Вы находитесь на странице: 1из 25

Laporan kasus

KONJUNGTIVITIS BAKTERI

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Pada Bagian Family Medicine Fakultas kedokteran
Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh

Disusun Oleh:

CUT YENNI NURLISA (1607101030013)


SUCI FITRI YANTI (1607101030019)
WENY NORALITA (1607101030020)

Pembimbing:
dr. SAIFUL BASRI Sp.M
dr. SYAHRIZAL, M.Si

BAGIAN FAMILY MEDICINE


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas Laporan
Kasus yang berjudul ”Konjungtivitis”. Salawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari
alam kegelapan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penyusunan laporan kasus ini merupakan salah satu tugas dalam menjalani
Kepanitraan Klinik Senior pada bagian Family Medicine Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Banda Aceh. Penulis menyadari
bahwa penyusunan tugas Laporan Kasus ini tidak terwujud tanpa ada bantuan dan
bimbingan serta dukungan dari dosen pembimbing. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada dr. Saiful
Basri Sp. M dan dr.Syahrizal, M.Si yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas Laporan Kasus ini.
Penulis telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan tugas
Laporan Kasus ini, namun penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan.
Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk
penyempurnaan tulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak khususnya di bidang kedokteran serta
dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pihak yang membutuhkan.

Banda Aceh, November 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
LAPORAN KASUS ........................................................................................... 4
ANALISA KASUS .......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

Konjungtivitis adalah proses inflamasi akibat infeksi atau non-infeksi


pada konjungtiva yang ditandai dengan dilatasi vaskular, infiltrasi seluler, dan
eksudasi.1 Selain memberikan keluhan yang khas pada anamnesis seperti gatal,
pedih, seperti ada pasir, rasa panas juga memberi gejala yang khas di konjungtiva,
dan sekret. Jika meluas ke kornea timbul silau dan ada air mata nrocos (epifora).
Gejala objektif paling ringan adalah hiperemis dan berair sampai berat dengan
pembengkakan bahkan nekrosis.2
Insidensi konjungtivitis di Indonesia berkisar antara 2-75%. Data
perkiraan jumlah penderita penyakit mata di Indonesia 10% dari seluruh golongan
umur penduduk per tahun dan pernah menderita konjungtivitis. Data lain
menunjukkan bahwa dari 10 penyakit mata utama, konjungtivitis menduduki
tempat kedua (9,7%) setelah kelainan refraksi (25,35%).3 Konjungtivitis
menduduki peringkat 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak pada tahun 2009.
Dari 135.749 pasien yang berkunjung ke poli mata, 73% adalah kasus
konjungtivitis.4
Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, klamidia, alergi atau imunologik, jamur, parasit,
kimia atau iritatif, etiologi yang tidak diketahui, bersama penyakit sistemik.3
Konjungtivitis bakteri akut didefinisikan sebagai konjungtivitis yang berlangsung
kurang dari 3 minggu, dan merupakan penyakit mata yang paling sering ditemui
oleh dokter umum. Konjungtivitis bakteri akut dapat disebabkan oleh S. aureus,
Staphylococcus epidermidis, H. influenzae, Streptococcus pneumoniae,
Streptococus viridans, Moraxella catarrhalis dan bakteri gram negative dari
usus.5
Konjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh sendiri. Tanpa diobati,
infeksi dapat berlangsung selama 10-14 hari, sedangkan jika diobati memadai
berlangsung 1-3 hari, kecuali konjungtivitis stafilokokus (yang dapat berlanjut
menjadi blefaro konjungtivitis dan memasuki fase kronis).6

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologi

Konjungtiva adalah membran mukosa yang tipis dan trasparan yang


menutupi permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan
permukaan anterior sclera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva mengandung epitel
squamous non keratinosit dengan sejumlah sel goblet dan subtansia propria yang
tipis, kaya pembuluh darah, dan mengandung pembuluh limfe, sel plasma,
makrofag, dan sel mast. Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi
kelopak (mucocutaneus junction) dan dengan epitel kornea di limbus. Konjungtiva
mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat
membasahi bola mata terutama kornea. Di bawah konjungtiva bulbi terdapat
episklera dan sklera.7,8

Gambar 1. Anatomi mata dan kelopak mata7

Konjungtiva terdiri atas 3 bagian, yaitu: kunjungtiva palpebralis,


konjungtiva bulbi, dan konjungtiva forniks. Konjungtiva palpebralis melapisi
permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat pada tarsus. Di tepi superior

5
dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forniks superior dan
inferior) dan menutupi jaringan episklera dan menjadi konjungtiva bulbaris.
Konjungtiva forniks, merupakan tempat peralihan konjungtiva palpebralis dengan
konjungtiva bulbi. Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan sangat longgar
dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.8
Konjungtiva bulbi, melekat longgar ke septum orbitale di forniks dan
melipat berkali-kali. Lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan
memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik. Duktus -duktus kelenjar
lakrimalis bermuara ke forniks temporal superior. Kecuali di limbus (tempat
kapsul Tenon dan konjungtiva menyatu sejauh 3 mm), konjungtiva bulbaris
melekat longgar ke kapsul tenon dan sklera di bawahnya. Konjungtiva bulbaris
yang lunak, mudah bergerak dan tebal (plika semiulnaris) terletak di canthus
medial. Struktur epidermoid yang kecil semacam daging (karunkula) menempel
superfisial ke bagian dalam plika semiulnaris dan merupakan zona transisi yang
mengandung elemen kulit dan membran mukosa.9,10
Histologis

Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lapisan sel epitel
silinder bertingkat, superfisisal, dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di dekat
limbus, di atas karunkula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi
kelopak mata terdiri dari sel-sel epitel skuamosa. Sel-sel epitel superfisial
mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus. Mukus
mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata
secara merata di seluruh prekornea. Sel-sel epitel basal berwarna lebih pekat dari
pada sel-sel superfisial dan di dekat limbus dapat mengandung pigmen.11,12
Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisial) dan
satu lapisan fibrosa (profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid
dan di beberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa
sentrum germinativum. Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang
melekat pada lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran reaksi papiler pada
radang konjungtiva. Lapisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata.12,13
Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan Wolfring), yang struktur
dan fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar

