Вы находитесь на странице: 1из 12

ALAT DAN BAHAN

1. Alat
Berikut adalah instrument yang sering digunakan dalam endodonsi digolongkan menurut
penggunaannya (Friedman and Stabholz, 1986) :
a. Alat untuk preparasi orifice
- Instrumen dasar
o Sonde endodontik berujung ganda  menentukan letak orifice dan fraktur gigi
pada dasar kamar pulpa
o Excavator  Untuk memotong atau mengambil sisa jaringan pulpa
o Kaca mulut  Untuk melihat kedalaman kamar pulpa dan untuk menahan lidah
o Pinset berkerat  Untuk memegang paper point, gutta percha dan alat saluran
akar
o Disposable syringe  Untuk mendepositkan larutan irigasi ke dalam saluran
akar
o Petri dish bersekat  Untuk menempatkan cotton roll, cotton pellet dan paper
point
- Bur
o Friction grip
Bur fisur yang runcing digunakan pada awal preparasi orifice untuk
mendapatkan outline yang tepat.
Diamond fissure / tapered bur:
- Menghilangkan seluruh atap pulpa pada gigi posterior
- membentuk dinding kavitas menjadi lurus permukaan dinding kavitas kasar

o Rosehead/Round bur
Bur rosehead normal dan ekstra panjang dapat digunakan mengangkat atap
kamar pulpa , membur email dan menghilangkan dentin yang berlebih

o Safe-ended diamond
Bur safe-ended diamond dengan ujung yang tidak tajam dapat digunakan
untuk meruncingkan dan menghaluskan preparasi kavitas orifice. Ujung yang
tidak tajam mencegah bur merusak dasar kamar pulpa.

o Gates glidden drill


Bur ini mempunyai ujung potong yang berbentuk seperti kuncup, terpasang
pada lengan yang kecil yang melekat pada pegangan tipe latch.
Alat ini harus digunakan dengan bantuan handpiece.

- Rubber dam
o Melindungi pasien dari tertelan atau terhirupnya alat, obat-obatan, gigi dan
kotoran serta bakteri dan jaringan pulpa yang nekrosis
o Untuk mendapat daerah operasi yang bersih, kering dan bebas dari
kontaminasi ludah
o Untuk mencegah lidah dan pipi menutupi daerah operasi
o Untuk menghalangi agar pasien tidak bicara, kumur-kumur dan mengganggu
kerja operator

b. Alat untuk preparasi saluran akar


- Hand instrument
o Reamer
Reamer diputar dan ditarik mundur sehingga pemotongannya terjadi ketika
rotasi. Digunakan untuk membesarkan dan memperbaiki bentuk saluran akar
yang tidak teratur menjadi kavitas dengan potongan melintang yang bulat

o File
digunakan dengan gerak mengerok dan gerak mendorong menarik. Gerakan
ini lebih efisien jika instrument memiliki lebih banyak pelintiran atau spiral yang
bekontak dengan dinding saluran akar. Alat ini berfungsi untuk menghaluskan
dinding saluran akar dan mengambil jaringan keras selama pelebaran saluran
akar

o Ekstirpasi
Menggunakan barbed broach. Berfungsi untuk mengambil jaringan
pulpa/jaringan nekrotik dan mengambil bahan pengisi dan untuk pengait
- Alat saluran akar dengan bantuan listrik
o Handpiece
Handpiece memberikan aksi mekanis terhadap alat preparasi saluran akar.
System ini dibuat untuk mengurangi waktu yang digunakan pada preparasi
saluran dan sekarang terdiri dari handpiece lurus yang dapat diberi jarum-
jarum ulir dengan desain khusus
o Endodontik mikromotor
Sistem finder saluran terdiri dari contra-angle handpiece yang dimotori oleh
mikromotor atau kompresor. Motor bekerja kurang dari 300 rpm sehingga
dapat mempercepat pekerjaan.
2. Bahan
a. Larutan Irigasi Saluran Akar
Sifat larutan irigasi yang diinginkan:
1. Menghilangkan debris
2. Mengurangi friksi instrumen selama preparasi (lubrikan)
3. Menghilangkan dentin (lubrikan)
4. Melarutkan jaringan anorganik (dentin)
5. Penetrasi ke kanal perifer
6. Melarutkan bahan organik (dentin kolagen, jaringan pulpa, biofilm)
7. Membunuh bakteri dan jamur
8. Tidak mengiritasi atau merusak jaringan periapikal, tidak kaustik atau
sitotoksik
9. Tidak melemahkan struktur gigi

