Вы находитесь на странице: 1из 4

ANALISIS DAMPAK DARI STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP

KEKERINGAN PADA SUNGAI, DAERAH WONOSEGORO


Frans Anderson Lumban Gaol
21100114140078
Teknik Geologi
Universitas Diponegoro, Semarang

Abstrak
Wonosegoro merupakan daerah formasi kerek yang berumur miosen awal hingga miosen
akhir. Daerah ini dapat tersingkap karena ada gaya tektonik yang menyebabkan uplift. Akibat dari
gaya tektonik ini pada daerah Wonosegoro banyak terdapat struktur geologi. Saat pembentukan
struktur geologi pada daerah ini dapat menyebabkan adanya rekahan yang dapat berpotensi sebagai
longsor. Dimana retak struktur kekar / celah di bebatuan yang terbentuk sebagai hasil dari gaya
yang bekerja pada batu dan tidak mengalami pergeseran. Akibat adanya tegasan yang membentuk
struktur geologi pada daerah ini dapat menggangu akuifer air tanah yang menyebabkan
kekeringan.
Sari: tektonik, struktur, patahan (rekahan), air tanah.

GEOLOGI REGIONAL bentuk lahan. Bentuk asal struktural yang


terdiri dari perbukitan homoklin, perbukitan
Lokasi Penelitian berada di Kec. sinklin, dan dataran struktural dan bentuk
Wonosegoro Kab. Boyolali, Provinsi Jawa asal fluvial yang terdiri dari tubuh sungai dan
Tengah. Secara astronomis berada pada dataran alluvial. Pola pengaliran yang
koordinat 459000mE – 464000mE dan berkembang pada daerah telitian adalah
9197000mN – 9202000 mN dengan skala 1 : subdendritik, subparalel, dan rectangular,
20.00 dan luas daerah telitian 25 km2. Tujuan dengan tipe genetic subsekuen, resekuen, dan
yang ingin dicapai adalah mengetahui kedaan obsekuen. Stratigrafi daerah telitian terdiri
geologi secara regional dan mengetahui dari 4 satuan batuan dari tua ke muda: satuan
struktur geologi yang berkembang di daerah batupasir Kerek, satuan napal Kerek, satuan
telitian. Metodologi yang dilakukan dalam batupasir Banyak dan endapan tak
penelitian ini terdiri dari dua tahapan, yaitu terkonsolidasi. Lingkungan pengendapan
tahap kajian lapangan dan tahap analisis data. daerah telitian meliputi Kipas bawah laut
Tahap kajian lapangan terdiri dari persiapan bagian tengah hingga bawah , pada
dan pengumpulan data. Sedangkan tahapan kedalaman batial bawah dan paparan tengah
analisis data merupakan tahapan untuk – luar pada kedalaman neritik luar hingga
menganalalisis data yang telah didapat di luar. Struktur Geologi pada daerah telitian
lapangan yang dilakukan di studio maupun terdiri dari sesar naik, sesar mendatar kiri,
laboratorium. Berdasarkan aspek – aspek sesar mendatar kanan dan lipatan yang
geomorfologi, daerah penelitian terbagi berkembang pada zona foreland akibat
menjadi 2 satuan bentuk asal dan 5 satuan tektonik kompresi dengan tegasan berarah
utara – selatan pada kala Plio-Plistosen Pada relief yang beraneka ragam, terdiri dari
daerah telitian terdapat potensi positif yang pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan
terdiri dari oil seepage, penambangan batu pegunungan. Kondisi topografi wilayah
kali dan potensi negatif berupa gerakan Kabupaten Demak antara 0 – 100 m di atas
massa permukaan air laut (dpl).

PENDAHULUAN
METODOLOGI
Pada dasarnya struktur geologi yang Dalam kegiatan pembuatan paper ini
ada terbentuk karena adanya pengaruh gaya menggunakan metode studi lapangan secara
yang disebabkan adanya proses tektonik.
langsung dan studi pustaka untuk dapat
Dimana proses tektonik tersebut akhirnya
mengahasilkan suatu stress yang kemudian melakukan analisis terhadap data lapangan.
ketika mengenai suatu lapisan batuan akan Studi lapangan yang dilakukan pada sungai
mengalami suatu deformasi salah satunya daerah Wonosegoro yang terletak didaerah
adanya kekar. Kekar adalah struktur Boyolali. Data yang diambil adalah berupa
retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat data kekar dan sesar yang ditemukan
suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dilapangan kemudian data tersebut dianalis
dan belum mengalami pergeseran. Adanya mengunakan metode stereonet. Hasil analisis
suatu kekar pada lapangan mengindikasikan tersebut kemudian digunakan dalam paper
adanya suatu proses tektonik yang bekerja. ini.
Sehingga kita dapat melakukan suatu
analisis terhadap adanya struktur kekar pada HASIL DAN ANALISIS
lapangan. Kita dapat mengetahui arah gaya
tama yang bekerja pada suatu daerah. Dengan Data yang diperoleh dari
demikian kita dapat mengetahui daerah- pengambilan data pada sungai tersebut
daerah mana saja yang terkena struktur diperoleh hasil berupa 25 data pasang
tersebut serta daerah-daerah mana saja yang kekar. Dari data yang telah didapatkan ini
masuk dalam daerah yang masih terpengaruh dilakukan analisis menggunakan analisis
dari adanya proses tektonik tersebut. stereonet untuk menentukan analisis gaya
Struktur Geologi lainnya yang dapat utama pembentuk kekar dan
terbentuk yakni sesar. Patahan atau sesar. Dihasilkan analisis kekar yang
sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada dilakukan data Ϭ1 sebesar 8 o/ N 72 oW , dan
lapisan batuan bumi yg menyebabkan satu Ϭ2 sebesar 52 o/ N 28 oE dan Ϭ3 sebesar 38 o/
blok batuan bergerak relatif terhadap blok N 184 oE. Maka berdasarkan data dan analisis
yang lain. Pergerakan bisa relatif turun, tersebut dapat diketahui bahwa arah tegasan
relatif naik, ataupun bergerak relatif utamanya yaitu Ϭ1 berasal dari arah barat
mendatar terhadap blok yg lain. Dimana laut 8 o/ N 72 oW. Kemudian dari hasil
penciri sesar dilapangan ditandai dengan analisis yang dilakukan terhadap data sesar
adanya gores garis, drag fold, streiasi dan struktur penyerta yang berupa stiriasi
Daerah penelitianya adalah didaerah yang merupakan struktur penyerta sesar
Wonosegoro, Boyolali. Jawa tengah, maka didapatkan bahwa data Ϭ
Indonesia. Wilayah Wonosegoro terletak 1 sebesar 62 / N 154 E , dan Ϭ2 sebesar 0 o/
o o