6
kelenjar krause berada di forniks superior, dan sedikit ada di forniks inferior.
Kelenjar Wolfring terletak di tepi atas tarsus superior.12,13

Gambar 2. a. lapisan konjungtiva b. Bagian-bagian konjungtiva

Suplai Darah, Limfe, dan Persarafan


Arteri-arteri konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri
palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis bebas dan -bersama dengan banyak
vena konjungtiva yang umumnya mengikuti pola arterinya membentuk jaringan-
jaringan vaskuler konjungtiva yang banyak sekali. Pembuluh limfe konjungtiva
tersusun dalam lapisan superfisisal dan lapisan profundus dan bersambung dengan
pembuluh limfe kelopak mata hingga membentuk pleksus limfatikus. Konjungtiva
menerima persarafan dari percabangan pertama nervus V (nervus oftalmikus).
Saraf ini hanya sedikit mempunyai serat nyeri.13,14
B. Etiologi

Bentuk konjungtivitis bakterial di kelompokkan menjadi konjungtivitis


hiperakut dan subakut, akut catarrhal, dan menahun. Penyebab paling sering dari
konjungtivitis hiperakut adalah N. Gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis.
Konjungtivitis subakut disebabkan oleh Haemophilus influenzae, sedangkan
konjungtivitis kataralis akut biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus aureus, Haemophilus aegyptus. Konjungtivitis bakterial kronik
disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Moraxella lacunata, Pseudomonas,
Enterobacteriaceae dan Proteus spp. Dari kesemuanya, tiga patogen yang paling
umum menyebabkan konjungtivitis bakteri adalah Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus aureus.13,14

7
C. Patofisiologi

Mata mempunyai mekanisme petahanan terhadap invasi bakteri.


Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi berupa lapisan epitel yang
menutupi konjungtiva dan pertahanan sekunder melibatkan mekanisme imun
hematologik yang dibawa oleh pembuluh darah konjungtiva, lisozim
bakteriostatik, immunoglobulin pada tear film, kedipan mata, dan bakteri non
patogenik yang berkolonisasi pada mata dan berkompetisi dengan organisme yang
mencoba menginvasi. Apabila salah satu dari mekanisme pertahanan ini
terganggu, maka infeksi bakteri patogen dapat terjadi.7,8
Infeksi bakteri dan eksotoksin yang mereka produksi akan dikenali
sebagai antigen. Hal ini akan menginduksi reaksi antigen-antibodi dan
menyebabkan terjadinya inflamasi. Pada orang yang sehat, mata akan berusaha
untuk kembali ke kondisi homeostasis, dan bakterinya akan dieradikasi. Namun,
invasi bakteri yang berat bisa menjadi sangat sulit untuk di lawan, dan
menyebabkan terjadinya infeksi konjungtiva dan yang selanjutnya dapat meluas
ke kornea dan bagian mata lainnya.7,8
Konjungtivitis bakteri terjadi akibat pertumbuhan berlebihan dan
infiltrasi bakteri pada lapisan epitel konjungtiva dan kadang-kadang pada
substansia propria.Sumber infeksinya adalah kontak langsung dengan sekret
individu yang terinfeksi, biasanya melalui kontak mata – tangan (eye-hand
contact) atau penyebaran infeksi dari organisme yang berkoloni pada mukosa
nasal dan sinus pasien sendiri. Pada orang dewasa dengan konjungtivitis bakteri
unilateral, sistem nasolakrimal sebaiknya diperiksa karena obstruksi duktus
nasolakrimalis, dakriosistitis, dan kanalikulitis dapat menyebabkan konjungtivitis
bakteri unilateral.7
D. Gejala Klinik

Secara umum, gejala yang biasa timbul pada konjungtivitis bakteri antara
lain:
- Mata merah akibat dilatasi pembuluh darah konjungtiva
- Injeksi konjungtiva
- Sekret konjungtiva mukopurulen sampai purulen
- Edema kelopak mata

8
- Rasa tidak nyaman; perih, panas, sensasi benda asing, rasa berpasir.
- Nyeri tidak ada atau minimal
- Epifora (air mata berlebih)
- Fotofobia biasanya tidak ada atau ringan.
- Kelopak mata sulit dibuka saat bangun tidur, melengket satu sama lain
karena adanya sekret (“glue eye”)
- Penglihatan biasanya normal. Penglihatan kabur dapat disebabkan adanya
discharge (sekret) atau debris pada tear film.
- Biasanya bilateral. Mulai pada satu mata kemudian dapat menyebar
dengan mudah ke mata sebelah.8,11,12

Gambar 3 Konjungtivitis Bakteri9


1. Konjungtivitis Bakterial Hiperakut
Konjungtivitis bakteri hiperakut merupakan suatu keadaan infeksi yang
berat dan membutuhkan penanganan optalmik yang cepat. Onsetnya tiba-tiba (12-
24 jam) dan ditandai dengan adanya sekret purulen kuning kehijauan yang
berlebihan disertai edema kelopak mata, hiperemia, chemosis (utamanya di
limbus), dan sering terdapat limfadenopati preaurikuler. Dapat juga terjadi
perkembangan menjadi keratitis yang ditandai dengan fotofobia, penurunan visus,
dan fluorescein uptake. Penyebabnya adalah N. Gonorrhoeae dan N. Meningitidis,
dimana causa oleh N. Gonorrhoeae lebih sering terjadi. Infeksi dari kedua jenis ini
mempunyai gejala yang mirip, dan hanya dapat dibedakan melalui pemeriksaan
mikrobiologi.10,11
Infeksi okuler gonokokkal biasanya dialami oleh neonatus (ophtalmia
neonatorum) dan pada dewasa muda. Pada bayi, penyakit ini umunya ditandai
dengan adanya discharge bilateral tiga sampai empat hari setelah di lahirkan
(gambar 3). Penularannya biasanya terjadi dari ibu ke bayi saat persalinan. Pada

9
dewasa, penularannya biasanya dari genitalia ke tangan kemudian ke mata
(berkaitan dengan penyakit menular seksual).9,10
Konjungtivitis bakterial subakut yang biasanya disebabkan oleh H.
Influenzae ditandai dengan adanya eksudat berair, tipis, atau berawan.9

Gambar 4. Konjungtivitis hiperakut neonatal yang di sebabkan oleh N.