LARUTAN IRIGASI
1. Sodium hipoklorit (NaOCl)
Kelebihan Kekurangan
- antibakteri spectrum luas - hanya menghilangkan bagian organik
- membunuh sebagian besar bakteri oral smear layer
dalam waktu cepat saat berkontak dengan - rasa dan bau yang tidak enak
NaOCl
- efektif melarutkan sisa pulpa dan kolagen
- melarutkan jaringan organik vital dan
nekrotik
Sodium hipoklorit (NaOCl) adalah larutan irigasi yang paling sering digunakan.
NaOCl terurai dalam air menjadi Na+ dan ion hipoklorit OCl-, menghasilkan keseimbangan
dalam asam hipoklorus (HOCl). Asam hipoklorus memiliki aktivitas antibakteri dengan
mengganggu fungsi vital sel mikroba, menyebabkan kematian sel. NaOCl digunakan dalam
konsentrasi 0,5% dan 6%, agen antimikroba yang kuat, langsung membunuh sebagian besar
bakteri saat berkontak dengan larutan. NaOCl juga efektif melarutkan sisa pulpa dan kolagen,
sebagai komponen utama dentin. Hipoklorit adalah satu-satunya larutan irigasi saluran akar
yang dapat melarutkan jaringan organik vital dan jaringan nekrotik. Meskipun hipoklorit sendiri
tidak menghilangkan smear layer, namun dapat memengaruhi bagian organik dari smear
layer, sehingga memungkinkan penghilangan seluruh smear layer jika dikombinasi dengan
EDTA atau asam sitrat.

2. Klorheksidin (CHX)
Kelebihan Kekurangan
- efek antibakteri yang kuat - tidak melarutkan jaringan
- mampu berikatan dengan jaringan keras - tidak menghilangkan biofilm dan debris
gigi organik lainnya
- tidak menyebabkan erosi dentin
- baik digunakan sebagai preparasi
kemomekanis terakhir untuk
memaksimalkan efek antibakteri
Klorheksidin memiliki efektivitas antibakteri yang tidak jauh berbeda dengan
NaOCL. Klorheksidin baik untuk digunakan sebagai irigasi terakhir karena sifatnya yang
dapat berikatan dengan jaringan dentin, sehingga memberi efek antibakteri yang lebih lama.

3. EDTA
Kelebihan Kekurangan
- melarutkan bahan anorganik - tidak berefek terhadap jaringan organik
- Penghilangan smear layer oleh EDTA - tidak memiliki antibakteri
meningkatkan efek antibakteri agen
disinfektan lain pada lapisan dentin yang
lebih dalam

EDTA efektif jika dikombinasikan dengan NaOCl.

4. Hidrogen Peroksida (H2O2)


Biasanya digunakan dengan konsentrasi 2,5%. Mempuyai dua aksi yaitu
menimbulkan buih pada larutan ketika kontak dengan bahan kimiawi sehingga dapat
mengeluarkan debris saluran akar dan membebaskan oksigen yang dapat mematikan
mikroorganisme anaerob.
INTERAKSI ANTAR LARUTAN IRIGASI

Larutan Irigasi Sifat


NaOCl + EDTA Kelebihan:
- NaOCl mengangkat jaringan organik, EDTA jaringan
anorganik

