubahan Psikososial
a) Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan
b) Merasakan atau sadar akan kematian
c) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.
D. TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA
Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa
tua antara lain adalah :
a) Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
b) Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan
c) Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
d) Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya
e) Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
f) Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
F. POHON MASALAH
a) Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan diri kita
sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran
menjadi tenang.
b) Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan,
merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga
dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke,
asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
c) Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental
dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik
dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup
dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk
menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita
yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan.
Tertawa dan senyum murah tidak perlu membayar tapi dapat
menadikan hidup ceria, bahagia, dan sehat.
9. Rekreasi
Untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama
seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat
disesuaikan denga kondisi dan kemampuan. Rekreasi dapat dilakukan di
pantai dekat rumah, taman dekat rumah atau halaman rumah jika
mempunyai halaman yang luas bersama keluarga dan anak cucu, duduk
bersantai di alam terbuka. Rekreasi dapat menyegarkan otak, pikiran dan
melemaskan otot yang telah lelah karena aktivitas sehari-hari.
10. Hubungan antar sesama yang sehat
Pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-
teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi
juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan
keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang
selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan
dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati
kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.
11. Back to nature (kembali ke alam)
Seperti yang telah terjadi, gaya hidup pada zaman modern ini telah
mendorong orang mengubah gaya hidupnya seperti makan makanan siap
saji, makanan kalengan, sambal botolan, minuman kaleng, buah dan
sayur awetan, jarang bergerak karena segala sesuatu atau pekerjaan dapat
lebih mudah dikerjakan dengan adanya tekhnologi yang modern seperti
mencuci dengan mesin cuci, menyapu lantai dengan mesin penyedot
debu, bepergian dengan kendaran walaupun jaraknya dekat dan bisa
dilakukan dengan jalan kaki. Gaya hidup seperti itu tidak baik untuk
tubuh dan kesehatan karena tubuh kita menjadi manja, karena kurang
bergerak, tubuh jadi rusak karena makanan yang tidak sehat sehingga
tubuh menjadi lembek dan rentan penyakit.
Oleh karena itu salah satu upaya untuk hidup sehat adalah back to
nature atau kembali lebih dekat dengan alam. Kita tidak harus menjauhi
tekhnologi tetapi paling tidak kita harus menghindari bahan makanan
kalengan, minuman kalengan, makanan yang diawetkan, makanan siap
saji dan harus lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-
buahan yang segar dan juga minum air putih.
12. Semua yang dilakukan tidak berlebihan
Untuk menciptakan hidup yang sehat segala sesuatu yang kita lakukan
tidak boleh berlebihan karena hal tersebut bukannya menjadikan lebih
baik tetapi sebaliknya akan memperburuk keadaan. Jadi lakukanlah atau
kerjakanlah sesuatu hal itu sesuai dengan kebutuhan.
Daftar Pustaka