Gonorrhoeae9
2. Konjungtivitis Bakterial Kataralis Akut
Konjungtivitis ini sering terdapat dalam bentuk epidemic atau disebut
“mata merah” oleh orang awam. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya
hiperemia konjungtiva secara akut, dan jumlah eksudat mukopurulen sedang.
Gejala lainnya adalah rasa terbakar, iritasi, dan air mata keluar. Pasien sering
mengeluhkan kedua kelopak matanya melengket saat bangun dari tidur.
Pembengkakan konjungtiva dan edema kelopak mata ringan dapat timbul.
Gejala dari konjungtivitis akut ini lebih ringan, dan progresifitasnya lebih
rendah dibandingkan dengan konjungtivitis hiperakut.12,13

10
Gambar 5 Konjungtivitis bakterial akut yang disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae4
3. Konjungtivitis Bakterial Kronik
Konjungtivitis ini biasanya terjadi pada pasien dengan obstruksi duktus
nasolakrimalis dan dakriosistitis menahun, yang biasanya unilateral. Infeksi ini
juga dapat menyertai blefaritis bacterial menahun atau disfungsi kelenjar meibom.
Pada beberapa kasus, konjungtivitis bakterial kronik juga berhubungan dengan
seboroik facial.13,14
E. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
- Anamnesis : gejala yang dialami pasien, penyakit pasien yang lain,
pekerjaan, riwayat alergi, terekspos zat kimia, perjalanan penyakit,
riwayat keluarga.
- Pemeriksaan fisik:
a. Injeksi konjungtiva dapat muncul secara segmental atau difus, sekret
yang muncul lebih purulen, kelopak mata sering melengket satu sama
lain terutama saat bangun tidur. Pembesaran nodus limfatikus
preaurikuler jarang ditemukan pada konjungtivitis bakteri, namun
biasanya ditemukan pada konjungtivitis bakteri yang berat. Dapat
terjadi pembengkakan kelopak mata yang ringan, refleks pupil
normal.2,10
b. Dengan menggunakan slit lamp, inflamasi dari konjungtiva dapat
terlihat berbentuk follikular atau papilar. Pola follikular pembuluh
darahnya tampak disekitar dasar dari lesi kecil yang timbul, dimana
hal ini biasanya nampak pada infeksi viral. Pada infeksi bakteri,
polanya adalah papilar dimana pembuluh darah berada pada pusat lesi
kecil yang timbul.8
- Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan mikroskopik kerokan
konjungtiva dengan pewarnaan Gram atau Giemsa: banyak netrofil
polimorfonuklear, kultur dari sekret konjungtiva.
Pewarnaan gram dan kultur konjungtiva tidak diperlukan pada kasus
ringan (uncomplicated), tetapi harus dilakukan pada situasi berikut:

11
 Host yang memiliki kerentanan yang tinggi, seperti neonatus,
individu dengan immunocompromised.
 Kasus konjungtivitis purulen berat, untuk membedakannya dari
konjungtivitis hiperpurulen, yang pada umumnya membutuhkan
terapi sistemik.
 Kasus-kasus yang tidak berespon terhadap terapi awal.7,8
- Pemeriksaan radiologi: pemeriksaan radiologi tidak biasa dilakukan pada
konjungtivitis bakteri, kecuali dicurigai adanya sinusitis dapat di lakukan
pemeriksaan CT-Scan dan MRI. CT scan orbita diindikasikan untuk
menyingkirkan kemungkinan abses orbital atau pansinusitis, atau jika
konjungtivitis berkaitan dengan selulitis orbitalis.10,11
F. Diagnosis Differensial
Adapun diagnosis differensial konjungtivitis bakteri ini antara lain:12,13
- Konjungtivitis Virus
- Konjungtivitis Alergi
- Konjungtivitis Klamidial
- Keratitis
- Uveitis
- Episkleritis
- Skleritis
- Blefaritis
- Glaukoma
Berikut algoritma yang dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis
dengan keluhan mata merah, termasuk konjungtivitis bakteri:12
Tabe1 .Differensial Diagnosis Mata Merah dengan Visus Normal ataupun Turun 6
Keratitis / Ulkus Uveitis (Iritis) Glaukoma Akut
Gejala Konjungtivitis
Kornea Akut
Injeksio Konjungtiva Siliar Siliar Episkleral

Kornea Jernih Fluoresein Presipitat Edema


Kekeruhan +++
- +/+++ -
kornea
Fotofobia - / Ringan +++ +++ +

Halo - - - ++
Normal, atau
Tajam Menurun
suram ringan Menurun Menurun
Penglihatan
karena sekret

12
Sekret + - - -

Rasa nyeri - ++ ++ ++/+++

Gatal +/- - - -

Fler - +/- ++ +/-

Bilik mata depan Normal Normal Normal Dangkal


Tekanan Tinggi
Normal Normal Rendah
intraokuler
Pupil Normal Normal/Miosis Miosis ireguler Midriasis nonreaktif
a.konjungtiva Episkleral
Vaskularisasi Siliar Pleksus siliar
posterior
Antibiotik, Steroid, + Miotika diamox +
Pengobatan Antibiotik/antiviral
sikloplegik sikloplegik

Tabel 2. Differensial Diagnosis Konjungtivitis7,8


Temuan Klinik Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis
dan Sitologi Bakteri Virus Klamidial Alergi
Hiperemia Umum (berat) Umum (sedang) Umum (sedang) Umum (sedang)
Gatal Minimal Minimal Minimal Hebat
Lakrimasi Sedang Banyak Sedang Sedang
Hemoragik + + - -
Minimal (serous
Banyak Banyak (mukoid
sampai mukoid,
Eksudasi (mukopurulen Minimal (serous) sampai
putih, berserabut,
sampai purulen) mukopurulen)
lengket)
Kemosis ++ +/- +/- ++
Papil +/- - +/- +
Folikel - + ++ +
+/-
Pseudomembran (Streptococcus, +/- - -
C.diphterica)
Panus - - + -
Hanya sering
Adenopati pada
Jarang Sering Tidak ada
Preaurikuler konjungtivitis
inklusi
Pewarnaan
PMN, plasma sel
kerokan dan Bakteri, PMN Monosit Eosinofil
badan inklusi
eksudat
Disertai sakit
tenggorokan dan Kadang-kadang Kadang-kadang Tidak pernah Tidak pernah
demam

G. Terapi
Kebanyakan kasus konjungtivitis akut dapat ditangani dengan terapi
antibiotik empirik. Terapi awal konjungtivitis bakteri akut ringan – sedang
meliputi antibiotiktopikal seperti tetes mata polymixin combination drops,
aminoglikosida, atau fluoroquinolone (ciprofloxacin, ofloxacin, levofloxacin,
moxifloxacin, atau gatifloxacin) drops, atau salep bacitracin atau ciprofloxacin.