Kekurangan :
- EDTA menurunkan jumlah klorin pada NaOCl
sehingga menurunkan aktivitas NaOCl.
CHX + NaOCl Kekurangan : tidak dapat bercampur  warna coklat-
orange
CHX + EDTA Kekurangan : warna putih awan dan presipitasi

b. Obat Sterilisasi Saluran Akar


1. Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2)
Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) diperkenalkan kedalam dunia kedokteran gigi
pada tahun 1920 (Hermann). Memiliki pH 12,5. Memiliki berbagai sifat biologis
diantaranya antimicrobial dan melarutkan jaringan, mencegah respobsi akar dan
menginduksi mekanisme perbaikan jaringan keras. Kebanyakan dari bakteri pathogen
endodontic (kecuali E. faecalis) tidak dapat bertahan pada alkaline kuat seperti ini.
Dengan kontak secara langsung, bakteri-bakteri tersebut akan tereliminasi dalam
waktu yang singkat.
Efek antimicrobial dari kalsium hidroksida merupakan hasil dari pelepasan ion
hidroksil dalam lingkungan yang berair; Efek letal dihasilkan dari destruksi membrane
sel, denaturasi dari struktur protein dan enzim, yang menyebabkan kerusakan DNA.
Berfungsi sebagai penghalang proses difusi, yang akan menghambat
proliferasi dari bakteri yang tersisa dan juga mencegah infeksi berulang dari
mikroorganisme pada rongga mulut.
Kalsium Hidroksida dalam sediaan bubuk, sulit untuk diaplikasikan pada
saluran akar, sehingga harus dicampur dengan suatu cairan. Apabila pasta encer
Kalsium Hidroksida di aplikasikan pada saluran akar dengan spiral lentulo, pengisian
akan lebih lengkap dan homogen dibandingkan dengan Kalsium Hidroksida yang
dicampur dengan air steril.

2. TKF (Trikresol Formalin)


TKF atau Trikresol Formalin adalah disinfektan atau antiseptic yang digunakan
pada saluran akar sebelum dilakukan pengisian saluran akar, tujuannya adalah
mensterilkan dari bakteri anaerob. Adanya campuran ortho, metha, dan para-cresol
dengan formalin. a.Definisi
Sifat
Merangsang jaringan periapikal dan menyebabkan jaringan menjadi nekrosis.

Mekanisme Kerja
Desinfekan harus memenuhi syarat adalah campuran ortho, metha, dan
paracresol dengan formalin. Bersifat merangsang jaringan periapikal dan
menyebabkan jaringan menjadi nekrosis.
Indikasi
 bahan fiksasi
 antimikroba saluran akar
Kelebihan
 cukup efektif untuk mendesinfeksi kavitas pulpa.
 Sebagai antimikroba saluran akar.
Efek Samping
 Sangat toksik pada jaringan periapikal
 Bersifat mutagenik dan karsinogenik
 Jika pengaplikasian berlebih dapat menyebabkan periodontitis
Komposisi Bahan
 Liquid formaldehid
 Cresol
 Desinfektan yang lebih kuat daripada phenol, dapat membasmi dan
menghilangkan bau
 Dapat dicampur dengan formaldehid dalam semua perbandingan
 Menghilangkan rasa sakit, mengurangi efek rangsangan dari formaldehid
 Bersifat saponifikasi, lemak dan asam lemak diubah menjadi antiseptik.
Dosis
Cotton pellet dibasahi secukupnya menggunakan TKF, jangan berlebihankarena
dapat menyebabkan periodontitis. Selanjutnya cotton pellet diletakkan pada
kamar pulpa, dan dilakukan penambalan sementara

