Вы находитесь на странице: 1из 6

Triase/triage

 1. Pengertian
Usaha pemilahan korban sebelum ditangani,berdasarkan tingkat kegawatdaruratan
trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber
daya yang ada.
Triase berasal dari bahasa prancis trier, bahasa inggris triage, dan diturunkan dalam
bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses khusus memilah pasien
berdasarkan beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat
darurat.
 2. Prinsip triage
a) Anacaman jiwa dapat mematikan dalam hitungan menit
b) Dapat mati dalam hitungan jam
c) Trauma ringan
d) Sudah meninggal
3. Penilaian korban dalam triase :
a) Menilai TTV dan kondisi umum korban
b) Menilai kebutuhan medis
c) Menilai kemungkinan bertahan hidupa
d) Menilai bantuan yang memungkinkan
e) Prioritas penanganan
f) Tag warna
4. Klasifikasi dan penentuan prioritas :
a) Gawat : suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang memerlukan
penanganan dengan cepat dan tepat
b) Darurat : suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi memerlukan
penanganan yang cepat dan tepat seperti kegawatan
c) Gawar darurat : suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan oleh gangguan
ABC jika tidak segera maka akan meninggal
5. Klasifikasi
a) Label merah (gawat darurat)
b) Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badannya(cacat) bila tidak mendapatkan
pertolongan secara darurat (secepatnya)
c) Contoh : gawat napas, gawat jantung, henti nafas, henti jantung dll
d) Label putih (gawat tidak darurat)
e) Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak perlu tindakan darurat.
f) Contoh : kanker stadium lanjut, TB, dll
g) Label kuning (darurat tidak gawat)
h) Pasien akibat musibah yang dating tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya
i) Contoh : luka sayatan dangkal, fraktur dll
j) Label hijau ( tidak gawat tidak darurat)
k) Pasien yang dating dengan keadaan tidak mengancam jiwa ( tidak gawat) dan
tidak membutuhkan pertolongan secepatnya
l) Contoh : luka lecet
m) Label hitam (meninggal “DOA”)
n) Pasien yang dating dengan keadaan meninggal ( Death Of Arrival)
BHD

1. Rantai kelangsungan hidup


( Di RS )
a. Pengawasan dan penegasan
b. ‘pengenalan dini terhadap kejadian henti jantung dan aktivitasi dini tim ambulans
ngawat darurat
c. Segera melakukan RJP dengan penekanan pada pijat jantung
d. Akses defribilitas cepat
e. Pemberian bantnuan hidup tindak lanjut yang efektif
f. Perawatan pasca henti jantung yang terintegrasi
( Di luar RS )
a. Pengenalan dini terhadap kejadian henti jantung dan aktivitas dini di ambulans
gawat darurat
b. Segera melakukan RJP dengan penekanan pada pijat jantung
c. Akses defribilitas cepat
d. Pemberian bantuan hidup tingkat lanjut yang efektif
e. Perawatan pasca henti jantung yang terintegrasi

2. a. Periksa respon korban


b. meminta bantuan
c. periksa nadi karotis : dilakukan dengan cepat ( 5-10 detik ), tidak lebih dari itu
d. RJP

3. Langkah – langkah RJP


a. pijat jantung
b. Resusitasi jantung – paru kualitas tinggi ( high quality CPR )
c. membuka jalan nafas ( metode head tilt and chin lift )
d. bantuan nafas
e. pasang alat kejut
4. RJP dihentikan apabila samapai bantuan datang, jika korban berbicara, bergerak, atau
bernafas normal saat pijat jantung diberikan dan apabila penolong kelelahan.

BHD PADA ANAK

1. BHD pada anak


a. Periksa respon dan pernafasannya
b. Meminta bantuan
c. Periksa nadi karotis
d. lakukan RJP jika denyut nadi karotis tidak ada atau dalam 10 detik penolong tidak
berhasil merasakan denyut nadi karotis / jika dengan oksigen dan ventilasi yang
adekuat denyut nadi tetap <60x/menit dan disertai tanda tanda perfusi buruk
e. gunakan AED segera setelah tersedia

BHD PADA BAYI

BHD pada bayi prinsipnya sama dengan BHD yang dilakukan pada anak akan tetapi BHD
pada bayi periksaan nadinya terdapat di nadi brachialis