13
Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bakterial tergantung temuan agen
mikrobiologiknya. Sambil menunggu hasil laboratorium, dokter dapat mulai
dengan terapi antimikroba spektrum luas. Pada setiap konjungtivitis purulen,
harus dipilih antibiotika yang cocok untuk mengobati infeksi Neisseria
gonorrhoeae dan N. Meningitidis. Terapi sistemik dan topikal harus segera
dilaksanakan setelah bahan (sampel) untuk pemeriksaan laboratorium telah
diperoleh.7,8,10
Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen akut, saccus conjungtivae
harus dibilas dengan larutan garam fisiologis agar dapat menghilangkan sekret
konjungtiva. Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga
diminta memperhatikan higiene pribadi dan menghindari kontak erat dengan
individu yang terinfeksi. Individu yang telah terinfeksi sebaiknya sering cuci
tangan dan menghindari penggunaan handuk, linen, sapu tangan, pakaian,
kacamata atau make-up secara bersama-sama untuk mencegah penularan.14,15
Bila pengobatan tidak memberikan hasil dengan antibiotic setelah 3-5
hari maka pengobatan dihentikan dan ditunggu hasil pemeriksaan mikrobiologik.
Apabila tidak ditemukan kuman pada sediaan langsung, maka diberikan antibiotic
spektrum luas dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4 sampai 5 kali
sehari. Apabila dipakai tetes mata, sebaiknya sebelum tidur diberi salep mata
(sulfasetamid 10-15% atau kloramfenikol). Apabila tidak sembuh dalam satu
minggu bila mungkin dilakukan pemeriksaan resistensi, kemungkinan defisiensi
air mata, atau kemungkinan obstruksi duktus nasolakrimalis.14
H. Perjalanan dan Prognosis
Konjungtivitis bakterial akut hampir selalu sembuh sendiri. Tanpa
diobati, infeksi dapat berlangsung selama 10-14 hari, jika diobati dengan
memadai, 1-3 hari, kecuali konjungtivitis Staphylococcus (yang dapat berlanjut
menjadi blefarokonjungtivitis dan memasuki tahap menahun) dan konjungtivitis
gonokokkus (yang bila tidak diobati berakibat ulkus kornea, abses kornea,
perforasi kornea, dan endoftalmitis). Konjungtivitis bakterial menahun mungkin
tidak dapat sembuh sendiri dan menjadi masalah pengobatan yang
menyulitkan.14,15,16

14
BAB III
LAPORAN KASUS

Nama Fasilitas Pelayanan : Puskesmas Jeulingke


DATA ADMINISTRASI
Pasien
Nama Ny. J
Umur 38 tahun
Alamat Jeulingke
Jenis Kelamin Perempuan
Agama dan etnik (bila perlu) Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Wiraswasta
Status Perkawinan Menikah
Kedatangan yang ke Pertama
Pengobatan sebelumnya Belum ada
Alerg iobat Tidak ada
Sistem pembayaran Jaminan Kesehatan
Tanggal pemeriksaan 06 November 2018

ANAMNESIS
A. Alasan kedatangan/keluhan utama
Mata merah pada mata kanan
B. Keluhan lain/tambahan
Mata terasa nyeri dan gatal
C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Pasien datang ke Poli Umum Puskesmas Jeulingke dengan keluhan mata
kanan merah dirasakan tiba-tiba sejak 3 hari yang lalu. Keluhan mata merah
disertai dengan keluhan mata gatal, perih dan perasaan mengganjal di mata serta
keluarnya kotoran mata yang lebih dari biasanya. Pasien mengatakan susah
membuka mata saat bangun tidur dan terasa lengket. Pasien sering kali pusing
saat melihat tv terlalu lama, serta mata kanan sukar dibuka apabila bangun tidur.
Pasien menyangkal adanya penurunan tajam penglihatan.

15
D. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengeluhkan flu seminggu yang lalu dan sudah membaik. Pasien belum
pernah mengalami keluhan mata merah. Pasien tidak pernah menggunakan
kacamata sebelumnya.
E. Riwayat penyakit keluarga
Anak ke 2 pasien mengeluhkan mata merah seperti pasien seminggu yang lalu
namun sudah membaik dan anak pertama pasien mulai mengeluhkan hal yang
sama sejak 1 hari yang lalu.
F. Riwayat penggunaan obat
Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan apapun
G. Riwayat kebiasaan sosial
Pasien merupakan ibu rumah tangga.
H. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi oleh pasien adalah riwayat penyakit
yang sama dalam keluarga.
I. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah hiegiene personal.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Keadaaan umum :Baik
Tekanan Darah :130/70 mmHg
Nadi :86 kali/ menit
Pernafasan :17 kali/menit
Suhu :36,80C
B. Status Generalis
Mata (Status Oftamologi)

VOD : 5/5 VOS : 5/5

16
Uji Hiscberg:

Uji pergerakan bola mata : Normal

N N
N N N N
N N N N

N N N N
N
N

Keterangan (OD) Komponen Keterangan (OS)

Normal Palpebra Superior Normal


Edema Palpebra Inferior Normal
Hiperemis (+), Pucat (-) Konj. Palpebra Hiperemis (-), Pucat (-)
Hiperemis (-),
Jaringan Fibrovaskular (-),
JaringanFibrovaskular (-),
Konj. Bulbi Injeksi Siliar (-), Injeksi
Injeksi Siliar (-), Injeksi
Konjungtiva (-)
Konjungtiva (+)

Jernih (+) Kornea Jernih (+)

Cukup COA Cukup

Jelas Iris Jelas

Bulat(+), 3 mm Bulat(+), 3 mm
Pupil
RCL (+), RCTL (+) RCL (+), RCTL (+)