3. ChKM (Chlorophenol-Kamfer-Menthol)
ChKM adalah campuran dari 27% 4-klorofenol, 71% kamfer rasemik, dan 1,6%
levomentol. Klorofenol seperti ChKM merupakan antiseptic aktif dan disinfektan yang
baik untuk saluran akar. ChKM memiliki antibakteri yang lebih tinggi, antiseptic dan
disinfektan yang lebih potensial dibandingkan disinfektan golongan fenol yang lain.
Penambahan disinfektan berupa kamfer sebagai pelarut akan menghasilkan larutan
yang stabil dalam suhu ruang. Efek kaustik dari parachlorophenol pada larutan dapat
ditekan tanpa harus kehilangan efek bekterisid nya. Klorofenol cair dianggap sebagai
desinfektan yang kuat. Bila digunakan dalam saluran akar dapat menembus jauh ke
dalam dentin yang sudah terinfeksi sebelumnya juga ke foramen apikal dan ke
jaringan periapikal.
Mentol yang tidak larut air juga berperan sebagai disinfektan dan memiliki efek
astringen dan anestesi. Mentol bekerja secara lokal anti-inflamasi vaskular kontraksi
dan anestesi.Komponen-komponen ChKM hanya dikombinasikan secara fisik.
Campuran chlorphenol-kamfer-mentol akan cepat sekali terpisah bahkan hanya
dengan sekret yang hanya sedikit. Konsentrasi ChKM yang sama akan selalu
terpecah tanpa dipengaruhi volume secret yang ada. Oleh sebab itu, bahan ini tidak
akan menyebabkan nekrosis jaringan yang sehat, keballikan dari NaOCl yang
menghancurkan jaringan yang mati dan jaringan sehat serta dentin.
ChKM diindikasi untuk semua perawatan saluran akar dan pada gigi yang
memiliki kelainan periapical. ChKM juga memiliki sifat disinfeksi dengan sifat
mengiritasi yang kecil, dan memiliki spectrum antibakteri yang luas. ChKM-W
dinyatakan dapat membunuh bakteri E. Faecalis bahkan hingga ke dalam tubuli dentin
dan seringkali digunakan oleh para peneliti sebagai acuan untuk pengujian disinfektan
yang mereka pelajari.
ChKM memiliki bau dan rasa yang tidak enak. Namun hal tersebut tidak bisa
dijadikan alasan bagi dokter gigi untuk tidak menggunakan obat tersebut
dibandingkan dengan efek terapuetik dan efek sampingnya.
Teknik pengaplikasian ChKm ini adalah menggunakan paperpoint yang diresapi
atau kapas dengan pembilasan saluran akar.

4. Metacresylacetate (Cresatin, Merck Sharp & Dome)


Metacresylacetate atau lebih dikenal sebagai Cresatin merupakan salah satu
bahan medikamen intrakanal yang baik digunakan untuk mendisinfeksi saluran akar,
merawat infeksi periapikal dan pulpotomi yang melibatkan jaringan vital. Cresatin
digunakan untuk semua perawatan saluran akar dan kelainan periapikal pada gigi.
Cresatin ini tidak akan mengiritasi jaringan periapikal. Seperti paraklorofenol
berkamfer.
Cresatin juga memiliki sifat antiseptik dan meringankan rasa sakit. Jika
pengaruh antmimikrobanya dibandingkan formokresol atau paraklorofenol berkamfer
dengan Cresatin, Cresatin memiliki pengaruh antimikroba yang lebih sedikit.
Metacresylacetate menyebabkan reaksi pulpa yang parah dan mencegah terjadinya
pembentukan dentin sekunder.
5. Cresophene
Komposisi: dexamethasone 0.1 g, parachlorophenol 30 g, thymol 5 g,
Camphor 64 g
 Indikasi:
Disinfeksi saluran akar sebelum dilakukan obturasi
Dressing pada saluran akar yang terinfeksi
 Kontraindikasi:
Anak dibawah 30 bulan
Alergi terhadap kortikosteroid dan fenol
 Penggunaan:
Cresophene diaplikasikan 1x, atau paling banyak 2x, pada masing-masing saluran
akar dengan dosis 50mg, selama 7 menit sebelum obturasi.
 Kelebihan:
Parachorophenol memberikan efek bakterisid pada saluran akar
Efek antiinflamasi karena mengandung dexamethasone
Efek antiseptic dengan thymol dan camphor
Memberikan efek sterilisasi yang baik saat pulpektomi vital
Dapat digunakan untuk sterilisasi kavitas yang dalam
 Kekurangan:
Iritatif terhadap mukosa
Tidak boleh ditelan
Tidak boleh berlebihan diletakkan pada cotton pellet
Tidak boleh terkena pulpa yang terekspos.
Jika digunakan dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan inflamasi jaringan
periapikal dan periodontitis.

