Вы находитесь на странице: 1из 2

Farmakoterapi

Statin. Penggunaan statin atau 3-Hydroxy-3-Methyl-glutaryl coenzyme A (HMG-CoA) reductase


inhibitor beberapa waktu terakhir ini dalam penanganan gangguan sistem kardiovaskular sangat
meningkat dan diduga bermanfaat sebagai neuroprotektan pada beberapa kasus demensia. Statin
juga berperan dalam pengobatan hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia berhubungan dengan
penyakit vaskular, terutama atherosklerosis yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sindroma
demensia, baik dalam kasus demensia vaskular maupun penyakit Alzheimer. Demensia
berhubungan erat dengan faktor usia, begitu juga dengan penggunaan statin. Suatu eksperimen
yang dilakukan secara in-vitro dan in-vivo menunjukkan bahwa kolesterol dapat mempercepat
produksi plak amiloid (Aβ) dengan menggeser metabolisme Protein Prekusor Amiloid (APP) dari
alfa menjadi beta yang merupakan salah satu mekanisme terjadinya penyakit Alzheimer. Statin
dapat menghambat proses ini melalui penurunan kadar kolesterol dalam darah. Statin juga dapat
mencegah terjadinya atherotrombosis dengan mempengaruhi fungsi dari makrofag dan platelet.

Inhibitor Kolinestrase. Pada hasil otopsi ditemukan bahwa pasien dengan demensia vaskular
menunjukan penurunan aktivitas kolin asetiltransferase secara signifikan pada beberapa bagian
otak yang meliputi nukleus kaudatus dan putamen, hipokampus serta korteks lobus temporal
sehingga menimbulkan penurunan fungsi eksekutif yang berat. Ada empat inhibitor kolinestrase
yang tersedia : takrin, donepazil, rivastigmin, dan galantamin. Namun takrin sekarang sangat
jarang dipakai karena efek hepatotoksik yang terjadi pada pada sekitar 40% penggunanya.

Pada pengalaman klinis disarankan untuk memberikan inhibitor kolinestrase dimulai dengan dosis
rendah, peningkatan dosis secara bertahap dan pemberian obat dengan makanan dapat membatasi
efek samping gastrointestinal. Inhibitor kolinestrase biasa diberikan bersama dengan vitamin E
dan memantine.

Antioksidan. Prinsip strategi pemberian antioksidan adalah dengan pemberian alpha-tocopherol


(vitamin E). Beberapa penelitian memberikan bukti yang mendukung bahwa vitamin E memiliki
peran dalam memperlambat onset dari demensia vaskular.

Memantine. Memantine adalah N-methyl-D-aspartate antagonis yang belakangan ini disetujui oleh
Food and Drug Administration (FDA) untuk terapi demensia vaskular yang sedang dan berat.
Ketika memantine diberikan kepada penderita demensia vaskular dengan gejala sedang dan berat
bersama dengan inhibitor kolinestrase, didapat perbaikkan kognitif, perbaikkan kemunduran
aktivitas sehari-hari, penurunan frekuensi dari timbulnya gejala baru.

Terapi Gejala Neuropsikiatri. Indikasi pemberian neuroleptika adalah agitasi, pasien sama sekali
tidak dapat tidur, kegelisahan yang amat sangat. Pilihan sekarang lebih banyak mengarah pada
penggunaan neuroleptika atipikal seperti risperdon dan olanzapine karena memiliki efek samping
ekstrapiramidal yang rendah dan kurang memiliki efek terhadap penurunan fungsi kognitif.
Pemberian obat untuk mengatasi gangguan perilaku pada demensia harus dihentikan setelah gejala
teratasi dan penggunaan diusahakan untuk tidak lebih dari satu bulan.

Non-farmakoterapi

Intervensi Keluarga. Keterlibatan keluarga dalam penatalaksanaan demensia vaskular mutlak


diperlukan. Kejelasan mengenai penyakit yang diderita pasien akan mengurangi kecemasan dan
ketegangan dalam keluarga.

Intervensi Lingkungan. Lingkungan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien, karena pasien
sudah tidak mampu untuk beradaptasi lagi. Beberapa hal yang perlu dilakukan:

Penyesuaian fisik : suasana tenang, ruang nyaman dan musik yang sesuai. Menghindarkan hal-hal
yang cenderung membuat pasien takut dan bingung.
Penyesuaian waktu, pasien dibuatkan program acara harian yang menetap.
Perhatikan kesehatan tidur pasien, yaitu dengan meningkatkan aktivitas pada siang hari agar
malam hari dapat tidur.
Pemberian nutrisi yang baik dan seimbang agar pasien tidak kekurangan gizi.
Hampir 90% pasien demensia mengalami penurunan berat badan karena ada kesulitan asupan
makanan sehubungan dengan delusi paranoid atau perilaku agresif maupun apatis.

Intervensi Gangguan Perilaku. Setiap program harus dibuat khusus untuk satu orang pasien.
Manfaat psikoterapi bagi pasien adalah mengurangi kecemasan, memberi rasa aman dan tenang
untuk menerima kondisinya saat ini.

Psikoterapi dan konseling dapat diberikan pada keluarga yang mengalami ketegangan, panik atau
terjadi perselisihan. Orang yang merawat harus mendapat kesempatan berkonsultasi dengan dokter
agar dapat mencapai target terapi intervensi perilaku. (HUMAS RSUP SANGLAH)

yankes.kemkes.go.id/read-demensia-vaskular-4078.html

Вам также может понравиться