pada koordinat 459000mE – 464000mE dan N 154 oE dan Ϭ3 sebesar 0o/


9197000mN – 9202000 mN dengan skala 1 : N 16 oW. Dengan arah pergeseran dari sesar
20.00. Kemudian daerah ini mempunyai ini ketika dianalisis merupakan sesar dengan
arah pergeseran keatas atau merupakan sesar terdapat pada daerah ini umumnya akan
naik. membentuk crack atau rekahan-rekahan. Hal
ini menyebabkan air tanah jatuh ke lapisan
PEMBAHASAN dibawahnya, terjadi equilibrium dimana ada
Berdasarkan data yang diperoleh air yang masuk ke zona lain yang bertekanan
tersebut maka dapat diinterpretasikan kekar lebih rendah (tinggi muka airnya lebih
yang terdapat pada daerah sungai ini rendah). Hal itulah yang menyebakan
terbentuk oleh tegasan utama (Ϭ1) sebesar kekeringan pada daerah ini.
80? N 720W. Sedangkan sesar yang terbentuk
pada daerah ini terbentuk oleh tegasan utama KESIMPULAN
(Ϭ1) sebesar 62 o/ N 154 oE. berdasarkan data Berdasarkan hasil analisis kekar pada
tersebut dapat disimpulkan bahwa arah daerah Wonosegoro, Boyolali diperoleh data
tegasan utama berasal dari barat laut. Ϭ1 sebesar 8 o/ N 72 oW , dan Ϭ2
Air tanah adalah semua air yang sebesar 52 o/ N 28 oE dan Ϭ3 sebesar 38 o/
terdapat pada lapisan pengandung air N 184 oE. Maka dapat disimpulkan bahwa
(akuifer) di bawah permukaan tanah, arah tegasan utamanya yaitu Ϭ1 berasal dari
termasuk mata air yang muncul di permukaan arah 8 o/ N 72 oW berupa gaya yang
tanah. Permukaan air tanah disebut water cenderung dari barat laut. Kemudian analisis
table, sementara lapisan tanah yang terisi air sesar didapatkan bahwa data Ϭ1 sebesar 62 o/
tanah disebut zona saturasi air. Model aliran N 154 oE , dan Ϭ2 sebesar 0 o/ N 154 oE dan
air tanah itu sendiri akan dimulai pada daerah Ϭ3 sebesar 0o/ N 16 oW. Akibat dari tegasan
resapan air tanah atau sering juga disebut tersebut akan membentuk rekahan pada
sebagai daerah imbuhan air tanah (recharge akuifer yang menyimpan air tanah.
zone). Daerah ini adalah wilayah dimana air Akibatnya air tanah akan turun ke lapisan
yang berada di permukaan tanah baik air yang berada dibawahnya yang dapat
hujan ataupun air permukaan mengalami menyebabkan kekeringan.
proses penyusupan (infiltrasi) secara
gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan REFERENSI
atau celah/rekahan pada tanah/batuan. Dalam http://noviantogeophysicist.blogspot.co.id/2
perjalanannya aliran air tanah ini seringkali 012/01/geologi-regional-zona-
melewati suatu lapisan akifer yang diatasnya kendeng.html
memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap https://hedihastriawan.wordpress.com/geolo
air (impermeabel). Hal ini mengakibatkan gi-dasar-3/muka-air-tanah/
perubahan tekanan antara air tanah yang
berada di bawah lapisan penutup dan air
tanah yang berada diatasnya. Perubahan
tekanan inilah yang didefinisikan sebagai air
tanah tertekan (confined aquifer) dan airtanah
bebas (unconfined aquifer). Dalam
kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan air
tanah bebas sering kita lihat dalam
penggunaan sumur gali oleh penduduk,
sedangkan air tanah tertekan dalam sumur
bor yang sebelumnya telah menembus
lapisan penutupnya.
Pengaruh tektonik merupakan faktor
penurunan muka air tanah. Tegasan yang
LAMPIRAN

Gambar 1 Slickenlines Gambar 2 Pengukuran Strike

Gambar 3 Pengukuran Dip

Вам также может понравиться