c. Bahan Pengisi Saluran Akar


1. Bahan padat
Bahan padat mempunyai lebih banyak keuntungan dibandingkan bahan semisolid.
Walaupun banyak bahan telah dicoba, satu-satunya bahan pengisi yang sampai
sekarang masih diterima secara universal adalah gutta-percha sebagai material
primer. Keuntungan utama penggunaan bahan inti solid atau padat ini adalah
kemampuan untuk mengontrol panjang pengisian, kemampuan yang cukup dalam
beradaptasi terhadap iregularitas dan menciptakan seal adekuat.15
a) Gutta-Percha (Bahan padat)
Bahan ini digunakan pertama kali pada akhir 1800-an sebagai bahan restorasi
sementara baru kemudian digunakan untuk obturasi saluran akar. Gutta-percha
tidak menyediakan penutupan yang rapat apabila digunakan tanpa adanya sealer.
Gutta-percha merupakan derivat getah kering dari familia Sapotaceae. Dalam
bentuk akhir, gutta-percha point terdiri dari 20% gutta-percha dan 80% Zinc Oxide.
Pewarna dan garam metal ditambahkan untuk warna dan kontras radiografis.
Beberapa pabrik menambahkan bahan anti-mikroba seperti kalsium hidroksida,
klorheksidin, atau iodoform untuk menambahkan efek desinfektan.
Gutta-percha mencair dalam chloroform, eucalyptol, halothane, dan turpentine.
Sifat ini memungkinkan gutta-percha untuk dibuang pasca-preparasi dan pada
perawatan ulang pada kasus yang tidak membaik. Beberapa metode manipulasi
gutta-percha menggunakan panas atau pelarut akan menghasilkan sedikit
shrinkage (1-2%). Sifat shrinkage ini tidak diharapkan ada saat pengisian saluran
akar. Kompaksi menggunakan spreader merupakan usaha untuk
mengkompensasi shrinkage ini. Karakteristik gutta-percha yang harus diperhatikan
adalah apabila terlalu lama terekspos udara dan cahaya dalam waktu yang lama,
gutta-percha akan menjadi lebih rapuh. Penyimpanan gutta-percha di dalam lemari
es dapat memperpanjang ketahanan bahan.
b) Silver Points (Bahan padat)
Insersi gutta-percha point yang kecil dan runcing di dalam saluran akar yang sempit
dan bengkok biasanya akan menghasilkan gutta percha yang bengkok dan
melengkung. Silver point, fleksibel tetapi cukup kaku, mempunyai kelebihan yaitu
tidak mudah melengkung dan lebih mudah dimasukkan pada kasus seperti di atas.
Silver point disementasi dengan menggunakan sealer, dan di kondensasi lateral
dengan gutta-percha aksesoris. Beberapa laporan kasus dan pengalaman klinis
menyebutkan adanya periodontitis apikalis yang dikaitkan dengan silver point,
yang menjadikan silver point tidak dipercaya lagi. Korosi dari point diikuti dengan
pelepasan produk toksik dipercaya memulai atau mendukung reaksi inflamasi.
Banyak klinisi meragukan kemampuan penutup-rapatan dari silver point.
c) Resilon (Bahan padat)
Resilon merupakan bahan pengganti gutta-percha yang berbahan dasar resin
polimer polikaprolakton yang digunakan bersamaan dengan Epiphany, sealer resin
untuk membentuk ikatan adhesi pada permukaan bahan inti resin, dinding saluran
akar, dan sealer.3 Komposisi Resilon adalah bahan inti poliester, kaca bioaktif, dan
filler radiopak (bismuth oxychloride dan barium sulfate) dengan komposisi filler
sekitar 65%.Disajikan dalam bentuk cone untuk master poin dan pengganti poin
aksesoris dengan teknik kondensasi lateral, dan pellets yang didesain untuk
pengisian thermoplastik, teknik kondensasi vertikal. Pabrik manufaktur
menyatakan sifat dari Resilon ini mirip dengan gutta-percha sehingga dapat
digunakan pada teknik obturasi apapun. Resilon dapat dihaluskan dengan panas
atau dilarutkan dengan pelarut seperti kloroform. Sistem resin-based seperti ini
cocok dengan teknik restorasi jaman sekarang dengan inti dan pasak digantikan
dengan agen resin-bonding.
d) Coated cone (Bahan padat)
Proses ini dikembangkan untuk menghasilkan kemiripan sifat dengan resilon, yaitu
kerekatan terhadap dinding saluran, inti, dan sealer. Ada dua varian gutta-percha
yang dilapisi. Yang pertama adalah pelapisan menggunakan resin dari Ultradent.
Ikatan dihasilkan saat sealer resin berkontak dengan gutta-percha yang telah
dilapisi resin. Teknik ini mengharuskan praktisi untuk menggunakan sealer
EndoRez. Yang kedua adalah pelapisan menggunakan GIC dari Brasseler USA,
dan dirancang untuk digunakan dengan sealer ionomer kaca. Sistem ini
dinamakan Activ GP Plus.