Jernih (+) Lensa Jernih (+)

17
Foto Klinis Pasien

Telinga /Hidung :Dalam batas normal


Mulut :Tonsil T1 / T1, Hiperemis (-) Faring Hiperemis (-),
Leher :TVJ R-2 CmH2O, Pembesaran KGB
Thoraks : I : Simetris (+)
P : Sf kanan = Sf kiri
P : Timpani
A : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : I : Simetris (+)
P :Soepel, nyeri tekan (-)
P : Timpani

18
A :Peristaltik normal.
Ekstremitas : Edema (-/-), nyeri (-/-), sianosis (-/-)

Diagnostik Holistik
Aspek Personal : Pasien dengan keluhan mata kanan merah dirasakan
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan mata merah disertai
dengan keluhan mata gatal, perih, perasaan mengganjal di
mata, serta keluarnya kotoran mata yang lebih dari
biasanya. Pasien sangat berharap kedua mata pasien
kembali normal supaya bisa kembali beraktivitas.
Aspek Klinis : Konjungtivitis Bakteri Oculi Dextra
Aspek Internal : Pasien mengaku mengalami flu beberapa hari sebelum
mengalami sakit mata dan sebelum pasien mengalami
keluhan ini, anak pasien sudah terlebih dahulu menderita
hal yang sama.
Aspek Eksternal : Pasien kurang menjaga hygiene. Pasien tidak mencuci
tangan saat pasien mengucek mata jika terasa gatal dan
menggunakan handuk yang sama dengan anaknya.
Aspek Fungsional : Derajat 1 (tidak ada kesulitan sama sekali)

Rencana Penatalaksanaan
Non medikamentosa:
1. Health promotion
Dilakukan pendekatan dengan cara memberikan gambaran penyakit,
penyebab, cara penularan dan komplikasi yang akan terjadi. Selain itu, pasien juga
diberikan edukasi terhadap pasien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
menggunkan salep mata, karena penyakit ini dapat menular. Pasien juga
diberitahu untuk tidak menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan
penghuni rumah lainnya. Serta pasien diminta untuk menjaga kebersihan
lingkungan rumah dan sekitar.

19
2. Specific protection

Pada pasien ini dilakukan pencegahan penularan agar tidak mengenai anggota
keluarga yang lain dan dilakukan pelindung mata seperti kacamata saat
berkendaraan atau di luar rumah sehingga tidak memperberat infeksi.

2. Early diagnosis and prompt treatment


Pada pasien mendapatkan terapi Kloramfenikol tetes mata 3 x 1 tetes OD

3. Disability Limitation
Untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan pasien dianjurkan
untuk mengurangi kegiatan yang dapat memaparkan debu ke mata dan tidak
menggosok mata yang sakit, mencuci tangan setiap kali memegang mata dan
bersihkan cairan mata dengan handuk bersih.
4. Rehabilitasi
Pasien ini tidak perlu dilakukan rehabilitasi karena fungsi motorik, wicara,
kognitif dan fungsi lainnya tidak terganggu.

20
BAB IV
ANALISA KASUS

Pasien Ny. J datang dengan keluhan mata kanan merah disertai dengan
keluhan mata gatal, perih, dan perasaan mengganjal di mata serta keluarnya
kotoran mata yang lebih dari biasanya. Pasien mengatakan susah membuka mata
saat bangun tidur dan terasa lengket. Kelopak mata kanan bagian bawah sedikit
bengkak. Tidak ada penurunan tajam penglihatan.
Keluhan mata merah dan tidak ditemukan penurunan tajam penglihatan
mengarah ke penyakit konjungtivitis. Untuk penyebab dari infeksi tersebut, pada
pasien ini lebih mengarah ke konjungtivitis bakteri. Pada konjungtivitis bakteri,
sekret biasanya berwarna kuning, kental dan biasa keluar dalam jumlah besar
sehingga mata agak sulit dibuka. Konjungtivitis yang disebabkan oleh virus
menunjukkan gejala dan tanda mata merah atau pink eye, gatal dan mata berair
dengan kotoran yang bening. Sedangkan konjungtivitis alergi, biasanya pasien
memiliki riwayat atopi atau alergi pada keluarga, serta ada pajanan terhadap
alergen sebelum muncul gejala.2
Pada konjungtivitis didapatkan hiperemis pada daerah konjungtiva
palpebra dan konjungtiva bulbi. Selain itu terdapat pula edema minimal.
Keluarnya kotoran darimata disebabkan adanya peradangan pada bagian
konjungtiva mata, dimana pada konjungtiva terdapat banyak kelenjar.1 Infeksi
konjungtiva menyebabkan terjadi hipersekresi dari kelenjar tersebut.
Tanda–tanda tersebut menunjukkan konjungtivitis, sedangkan untuk
perbedaan jenis penyebab, dapat dilihat dari gejala dan tanda seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Pada konjungtivitis alergi, bisa ditemukan cobblestone
appearance pada konjungtiva palpebra.3
Pengobatan yang diberikan pada pasien ini adalah obat tetes mata,
Kloramfenikol 3x1 tetes. Konjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh
sendiri. Tanpa diobati, infeksi dapat berlangsung selama 10-14 hari, sedangkan
jika diobati memadai berlangsung 1-3 hari, kecuali konjungtivitis stafilokokus
(yang dapat berlanjut menjadi blefarokonjungtivitis dan memasuki fase kronis).2

