Вы находитесь на странице: 1из 10

PAPER

ANALISIS TENTANG MUNCULNYA DAN BERKEMBANGNYA SERTA


PENGARUH PAHAM BESAR DALAM SEJARAH YANG SALING BERKAITAN

(diajukan guna memenuhi Ujian Akhir Mata kuliah Sejarah Intelektual)


Dosen Pengampu: Drs. Marjono, M.Hum.

Oleh
M. Aris Rinaldi
150210302014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
ABAD KEGELAPAN RENAISSANCE

Feodalisme

Liberalisme

Politik Ekonomi

Demokrasi Nasionalisme Kapitalisme

Imperialisme

Fasisme Sosialisme Nasionalisme

Sosial Demokrat Komunisme


Awal munculnya paham-paham besar di dunia adalah Feodalisme yang kita pamahi
sebagai pinjaman tanah dari tuan tanah kepada bawahannya, maka dari paham Feodalisme
lahirlah paham yang di sebut Liberalisme, dengan pemahaman kita paham ini adalah paham
kebebasan. Liberalisme terbagi menjadi tiga, yaitu segi politik yang akan melahirkan dua
paham Demokrasi dan Nasionalisme, sedangkan dari segi ekonomi melahirkan
paham Kapitalisme yang kita kenal dengan paham yang berusaha mengumpulkan kekayaan
sebanyak mungkin. Adanya paham Kapitalisme ini juga melahirkan paham Imperialisme
yang mendorong bangsa-bangsa barat melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia.
Adanya ekspansi yang dilakukan bangsa-bangsa barat juga melahirkan dua paham
yang disebut Fasisme dan Sosialisme, sosialisme pun juga dibagi menjadi dua paham
yaitu Sosial Demokrat dan Komunisme, sehingga Komunisme berkembang menjadi Ero
Komunisme. Untuk lebih mendalam pengetahuan kita tentang paham-paham besar ini akan di
bahas satu per satu.

1. Feodalisme
Feodalisme berasal dari bahasa latin yaitu beneficum (kemudian berubah menjadi
feudum atau fief) yang berarti pinjaman yaitu pinjaman sebidang tanah dari tuan kepada
vazalnya. Dalam perkembangannya tidak hanya tanah yang dipinjamkan tetapi juga
kedudukan yang lama kelamaan menjadi turun temurun. Ada dua hal besar yang menjadi
sebab atau faktor utama yang mempengaruhi munculnya sistem feodal di eropa. Dua faktor
tersebut yaitu:
a. Abad kegelapan yang melanda seluruh kawasan eropa
Runtuhnya Romawi Barat,telah menyebabkan wajah Eropa menjadi masyarakat
Agraris dengan rumah tangga desa tertutup.Disitu tidak terdapat lalu lintas uang.Semua
wujud kemasyarakatan didasarkan atas kepemilikan tanah.Hanya pemilik tanah yang
memungkinkan adanya administrasi dan sistem militer negara, keadaan ini menciptakan
kebutuhan akan tanah-tanah luas.
b. Unsur kebudayaan yang membentuk feodalisme
percampuran antara kedua kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan militer
suku suku bangsa jerman dengan kebudayaan sistem kepemilikan tanah romawi. sistem
kepemilikan tanah romawi dimana para masyarakat bawah yang tidak kuat membayar
pajak tanah terpaksa menjual tanahnya kepada para tuan tanah yang memiliki modal
besar akhirnya bercampur dengan kebudayaan militer bangssa jerman. kemudian dari
percampuran tersebut para tuan tanah yang memiliki modal besar membentuk pasukan
militer sendiri untuk melindungi dirinya masing masing.
Jika kita pahami lebih jauh, Feodalisme dapat dikatakan sebuah paham yang lahir
dari tata cara dan aturan-aturan negara yang mengatur peminjaman tanah para
bangsawan.Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pada masa itu haruslah tunduk pada tuan
tanah yaitu seorang raja. Dengan keadaan seperti ini maka muncullah reaksi dari kalangan
masyarakat, terutama kaum tengah atau borjuis dan para pedagang yang tidak sejalan dengan
apa yang diterapkan oleh raja, mereka menginginkan suatu kebebasan hidup, yang akan
mendasari merekan mendapat hidup yang lebih baik setelah muncul sektor perdagangan, hal
ini melatar belakangi munculnya paham liberalisme.

