Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan
yang menduduki posisi penting dalam sektor pertanian umumnya, dan sektor
perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari sekian banyak
tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang
menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia .Sejalan dengan
perluasan daerah, produksi juga meningkat dengan laju 9,4 % per tahun. Pada
awal 2001-2004 luas areal kelapa sawit dan produksi masing-masing tumbuh
dengan laju 3,97% dan 7,25% per tahun, sedangkan ekspor meningkat
13,05% per tahun. Tahun 2010 produksi Crude Palm Oil (CPO)
diperkirakan akan meningkat antara 5-6% sedangkan untuk periode 2010-
2020, pertumbuhan produksi diperkirakan berkisar antara 2-4% (Harahap,
2011).
Tantangan dari peningkatan luas perkebunan kelapa sawit selain
keterbatasan lahan yang tersedia juga adanya serangan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT), khususnya hama. Meningkatnya pemakaian
lahan secara besar-besaran untuk penanaman kelapa sawit di Indonesia
menambah jumlah lahan monokultur yang menguntungkan bagi
perkembangan hama. Hal tersebut terjadi karena pakan terus menerus
tersedia sehingga menunjang keberlangsungan hidup hama (Siahaan dan
Syahnen, 2014). Kelapa sawit dapat diserang oleh berbagai hama dan
penyakit tanaman sejak di pembibitan hingga di kebun pertanaman. Salah
satu hama utama pada kelapa sawit adalah hama kumbang tanduk (Oryctes
rhinoceros).
Oryctes rhinoceros L. (Coleoptera: Scarabidae) atau kumbang tanduk
merupakan salah satu hama penting pada kelapa sawit dan dikenal sebagai
hama pengerek pucuk kelapa sawit. Daud (2007) menyatakan bahwa
serangan hama ini dapat menyebabkan kematian tanaman apabila menyerang
titik tumbuh kelapa sawit. Hama kumbang tanduk ini menyerang tanaman

1
2

kelapa sawit yang ditanam di lapangan sampai umur 2,5 tahun dengan
merusak titik tumbuh sehingga terjadi kerusakan pada daun muda (Darmadi,
2008 dalam Herman, 2012). Kumbang tanduk pada umumnya menyerang
tanaman kelapa sawit muda dan menurunkan produksi tandan buah segar
(TBS) pada tahun pertama menghasilkan hingga 69%, bahkan menyebabkan
25% tanaman muda mati (PPKS, 2008).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat
mengaplikasikan teori yang telah diperoleh dari perkuliahan terhadap
permasalahan di lapangan.
b. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi
mahasiswa untuk terjun ke masyarakat.
c. Memperluas pengetahuan dan wawasan berpikir dalam menerapkan
ilmu yang telah dipelajari serta keterkaitannya dengan ilmu lain.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui langkah-langkah pada teknik perbanyakan Metarhizium
anisopliae.
b. Mengetahui efektifitas Metarhizium anisopliae. terhadap kumbang
kelapa Oryctes rhinoceros.

C. Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di BSPMBPTKP
ini adalah:
1. Memperoleh gambaran tentang Perbanyakan Jamur Metarhizium
anisopliae sebagai pengendalian hama kumbang kelapa di Laboratorium
Hayati Dinas Kehutanan dan Perkebunan D.I Yogyakarta.
2. Memperoleh pengamatan kerja secara langsung sehingga dapat digunakan
sebagai bekal bagi mahasiswa ketika terjun di dunia kerja.

Вам также может понравиться