21
Konjungtivitis bakteri mudah menular dari satu mata ke mata sebelahnya
dan juga mudah menular ke orang lain melalui kontak langsung dan benda yang
kontak dengan mata. Mikroorganisme ini berpindah melalui mata yang tidak
disadari diusap oleh penderita dan selanjutnya mengakibatkan kontaminasi pada
barang yang terpegang oleh penderita dan dipakai bersama oleh orang yang sehat.3
Konjungtivitis bakteri akut dapat menimbulkan komplikasi jika tidak
ditangani secara tepat. Komplikasi yang dapat timbul seperti keratitis, ulkus
kornea dan uveitis yang dapat menyebabkan kebutaan. Ulserasi kornea dapat
terjadi pada infeksi N. kochii, N. meningitides, H. aegyptius, S. aureus, dan M.
catarrhalis. Bahkan pada kasus konjungtivitis meninges dapat berakhir menjadi
sepsis dan meningitis yang mengancam jiwa karena konjungtiva merupakan
gerbang masuk meningokokus ke dalam darah dan meninges.3
Oleh karena itu maka perlu mengedukasi pasien mengenai pentingnya
menjaga kebersihan terutama kebersihan mata dan tangan, dan penggunaan barang
pribadi yang bersamaan agar dihindari.
Cara pencegahan penularan yang paling efektif adalah meningkatkan daya
tahan tubuh, menghindari bersentuhan dengan sekret atau airmata pasien, mencuci
tangan setelah menyentuh mata pasien sebelum dan sesudah menggunakan obat
tetes mata. Selain itu, hindari penggunaan tetes mata dari botol yang telah
digunakan pasien konjungtivitis, hindari penggunaan alat mandi dan bantal kepala
yang sama. Penggunaan kacamata bertujuan untukmengurangi terpaparnya debu,
namun tidak bermanfaat mencegah penularan.4

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan, D., Asbury, T. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Penerbit


Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2015

2. Vaughan D, Asbury T, Riordan P. Ocular and orbital trauma. Dalam:


General Ophthalmology, Chapter 19. 17th ed. McGraw Hill Company:
USA. 2007

3. Ilyas S, Sukardi I, Harmani B, Sudiro SH, Gondowiardjo TD. Prosedur


Diagnostik dan Penatalaksanaan Pengobatan di Sub Bagian Kornea,
Lensa, dan Bedah Refraktif. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata FKUI.
2010. hal. 23-31

4. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009: 10 Besar Penyakit


Rawat Jalan Tahun 2009. Jakarta: KEMENKES RI. 2010. diakses pada5
November 2018 dari http://www.Depkes.go.id.

5. Abdurrauf, M. Jurnal: Memutus Mata Rantai Penularan Konjungtivitis


Bakteri Akut. Idea Nursing Journal Vol. VII No. 2. RSU Lirboyo Kediri.
2016

6. lyas, S., Yulianti, S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5. Jakarta : FKUI. 2014

7. Garcia-Ferrer, Francisco J.; Schwab, Ivan R.; Shetlar, Debra J.


Conjunctiva. In: Riordan-Eva, Paul; Whitcher, John P., Eds. Vaughan &
Asbury's General Ophthalmology, 16th Edition. 2004. London: McGraw-
Hill; p.101-5.

8. Marlin, David S. Bacterial Conjunctivitis. Hampton Roy Sr, ed. Available


in: http://emedicine.medscape.com/article/1191730-overview#showall.
Updated: Jun 7, 2011. Accessed on November 06, 2018

9. Riordan-Eva, Paul. Anatomy & Embryology of the Eye. In: Riordan-Eva,


Paul; Whitcher, John P., Eds. Vaughan & Asbury's General
Ophthalmology, 16th Edition. 2004. London: McGraw-Hill; p.3-7.

10. Morrow, Gary L.; Abbott, Richard L. Conjunctivitis. In: American Family
Physician. February 15, 1998. Published by American Academy of Family
Physicians. Available in: www.aafp.org/afp/980251/morrow.html.
Accessed on November 06, 2018

11. Lang, Gerhard K.; Lang, Gabriele E. Conjunctiva. In: Gerhard K.Lang,
Ed. Ophthalmology: A Pocket Textbook Atlas, 2nd Edition. 2006. New
York: Thieme; p.67-83

12. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. 2008. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI. hal.109-28.

23
13. Skuta, Gregory L.; Cantor, Louis B.; Weiss, Jayne S. Basic and Cliniccal
Science Cources : External Disease dan Cornea, Section 8, 2008-2009.
2008. Singapore : American Academy of Ophthalmology; p.169-71.

14. Wood, Mark. Conjunctivitis: Diagnosis and Management. In: Journal of


Community Eye Health, Vol.12 (30), 1999. Available in:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1706007/ . Accessed on
November 06, 2018

15. Ratna S. Diagnosis dan Terapi Konjungtivitis di Pelayanan Primer.


Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI. 2017.

16. Nari J, Allen LH, Bursztyn LLCD. Accuracy of referral diagnosis to an


emergency eye clinic. Can J Ophthalmol. 2017.