2. Liberalisme
Dalam sejarah kemunculannya liberalisme sebenarnya muncul akibat adanya
pengekangan dari berbagai aspek kehidupan, yaitu dalam bidang politik kala itu kebebasan
berpendapat sangatlah kurang di eropa. Adanya pembatasan berpendapat dan berpartisipasi
berpolitik oleh pihak pemerintah membuat kehidupan di eropa kala itu timpang
tindih. Golongan atas makin berkuasa sedangkan golongan bawah semakin tertindas lalu
kebebasan dalam hal ekonomi juga cukup terkekang adanya sistem feodalisme yang di
praktekkan oleh para kaum pemilik tanah membuat kesenjangan perekonomian semakin
meraja lela.
Liberalisme berasal dari kata liberal dan isme. Liberal berarti berpandangan bebas dan
terbuka. Kata isme menunjukkan suatu paham. Jadi dapat disimpulkan secara singkat
Liberalisme adalah suatu paham atau pandangan yang menginginkan adanya kebebasan dan
terbuka.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan
oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan
yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif
bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan
terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.
Liberalisme yang berkembang dibidang politik, yaitu suatu kebebasan individu untuk
menyampaikan aspirasi, pendapat dan berpolitik. Dengan kata lain pada saat itu kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat, paham ini nampak dalam Demokrasi dan Nasionalisme.
Dan Liberalisme yang berkembang dibidang ekonomi, yang menghendaki adanya sistem
ekonomi bebas, yang tiap individu harus memiliki kebebasan berusaha, mengumpulkan harta
benda, yang sangat nampak pada paham Kapitalisme. Sedangkan Liberalisme dalam agama
disini adalah liberal dalam masalah ibadah dan agama atau kebebasan dalam beribadah dan
beragama. Setiap individu harus memiliki kebebasan kemerdekaan beragama dan menolak
campur tangan negara atau pemerintah tetapi dalam kebebasan tersebut tentu tidak bebas
mutlak, ada peraturan dalam memeluk agama. Kebebasan agama ini muncul saat terjadinya
peristiwa gereja di abad pertengahan yang terlalu mengekang umat.

3. Demokrasi
Demokrasi sendiri sebenarnya adalah kelanjutan atau perkembangan dari sistem
liberalisme di bidang politik. Asas yang dianut sebenarnya adalah sama-sama asas kebebasan
yang menjaga hak setiap individu dalam dunia politik. Akan tetapi dalam sistem Demokrasi
ini faham kebebasan itu dikembangkan dan dibentuk lebih rinci dengan membuat sistem yang
bertujuan untuk menjaga hak setiap masyarakat baik golongan atas, menengah, maupun
bawah sehingga hak masing masing individu menjadi setara terutama dalam urusan politik
tapi tidak menutup kemungkinan juga dalam bidang bidang yang lain.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,
dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.
Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan
politik suatu negara.
Bentuk negara demokrasi klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal
berpandangan a tree partite classification of state yang membedakan bentuk negara atas tiga
bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara kalsik-tradisional. Para penganut aliran ini
adalah Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino. Bentuk negara demokrasi klasik lahir
dari pemikiran aliran yang dikenal berpandangan a tree partite classification of state yang
membedakan bentuk negara atas tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara kalsik-
tradisional. Para penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino.

4. Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep
identitas bersama untuk sekelompok manusia. Paranasionalis menganggap negara adalah
berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori
romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik
adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Pada mulanya unsur-unsur pokok nasionalisme itu terdiri atas persamaan-persamaan
darah (keturunan), suku bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan agama, bahasa dan
kebudayaan. Nasionalisme akan muncul ketika suatu kelompok suku yang hidup di suatu
wilayah tertentu dan masih bersifat primordial berhadapan dengan manusia-manusia yang
berasal dari luar wilayah kehidupan mereka. Lambat laun ada unsur tambahan, yaitu dengan
adanya persamaan hak bagi setiap orang untuk memegang peranan dalam kelompok atau
masyarakat (demokrasi politik dan demokrasi sosial) serta adanya persamaan kepentingan
ekonomi. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah nasionalisme modern.
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan
(bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan
dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme
mencampuradukkan sebagian atau semua elemen tersebut.