2. Bahan semisolid / pasta


Kerugian utama penggunaan bahan pasta adalah kesulitan dalam kontrol panjang
pengisian, tidak bisa ditebak, penyusutan, dan toksisitas bahan. 11
a) Zinc Oxide dan Eugenol
Zinc Oxide dan Eugenol dapat dicampurkan (tanpa tambahan apapun) dengan
ketebalan intermediet. Formulasi lain menggabungkan ZnOE dengan tambahan
yang berbeda-beda. Tipe yang paling sering ditemui adalah N2 atau RC2B yang
merupakan derivat dari formula Sargenti dan mengandung opaquer, oksida metalik
(timah) atau klorida (merkuri), steroid (beberapa), plasticizer, paraformaldehid, dan
bahan lainnya. Klaim yang dibuat untuk bahan pengisi ini adalah sifat antimikrobial,
aktivitas terapeutik biologis, dan kekuatan. Tidak ada bukti yang menyatakan
bahwa bahan ini menguntungkan untuk obturasi, bahkan bahan-bahan tambahan
tersebut merupakan bahan beracun. Pada tahun 1998, Asosiasi Endodontis
Amerika (AAE) tidak menyetujui penggunaan bahan pengisi endodontik yang
mengandung paraformaldehid dan menyatakan penggunaan bahan ini tidak
memenuhi standar perawatan.
b) Plastis
Sealer resin-based seperti AH26 dan Diaket, dapat digunakan sebagai bahan
obturasi tunggal. Namun bahan ini mempunyai kerugian yang sama seperti Zinc
Oxide Eugenol yang menjadikan bahan ini tidak populer digunakan.

