Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan sosial manusia terdiri atas beberapa fase dan tingkatan. Pada
Pada fase ini, bayi ditanamkan nilai-nilai yang dianut oleh orang tuanya.
meningkat. Jika nilai-nilai yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya diserap
dengan baik, maka keterampilan sosial yang dimiliki oleh individu tersebut bisa
menjadi lebih baik. Hal itu disebabkan karena manusia tumbuh dan berkembang
dari fase ke fase tanpa meninggalkan apa yang telah ia pelajari dari fase
kurang terserap oleh anak, maka bisa jadi perkembangan perilaku dan
dan berulang-ulang oleh seorang individu kepada individu lain dengan maksud
untuk menyakiti atau menimbulkan perasaan tertekan atau setress. Bullying tidak
1
gangguan emosi dan gangguan perkembangan yang dapat terjadi hingga remaja
dan dewasa pada anak yang menjadi korban. Pelaku bullying juga cenderung
2007).
Eropa. Di tingkat Asia, kejadian bullying pada siswa di sekolah mencapai angka
yang dilakukan oleh LSM Plan International dan International Center for
sekolah, sekitar 9000 anak terlibat dalam riset ini berusia 12-17 tahun. Menurut
sebesar 67,9% di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 66,1% di tingkat
sanksi dikaitkan dengan perilaku bullying. Sanksi tersebut diatur pada kitab
Undang-Undang Hukum Pidana pasal 170, 289, 300, 333, 335, 336, 351, 368,
2
diubah oleh Undang - Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas
2008)
tidak hanya dari peran pemerintah dalam membentuk aturan yang tegas terhadap
komunikasi dengan anak. Selain itu, peran sekolah juga penting karena tindakan
teman yang aman dan bebas dari intimidasi sehingga setiap anak dapat tumbuh
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bullying
seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih
bahasa Inggris, yaitu "bull" yang berarti banteng. Secara etimologi kata
Sedangkan akibat yang ditimbulkan dalam jangka panjang dari penindasan ini
4
jenis, selalu memiliki kecemasan akan mendapatkan perlakuan yang tidak
B. Epidemiologi Bullying
sekolah setiap hari karena takut di bullying (Sari, 2010). Penelitian yang
dilakukan oleh LSM Plan International dan International Center for Research
on Women (ICRW) yang di rilis awal maret 2015 menunjukan fakta yang
2015).
tiga kota besar Indonesia yaitu Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta mencatat
Kekerasan yang dilakukan sesama sesama siswa tercatat 41,2% untuk tingkat
5
SMP dan 43,7% untuk tingkat SMA dengan kategori tertinggu kekerasan
C. Macam-Macam Bullying
Bullying dalam bentuk verbal adalah bullying yang paling sering dan
bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada
kekerasan yang lebih lanjut. Contoh bullying secara verbal antara lain
kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain.
Remaja yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk fisik kerap
6
mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-barang
Bullying dalam bentuk ini paling sulit dideteksi dari luar. Contoh bullying
seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa
d) Bullying elektronik
menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang
7
Deteksi dini perilaku bullying antara lain dengan observasi
perilaku seperti salah makan/terlalu bayak makan, sulit tidur, mimpi buruk,
perilaku agresi (merasa lebih berkuasa atau kuat, menyalahkan orang lain),
sedih, cemas), ide/usaha bunuh diri atau membunuh serta gangguan proses
tergores, luka yang tidak bisa dijelaskan, keluhan psikosomatis yang berulang
E. Dampak Bullying
fisik maupun mental anak. Pada kasus yang berat, bullying dapat menjadi
8
Anak-anak yang di-bully
1. Dampak Negatif
masalah tidur (lihat grafik di atas). Masalah ini mungkin akan terbawa
hingga dewasa.
9
2. Dampak Positif
direndahkan
dapat terkena dampaknya. Menurut riset, saat menginjak usia dewasa, anak-
anak yang suka mem-bully memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk:
Berperilaku kasar/abusif
Melakukan kriminalitas
pernah dinyatakan bersalah paling tidak sekali atas suatu tindak kriminal di
usia 24 tahun.
10
Anak-anak yang Menyaksikan Bullying
kegelisahan
bahaya bullying itu. Maka, mari kita ciptakan lingkungan yang damai dan
F. Pencegahan Bullying
hanya menjadi tugas orang tua dan sekolah, peran masyarakat dan negara
11
Semua yang terlibat dalam bullying (pelaku, korban atau yang menyaksikan)
yang baik. Anak atau remaja dengan self-esteem (harga diri) yang baik
haknya.
dampaknya.
Menjadi model atau contoh panutan yang baik bagi anak atau remaja
12
G. Alternatif Menangani Bullying
dianggap sebagai korban. Korban adalah setiap orang sebagai individu yang
mendapat penderitaan baik jiwa, fisik, materiil, maupun non materiil. Untuk
memenuhi hak-hak yang diderita oleh korban, maka dalam hal ini sudah
diatur dalam Pasal 1 ayat (8) Undang-Undang Nomor 31 tahun 2014 tentang
pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada
ini”.
dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,
menangani bullying dan terbukti efektif yakni “the bully busters program”.