24
25

Вам также может понравиться

  • Referat Konjungtivitis Ayee
    Referat Konjungtivitis Ayee
    Документ24 страницы
    Referat Konjungtivitis Ayee
    Teguh El-bahgie
    100% (3)
  • Konjungtivitis
    Konjungtivitis
    Документ37 страниц
    Konjungtivitis
    Erii Cevielliyn
    Оценок пока нет
  • Kunjungtivitis Refleksi
    Kunjungtivitis Refleksi
    Документ16 страниц
    Kunjungtivitis Refleksi
    Yudhi Setiabudi
    Оценок пока нет
  • Konjungtivitis
    Konjungtivitis
    Документ13 страниц
    Konjungtivitis
    Naomi Pradita Yuwana
    Оценок пока нет
  • OA Keluarga
    OA Keluarga
    Документ49 страниц
    OA Keluarga
    Verryna Maghfira
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi KOnjungtivitis
    Patofisiologi KOnjungtivitis
    Документ3 страницы
    Patofisiologi KOnjungtivitis
    Angel
    100% (1)
  • Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta
    Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta
    Документ7 страниц
    Laporan Kasus Neurodermatitis Sirkumskripta
    Berliany L Ganie Fhatwa
    Оценок пока нет
  • Referat PCO
    Referat PCO
    Документ14 страниц
    Referat PCO
    Annisa Caul Hasanah
    Оценок пока нет
  • PINGUEKULA
    PINGUEKULA
    Документ8 страниц
    PINGUEKULA
    Dewi Arika
    Оценок пока нет
  • Abses Folikel Rambut Dan Kelenjar Sebasea
    Abses Folikel Rambut Dan Kelenjar Sebasea
    Документ17 страниц
    Abses Folikel Rambut Dan Kelenjar Sebasea
    Gina Annisah
    100% (1)
  • Konjungtivitis Virus
    Konjungtivitis Virus
    Документ7 страниц
    Konjungtivitis Virus
    Anitha Eckha Aprianii Arifin
    Оценок пока нет
  • VIRUSKONJ
    VIRUSKONJ
    Документ18 страниц
    VIRUSKONJ
    albert_sudharsono
    Оценок пока нет
  • Konjungtiva dan Fisiologi
    Konjungtiva dan Fisiologi
    Документ13 страниц
    Konjungtiva dan Fisiologi
    Naufal
    Оценок пока нет
  • Referat Dakriosistitis
    Referat Dakriosistitis
    Документ35 страниц
    Referat Dakriosistitis
    Susan Ahab
    Оценок пока нет
  • Jurnal Reading PCO
    Jurnal Reading PCO
    Документ25 страниц
    Jurnal Reading PCO
    PriscilliaHillary
    Оценок пока нет
  • Episkleritis, Skelritis, Dan Dry Eye Syndrome
    Episkleritis, Skelritis, Dan Dry Eye Syndrome
    Документ47 страниц
    Episkleritis, Skelritis, Dan Dry Eye Syndrome
    orin
    Оценок пока нет
  • Konjungtivitis Trachoma
    Konjungtivitis Trachoma
    Документ10 страниц
    Konjungtivitis Trachoma
    tommy_saputra_4
    Оценок пока нет
  • Keratouveitis
    Keratouveitis
    Документ24 страницы
    Keratouveitis
    Harukichi Akera
    Оценок пока нет
  • Histologi Bola Mata
    Histologi Bola Mata
    Документ4 страницы
    Histologi Bola Mata
    Kelly Leonard
    Оценок пока нет
  • ANATOMI DAN FISIOLOGI IRIS
    ANATOMI DAN FISIOLOGI IRIS
    Документ5 страниц
    ANATOMI DAN FISIOLOGI IRIS
    Benanto
    Оценок пока нет
  • Pendarahan Subkonjungtiva
    Pendarahan Subkonjungtiva
    Документ16 страниц
    Pendarahan Subkonjungtiva
    ViBoyViboy
    Оценок пока нет
  • KONJUNGTIVITIS
    KONJUNGTIVITIS
    Документ67 страниц
    KONJUNGTIVITIS
    Zhul Thaa Purpleholic
    0% (1)
  • PRESBIOPIA
    PRESBIOPIA
    Документ2 страницы
    PRESBIOPIA
    Anggitia Nurlathifah Haque
    Оценок пока нет
  • Syed M Zulfikar - Laporan Kasus Konjungtivitis Akut
    Syed M Zulfikar - Laporan Kasus Konjungtivitis Akut
    Документ31 страница
    Syed M Zulfikar - Laporan Kasus Konjungtivitis Akut
    Syed Muhammad Zulfikar Fikri
    Оценок пока нет
  • KONJUNGTIVITIS
    KONJUNGTIVITIS
    Документ2 страницы
    KONJUNGTIVITIS
    Rasmadi Cakrabuana
    Оценок пока нет
  • Blefaritis
    Blefaritis
    Документ33 страницы
    Blefaritis
    niqma
    Оценок пока нет
  • Konjungtivitis Viral
    Konjungtivitis Viral
    Документ13 страниц
    Konjungtivitis Viral
    Lalu Zulhirsan
    Оценок пока нет
  • MENGOBATI KONJUNGTIVITIS
    MENGOBATI KONJUNGTIVITIS
    Документ3 страницы
    MENGOBATI KONJUNGTIVITIS
    6130019007 ANGGARA KIDUNG PRANATA
    Оценок пока нет
  • EKTOPIA LENTIS
    EKTOPIA LENTIS
    Документ17 страниц
    EKTOPIA LENTIS
    Dipika Awinda
    Оценок пока нет
  • Konjungtivitis Gejala, Penyebab dan Pengobatan
    Konjungtivitis Gejala, Penyebab dan Pengobatan
    Документ2 страницы
    Konjungtivitis Gejala, Penyebab dan Pengobatan
    Hilda
    Оценок пока нет
  • Derma
    Derma
    Документ6 страниц
    Derma
    epiders
    Оценок пока нет
  • Konjungtivitis
    Konjungtivitis
    Документ20 страниц
    Konjungtivitis
    Kesuma Larasati
    100% (3)
  • Ablatio Retina
    Ablatio Retina
    Документ23 страницы
    Ablatio Retina
    fathia said
    Оценок пока нет
  • Uveitis Anterior
    Uveitis Anterior
    Документ21 страница
    Uveitis Anterior
    anisafi3
    Оценок пока нет
  • PTERIGIUM
    PTERIGIUM
    Документ16 страниц
    PTERIGIUM
    Desi Hutapea
    Оценок пока нет
  • ODS Keratitis Pungtata Superfisial
    ODS Keratitis Pungtata Superfisial
    Документ32 страницы
    ODS Keratitis Pungtata Superfisial
    Muhammad Azron Junaedi
    Оценок пока нет
  • Pityriasis Sicca
    Pityriasis Sicca
    Документ13 страниц
    Pityriasis Sicca
    AchmadRizaldy
    Оценок пока нет
  • Referat Konjungtivitis
    Referat Konjungtivitis
    Документ28 страниц
    Referat Konjungtivitis
    ochamocha
    Оценок пока нет
  • Dermatitis Kontak Alergi
    Dermatitis Kontak Alergi
    Документ12 страниц
    Dermatitis Kontak Alergi
    Rovan Meluganis Sigar Panjaitan
    Оценок пока нет
  • Sarpus Keratokonjungtivitis Atopik
    Sarpus Keratokonjungtivitis Atopik
    Документ25 страниц
    Sarpus Keratokonjungtivitis Atopik
    indah masriadewi
    Оценок пока нет
  • Keratosis
    Keratosis
    Документ15 страниц
    Keratosis
    fadliamali
    Оценок пока нет
  • 2
    2
    Документ6 страниц
    2
    Kuro Chan
    Оценок пока нет
  • Erupsi Alergi Obat
    Erupsi Alergi Obat
    Документ17 страниц
    Erupsi Alergi Obat
    Fazlia Adam
    Оценок пока нет