5. Kapitalisme
Kapitalisme sendiri berasal dari dua suku kata latin yaitu caput yang artinya
kepala,kehidupan dan kesejahteraan. sedangkan kata isme berarti paham atau ajaran. Caput
sendiri kemudian difeneralisasikan menjadi kapital lalu kemudian menjadi sebuah faham
kapitalisme. Kapital sendiri dimaknakan menjadi kesejahteraan dalam artian umum
kapitalisme adalah sebuah sistim atau faham yang mengurusi segala sesuatu di bidang
perekonomian. Kapitalisme sendiri kemudian berkembang menjadi sebuah faham yang
sangat mengutamakan keuntungan sebesar besarnya dalam sebuah transaksi.
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal),
yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam
produksi barang lainnya, kapitalisme juga merupakan suatu cara mengadakan produksi
dengan dasar menghadang laba. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi politik yang
cenderung kearah pengumpulan kekayaan secara individu (pemilik modal). Dengan kata lain
kapitalisme adalah suatu paham atau ajaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan modal atau uang. Sejarah kapitalisme melewati tiga fase sebagai berikut:
1. Kapitalisme Awal ( 1500 – 1750 ). Kapitalisme pada fase ini masih mengacu pada
kebutuhan pokok yang ditandai dengan hadirnya industri sandang di Inggris sejak abad
XVI sampai abad XVIII. Dan berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan-
bahan mentah, barang- barang jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain. Dan kemudian
berubah menjadi perluasan kapasitas produksi, dan talenta kapitalisme ini yang
kemudian hari justru banyak menelan korban. Di perkotaan, para saudagar kapitalis
menjual barang-barang produksi mereka dalam satu perjalanan dari satu tempat ke
tempat lainnya. Mula-mula mereka menjual barang pada teman sesama saudagar
seperjalanan, lalu berkembang menjadi perdagangan public. Sementara di wilayah
pedesaan saat itu masih cenderung feodalistik.
2. Kapitalisme klasik. Berlangsung sekitar tahun 1750 sampai tahun 1914. Awal munculnya
tahap ini diawali dengan munculnya revolusi industri di Inggris. Revolusi industri ini
dipicu dengan ditemukannya mesin uap, sehingga mulai muncul mesin-mesin dengan
skala besar untuk membantu memproduksi barang dalam jumlah banyak. Hal ini
menimbulkan pergeseran dari perdagangan public ke perdagangan industri. Pada fase ini
jugalah muncul "bapak kapitalisme", Adam Smith, yang terkenal
dengan bukunya yang berjudul The Wealth of Nation (1776). Ajaran kapitalisme
Adam Smith yang terkenal dalam buku ini adalah laissez faire dan invisible hand.
Laisez faire mengandung arti bahwa dalam kegiatan perekonomian pemerintah tidak
boleh ikut campur. Sedangkan yang dimaksud dengan invisible hand (tangan gaib)
adalah bahwa setiap individu dibimbing oleh "tangan tak terlihat" dalam
merealisasikan kepentingan dirinya sendiri.
3. Kapitalisme lanjut ( 1914 sekarang ). Kapitalisme lanjut merupakan fase lanjutan dari
kapitalisme industri. Kapitalisme industri memicu agregasi akumulasi modal bersama
yang dikumpulkan melalui pembaruan perusahaan nasional dan multinasional. Dalam
fase ini, kapitalisme bukan semata lagi hanya mengakumulasi modal tapi lebih dari itu,
yaitu investasi. Dalam arti ini, kapitalisme tidak hanya bermakna konsumsidan produksi
belaka, tapi menabung dan menanam modal sehingga mendapatkan keuntungan berlipat
dari sebuah usaha adalah usaha yang terus ditumbuhkan. Pertumbuhan ekonomi tidak
hanya didasarkan pada soal faktor produksi tapi juga faktor jasa dan kestabilan sistem
sosial masyarakat.
Dari Kapitalisme yang merupakan sistem ekonomi politik yang cenderung kearah
pengumpulan kekayaan secara individu (pemilik modal), beralih ke paham yang lain.
Bahwa Kapitalisme melahirkan Imperialisme.
6. Imperialisme
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya "memerintah".
Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang diberi hak itu (diberi
imperium) disebut "imperator". Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu
lambat-laun raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah
dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja
diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya
dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh
orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain hingga
perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang ini. hingga kata
imperealisme ini bisa digunakan untuk dan menetap dimana saja.
Imperialisme kuno suatu bentuk perluasan jajahan yang memiliki berbagai tujuan.
Yang kita ketahui penyebaran agama, mendapatkan kekayaan, dan memperoleh kejayaan
(Gold, Glory, Gospel). Sedangkan Imperialisme modern bermula setelah Revolusi Industri di
Inggris tahun 1870-an yang mengakibatkan industri besar-besaran. Hal yang menjadi faktor
pendorongnya adalah adanya kelebihan modal dan barang di negara-negara Barat. Selepas
tahun 1870-an, Negara-negara Eropa berlomba-lomba mencari daerah jajahan di wilayah
Asia, Amerika dan Afrika. Mereka mencari wilayah jajahan sebagai wilayah penyuplai bahan
baku dan juga sebagai daerah pemasaran hasil industri mereka.
Dari tujuan Imperialis yang seperti itu akan lahir paham berikutnya yaitu Fasisme dan
Sosialisme. Fasisme yang merupakan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara
totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis, militeris, dan
imperialis.