1. RJP 1 penolong
Meletakkan bayi pada tempat yang kokoh dan datar, lalu letakkan 2 jari pada pertengahan
dada bayi tepat dibawah garis khayal antar puting susu,lakukan pijatan dengan kealaman
sekitar 1,5 inch/ 4 cm dengan kecepatan 100-120x/menit. Lalu, berikan dada kesempatan
untik mengembang sempurna di setiap akhir kompresi, minimalkan interupsi saat RJP, dan
rasio kompresi : ventilasi = 30 : 2

2. RJP 2 penolong
Lakukan pijat dengan kedua jempol dengan kedalaman sekitar sepertiga diameter
antaroposterior dada bayi ( 1,5 inch / 4 cm ), kompresi : ventilasi 30 : 2
2. perbedaan resusitasu jantung paru pada dewasa,anak,bayi adalah : pada dewasa penolong 1
melakukakn kompresi dan ventilasi 30:2 itu pun sama dengan anak dan bayi, lalu untuk
penolong 2 kompresi dan ventilasi 30:2 dan pada anak 15: 2 sama dengan bayi, kedalaman
kompresi pada dewasa 2 inch sedangkan pada anak min 1/3 diameter antero posterior dada
/ sekitar 2 inch pada bayi 1,5 inch/ 4 cm.

SUMBATAN JALAN NAFAS ATAS AKIBAT BENDA ASING PADA PASIEN


SADAR

1. Sumbatan jalan nafas pada pasien dewasa


a. kesulitan bernafas
b. tidak mampu berbicara
c. tidak mampu batuk cukup kuat
d. tanda khas : memegang leher seperti tercekik

2. Cara membebaskan sumbatan jalan nafaas pada dewasa


a. Heimlich maneuver
pastikan korban tersedak, lalu berdiri/ berlutut di belakang korban dan lingkarkan
lengan di sekeliling perut korban dengan salah satu lengan terkepl dan jari jempol di
bagian dalamnya, lakukan hentakan kearah dalam, dan ulangi hingga benda asing
keluar/ korban menjadi tidak sadar.
b. Hentakan dada ( chest thrust )
langkah sama dengan heimlich maneuver

SUMBATAN JALAN NAFAS PADA BAYI

1. langkah – langkah
Berlutut/ duduk dengan bayi di pangkuan, letakkan bayu di lengan penolong dengan posisi
telungkupdan posisi kepala lebih rendah dari dada, sangga kepala bayi dan rahang dengan
tangan, lengan disangga oleh paha penolong, tepuk dengan keras bagian punggung bayi
diantara 2 tulang belikat hingga 5x menggunakan telapak tangan bagian bawah, lalu
letakkan tangan yang bebas di belakang punggng bayi, dan telentangkkan bayi dengan
posisi kepala tetap lebih rendah dari dada.

MENGOPERASIKAN AED

1. Langkah – langkah
Tekan tombol ON, lalu pasang AED di dada pasien sesuai gambara yang tertera di
alat, setelah terpasang jangan sentuh pasien, alat tersebut akan menganalisa irama jantng,
jika alat menyarakan untuk memberikan shock, alat akan mengintruksikan kepada
penolong
Lanjutkan RJP jika shock tidak perlu diberikan dan segera setelah shock diberikan,
diawali dengan pijat jantung. Setelaj 5 siklus/ 2 menit AED akan mengingatkan penolong
untuk menganalisa irama jantung.
Posisiskan pasien recovery dengan cara tangan kanan korban di pipi kirinya,
sedangkan lengan kirinya lurus di sisi badan, tekuk lutut kanan hingga membentuk 90
derajat, penolong berdiri di sisi kiri korban, kemudian pelan pelan korban di gulingkan ke
arah penolong.

TOOLS BLS

1. Tindakan
Yang peratama dilakukan adalah 3A aman penolong ( APD ), aman lingkungan,
aman korban, kaji respon pasien dengan panggilan, nyeri, apnggil ambulance, atur posisi
korban, telentang ditempat datar, cek nadi korban di bagian karotis minimal 10 detik, jika
tida ada nadi lakukan CAB yaitu kompresi dada selama 2 menit (30 kompres 2 breathing),
buka jalan nafas, beri 2x nafas buatan setelah 30 kompresi, setelah 2 menit cek nadi
korban, jiak tidak ada nadi lakukan kembali cek nadi karotis jka ada nadi lakukan look,
listen and feel, jika masih tidak ada nafas betrikan nafas buatan selama 2 menit dengan
frek 10-12x/menit atau 1x dalam 6 detik, lalu cek nafas, jika sudah stabil cek head to toe,
dan lakukan recovery, pertahankan korban stabil dan rujuk ke RS terdekat.

Вам также может понравиться