  • KONJUNGTIVITIS BAKTERI
    KONJUNGTIVITIS BAKTERI
    Документ36 страниц
    KONJUNGTIVITIS BAKTERI
    Tantya Setya Iswara
    Оценок пока нет
  • PBL Bercak Putih
    PBL Bercak Putih
    Документ37 страниц
    PBL Bercak Putih
    Alfina Alfiani
    100% (1)
  • Konjungtivitis
    Konjungtivitis
    Документ30 страниц
    Konjungtivitis
    Azizah Mansyur
    Оценок пока нет
  • Konjungtivitis
    Konjungtivitis
    Документ28 страниц
    Konjungtivitis
    Titik Fadhilla
    Оценок пока нет
  • KONJUNGTIVITIS
    KONJUNGTIVITIS
    Документ27 страниц
    KONJUNGTIVITIS
    Fakhrul Rozi
    Оценок пока нет
  • Kaspan KONJUNGTIVITIS
    Kaspan KONJUNGTIVITIS
    Документ30 страниц
    Kaspan KONJUNGTIVITIS
    isma dewi masithah
    Оценок пока нет
  • Konjungtivitis Vernal
    Konjungtivitis Vernal
    Документ23 страницы
    Konjungtivitis Vernal
    fakhrena
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Pustaka Konjungtivitis Gonorhea Ferlijan Abdima
    Tinjauan Pustaka Konjungtivitis Gonorhea Ferlijan Abdima
    Документ16 страниц
    Tinjauan Pustaka Konjungtivitis Gonorhea Ferlijan Abdima
    FerlijanAbdima
    Оценок пока нет
  • NEW
    NEW
    Документ21 страница
    NEW
    fadhillah islamyahpr
    Оценок пока нет
  • CSS Konjungtivitis IfanAbiNadya
    CSS Konjungtivitis IfanAbiNadya
    Документ31 страница
    CSS Konjungtivitis IfanAbiNadya
    Ifan Nicolas
    Оценок пока нет
  • CRS Konjungtivitis
    CRS Konjungtivitis
    Документ36 страниц
    CRS Konjungtivitis
    Ainani Tajrian
    Оценок пока нет
  • KONJUNGTIVITIS
    KONJUNGTIVITIS
    Документ41 страница
    KONJUNGTIVITIS
    kwon komurola
    Оценок пока нет
  • Referat Konjungtivitis Aulia Ayu
    Referat Konjungtivitis Aulia Ayu
    Документ37 страниц
    Referat Konjungtivitis Aulia Ayu
    Aulia Puspita
    Оценок пока нет
  • Referat Corpal Konjungtiva
    Referat Corpal Konjungtiva
    Документ17 страниц
    Referat Corpal Konjungtiva
    tri retno
    100% (1)
  • Referat Mata
    Referat Mata
    Документ56 страниц
    Referat Mata
    Ranny
    100% (1)
  • Konjungtivitis Vernalis
     Konjungtivitis Vernalis
    Документ39 страниц
    Konjungtivitis Vernalis
    Farah Nurul Fathinah
    Оценок пока нет
  • Referat Konjungtivitis
    Referat Konjungtivitis
    Документ49 страниц
    Referat Konjungtivitis
    Abiyya Farah Putri, MD
    100% (1)
  • Manajemen Etika, Disiplin, Dan Hukum
    Manajemen Etika, Disiplin, Dan Hukum
    Документ7 страниц
    Manajemen Etika, Disiplin, Dan Hukum
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Lampiran VER Jenazah Mr. X
    Lampiran VER Jenazah Mr. X
    Документ1 страница
    Lampiran VER Jenazah Mr. X
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • TANGGUNG JAWAB HUKUM TENAGA KESEHATAN
    TANGGUNG JAWAB HUKUM TENAGA KESEHATAN
    Документ12 страниц
    TANGGUNG JAWAB HUKUM TENAGA KESEHATAN
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Cover THT
    Cover THT
    Документ3 страницы
    Cover THT
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Translate
    Translate
    Документ10 страниц
    Translate
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Magister Ilmu Biomedis FK UNRI
    Magister Ilmu Biomedis FK UNRI
    Документ5 страниц
    Magister Ilmu Biomedis FK UNRI
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Translate
    Translate
    Документ10 страниц
    Translate
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan Lapkas Konjungtivitis Bakterial FM
    Pendahuluan Lapkas Konjungtivitis Bakterial FM
    Документ2 страницы
    Pendahuluan Lapkas Konjungtivitis Bakterial FM
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Korelasi Antara Glasgow Coma Scale Dan
    Korelasi Antara Glasgow Coma Scale Dan
    Документ6 страниц
    Korelasi Antara Glasgow Coma Scale Dan
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Cut Yenni Nurlisa Vignete
    Cut Yenni Nurlisa Vignete
    Документ5 страниц
    Cut Yenni Nurlisa Vignete
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Cover THT
    Cover THT
    Документ3 страницы
    Cover THT
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Korelasi Antara Glasgow Coma Scale Dan
    Korelasi Antara Glasgow Coma Scale Dan
    Документ6 страниц
    Korelasi Antara Glasgow Coma Scale Dan
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Tugas FM Weny
    Tugas FM Weny
    Документ32 страницы
    Tugas FM Weny
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Nama
    Nama
    Документ1 страница
    Nama
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Laporan Reumatik Fix
    Laporan Reumatik Fix
    Документ15 страниц
    Laporan Reumatik Fix
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Sanitasi Hari Ke 2
    Sanitasi Hari Ke 2
    Документ1 страница
    Sanitasi Hari Ke 2
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Konten Tas Spunbon
    Konten Tas Spunbon
    Документ2 страницы
    Konten Tas Spunbon
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Vignete K3
    Vignete K3
    Документ1 страница
    Vignete K3
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • 6603 - Vignette Nana THT
    6603 - Vignette Nana THT
    Документ3 страницы
    6603 - Vignette Nana THT
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Vignete K3
    Vignete K3
    Документ1 страница
    Vignete K3
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Sanitasi Hari Ke 2
    Sanitasi Hari Ke 2
    Документ1 страница
    Sanitasi Hari Ke 2
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Vignette IPD
    Vignette IPD
    Документ5 страниц
    Vignette IPD
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Vignete K3
    Vignete K3
    Документ1 страница
    Vignete K3
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • 6603 - Vignette Nana THT
    6603 - Vignette Nana THT
    Документ3 страницы
    6603 - Vignette Nana THT
    Weny Noralita
    Оценок пока нет
  • Renstra
    Renstra
    Документ2 страницы
    Renstra
    Weny Noralita
    Оценок пока нет