Fokus dari program ini yakni merubah sistem sosial sehingga kemunculan
13
Pertama, yakni bahwa merubah lingkungan lebih berdampak kuat
sebagai fungsi interaksi antara dua pihak, maka dalam mengubahnya kedua
pihak (pelaku dan korban) harus diubah, dan pola hubungan dan interaksi
(Hidayati, N. 2012).
(Hidayati, N. 2012).
sadari, bahwa salah satu penyebab terjadinya bullying adalah karena ada
setidaknya lebih cepat menemukan solusi agar kita menjadi lebih siap
14
anak. Tujuannya adalah anak akan merasa cukup nyaman untuk bercerita
kunci berbagai hal, termasuk untuk memonitor apakah suatu kasus sudah
Ada beberapa indikator orang tua ikut campur, yaitu bila masalah
jumlah cukup besar, ada indikasi bahwa prestasi belajar anak mulai
berhenti sekolah. Orang tua yang menuruti kemauan itu, sama saja
jangan dulu dituruti. Kalau ada masalah di sekolah, masalah itu yang
15
b) Menghindari Bullying di Lingkungan Sekolah, melalui:
Berani melawan
orang. Mereka merasa dirinya yang paling kuat, paling cantik, paling
sekolah atau kampus, maka korban dapat melaporkan hal ini kepada
orang tua. Orang tua biasanya dapat memaksa pihak sekolah agar bisa
16
Percaya diri
di bawah umur sebagai anak yang telah berumur 12 tahun tetapi belum
berumur 18 tahun, dan membedakan anak yang terlibat dalam suatu tindak
c) Anak yang menjadi saksi tindak pidana (Anak Saksi) Pasal 1 angka
17
Sebelumnya, Undang – Undang No 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan
Ada tiga hal yang penting untuk dilakukan sebagai pertolongan pertama
a) Ajari anak untuk 'say no' saat dia sedang di-bully, Dalam hal ini, anak
tidak nyamannya.
b) Anak juga harus dibantu agar memililki teman. Anak yang rentan di
biasanya tidak merasa aman dan nyaman sehingga tidak percaya diri
sejak awal.
memberi pujian pada anak saat dia mencapai satu hal positif.
pendampingan hukum. Hal ini sudah dimuat dalam Pasal 64 Ayat (3)
18
a) Upaya rehabilitasi baik dalam lembaga maupun di luar lembaga.
perkembangan perkara.
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak menentukan hak – hak anak
19
Memperoleh pendampingan orang tua/wali dan orang yang
Memperoleh pendidikan;
bahwa anak yang sedang menjalani masa pidana berhak atas (Fernando,
2017):
b) Asimilasi.
d) Pembebasan bersyarat.
f) Cuti bersyarat.
Pidana Anak dalam Pasal 32 ayat (2) menyatakan bahwa penahanan terhadap
anak hanya dapat dilakukan dengan syarat anak telah berumur 14 (empat
belas) tahun, atau diduga melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana
penjara tujuh tahun atau lebih. Jika masa penahanan sebagaimana yang
20
disebutkan di atas telah berakhir, anak wajib dikeluarkan dari tahanan demi
dengan dihadiri oleh Penyidik atau Penuntut Umum, dan Advokat atau
pemberi bantuan hukum lainnya yang terlibat dalam perkara tersebut. Anak
Pada saat memberikan keterangan dengan cara ini, anak harus didampingi
(Fernando, 2017).
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak menentukan bahwa anak berhak
pengadilan. Pada ayat (3) Anak Saksi/Anak Korban wajib didampingi oleh
21
orang tua/Wali, orang yang dipercaya oleh anak, atau pekerja sosial dalam
setiap tahapan pemeriksaan. Akan tetapi, jika orang tua dari anak tersebut
sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru,
terhadap anak di lingkungannya. Dari kedua pasal tersebut sangat jelas bahwa
anak dilindungi dari kekerasan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berada
di dalam sekolah, dan dalam hal ini yang melindungi anak dari perbuatan
kekerasan di sekolah adalah lembaga pendidikan itu sendiri, akan tetapi pada
22
Seharusnya dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan
terhadap segala hal perilaku anak didik dan lingkungan sekolah sehingga
yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut (Sari, 2018).
23
Mengingat bullying merupakan tindakan kekerasan terhadap anak, maka
paling lama 3(tiga) tahun 6(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih
melalui kerjasama seluruh pihak, tidak hanya dari peran pemerintah dalam
peran yang penting dalam membina komunikasi dengan anak. Selain itu,
peran sekolah juga penting karena tindakan bullying paling banyak terjadi di
25
B. Saran
1. Keluarga harus dapat melakukan upaya lebih banyak lagi dalam rangka
terhadap pada anak didiknya, agar setiap perilaku menyimpang anak didik
26
Daftar Pustaka
27
Sari, J. 2018. Implementasi Restorative Justice Dalam Penyeleseaian Tindak
Pidana Bullying Yang Dilakukan Anak
Sari, Puspita. (2010). Coping Stress Pada Remaja Korban Bullying Di Sekolah
X. Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 2
Sejiwa. 2008. Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan
Sekitar Anak. Jakarta : PT Grasindo.
Surilena. Perilaku Bullying (Perundungan) pada Anak dan Remaja. CDK.
2016;43(1):35-8.
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak. Lembaran Negara RI tahun 1992, No. 115.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Wicaksana, I. 2008. Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa. Yogjakarta: Kanisius.
Yusuf, S. dan Nurihsan, J. 2008. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
28