3. Sealer
Sealer sangat vital dalam fungsi pengisian saluran akar, yaitu untuk penutupan
akhir sistem saluran akar, penguburan sisa bakteri, dan pengisi ketidakteraturan
bentuk akar yang telah dipreparasi. Sealer digunakan diantara permukaan dentin
dan bahan inti untuk mengisi ruang yang tercipta karena ketidakmampuan fisik
bahan inti untuk mengisi seluruh area saluran akar. Karakteristik utama yang paling
diharapkan dari sealer adalah menempel pada dentin dan bahan inti bersamaan
dengan adanya ikatan kohesi yang kuat. Jenis-jenis sealer yang dikenal hingga
sekarang adalah
1.) Sealer berbahan dasar pelarut
Rosin-chloroform, dan chloropercha, yang merupakan campuran dari gutta-percha
giling atau larut dengan chloroform telah menciptakan permukaan antarmuka
dentin-guttapercha. Zinc oxide dapat ditambahan dalam campuran ini agar lebih
keras dan mengurangi penyusutan. Kebocoran karena penyusutan sering menjadi
masalah utama pada metode ini, karenanya bahan ini tidak banyak digunakan lagi
pada jaman sekarang.1
2.) Sealer berbahan dasar ZnOE
Keuntungan utama dari bahan ini adalah riwayat keberhasilannya dalam
penggunaan sejak lama. Kualitas positif dari bahan ini menutup aspek negatifnya
(staining, setting time yang lama, non-adhesif, dan kelarutan). Contoh dari bahan
ini adalah formulasi Grossman yang merupakan standar perbandingan bahan
sealer lain. Formulasi Grossman ini terdiri dari powder dan liquid. Powder dari
formulasi Grossman terdiri dari 42% Zinc Oxide (utama), 27% stabellite resin
(setting time dan konsistensi), 15% Bismuth subcarbonate, 15% Barium sulfat, dan
1% Natrium borat. Liquid nya merupakan eugenol. Kebanyakan sealer ZnOE yang
digunakan sekarang ini merupakan variasi dari formulasi asli ini.15 Di daerah Eropa,
paraformaldehyde ditambahkan untuk aktivitas antibakteri, seperti pada pasta N2
yang kontroversial dan pada Endomethasone. Sealer berbahan dasar ZnOE
mempunyai aktivitas antibakteri, tetapi juga dapat mengeluarkan racun saat
ditempatkan secara langsung di dalam jaringan vital dan juga setting time yang
sangat lama, yang menurut penelitian dapat mencapai 2 bulan.
3.) Sealer dengan bahan dasar ionomer kaca
Sudah tidak beredar di pasaran, karena adanya proses penguraian dan kebocoran
pada penelitian laboratoris. Sealer ini dulu banyak digunakan karena menyediakan
apical dan coronal seal yang adekuat15, adanya sifat biokompatibel dan melekat
pada dentin, dua sifat terakhir ini merupakan sifat yang diharapkan ada pada
pengisian akar.1 Kekakuan dan ketidaklarutan bahan ini membuat retreatment dan
preparasi untuk penempatan pasak menjadi sulit. 15 Contoh produk dari sealer ini
adalah GC Fuji TRIAGE, Ketac-Endo, dll.
4.) Sealer berbahan dasar resin
Prototipnya dikembangkan oleh Andre Schroeder di Swiss sejak lebih dari 50 tahun
yang lalu, yang merupakan resin bis-fenol dengan polimerisasi menggunakan
methenamine. Karena methenamine mengeluarkan sedikit formaldehid saat reaksi
setting, penggantinya dicari dan ditemukan melalui campuran dari amine yang
dapat mempengaruhi polimerisasi tanpa adanya pengeluaran formaldehid.
Pengembangan produk ini adalah AH Plus.1 AH Plus merupakan pengembangan
dari Epoxy yang tersedia dalam merk AH26, sifat-sifatnya yang menguntungkan
adalah antimikroba, adhesi, waktu kerja yang lama, mixing yang mudah, dan
kemampuan seal yang baik. Keburukan bahan ini adalah staining, ketidaklarutan
relatif pada pelarut, sedikit toksik saat belum mengeras, dan sedikit kelarutan pada
cairan mulut. AH Plus mempunyai sifat fisik yang mirip dengan AH26 tetapi
memiliki biokompatibilitas yang lebih baik karena melepaskan formaldehid lebih
sedikit, dan hanya sedikit menyebabkan staining pada dentin dengan
dihilangkannya perak dari formula.15
Sealer resin yang lain adalah tipe resorcin-formaldehid. Varian dari phenol-
formaldehid atau resin Bakelit. Sealer tipe ini merupakan antibakterial yang sangat
