Вы находитесь на странице: 1из 3

Reaction Paper

Backflush Costing: Cost Accounting and Cost Management in a JIT Environment

Backflushing biasa disebut backflush costing/backflush accounting merupakan


pendekatan yang dipersingkat atas akuntansi dari biaya manufaktur. Backflushing dapat
diterapkan ke sistem Just in Time (JIT) dimana diperlukan kecepatan begitu tinggi sehingga
akuntansi tradisional tidak lagi praktis. Tujuan backflushing adalah mengurangi jumlah kejadian
yang diukur dan dicatat dalam sistem akuntansi. Perbedaan backflushing dengan job order
costing dan process costing adalah kurangnya penelusuran terinci atas biaya work in process
(WIP), akun persediaan tidak lagi disesuaiakan selama periode akuntansi, tetapi saldonya
dikoreksi menggunakan ayat jurnal pada akhir periode.

Ciri-ciri Backflushing Costing : (1) Bahan baku yang diterima dari pemasok, dicatat
didebet ke akun RIP ( Raw and in Process), (2) Penggunaan tenaga kerja langsung,dicatat
didebet ke akun Harga Pokok Penjualan, (3) Komponen biaya bahan baku atas produk selesai di
backflush dari RIP, (4) Komponen biaya bahan baku atas produk terjual di backflush dari barang
Jadi, (5) Diperlukan penyesuaian biaya konversi

Perusahaan-perusahaan yang menggunakan backflush costing biasanya memenuhi tiga


kondisi berikut :
1. Manajemen menginginkan sebuah sistem akuntansi yang sederhana. Tidak ada penelusuran
terinci atas jumlah aktual biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung
pabrikasi yang melalui serangkaian operasi, langkah demi langkah sampai pada titik
penyelesaian
2. Masing-masing produk memiliki sekumpulan biaya yang dianggarkan atau biaya standar
3. Hasil keuangan dari backflush costing mendekati hasil yang diperoleh dengan penulusan
rangkaian
Sistem JIT menawarkan peluang untuk menyederhanakan akuntansi untuk arus
biaya produksi. Dengan persediaan yang rendah , mungkin tidak diinginkan untuk menggunakan
sumber daya untuk menelusuri arus biaya yang melalui semua akun persediaan. Pada sistem
tradisional terdapat akun barang dalam proses untuk tiap departemen sehingga biaya produksi
dapat ditelusuri sebagai pekerjaan yang berjalan melalui pabrik. Di bawah JIT, tidak ada
departemen dan waktu tunggu 14 hari misalnya menjadi 4 jam, dan menjadi tidak masuk akal
unutk menelusuri biaya dari bengkel ke bengkel dalam sel. Lagi pula, jika waktu siklus produksi
adalah dalam menit atau jam, dan barang dikirimkan segera setelah penyelesaian, maka semua
dari tiap biaya produksi hari tersebut mengalir ke harga pokok penjualan. Pengakuan keluaran ini
mengarah pada pendekatan akuntansi untuk arus biaya produksi yang disederhanakan.
Pendekatan yang disederhanakan ini disebut Perhitungan Biaya Backflush, menggunakan titik
pemicu untuk menentukan kapan biaya produk dibebankan pada akun sementara dan persediaan
kunci. Meragamkan jumlah dan lokasi titik pemicu menciptakan sejumlah varian perhitungan
biaya backflush. Meskipun terdapat beragam varian perhitungan backflush, hanya dua yang di
bahas yang dibedakan berdasarkan lokasi titik pemicu. Titik pemicu hanya merupakan kejadian
yang mendorong pengakuan akuntansi untuk beberapa perhitungan biaya produksi.
Perhitungan biaya backflush mengeliminasi akun bahan dan barang dalam proses yang
terpisah. Dibandingkan dengan menggunakan akun terpisah, terdapat satu akun, Bahan baku
dalam Proses ( Raw Material and in Process-RIP). Akun RIP digunakan hanya untuk menelusuri
biaya bahan baku. Jika bahan dibeli pada sitem JIT, bahan tersebut segera masukkan ke dalam
proses. Karenanya tidak ada kebutuhan untuk mencatat pembeliannya dalam akun persediaan
yang terpisah. Mengkombinasikan tenaga kerja lansung dan biaya overhead ke dalam satu
kategori adalah ciri kedua dari perhitungan biaya backflush.
Saat perusahaan mnerapkan JIT dan menjalankannya, kategori biaya tenaga kerja langsung
tradisional menghilang. Pekerja dengan keahlian-keahlian beragam melakukan berbagai kegiatan
kegiatan penyetelan, kegiatan pemuatan-mesin, pemeliharaan, dan penanganan bahan,dll. Seiring
tenaga kerja menjadi memiliki berbagai fungsi, kemampuan untuk menelusuri dan melaporkan
tenaga kerja langsung secara terpisah menjadi tidak mungkin. Sebagai konsekuensinya,
perhitungan biaya backflush biasanya mengkombinasikan biaya tenga kerja langsung dengan
biaya overhead dalam akun sementara yang disebut Pengendali Biaya konversi. Akun ini
mengakumulasikan biaya konversi sebenarnya pada sisi debet dan pembebanan biaya konversi
pada sisi kredit. Segala perbedaan antara biaya konversi sebenarnya dengan pembebanan biaya
konversi ditutup pada Harga Pokok penjualan. Pada varian pertama dari perhitungan biaya
backflush, penyelesaian barang memicu pengakuan biaya produksi yang digunakan untuk
memproduksi barang (titik pemicu kedua). Pada titik ini, pembebanan biaya konversi diakui
dengan mendebetkan Barang Jadi dan mengkreditkan akun RIP. Karenanya, biaya produksi
dibilas keluar dari sistem setelah barang selesai.
Pada varian kedua dari perhitungan biaya backflush, titik pemicu kedua didefinisikan
oleh titik dimana barang dijual dibandingkan saat barang tersebut selesai. Untuk varian ini, biaya
produksi dibilas keluar dari sistem setelah barang terjual. Karenanya, pembebanan biaya
konversi dan transfer biaya bahan diselesaikan dengan mendebet Harga Pokok penjualan dan
mengkredit Pengendali Biaya Konversi dan RIP, secara berturut-turut.

Вам также может понравиться