7. Fasisme
Fasisme merupakan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totaliter oleh
kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis, militeris, dan imperalis. Fasisme
berasal dari kata latin “Fasces” artinya kumpulantangkai yang diikatkan kepada sebuah
kapak, yang melambangkan pemerintahan di Romawi kuno.
Istilah “fasisme” pertama kali digunakan di Italia oleh pemerintah yang berkuasa tahun
1922-1924 pimpinan Benito Mussolini. Dan gambar tangkai-tangkai yang
diikatkan pada kapak menjadi lambang partai fasis pertama. Setelah Italia, pemerintahan
fasis kemudian berkuasa di Jerman dari 1933 hingga 1945, dan di Spanyol dari 1939
hingga 1975. Setelah Perang Dunia II, rezim-rezim diktatoris yang muncul di Amerika
Selatan dan negara-negara belum berkembang lain umumnya digambarkan sebagai fasis.

8. Sosialisme
Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial yang
berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830.
Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujutkan
masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud
agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau
swasta yang hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan
masyarakat. Dalam arti tersebut ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme: (1)
sosial demokrat, (2) komunisme,(3) anarkhisme, dan (4) sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988).
Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam
lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes
Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan
jalannya sejarah umat manusia.
Dalam membahas sosialisme tidak dapat terlepas dengan istilah Marxisme-Leninisme
karena sebagai gerakan yang mempunyai arti politik, baru berkembang setelah lahirnya karya
Karl Marx, Manifesto Politik Komunis (1848). Dalam edisi bahasa Inggris 1888 Marx
memakai istilah “sosialisme” dan ”komunisme” secara bergantian dalam pengertian yang
sama. Hal ini dilakuakn sebab Marx ingin membedakan teorinya yang disebut “sosialisme
ilmiah” dari “ sosialisme utopia” untuk menghindari kekaburan istilah dua sosialisme dan
juga karena latarbelakang sejarahnya. Marx memakai istilah “komunisme” sebagai ganti
“sosialisme” agar nampak lebih bersifat revolusioner.
Dengan demikian dapat dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik adalah suatu
keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan politik yang mencita-
citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi,
konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.

9. Komunisme
Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis.
Dengan adanya paham kapitalis yang secara tidak langsung banyak menindas kaum proletar
maka lahirlah paham yang disebut dengan paham Komunis. Dalam paham ini hak milik
pribadi tidak ada karena akan menimbulkan kapitalisme, yang pada gilirannya akan
melakukan penindasan pada kaum proletar. Oleh karena itu, hak milik individual harus
diganti dengan hak milik kolektif dan individualisme diganti dengan sosialisme komunis.
Dalam hal beragama, komunisme yang dirumuskan Karl Marx menyatakan bahwa
manusia adalah suatu hakikat yang menciptakan dirinya sendiri dengan menghasilkan sarana-
sarana kehidupan sehingga sangat menentukan dalam perubahan sosial, politik, ekonomi,
kebudayaan, dan agama. Dalam hal ini, komunisme berpaham atheis (tidak bertuhan) karena
manusia ditentukan oleh dirinya sendiri dan bukan oleh hal-hal lain di luar dirinya.
Komunisme berpandangan bahwa Agama merupakan Chandu, dan tidak adanya kelas dalam
tatanan masyarakat (sama rata sama rasa) dan komunis juga menginginkan kemenangan
diperoleh kaum proletar.

Вам также может понравиться