kuat, tetapi dapat menyusut dan meninggalkan corak kemerahan pada struktur gigi
sekitar (disebut “Russian Red”). Dimaksudkan untuk digunakan tanpa
menggunakan cone gutta percha inti, dan menjadi sangat keras dan tidak dapat
larut, retreatment dari saluran akar yang telah diisi dengan bahan ini dapat menjadi
mimpi buruk. Contoh produknya adalah Forfenan dan Traitement SPAD dari Eropa
Barat.1
Methyl-metakrilat sederhana juga dilaporkan sebagai campuran fiksatif pulpa dan
pengisi saluran akar, dibuat untuk molar permanen muda dengan karies pulpa
tanpa adanya nekrosis total dan infeksi. Kelemahan dari produk ini adalah
shrinkage, biokompatibilitas buruk saat setting, dan tidak larut dalam air.
EndoREZ™ berbahan dasar urethane dimethacrylate (UDMA). Mempunyai sifat
hidrofilik yang dipercaya meningkatkan kemampuan walaupun dalam keadaan
lembab. EndoRez dipasarkan sepaket dengan gutta percha poin lapis resin, yang
oleh bonding ke sealer akan memberikan perlekatan dan seal yang lebih baik pada
pengisian. Konsep ini dikembangkan hingga maksimal pada Epiphany/Resilon
atau RealSeal (Kerr). Primer diaplikasikan pada permukaan dentin setelah larutan
kelasi bekerja untuk membersihkan smear layer. Lalu dual-curing sealer yang
berdasar BisGMA, UDMA, dan methacrylate hidrofilik dengan filler radiopak
melapisi dinding dentin yang telah diberi primer. Penyelesaian pengisian adalah
dengan insersi cone atau Resilon core yang telah di plastisisasi secara termal.
Sealer dapat melekat secara efektif ke dentin melalui primer, dan dengan integrasi
kemis antara sealer dan core, akan menghasilkan konsep pengisian saluran akar
yang homogen, monoblock dengan sedikit atau tanpa bagian kosong. Tes bahan
ini secara in vitro dan in vivo menunjukkan hasil yang mengagumkan.1
5.) Kalsium Hidroksida
Contoh bahannya adalah Sealapex dan Apexit. Reaksi settingnya rumit dan cukup
tidak homogen; yaitu melalui kontak dengan kelembaban, menghasilkan
permukaan keras, tetapi bagian dalam dari campuran akan tetap mempunyai
konsistensi seperti adonan. Kelemahan bahan ini adalah kurang kokoh secara
fisik. Kalsium hidroksida juga ditambahkan ke semen dengan komposisi lain,
seperti resin dan sealer berbahan dasar zinc oxide eugenol, tetapi hanya ada
sedikit bukti untuk kelebihan kalsium hidroksida dalam campuran tersebut. 1
6.) Sealer berbahan dasar silikon
Lee Endo-Fill merupakan bahan silikon pertama pada endodontik yang mempunyai
sifat penolak air, stabilitas kimiawi, dan adhesif. Bahan yang baru-baru ini
dikembangkan (RoekoSeal) berpolimerisasi tanpa adanya penyusutan, dengan
platinum sebagai agen katalis. Bahan ini menunjukkan kemampuan biologis yang
memukau, dan didokumentasikan oleh uji berdasar standar internasional,
termasuk penelitian pada follow-up secara klinis. Dengan Gutta-Flow, kualitas
filling pada gutta-percha dan sealer digabungkan; gutta-percha yang telah digiling
hingga menjadi butiran dicampurkan dengan komponen sealer silikon. Lalu gutta-
percha yang telah menjadi satu dengan sealer dimasukkan ke dalam saluran akar.
Cone gutta-percha tambahan dimasukkan secara langsung.
7.) Mineral Trioxide-Aggregate
Merupakan campuran dari semen Portland halus dan bismut oksida, dan
dilaporkan mengandung sedikit SiO2, CaO, MgO, K2SO4, Na2SO4. Komponen
utamanya, semen portland, merupakan campuran dari dikalsium silikat, trikalsium
silikat, trikalsium aluminat, gypsum, dan tetrakalsium aluminoferit. Gypsum
merupakan determinan yang penting dalam menentukan lamanya waktu setting,
sama seperti tetrakalsium aluminoferit, walaupun pada tingkat yang lebih rendah.
Kandungan gypsum dalam MTA sekitar setengah dari gypsum pada semen
portland, sama halnya dengan aluminium, yang menyediakan waktu kerja lebih
panjang daripada semen portland. Hingga tahun 2002, hanya satu varian MTA
yang tersedia, yaitu bubuk abu-abu, pada tahun ini pula, MTA putih (WMTA)
diperkenalkan sebagai ProRoot MTA (Dentsply) yang menargetkan estetik.

Вам также может понравиться